Disusun Oleh :
CI AKADEMIK CI KLINIK
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN SINDROM NEFROTIK PADA ANAK
Ginjal mendapatkan darah dari arteri renalis yang merupakan cabang dari
aorta abdominalis. Arteri renalis memiliki cabang yang besar yaitu arteri
renalis anterior dan juga memiliki cabang yang kecil yaitu arteri renalis
posterior. Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan
ventral sedangkan cabang posterior memberikan darah untuk ginjal
posterior dan dorsal.
Diantara kedua cabang ini terdapat suatu garis yaitu Brudels Line yang
terdapat disepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat
pembuluh darah, sehingga kedua cabang ini akan menyebar hingga
kebagian anterior dan posterior dari kolisis sampai ke medula ginjal yang
terletak diantara piramid dan disebut dengan arteri interlobularis yang
berjalan tegak kedalam korteks dan berakhir sebagai vasa aferen
glomerulus untuk 1-2 glomerulus, ploksus kaliper sepanjang sepanjang
tubulus dan melingkar didalam korteks serta sebagai pembuluh darah yang
menembus kapsul Bowman.
Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen dan terdapat suatu
anyaman yang mengelilingi tubuli kontorti. Disamping itu ada cabang
yang lurus menuju pelvis renalis untuk memberikan darah pada ansa henle
dan duktus koligen yang dinamakan dengan arteri rektal. (Syaifuddin,
2012).
3. Etiologi
4. Patofisiologi
Kerusakan Glomerulus
Proteinuria
Sintesis
Hiperlipidemia protein & Hipoalbuminemia
Hipertensi Lipid
Edema
MK: Nyeri Sakit Kepala Kolesterol
Akut
SINDROMA NEFROTIK
Asites
Reabsorbsi
Cardiac
Na & Air Penurunan
Output Volume Cairan Hipoalbumi
Distensi Filtrasi
Menurun Vaskuler Menurun nemia
Abdomen Volume Glomerulus
Perfusi Darah Intravaskuler
Protein Stimulasi Renin- Tekanan Osmotik
Menekan Ke Otak Angiotensis
Beban Kerja Terfiltrasi Plasma Menurun
Diafragma Menurun
Jantung
Meningkat Sekresi ADH
MK: Risiko Tekanan
Penurunan Ketidakefektifan Penurunan Ig Hidrostatik
Ekspansi Perfusi Jaringan Kontraaktivitas G & Ig A Meningkat
Ventrikel Reabsorbsi Na &
Paru Otak Air Meningkat
Menurun Imunitas
Menurun Perpindahan
Volume Sekresi Cairan dari
Dyspnea, Decompensasi
Urine menurun Intravaskuler
Takipnea, Cordis MK :
Ke Intrastisial
Tarikan Risiko
Dinding Infeksi MK : Gangguan
Aritmia, Bradicardi,
Dada Eliminasi Urine
Perubahan EKG,
Edema,
MK :
Ketidakefektifan MK: Penurunan
Pola Napas Curah Jantung
Bowel Bone
Cairan Intravaskuler
Hipovolemik
MK: Risiko
Syok
Hipovolemik
Bagan 2.1
WOC Sindroma Nefrotik
Sumber: Price & Wilson,
2006
1. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis
2. Sistem Pencernaan
3. Sistem Pernapasan
4. Sistem Perkemihan
7. Penatalaksanaan
Menurut Betz & Sowden, (2009) penatalaksanaan medis untuk
sindrom nefrotik meliputi :
1. Pemberian kortikosteroid seperti prednison atau prednisolon untuk
menginduksi remisi. Dosis akan diturunkan setelah 4 sampai 8 minggu
terapi. Jika pasien mengalami kekambuhan, maka perlu diberikan
kortikosteroid dengan dosis tinggi untuk beberapa hari.
2. Penggantian protein, hal ini dapat dilakukan dengan pemberian albumin
melalui makanan atau melalui intravena.
3. Pengurangan edema.
1. Terapi diuretik, hendaknya terapi ini diberikan lebih cermat guna
mencegah terjadinya penurunan volume intravaskuler, pembentukan
trombus maupun ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Membatasi pemberian natrium.
4. Mempertahankan keseimbangan elektrolit.
5. Pengobatan nyeri untuk mengatasi ketidaknyamanan yang berhubungan
dengan edema maupun tindakan medis yang dilakukan kepada pasien.
