Disusun Oleh :
Kelompok 2
Tingkat III B/Semester V
1. Aprila 2018.C.10a.0958
2. Dantini 2018.C.10a.0963
3. Fitrialiyani 2018.C.10a.0967
4. Fredrick Immanuel 2018.C.10a.0968
5. Melatia Paska 2018.C.10a.0977
6. Rama 2018.C.10a.0981
7. Sarpika Yena Amalia 2018.C.10a.0985
8. Yuni Elia Kartika 2018.C.10a.0993
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................1
2.1 Konsep Penyakit ...............................................................................................4
2.1.1 Definisi....................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisologi.....................................................................................4
2.1.3 Etiologi....................................................................................................9
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................10
2.1.5 Fatofisiologi (WOC) .............................................................................12
2.1.6 Manifestasi Klinis .................................................................................13
2.1.7 Komplikasi ...........................................................................................13
2.1.8 Pemerikasaan Penunjang ......................................................................14
2.1.9 Penatalaksanaan Medis .........................................................................15
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan ..................................................................16
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................................21
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ...........................................................................25
2.3.3 Intervensi Keperawatan ..........................................................................25
2.3.4 Implementasi Keperawatan ....................................................................27
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ............................................................................27
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................28
3.1 Pengkajian ...................................................................................................28
3.2 Diagnosa ......................................................................................................40
3.3 Intervensi .....................................................................................................41
3.4 Implementasi ...............................................................................................45
3.5 Evaluasi .......................................................................................................45
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................48
4.1 Kesimpulan .................................................................................................48
4.2 Saran ............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sindrom Nefrotik akut (SNA) sering terjadi pada anak usia 5-12 tahun,
jarang terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Sekitar 97% kasus terjadi di negara
berkembang dan berkurang di industri atau negara maju. Terbukti, selama 2-3
tahun terakhir, kejadiannya telah menurun di Amerika Serikat dan juga di negara
lain, seperti Jepang, Eropa Tengah, Inggris Raya dan Korea Selatan. Hal ini
berkaitan dengan kondisi hygien yang baik, lingkungan yang sehat, serta
penggunaan antibiotik. WHO (world health organization) memperkirakan kasus
sindrom nefrotik akut terjadi kira-kira 472.000 kasus setiap tahunnya secara
global dengan 5.000 kematian setiap tahunnya. Kira-kira 404.000 kasus
dilaporkan terjadi pada anak-anak dan 456 terjadi pada negara berkembang
(Parmar, 2016).
Sindrom Nefrotik Akut (SNA) yang ditandai dengan gross hematuria,
oedema, hipertensi, dan insufisiensi ginjal. Gangguan ini sering terjadi pada
anakanak, disebabkan oleh infeksi kuman Streptococcus β-hemolyticus group A
strain
nephritogenic, dan 97% kasus terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia
pada tahun 2013-2017. Terdapat 67 sampel terdiri dari 48 (71,6%) Sindrom
Nefrotik Akut (SNA) dan 19 (25,3%) kasus yang tidak mengalami Sindrom
Nefrotik Akut (SNA). Berdasarkan analisis bivariat ditemukan 5 variabel yang
berhubungan dengan kejadian sindrom nefrotik akut yaitu jenis kelamin laki-laki,
usia ≥ 5 tahun, status sosial ekonomi rendah, gizi baik, dan musim hujan. Faktor
risiko yang tidak berhubungan dengan kejadian sindrom nefrotik akut ialah
pendidikan orang tua (Gunasekaran, 2015).
Sindrom Nefrotik Akut (SNA) mempunyai karakteristik berupa trias
gejala klasik yaitu oedema yang terjadi secara tiba-tiba, hematuria, dan hipertensi.
