A dengan Diagnosa
a. Definisi
Gangren merupakan komplikasi dari diabetes kronis yang menyebabkan
pembusukan pada jaringan kulit.Lokasi pembusukan awal biasanya dimulai dari
kaki kemudian menyebarkeseluruh tubuh. Gangren sangat ditakuti penderita
diabetes melitus karena membutuhkan perawatan ekstra (Soeryoko, 2017).
Gangren merupakan komplikasi dari diabetes kronis yang menyebabkan
pembusukan pada jaringan kulit.Lokasi pembusukan awal biasanya dimulai dari
kaki kemudian menyebarkeseluruh tubuh. Gangren sangat ditakuti penderita
diabetes melitus karena membutuhkan perawatan ekstra (Soeryoko, 2017).
Komplikasi gangren diabetes merupakan penyeba tersering dilakukannya
amputasi. Resiko amputasi 15-40 kali lebih sering pada penderita DM dari pada
non-DM. Penderita gangren diabetes juga menyebabkan lama rawat menjadi
lebih panjang. Pada penderita gangren diabetes ini akan menimbulkan luka pada
daerah tersebut dan akan menimbulkan masalah, salah satunya yaitu gangguan
mobilitas fisik pada penderita. Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia), definisi dari gangguan mobilitas fisik yaitu keterbatasan dalam
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri.
b. Etiologi
Gangren terjadi akibat infeksi oleh bakteri klostridium, yangmerupakan
Bakterian- aerob (tumbuh bila tidak ada oksigen). Selama pertumbuhannya,
klostridium menghasilkan gas,sehingga infeksinyadisebut gas gangrene.
Gangren biasanya terjadi di bagian tubuh yang mengalami cedera atau pada
luka operasi. Sekitar 30% kasus terjadi secara spontan.
Bakeri klostridium menghasilkan berbagai racun, 4 diantaranya (alfa, beta,
epsilon, iota) menyebabkan gejala-gejala yang bisa berakibatfatal. Selain itu,
terjadi kematian jaringan (nekrosis), penghancuran sel darah(hemolisis),
vasokonstriksi dan kebocoran pembuluh darah. Racun tersebutmenyebabkan
penghancuran jaringan lokal dan gejala-gejala sistemik
c. Manifestasi Klinis
Gejala klinis Diabetes Mellitus yang klinis yaitu mula-mula pologafi, polidipsi,
poliuri, dan berat badan naik (fase kompensasi). Apabila gejala ini tidak segera
diobati maka akan timbul gejala fase dekopensasi yaitu poliuria, polidipsi, dan
berat badan menurun (Ayu, 2017).
Kemudian ada juga gejala yang berhubungan dengan hiperglikema (nokturia,
polyuria, penurunan berat badan yang signifikan), infeksi gental atau jamur,
infeksi kulit stafilokokus, gejala non-spesifik seperti proteinuria, disfungsi
seksual, retinopati, kelelahan, kesemutan dan lesu (Putra, 2019).
d. Klasifikasi
a. Diabetes Mellitus Tipe-1
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 ditandai dengan adanya gangguan sekresi insulin
(defisiensi insulin) atau produksi insulin dalam tubuh berkurang karena terjadi
kerusakan pada sel beta pankreas (Putra, 2019). Penyebab tipe ini yaitu:
1. faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu peresdiposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya Diabetes Melitus tipe 1
2. Faktor immunilogy (autoimun)
Resistensi urin yaitu kondisi dimana insulin dalam tubuh tidak bekerja secara
proposional dengan konsentrasi darah, ini merupakan tanda DM tipe ini
(Putra, 2019). beberapa faktor yang berhubungan antara lain:
1) Usia
2) Obesitas
3) Riwayat dalam keluarga (Nurarif & Kusuma, 2015).
e. Patofisiologi
DM 1 DM 2
Kerusakan sel β
pankreas Insufiensi
insulin
hipeglikemia
MK: Nyeri
Neuropati
akut
Sensoris Motorik Otonom
MK: Resiko
infeksi
Amputasi
MK:
Gangguan
citra tubuh
g. Pemeriksaan Diagnostik
a. tes saring
1) DP dan GDS
b. Tes diagnostic
1. Mikroalbuminuria: urine
2) Diabetes Ketaosidosis
3) Komplikasi Kronik
a. Komplikasi Makrovaskuler
2) Penyakit serebravaskuler
b. Komplikasi Mikrovaskuler
c. Komplikasi Neuropati
i. Penatalaksanaan Medis
a. Olahraga
Olahraga adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan agar
tetap sehat. Hasil penelitian menunjukkan olahraga aktifitas fisik dapat:
1) Meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin sehingga
membantu menurunkan kadar gula dan kadar lemak darah
2) Menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat darah (LDL),
meningkatkan kolesterol baik (HDL) sehingga menurunkan resiko
penyakit jantung
3) Mengontrol berat badan
4) Menurunkan resiko komplikasi penyakit diabete melitus
5) Menurunkan tingkat stress
b. Terapi diet
Diet pada pasien diabetes melitus merupakan upaya yang efektif dalam
pengelolaan diabetes dengan tujuan untuk melatih orang-orang dengan
diabetes untuk dapat memiliki jenis mereka sendiri dan mampu
menentukan jumlah makanan yang mereka makan.
j. Pemeriksaan Fisik
1. Pengnkajian Keperawatan
a. Identitas
b. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki atau tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan
berbau, adanya nyeri pada luka (Putra, 2019).
h. Data Psikososial
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breating).
b. B2 (Blood)
c. B3 ( Brain)
d. B4 ( Bladder)
e. B5 (Bowel)
f. B6 (Done)
g. B7 (Pengindraan)
h. B8 (Endokrin)