6. Pemberian antibiotik seperti penisilin oral atau jenis lain, mengingat
pasien dengan sindroma nefrotik rentan terkena infeksi akibat daya tahan
tubuhnya yang rendah.
7. Terapi Imunosupresif untuk anak yang gagal berespon dengan terapi
steroid.
1. Diit tinggi protein sebanyak 2-3 gr/Kg BB dengan garam minimal bila
edema masih berat. Bila edema sudah berkurang, maka dapat diberikan
sedikit garam ( Buku Kuliah IKA Jilid II).
2. Mencegah infeksi juga perlu dilakukan, karena anak kemungkinan akan
menderita tuberkulosis. Bila terjadi infeksi beri terapi antibiotik.
3. Kondisi alkalosis akibat hipokalemia dapat dibantu dengan pemberian
terapi KCl.
4. Kondisi hipertensi pada klien dapat diatasi dengan pemberian obat-obatan
antihipertensif seperti resephin atau pemblok beta dengan efek samping
penurunan laju filtrasi glomerulus dan harus digunakan dengan sangat
hati-hati.
5. Berikan diuretik untuk mengatasi edema
6. Berikan terapi kortikosteroid. International Kooperative Study Of Kidney
Disease in Children (ISKDC) mengajukan cara pengobatan sebagai
berikut:
1. Selama 28 hari prednison diberikan peroral dengan dosis 60 mg/hari/luas
permukaan badan dengan maksimum 80 mg/hari/luas permukaan badan.
2. Kemudian dilanjutkan dengan prednison per oral 28 hari dengan dosis 40
mg/hari/lpb, setiap 3 hari dalam seminggu diberikan dosis 60 mg/hari/lpb.
8. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Sindroma Nefrotik
• Pengkajian
Pengkajian pada pasien dengan kasus Sindroma Nefrotik meliputi:
• Identitas, seperti :nama, tempat tanggal lahir/umur, berat
badan lahir, panjang badan lahir, serta apakah bayi lahir
cukup bulan atau tidak, jenis kelamin, anak ke, jumlah
saudara dan identitas orang tua.
• Keluhan Utama
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluhkan sembab pada beberapa
bagian tubuh anak seperti pada wajah, mata, tungkai serta
bagian genitalia. Orang tua anak biasanya juga mengeluhkan
anaknya mudah demam dan daya tahan tubuh anaknya terbilang
rendah.
• Riwayat Pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan
pertumbuhan karena keletihan akibat lambung yang mengalami
tekanan oleh cairan intrastisial dan memberikan persepsi
kenyang pada anak.
• Pemeriksaan Fisik
• TTV
• Tekanan Darah: Pada masa anak-anak tekanan darah
sistole normal 80 sampai 100 mmHg dan nilai diastole
normal 60 mmHg. Anak dengan hipovolemik akan
mengalami hipotensi, maka akan ditemukan tekanan darah
kurang dari nilai normal atau dapat ditemukan anak
dengan hipertensi apabila kolesterol anak meningkat.
• Nadi: berdasarkan usia, frekuensi nadi anak usia 2-6 tahun
105x/ menit, frekuensi nadi anak usia 6-10 tahun
95x/menit, frekuensi nadi anak usia 10-14 tahun 85x/menit
dan frekuensi nadi anak usia 14-18 tahun 82x/menit.
• Pernapasan: frekuensi napas anak usia 2-6 tahun 21-
30x/menit, anak 6 sampai 10 tahun 20-26x/menit dan anak
usia 10-14 tahun 18-22x/menit.
• Postur
BB Ideal: bagi anak usia 2-12 tahun dengan cara 2n (umur
dalam tahun) + 8. Perlu ditanyakan kepada orangtua, BB anak
sebelum sakit untuk menentukan adanya peningkatan BB pada
anak dengan sindroma nefrotik. Edema pada anak juga dapat
ditandai dengan peningkatan Berat Badan >30%.
• Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, normalnya
Jugularis Vein Distention (JVD) terletak 2 cm diatas angulus
sternalis pada posisi 450, pada anak dengan hipovolemik akan
ditemukan JVD datar pada posisi supinasi, namun pada anak
dengan hipervolemik akan ditemukan JVD melebar sampai ke
angulus mandibularis pada posisi anak 450.
