C. Materi : (terlampir)
F. StrategiPelaksanaan
F. SETTING TEMPAT
G. PENGORGANISIAN
1. Leader : Leliana
2. Fasilitator : Dadang Dwi P
Ike Pennysa M.I
3. Observasi : Ayu Ari Kristanti
H. Evaluasi
1. Struktur
a. Semua alat tersedia lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Tim penyuluhan hadir 15 menit sebelum acara dimulai.
2. Proses
a. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
b. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Hasil
a. Peserta mengerti tentang pencegahan diare.
b. Peserta mampu menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan,
dan pengobatan.
MATERI PENYULUHAN
1. PENGERTIAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya disertai dengan
luka pada jaringan lunak disekitarnya, kerusakan otot, ruptur tendon, kerusakan
pembuluh darah dan luka organ-organ tubuh.
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis,
lokasi, dan luasnya. Biasanya disebabkan oleh stress pada tulang yang melebihi daya
tahan tulang (smeltzer, 2010)
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang femur, baik pada bagian
kaput, kolum, trokhanter femur, atau pada daerah kondiler/ supra kondiler (daerah lutut)
2. KLASIFIKASI
Ada 2 tipe dari fraktur femur, yaitu:
1. Fraktur Intrakapsuler Femur yang terjadi di dalam tulang sendi, panggul dan melalui
kepala femur (Capital Fraktur)
a. Terjadi di luar sendi dan kapsul, melalui trokhanter femur yang lebih besar / yang
lebih kecil / pada daerah intertrokhanter.
b. Terjadi di bagian distal menuju leher femur tetapi tidak lebih dari 2 inci di bawah
trokhan terkecil.
2. Fraktur Ekstrakapsuler
a. Hanya dibawah kepala femur
b. Melalui leher dari femur
3. PENYEBAB FRAKTUR
1. Trauma langsung/direct trauma, yaitu apabila fraktur terjadi di tempat, dimana bagian
tersebut mendapat ruda paksa misalnya benturan pukulan yang mengakibatkan patah
tulang.
2. Trauma yang tidak langsung/indirect trauma, contoh penderita jatuh dengan lengan
dalam keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pergelangan tangan.
3. Trauma ringan pun dapatmenyebabkanterjadinyafrakturbilatulangitusendirirapuh/ada
“underlying disease” dalam hal ini disebut fraktur patologis
4. TANDA DAN GEJALA
1. Sakit (nyeri)
2. Inspeksi
3. Bengkak
4. Deformitas
5. Palpasi
6. Nyeri
7. Nyerisumbu
8. Krepitasi
9. Gerakan
10. Aktif (tidak bisa – fungsiolasea)
5. PENATALAKSANAAN
Prinsipnya ada 2 jenis yaitu konservatif dan operatif, criteria untuk menentukan
pengobatan dapat dilaksanakan secara konservatif (operatif) selamanya tidak absolut.
1. Sebagai pedoman dapat dikemukakan sebagai berikut.
Cara Konservatif
1. Anak-anak dan remaja, dimana masih ada pertumbuhan tulang panjang
2.Adanya infeksi/diperkirakan dapat terjadi infeksi
3. Jenis fraktur tidak cocok untuk pemasangan fiksasi internal
4. Ada kontraindikasi untuk dilakukan operasi