Meskipun gambaran klinisnya cukup jelas, tetapi hasil pemeriksaan laboratorium
dapat memberikan tambahan untuk mendukung diagnosis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi gambaran klinis dan komplikasi dari sindrom nefrotik akut
yang terjadi pada anak di RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado. Jenis penelitian
ialah retrospektif pada pasien-pasien dari periode Desember 2009-2014. Sebanyak
45 pasien di diagnosis sindrom nefrotik akut. Hasil penelitian mendapatkan bahwa
sebagian besar pasien (88,8%) berusia 5-12 tahun, hanya 5 pasien dengan usia ≤ 5
tahun. Anak laki-laki dua kali lebih sering terkena daripada anak perempuan.
Penyakit ini ditandai dengan oedema yang terjadi secara tiba-tiba (64,4%),
hipertensi (46,6%), urin berwarna seperti teh (33,3%), dan demam (28,8%).
Peningkatan titer ASTO di atas 250 Todd unit dijumpai pada 68,8% kasus. Dari
45 pasien, hanya 18 pasien yang diperkirakan nilai C3 dan hasilnya
memperlihatkan bahwa 18 pasien tersebut memiliki hasil C3 < 50 mg/dL.
Komplikasi yang sering terjadi ialah hipertensi ensefalopati (8,9%) dan (4,4%)
krisis hipertensi (Umboh, 2014).
Berdasarkan data di rumah sakit RSUD R. Syamsudin, SH, penyakit
sindrom nefrotik akut pada anak tidak termasuk penyakit terbesar di rumah sakit.
Terdapat kejadian kasus Sindrom Nefrotik Akut (SNA) termasuk langka pada
bulan Oktober 2018 hanya 1 orang dan Januari 2019 hanya ada 2 orang, walaupun
penyakit sindrom nefrotik akut jarang terjadi namun berdampak buruk pada anak
hingga menyebabkan kematian. Apabila tidak segera ditangani sindrom nefrotik
akut juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, meliputi malnutrisi,
penggumpalan darah, gangguan kolesterol, tekanan darah tinggi, dan gagal ginjal.
Sebagian besar sindrom nefrotik akut pada anak muncul lantaran penyebab yang
tidak diketahui.
Penderita Sindrom Nefrotik Akut (SNA) pada anak harus mendapat
perawatan yang cukup selama di rumah sakit. Perawatan anak di rumah sakit
merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak, hal ini disebabkan
oleh lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau
yang khas, pakaian putih petugas rumah sakit. Lingkungan sosial rumah sakit
seperti interaksi dengan sesama pasien anak ataupun interaksi dan sikap petugas
kesehatan menimbulkan perasaan takut, cemas, tegang dan perasaan tidak
menyenangkan lainnya yang sering dialami oleh anak. Maka dari itu, anak perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam proses tumbuh kembangnya.
Sehubungan dengan masalah yang muncul pada pasien dan melihat
fenomena di atas, maka dari itu kelompok merasa tertarik untuk menyusun
makalah yang berjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Anak
dengan Gangguan Sistem Perkemihan Akibat Sindrom Nefrotik Akut (SNA)”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada An. A dengan diagnosa medis
Sindrom Nefrotik Akut?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi Sindrom Nefrotik Akut
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 2005 dalam Rahma, 2012).
Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala gangguan klinis, meliputi
proteinuria masif > 3,5 gr/hr, hipoalbuminemia, edema, hiperlipidemia.
Manifestasi dari keempat kondisi tersebut yang sangat merusak membrane kapiler
glomerulus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas glomerulus (Muttaqin,
2012).