• Mata
Biasanya pada pasien dengan Sindroma Nefrotik mengalami
edema pada periorbital yang akan muncul pada pagi hari
setelah bangun tidur atau konjunctiva terlihat kering pada anak
dengan hipovolemik.
• Hidung
Pada pemeriksaan hidung secara umum tidak tampak kelainan,
namun anak dengan Sindroma Nefrotik biasanya akan
memiliki pola napas yang tidak teratur sehingga akan
ditemukan pernapasan cuping hidung.
• Mulut
Terkadang dapat ditemukan sianosis pada bibir anak akibat
penurunan saturasi oksigen. Selain itu dapat ditemukan pula
bibir kering serta pecah-pecah pada anak dengan hipovolemik .
• Kardiovaskuler
• Inspeksi, biasanya tampak retraksi dinding dada akibat pola
napas yang tidak teratur
• Palpasi, biasanya terjadi peningkatan atau penurunan denyut
jantung
• Perkusi, biasanya tidak ditemukan masalah
• Auskultasi, biasanya auskultasi akan terdengar ronki serta
penurunan bunyi napas pada lobus bagian bawah
Bila dilakukan EKG, maka akan ditemukan aritmia,
pendataran gelombang T, penurunan segmen ST, pelebaran
QRS, serta peningkatan interval PR.
• Paru-Paru
1. Inspeksi, biasanya tidak ditemukan kelainan
2. Palpasi, biasanya dapat ditemukan pergerakan fremitus tidak simetris bila
anak mengalami dispnea
3. Perkusi, biasanya ditemukan sonor
4. Auskultasi, biasanya tidak ditemukan bunyi napas tambahan. Namun,
frekuensi napas lebih dari normal akibat tekanan abdomen kerongga dada.
9. Abdomen
1. Inspeksi, biasanya kulit abdomen terlihat tegang dan mengkilat bila anak
asites
2. Palpasi, biasanya teraba adanya distensi abdomen dan bila diukur lingkar
perut anak akan terjadi abnormalitas ukuran
3. Perkusi, biasanya tidak ada kelainan
4. Auskultasi, pada anak dengan asites akan dijumpai shifting dullness
10. Kulit
Biasanya, pada anak Sindroma Nefrotik yang mengalami diare
akan tampak pucat serta keringat berlebihan, ditemukan kulit
anak tegang akibat edema dan berdampak pada risiko
kerusakan integritas kulit.
11. Ekstremitas
Biasanya anak akan mengalami edema sampai ketungkai bila
edema anasarka atau hanya edema lokal pada ektremitas saja.
Selain itu dapat ditemukan CRT > 2 detik akibat dehidrasi.
12. Genitalia
Biasanya pada anak laki-laki akan mengalami edema pada
skrotum dan pada anak perempuan akan mengalami edema
pada labia mayora.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Urine
1. Urinalisis
1. Proteinuria, dapat ditemukan sejumlah protein dalam
urine lebih dari 2 gr/m2/hari.
2. Ditemukan bentuk hialin dan granular.
3. Terkadang pasien mengalami hematuri.
2. Uji Dipstick urine, hasil positif bila ditemukan protein dan
darah.
3. Berat jenis urine akan meningkat palsu karena adanya
proteinuria ( normalnya 50-1.400 mOsm).
4. Osmolaritas urine akan meningkat.
2. Uji Darah
2. Monitor Cairan
1. Tentukan riwayat,
jumlah dan tipe
intake/output
2. Monitor serum dan
elektrolit urine
3. Monitor TD, HR
dan RR
4. Catat intake/output
akurat
3.
