ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN POLIO
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Illahi Robbi atas segala
nikmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Polio, makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu komponen tugas pada mata kuliah penyakit tropis di (UMPRI)Fakultas
Kesehatan S1 Ilmu Keperawatan.
Demikian akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya terima kasih.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Poliomielitis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus polio
dan biasanya menyerang anak-anak dengan gejala lumpuh layuh akut
(AFP=Acute Flaccid Paralysis). Program eradikasi polio global telah
dicanangkan oleh WHO dengan target dunia bebas polio tahun 2008,
sedangkan Indonesia bebas polio ditargetkan pada tahun 2005.
Saat ini Indonesia sebenarnya sudah dapat dikatakan bebas polio karena sejak
tahun 1996 tidak diketemukan lagi virus polio liar dari kasus kasus AFP yang
diambil spesimen fesesnya. Akan tetapi mengingat kinerja surveilans AFP
yang jelek pada tahun 2000 dan 2001 (AFP rate <1/10.000) (1)dan cakupan
imunisasi polio yang juga rendah (<80%) di beberapa daerah seperti Gorontalo,
Maluku, Maluku Utara dan Papua, WHO menyatakan bahwa Indonesia harus
melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang ke IV.
2.1 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
b. Etiologi
Penyebab poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3
yaitu :
1. Tipe I (Brunchilde)
2. Tipe II (Lansing)
6
c. Klasifikasi
Ada 2 klasifikasi yaitu :
1. Polio non-paralisis Polio non-paralisis menyebabkan demam,
muntah, sakit perut, lesu, densesitif. Terjadi kram otot pada leher
dan punggung. Otot terasa lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis kurang dai 1% orang yang terinfeksi virus polio
berkembang menjadi polio paralisis atau menderita kelumpuhan.
Polio paralisis dimulai dengan demam. Lima sampai tujuh hari
berikutnya akan muncul gejala dan tanda-tanda lain, seperti: sakit
kepala, kram otot leher dan punggung, sembelit/kostipasi, sensitive
terhadap rasa raba.
Polio paralisis dikelompokkan sesuai dengan lokasi
terinfeksinya,yaitu:
1) Polio SpinalStrain Polio SpinalStrain poliovirus ini menyerang
saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan padabatang tubuh dan otot tungkai.
7
d. Manifestasi Klinis
Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Poliomielitis asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak
terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak
terdapat gejala klinik sama sekali.
9
e. Patofisologi
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunan syaraf tertentu.
Tidak semua neuron yang terkena mengalami kerusakan yang sama
dan bila ringan sekali dapat terjadi penyembuhan fungsi neuron dalam
10
f. Pathway
Virus Polio
Mengenai daerah
g. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan lab:
Pemeriksaan darah tepi perifer
Cairan serebrospinal
Pemeriksaan serologic
Isolasi virus voli
2. Pemeriksaan radiology
3. Pemeriksaan MRI dapat menunjukkan kerusakan kerusakan di
daerah kolumna anterior
4. Pemeriksaan likor memberikan gambaran sel dan bahan kimia
(kadar gula dan protein).
5. Pemeriksaan histologik corda spinalis dan batang otak untuk
menentukan kerusakan yang terjadi pada sel neuron.
h. Penatalksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
1) Poliomielitis aboratif
Diberikan analgetk dan sedative
Diet adekuat
Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya
dicegah aktifitas yang berlebihan selama 2 bulan kemudian
diperiksa neurskeletal secara teliti.
2) Poliomielitis non paralitik
Sama seperti aborif
Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan
dengan kompres hangat selama 15 – 30 menit,setiap 2 – 4 jam.
3) Poliomielitis paralitik
Perawatan dirumah sakit
12
Istirahat total
Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
Fisioterafi
Akupuntur
Interferon
Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis
abortif diatasi dengan istirahat 7 hari jika tidak terdapat gejala
kelainan aktifitas dapat dimulai lagi.Poliomielitis paralitik/non
paralitik diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2
minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap saat dapat
terjadi paralysis pernapasan.
Fase akut :
Analgetik untuk rasa nyeri otot. Lokal diberi pembalut hangat
sebaiknya dipasang footboard (papan penahan pada telapak
kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap
tungkai..Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek
menelan tergaggu sehingga dapat timbul bahaya pneumonia
aspirasi dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah
dan dimiringkan kesalah satu sisi.
Sesudah fase akut :
Kontraktur.atropi,dan attoni otot dikurangi dengan fisioterafy.
Tindakan ini dilakukan setelah 2 hari demam hilang.
5) Brudzinky
b. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual dan
muntah.
2. Hipertermi b/d proses infeksi.
3. Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan jalan nafas
b/d paralysis otot.
4. Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang syaraf.
5. Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.
6. Ansietas dan keluarga b/d kondisi penyakit.
c. Intervensi
No NOC NIC
1. Nutritional Status : Nutrition Management
Nutritional Status : food Kaji adanya alergi makanan
and Kolaborasi dengan ahli gizi
Fluid Intake untuk menentukan jumlah
Nutritional Status : kalori dan nutrisi yang
nutrient dibutuhkan pasien
Intake Yakinkan diet yang dimakan
BAB III
PENUTUP
17
Kesimpulan
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh
virus dengan predileksi pada sel anterior massa kelabu sumsum tulang
belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan bagian
susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarno. ( 2002). Buku Ajar infeksi & Pediatri Tropis edisi kedua.IDAI.Jakarta