2.1.2 Anatomi Fisiologi
5. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan (Dukungan Mobilisasi I.05173, hal 30)
berhubungan dengan selama 1x8 jam diharapkan mobilisasi fisik Observasi :
kelemahan otot(D.0056. meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Hal 128 ) 1. Kekuatan otot pasien cukup meningkat. 2. Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
(5) 3. Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
2. Rentang gerak pasien cukup meningkat. sebelum memulai mobilisasi
(4) 4. Monitor kondisi umum selama melakukan
3. Nyeri menurun.(5) mobilisasi
4. Kecemasan pasien menurun. (5) Terapeutik :
5. Kelemahan fisik menurun. (5) 1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
6. Gerakan terbatas pasien menurun. (5) 2. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
7. Kekakuan sendi menurun. (5) 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
3. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
6 Resiko Syok Setelah dilakukan tindakan keperawatan ( Manajemen syok hipovolemik I.02050. hal. 222)
Hipovolemik selama 1x8 jam diharapkan Tingkat syok Observasi :
berhubungan dengan menurun dengan kriteria hasil : 1. Monitor status kardiopulmonal
perdarahan yang 1. Kekuatan nadi meningkat. (5) 2. Monitor status oksigenasi
berlebihan, pindahnya 2. Output urine meningkat. (5) 3. Monitor status cairan
cairan intravaskuler ke 3. Tingkat kesadaran meningkat. (5) 4. Periksa tingkat kesadaran dan respom pupil
ekstravaskuler. 4. Pucat pada wajah pasien menurun. (5) 5. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
(D.0039) 5. Tekanan nadi membaik. (5) adanya DOTS
6. Mean arterial pressure membaik.(5) Terapeutik :
7. Frekuensi napas membaik.(5) 1. Pertahankan jalan napas paten
8. Frekuensi nadi membaik. (5) 2. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturnasi oksigen >94%
3. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis,jika
perlu
4. Lakukan penekanan langsung (direct pressure)
pada pendarahan eksternal
5. Berikan posisi syok
6. Pasang jalur IV berukuran besar
7. Pasang kateter urine untuk dekompresi lambung
8. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
lengkap dean elektrolit
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2
L pada orang dewasa
2. Kolaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20
mL/kgBB pada anak
3. Kolaborasi pemberian transfuse darah, jika perlu
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan yang
pelaksanaannya berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada
langkah sebelumnya (intervensi).
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009).
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Manurung, 2011). Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien dan Keluarga
Nama pasien : An.A
Tanggal lahir/umur : 9 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Kelas 3 SD
Alamat : jalan menteng
3.1.2 Identitas Penangung jawab
Nama ayah : Tn.H
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA
Nama ibu : Ny.H
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerajaan : IRT
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal ( Ngastiyah, 2005 dalam Rahma, 2012).
Sindrom nefrotik adalah suatu kumpulan gejala gangguan klinis, meliputi
proteinuria masif > 3,5 gr/hr, hipoalbuminemia, edema, hiperlipidemia.
Manifestasi dari keempat kondisi tersebut yang sangat merusak membrane kapiler
glomerulus dan menyebabkan peningkatan permeabilitas glomerulus (Muttaqin,
2012). Menurut Mansjoer, 2010 Penyebab sindrom nefrotik yang pasti belum
diketahui, akhir- akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu suatu
reaksi antigenantibodi.
4.2 Saran
Penderita Sindrom Nefrotik Akut (SNA) pada anak harus mendapat
perawatan yang cukup selama di rumah sakit. Perawatan anak di rumah sakit
merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak, hal ini disebabkan
oleh lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan/ruang rawat, alat-alat, bau
yang khas, pakaian putih petugas rumah sakit. Lingkungan sosial rumah sakit
seperti interaksi dengan sesama pasien anak ataupun interaksi dan sikap petugas
kesehatan menimbulkan perasaan takut, cemas, tegang dan perasaan tidak
menyenangkan lainnya yang sering dialami oleh anak. Maka dari itu, anak perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam proses tumbuh kembangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliani, Rita. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Suharyanto, Toto , Abdul Madjid. 2009. Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika.
Israr, Yayan Akhar. 2008. Sidroma Nefrotik (SN). http://www.Belibis17.com.
diakses tanggal 29 Mei 2016.
Marloviana, Niken F. 2014. “Asuhan Keperawatan pada An.A Usia Toddler
(1,5tahun)Dengan Diagnosa Medis Nefrotik Sindrom di Ruang Alamanda
RSUD. dr. Hi. Abdoel Moeloek Provinsi Lampung”. Studi Kasus. STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.