Monitor tanda-tanda
vital
1. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu
dan status
pernapasan dengan
tepat
2. Monitor irama dan
laju pernapasan
3. Monitor warna kulit,
suhu dan
kelembaban
4. Monitor sianosis
sentral dan perifer
2. Ketidakefektifan pola 1. Status 1. Monitor pernapasan
napas pernapasan 1. Monitor kecepatan,
Batasan Karakteristik : irama, kedalaman
1. Bradipnea Kriteria hasil : dan kesulitan dalam
2. Penurunan 1. Frekuensi bernapas
tekanan ekspirasi pernapasan 2. Catat pergerakan
3. Pernapasan 2. Irama dada, catat
cuping hidung pernapasan ketidaksimetrisan,
4. Fase ekspirasi 3. Kedalaman penggunaan otot-
memanjang inspirasi otot bantu
5. Pernapasan bibir 4. Suara pernapasan dan
Faktor Berhubungan auskultasi retraksi dada
dengan : pernapasan 3. Monitor suara napas
1. Obesitas 5. Penggunaan tambahan seperti
2. Nyeri otot bantu ngorok
3. Posisi tubuh napas 4. Monitor pola napas
6. Retraksi (misalnya:bradipnea
dinding dada ,takipnea,
7. Sianosis hiperventilasi,
8. Pernapasan kusmaul)
cuping 5. Palpasi kesimetrisan
hidung ekspansi paru
6. Monitor
peningkatan
kelelahan,
kecemasan dan
kekurangan udara
pada pasien
Manajemen Jalan
Napas
1. Atur posisi pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
2. Catat adanya suara
napas tambahan
Monitor tanda-tanda
vital
1. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu dan
status pernapasan
dengan tepat
2. Monitor irama dan
laju pernapasan
3. Monitor warna kulit,
suhu dan
kelembaban
4. Monitor sianosis
sentral dan perifer
3 Nyeri Akut 1. Kontrol nyeri Manajemen nyeri
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : Lakukan pengkajian
1. Perubahan 1. Mengenali nyeri komprehensif
tekanan darah kapan terjadi yang meliputi lokasi,
2. Perubahan nyeri karakteristik, durasi,
frekuensi 2. Menggunaka frekuensi,kualitas,int
pernapasan n tindakan ensitas dan faktor
3. Mengekspresikan pengurangan pencetus
dengan perilaku nyeri non Kendalikan faktor
4. Melaporkan nyeri analgetik lingkungan yang
secara verbal 3. Melaporkan dapat mempengaruhi
Faktor yang nyeri yang terjadinya nyeri
berhubungan : terkontrol seperti suhu
2. Tingkat nyeri Ajarkan prinsip
1. Agen cedera biologis
Kriteria Hasil : managemen nyeri
1. Nyeri yang (teknik relaksasi)
dilaporkan Dukung istirahat yang
2. Ekspresi adekuat untuk
nyeri wajah mengurangi nyeri
Monitor kepuasan klien
terhadap
managemen nyeri
yang diberikan
kepada klien
Pemberian analgetik
1. Cek perintah
pengobatan meliputi
nama, dosis dan
frekuensi
2. Cek adanya riwayat
alergi obat
3. Monitor tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian terapi
4. Berikan terapi sesuai
dengan waktu
paruhnya terutama
saat nyeri hebat
5. Evaluasi keefektifan
terapi analgetik
Aplikasi panas /
dingin
1. Jelaskan
penggunaan aplikasi
panas atau dingin,
alasan dan pengaruh
terhadap nyeri
2. Pertimbangkan
kondisi kulit dan
kontraindikasi
3. Bungkus perangkat
panas/dingin dengan
media seperti kain
4. Tentukan durasi
pengaplikasian
berdasarkan respon
verbal, perilaku, dan
biologis individu
4 Risiko infeksi 1. Kontrol Kontrol Infeksi
Batasan Karakteristik : risiko1:. proses 1. Batasi jumlah
1. Kerusakan integritas infeksi Kriteria pengunjung
kulit Hasil : 2. Anjurkan pasien
2. Statis cairan tubuh 1. Mengidentifi mengenai teknik
3. Penurunan kasi faktor cuci tangan yang
hemoglobin risiko infeksi benar
4. Vaksinasi tidak 2. Mengidntifik 3. Anjurkan
adekuat asi tanda dan pengunjung untuk
gejala infeksi mencuci tangan saat
3. Menggunaka memasuki dan
n alat meninggalkan
pelindung ruangan pasien
diri
4. Mencuci Monitor nutrisi
tangan 2. 1. Timbang berat badan
2. Status nutrisi pasien
Kriteria hasil : 2. Lakukan pengukuran
1. Asupan gizi antropometri pada
2. Asupan komposisi tubuh
makanan 3. Monitor
