Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
MALINA : 086STYC21
INDAH MIRATUL HAYATI : 069STYC21
NISA HIDATUL JANNAH : 100STYC21
LINA ATIKA MAYSARANI : 078STYC21
LULU NABILA : 079STYC21
M RESTU HALIFATULLAH : 083STYC21
M. EZA MAHATNA YUDA : 081STYC21
HERLINA : 060STYC21
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat tentang Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Pada Sistem
Muskuloskeletal/ Dislokasi Sendi. Tak lupa pula shalawat serta salam kami
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya.
Tugas yang kami kerjakan ini bukanlah karya yang sempurna. Oleh karena itu,
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami dapat
lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga tugas ini dapat memberikan banyak
manfaat bagi kami sendiri dan bagi pembacanya.
Terima kasih
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II 3
A. KONSEP TEORI 3
1. Definisi .........................................................................................................3
2. Etiologi..........................................................................................................3
3. Manifestasi klinis..........................................................................................4
4. Patofisiologi..................................................................................................5
5. Pathway.........................................................................................................6
6. Pemeriksaan Penunjang................................................................................8
7. Penatalaksanaan............................................................................................8
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DISLOKASI 14
1. Pengkajian...................................................................................................14
2. Diagnosa Keperawatan...............................................................................16
3. Intervensi Keperawatan...............................................................................17
4. Implementasi Keperawatan.........................................................................22
5. Evaluasi.......................................................................................................22
BAB III 23
PENUTUP 23
A. Kesimpulan.................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA 25
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan
sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya,
sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa itu definisi dislokasi sendi?
2) Apa saja etiologi dislokasi sendi?
3) Bagimana manifestasi klinis dari dislokasi sendi?
4) Bagaimana patofisiologi dislokasi sendi?
5) Apa saja penatalaksanaan dislokasi sendi?
6) Apa saja pemeriksaan penunjang dislokasi sendi?
C. TUJUAN PENULISAN
1) Dapat mengetahui definisi dari dislokasi sendi.
2) Dapat mengetahui apa saja etiologi dislokasi sendi.
3) Dapat mengetahui bagimana manifestasi klinis dari dislokasi sendi.
4) Dapat mengetahui bagaimana patofisiologi dislokasi sendi.
5) Dapat mengetahui apa saja penatalaksanaan dislokasi sendi.
6) Dapat mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dislokasi sendi
BAB 2
KONSEP TEORI
A. Konsep Teori
1. Definisi
Dislokasi sendi atau luksasio adalah tergesernya permukaan tulang yang
membentuk persendian terhadap tulang lain. Jadi, Dislokasi adalah terlepasnya
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya
komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Sebuah sendi yang
ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi, biasanya menjadi kendor.
Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi kembali. Apabila
dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi sulit dan harus
dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian sendi itu
dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.
Menurut(Adams, 1972, pp. 235-236) terdapat beberapa tipe dislokasi
berdasarkan pada penyebab terjadinya, yang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
1) Dislokasi congenital yaitu dislokasi yang terjadi sejak lahir akibat kesalahan
pertumbuhan.
2) Dislokasi patologik yaitu dislokasi yang terjadi akibat dari penyakit sendi dan
atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang.
Hal ini disebabkan karena berkurangnya kekuatan tulang
3) Dislokasi traumatik yaitu dislokasi yang terjadi sehingga menyebabkan
kondisidarurat ortopedi seperti kehilangan pasokan darah,kerusakan sistem
saraf dan stressberat, dan kematian jaringan karena kekurangan oksigen. Hal
ini terjadi sebagai akibat dari trauma yang signifikan yang dapat
menyebabkan tulangbergeserdari jaringan sekitarnya dan juga dapat merusak
struktur sendi, ligamen, saraf, dan sistem vascular. Dislokasi traumatik
biasanya terjadi pada orang-orang dewasa, karena tingginya tangkat
aktivitas fisik berat yang dilakukan dapat meningkatkan risiko terjadinya
dislokasi.
4) Dislokasi berulangyaitu dislokasi yang terjadi akibat longgarnya ligament.
Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.Dislokasi
biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh
berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau
kontraksi otot dan tarikan.
c. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang
licin.
d. Patologis
Terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan
komponen vital penghubung tulang.
3. Manifestasi Klinis
a. Nyeri akut
b. Perubahan kontur sendi
c. Perubahan panjang ekstremitas
d. Kehilangan mobilitas normal
e. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
f. Gangguan gerakan
g. Kekakuan
h. Pembengkakan
i. Deformitas pada persendian
4. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga
terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari
gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya
penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal
tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan
timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah,
perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur.
Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi,
perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai.
PATHWAY
6 . Pemeriksaan penunjang
a. Sinar-X (Rontgen)
Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik
noninvasif untuk membantu menegakkan diagnosa medis. Pada
pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sendi dari
mangkuk sendi dimana tulang dan sendi berwarna putih.
b. CT Scan
c. MRI
NON MEDIS
1) Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan
menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
2) RICE, Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat
setelah terjadinya cedera, yaitu antara 48 sampai 72 jam segera setelah
cedera terjadi menurut (Zein, 2015)
R : Rest (istirahat)
I : Ice (kompres dengan es)
C : Compression (kompresi / pemasangan pembalut tekan)
E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)
B. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian primer
a) Pengkajian Airway
Tindakan yang pertama kali yang harus dilakukan adalah
memeriksa responsivitas pasien dengan mengajak pasien
berbicara untuk memastikan ada atau tidak adanya sumbatan jalan
nafas. Seorang pasien yang dapat berbicara dengan jelas makan
jalan nafas pasien terbuka ( Thygerson, 2011 ).
Yang perlu di perhatikan dalam pengkajian Airway pada pasien
antara lain :
(1) Kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara atau
bernafas dengan bebas?
(2) Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain
(a) Snoring atau gurgling
(b) Stridor atau suara nafas tidak normal
(c) Agitasi ( hipoksia )
(d) Penggunaan otot bantu pernafasan
(e) Sianosis
(3) Look and listen bukti adanya masalah pada saluran nafas bagian
atas dan potensial penyebab :
(a) Muntahan
(b) Perdarahan
(c) Gigi lepas atau hilang
(d) Gigi palsu
(e) Trauma wajah
(4) Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka
(5) Pastikan jalan nafas pasien terbuka.
(6) Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada
pasien yang beresiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
(7) Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas
pasien sesuai indikasi :
(a) Chin lift / Jaw thrust
(b) Lakukan suction ( jika tersedia )
(c) Oropharyngeal airway
(d) Lakukan intubasi
b) Pengkajian sekunder
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk
mengumpulkan data pasien dengan menggunakan teknik wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tetapi pada
pasien dislokasi difokuskan pada :
a. Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien dislokasi adalah pasien mengeluhkan
adanya nyeri. Kaji penyebab, kualitas, skala nyeri dan saat kapan
nyeri meningkat dan saat kapan nyeri dirasakan menurun.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien biasanya mengeluhkan nyeri pada bagian yang terjadi
dislokasi, pergerakan terbatas, pasien melaporkan penyebab
terjadinya cedera.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi,
serta penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat
memperparah keadaan klien dan menghambat proses
penyembuhan.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang
mengalami dislokasi.
2) Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang
mengalami dislokasi.
3) Tampak adanya lebam pada dislokasi sendi
b. Palpasi
1) Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi.
8. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ( D.0077 )
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskletal ( D.0054)
c. Gangguan Citra Tubuh berhubungan (D.0083)
9. Intervensi Keperawatan
PENUTUP
A. SIMPULAN
Jadi, Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk
sendi). Sebuah sendi yang ligamen-ligamennya pernah mengalami dislokasi,
biasanya menjadi kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang mengalami dislokasi
kembali. Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulannya menjadi
sulit dan harus dikerjakan di rumah sakit. Semakin awal usaha pengembalian
sendi itu dikerjakan, semakin baik penyembuhannya.
DAFTAR PUSTAKA