3. Ratio berat
badan/tinggi kecenderungan naik
badan dan turunnya berat
4. hidrasi badan anak
4. Identifikasi
perubahan berat
badan terakhir
3. Pengecekan kulit
1. Amati warna,
kehangatan,
bengkak, pulsasi,
tekstur, edema dan
ulserasi pada
ekstremitas
2. Monitor warna dan
suhu kulit
3. Monitor warna kulit
untuk memeriksa
adanya ruam atau
lecet
4. Monitor kulit untuk
adanya kekeringan
atau kelembaban
5. Monitor infeksi,
terutama dari daerah
edema
5 Diare 1. Eliminasi 1. Manajemen
Batasan Karakteristik : Usus Diare
1. Bising usus hiperaktif Kriteria Hasil: 1. Tentukan riwayat
2. Nyeri abdomen 1. Pola diare
sedikitnya tiga eliminasi 2. Intruksikan pasien
kali defekasi 2. Warna feses atau anggota
perhari 3. Suara bising keluarga untuk
3. Kram usus mencatat warna,
Faktor yang volume, frekuensi
berhubungan : dan konsistensi tinja
3. Anjurkan pasien
1. Proses infeksi dan
menghindari
parasit
makanan pedas dan
2. malabsorbsi
yang menimbulkan
gas dalam perut
4. Monitor tanda dan
gejala diare
5. Monitor kulit
perinium terhadap
adaya iritasi dan
ulserasi
6. Ukur diare atau
1. Implementasi Keperawatan
Peneliti melakukan semua imlementasi berdasarkan tindakan yang
telah direncanakan pada intervensi, pada kedua partisipan tidak dapat
dilakukan tindakan pemantauan nilai elektrolit serum karena
pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan pada awal saat pasien
masuk. Pada masalah kelebihan volume cairan yang dialami kedua
participant telah dilakukan tindakan keperawatan meliputi a)
menimbang berat badan anak setiap hari, b) memonitor tanda-tanda
vital meliputi TD, nadi, pernapasan dan suhu, c) memantau retensi
cairan dengan menilai adannya piting edema, d) menilai luas dan
lokasi edema, e) memantau intake/output perhari, f) memberikan terapi
diuretik sesuai medikasi.
2. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dari tanggal 24–30 Mei 2017 dengan metode
penilaian Subjektiv, Objektiv, Assasment, Planning (SOAP) untuk
mengetahui keefektifan dari tindakan yang telah dilakukan. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan pada partisipan I selama 5 hari untuk
masalah keperawatan kelebihan volume cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi ditemukan data subjektif ibu
mengatakan sembab pada bagian mata anak sudah berkurang dan anak
sudah tidak rewel, Sedangkan data objektif diperoleh TD 130/90
mmHg, nadi 113x/i, pernapasan 22x/i, suhu 36,9oC, namun berat badan
anak masih 12 kg. Masih terdapat edema pada ekstremitas dan skrotum
serta asites. balance cairan +150 cc. Kriteria yang harus dicapai adalah
Tekanan Darah dalam batas normal, Keseimbangan intake dan output
dalam 24 jam, Berat badan stabil, edem berkurang, tidak ditemukan
asites, nilai elektrolit dalam batas normal.
LAPORAN KASUS
PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN ANAK
TENTANG
(Sindrom Nefrotik Pada Anak)
Disusun Oleh :
CI AKADEMIK CI KLINIK
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021/2022
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK
1. Pengkajian
Hari Tanggal Jam
Waktu Pengkajian Rabu 24 Mei 2017 15.00 wib
KELUHAN UTAMA Ny.J mengatakan An.A masuk ruang HCU anak RSUD Padang
Pariaman pada 22 Mei 2022 pukul 22.05 wib rujukan
RSUD.Pariaman karena sembab pada seluruh bagian tubuh anak,
urine anak keluar sedikit dan disertai darah
Saat dilakukan pengkajian pada 24 Mei 2017 pukul 16.00 wib Ny.J mengatakan
anaknya mengalami sembab pada hampir seluruh bagian tubuh (mata, pipi, perut,
kaki, tangan, kelamin). Ny.J mengatakan berat badan anak saat ini 12 kg sementara
sebelum sakit hanya 9,5 kg.
Ny.J mengatakan anaknya sudah pernah dirawat 3x karena penyakit yang sama dan
anak mudah demam. Sembab pada An.A akan selalu timbul saat anak mengkonsumsi
makanan siap saji.
1. Prenatal
Riwayat gestasi G1P1A0H1
HPHT 30 Mei 2013
Pemeriksaan kehamilan Bidan
Frekuensi Teratur
Masalah waktu hamil Ada, mual muntah
Sikap ibu terhadap kehamilan Positif
Emosi ibu pada saat hamil Stabil
Obat-obatan yang digunakan Ada, vit.C dan tablet zinc
Perokok Tidak
Alkohol Tidak
2. Intranatal
Tanggal persalinan 24 maret 2019
BBL / PBL 2900 gr / 49 cm
Tempat persalinan Rumah Sakit
Penolong persalinan Dokter
Jenis persalinan Sectio Caesaria (SC)
Penyulit persalinan ada, panggul sempit
Post natal (24 jam)
APGAR skor Menit ke-1 = 8 Menit ke-5 = 10
3.
Pemberian Vit K Ada
Koord. reflek hisap dan reflek Baik
menelan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Tidak
BBLR : Perawatan kangguru Tidak
Kelainan kongenital tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga pernah Ada, penyakit ISPA dan diare
sakit
Riwayat penyakit keturunan Tidak ada
Genogram
Ket :
• : Laki-laki O : Perempuan
©/• : Klien
• /O : Meninggal
c
: Menikah ╫ : Cerai
: Saudara
: Tinggal serumah
III. RIWAYAT IMUNISASI
BCG • Simpulan :
DPT •1 •2 •3
Polio •1 •2 •3 •4 • lengkap sesuai usia
Hepatitis B •0 •1 •2 •3 • tidak lengkap
Campak •
IV.Lingkungan
Ny.J mengatakan dilingkungan rumah terdapat kandang ayam, didalam rumah
klien memelihara seekor kucing dan terdapat wc selain itu, ayah dan suami Ny.J
merokok memiliki kebiasaan merokok. Diluar rumah klien terdapat septictank dan
tempat pembakaran sampah. Sumber air minum yang dikonsumsi klien adalah air
galon.
V. PENGKAJIAN KHUSUS
A. ANAK
Pemeriksaan Fisik
1. a. Kesadaran CM
GCS : E4M6V5 Jumlah : 15
b. Tanda Vital Suhu : 36,8 oC RR : 24 x/m HR :112 x/m TD : 150/100 mmHg
c. Posture BB : 12 kg PB/TB : 85 cm
e. Mata simetris
Sklera : tidak ikterik Konjungtiva : tidak anemis
Reflek cahaya : positif Palbebra : edema
Pupil : isokor
Perkusi : sonor
Perkusi : timpani
Lingkar : 61 cm
perut
l. Kulit Turgor : Kembali cepat
Kelembaban: Lembab
Warna: Merah muda
3) Kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi dan makanan dari rumah sakit berupa nasi, lauk, sayur, buah (MB
cairan Nefrotik 1100 kkal, protein 20 gr/day, garam 1 gr/day) dan habis 1
porsi. Sedangkan cairan yang dikonsumsi anak selama 1 hari ±1200
cc. Anak mengatakan porsi makan yang diberikan kurang.
2. Istirahat dan Siang Malam
tidur Pola tidur : teratur Pola tidur : teratur
Jumlah jam tidur :3 jam/hari Jumlah jam tidur :8 jam/hari
Masalah :tidak ada Masalah :tidak ada
3. Eliminasi BAK : Frek 5x/hari, Jumlah ±900 cc, Warna kuning kecokelatan
Masalah :pernah mengalami hematurie
BAB : Frek 1x/hari
Konsistensi lembek
Masalah :tidak ada
4. Personal Frek. Mandi : 1 x/hr Cuci rambut : 7 x/mg Sikat gigi :2x/hr
higiene Masalah :tidak ada
5. Aktivitas Dengan teman sebaya
bermain
6. Rekreasi Pola rekreasi keluarga : tidak teratur
VI. DATA PENUNJANG
Laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pada 22 Mei 2017 diperoleh total
protein 3,2 gr/dL (6,6-8,7 gr/dL), albumin 1,1 gr/dL(3,8-5,0 gr/dL), nilai
natrium 128 Mmol/L (136-145 Mmol/L) dan kalsium 7,6 mg/dL (8,1-10,4
mg/dL). Sedangkan hasil urinalisa pada 22 Mei 2017 diperoleh protein +2
dalam urine.
Terapi medis Pada 24 Mei 2017, An.A mendapatkan terapi medis antara lain Prednison
1-1-2 tab, Captopril 3x12,5 mg, Nifedipin 3x2 mg, Lasix 2x10 mg,
Simfastatin 1x10 mg, Cefixime 2x25 mg
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Kelebihan asupan Kelebihan volume
1. Ny.J mengatakan anaknya cairan cairan
mengalami sembab pada
hampir seluruh bagian
tubuh,
2. Ny.J mengatakan anak juga
sedikit rewel
DO:
1. anak minum ±1200 cc dan
BAK ±900 cc.
2. Piting edema positif pada
palpebra, pipi, punggung
tangan hingga batas lengan,
punggung kaki hingga paha,
skrotum, abdomen,
3. anak terlihat gelisah,
4. BB anak 12 kg, sebelum sakit
9,5 kg.
5. nilai natrium 128 Mmol/L
dan kalsium 7,6 mg/dL.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
2. Risiko infeksi dengan faktor risiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi Keperawatan
5. Monitor Cairan
5. Tentukan riwayat,
jumlah dan tipe
intake/output
6. Monitor serum
dan elektrolit
urine
7. Monitor TD, HR
dan RR
8. Catat
intake/output
akurat
6. Monitor tanda-tanda
vital
5. Monitor tekanan
darah, nadi, suhu
dan status
pernapasan
dengan tepat
6. Monitor irama dan
laju pernapasan
7. Monitor warna
kulit, suhu dan
kelembaban
8. Monitor sianosis
sentral dan perifer
2 Risiko infeksi 3. Kontrol risiko: Kontrol Infeksi
dengan faktor risiko prose4s. infeksi 4. Batasi jumlah
ketidakadekuatan Kriteria Hasil : pengunjung
pertahanan 5. Mengidentifikasi 5. Anjurkan pasien
sekunder faktor risiko mengenai teknik
infeksi cuci tangan yang
6. Mengidntifikasi benar
tanda dan gejala 6. Anjurkan
infeksi pengunjung untuk
7. Menggunakan alat mencuci tangan
pelindung diri saat memasuki dan
8. Mencuci tangan meninggalkan
4. Status nutrisi ruangan pasien
Kriteria hasil :
5. Asupan gizi
6. Asupan makanan 5. Monitor nutrisi
7. Ratio berat 5. Timbang berat
badan/tinggi badan badan pasien
8. Hidrasi 6. Lakukan
pengukuran
antropometri pada
komposisi tubuh
7. Monitor
kecenderungan
naik dan turunnya
berat badan anak
8. Identifikasi
perubahan berat
badan terakhir
6. Pengecekan kulit
6. Amati warna,
kehangatan,
bengkak, pulsasi,
tekstur, edema
dan ulserasi pada
ekstremitas
7. Monitor warna dan
suhu kulit
8. Monitor warna
kulit untuk
memeriksa adanya
ruam atau lecet
9. Monitor kulit
untuk adanya
kekeringan atau
kelembaban
10. Monitor
infeksi, terutama
dari daerah edema
3 Defisiensi 5. Pengetahuan: Diet yang 1. Pengajaran:
pengetahuan disarankan peresepan diit
berhubungan Kriteria Hasil : 1. Kaji pola
dengan kurangnya 1. Mengetahui makan pasien
informasi makanan yang saat ini dan
diperbolehkan dan sebelumnya,
dilarang selama termasuk
diet makanan yang
2. Mengetahui disukai dan
manfaat diet yang pola makan
dianjurkan saat ini
3. Mengetahui porsi 2. Kaji adanya
makanan yang keterbatasa
disarankan finansial yang
dapat
mempengaru
hi
3. Ajarkan
pasien dan
keluarga
nama
makanan yang
sesuai dengan
diit yang
disarankan
4. Jelaskan pada
pasien
mengenai
tujuan
kepatuhan
terhadap diit
2. Manajemen
hipervolemi
1. Monitor
intake/output
2. Monitor
edema perifer
3. Batasi asupan
natrium
sesuai indikasi
3. Manajemen berat
badan
1. Hitung berat
badan ideal
pasien
2. Diskusikan
dengan
keluarga
kondisi medis
yang
mempengaru
hi berat badan
4. Implementasi Keperawatan
Disusun Oleh :
CI AKADEMIK CI KLINIK
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021/2022