Anda di halaman 1dari 36

SPONDILITIS TUBERKULOSIS

N s. S a h r udi, S . Kep ., M . Kep., S p. Kep. Mb

30/09/2020
Pengantar

 Tuberkulosis merupakan penyakit sitemik yang


mengenai hampir seluruh organ tidak terkecuali
tulang dan sendi
 Tuberkulosis Tulang Belakang → 50-70%
 Sendi-sendi besar (panggul, lutut, pergelangan
tangan, sendi bahu, dan sendi2 kecil → 30-50%

30/09/2020
Pengertian

 Infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi


granulomatosis di sebabkan oleh baktri spesifik
yaitu mycubacterium tuberculosa yang
mengenai tulang vertebra.

30/09/2020
Lesi tuberkulosis

 Lesi primer → Infeksi pada paru –paru, faring


ataupun usus→ melaui saluran limfe menyebar
ke limfonodus regional
 Lesi skunder → penurunan daya tahan tubuh,
terjadi penyebaran infeksi melalui sirkulasi
darah→ tuiberkulosis milier dan meningitis
(beberapa bulan atau tahun)
 Lesi Tertier → penyebaran tuberkulosis pada
sendi dan tulang.
30/09/2020
Faktor predisposisi

 Nutrisi dan sanitasi yang buruk


 RAS ( bannyak ditemukan orang Asia, Meksiko, Indian,
dan Negro)
 Trauma pada tulang
 Usia (usia setelah satu tahun → 2 – 10 tahun)
 Penyakit sebelumnya → morbili, varisela.

30/09/2020
Gambaran klinis

 Abses para vertebral


 Laboratorium
 Hematologi → LED me ↑, Leukosit me ↑, HB/HT
normal kecuali lama yg menimbulkan anemia.
 Hipokalemia dan hiponatremia
 Uji faal hati → Fosfatase alkali dan SGOT me ↑.

30/09/2020
30/09/2020
Jenis tuberkulosis tulang dan sendi

 Osteomielitis Tuberkulosa
 Artritis tuberkulosa
 Tuberkulosis Bahu
 Tuberkulosis Siku
 Tuberkulosis Pergelangan tangan
 Tuberkulosis koksa (perbatasan sendi
 Tuberkulosis lutut
 Tuberkulosis pergelangan kaki

30/09/2020
Klasifikasi Spondilitis TB

1. Bentuk sentral
Detruksi awal terletak di sentral korpus vertebra,
bentuk ini sering ditemukan pada anak.
2. Bentuk paradikus
Terletak di bagian korpus vertebra yang
bersebelahan dengan diskus intervertebral, bentuk
ini sering ditemukan pada orang dewasa.
3. Bentuk anterior
Dengan lokus awal di korpus vertebra bagian
anterior, merupakan penjalaran per kontinuitatum
dari vertebra di atasnya.
30/09/2020
Etiologi

 Spondilitis Tuberkulosis merupakan infeksi sekunder


dari tuberkulosis di tempat lain di tubuh,
 90-95% disebabkan mikobakterium tuberkulosis tipik
(2/3 dari tipe human dan 1/3 dari tipe bovin)
 5-10% oleh mikobakterium tuberkulosa atipik.
 Bakteri ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam
(BTA).

30/09/2020
Gejala Klinis

 Nyeri dan kaku pada punggung


 Deformitas pada punggung (Gibbus)
 Pembengkakan setempat (abscess)
 Kelemahan/kelumpuhan extremitas/gangguan
fungsi buli-buli dan anus
 Adanya proses tbc (badan lemah/ lesu; nafsu
makan berkurang, BB menurun, suhu subfebris
terutama pada malam hari).

30/09/2020
Anak Laki-laki, 9 th

30/09/2020
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
 Tes tuberculin positif.
 LED meningkat.

 Pemeriksaan sedimen meningkat.

 Pemeriksaan rontgen → ditemukan lesi osteolitik pada pars anterior korpus


vertebra, osteoporosis regional dan penyempitan diskus intervertebralis
akibat destruksi korpus vertebra yang mengenai diskus sehingga diskus
iskemi dan menjadi nekrosis pada stadium awal, sementara pada stadium
lanjut ditemukan destruksi pars anterior korpus vertebra yang menyebar ke
vertebra dan gambaran bayangan otot psoas yang melebar karena adanya
abses psoas ataupun bayangan paravertebra karena terbentuknya abses
paravertebra.
 Pada CT Scan dan MRI, gambaran di atas akan tampak lebih jelas.

30/09/2020
Case mid back pain

Dapatkah anda melihat kelainan pada Ronsen ini?


30/09/2020
MRI
Sagittal

30/09/2020
MRI
Aksial

30/09/2020
Komplikasi

 Pott’s paraplegia yang apabila muncul pada stadium


awal → tekanan ekstradural oleh pus maupun sequester,
atau invasi jaringan granulasi pada medula spinalis
 Stadium lanjut disebabkan oleh terbentuknya fibrosis
dari jaringan granulasi atau perlekatan tulang
(ankilosing) di atas kanalis spinalis.
 Ruptur dari abses paravertebra torakal ke dalam pleura
→menyebabkan empiema tuberkulosis,
 Vertebra lumbal maka nanah akan turun ke otot iliopsoas
membentuk psoas abses yang merupakan cold abscess.

30/09/2020
Penatalaksanaan

 Pemberian obat anti TB


 Dekompresi medulaspinalis
 Menghilangkan/ menyingkirkan produk infeksi
 Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft)
 Terapi konservatif berupa: Tirah baring (bed rest); Memberi
korset yang mencegah gerakan vertebra /membatasi gerak
vertebra; Memperbaiki keadaan umum penderita.
 Terapi Operatif
 Bedah Kostotransversektomi yang dilakukan berupa
debrideman dan penggantian korpus vertebra yang rusak
dengan tulang spongiosa/kortiko – spongiosa.

30/09/2020
Tatalaksana

Wanita 25 th
TB of T10 - L2
Kyp 1350 – dikoreksi
menjadi 350

30/09/2020
30/09/2020
Penatalaksanaan........

 Terapi konservatif berupa: Tirah baring (bed rest);


Memberi korset yang mencegah gerakan vertebra
/membatasi gerak vertebra; Memperbaiki keadaan
umum penderita.
 Terapi Operatif
 Bedah Kostotransversektomi yang dilakukan berupa
debrideman dan penggantian korpus vertebra yang
rusak dengan tulang spongiosa/kortiko – spongiosa.

30/09/2020
Surgical type

30/09/2020
Surgical type

30/09/2020
Case illustration

30/09/2020
30/09/2020
PROSES KEPERAWATAN

1. Anamnesis
✓ Riwayat penyakit sekarang
✓ Riwayat penyakit dahulu

✓ Pengkajian psikososialspiritual

2. Pemeriksaan Fisik → Keadaan umum /


Pemeriksaan B6 :
B1 (Breathing) B2 (Blood)
B3 (Brain) B4 (Bladder)
B5 ( Bowel) B6 (Bone)
30/09/2020
Prosedur Diagnostik

1. Pemeriksaan Radiologis
 Pemeriksaan CT-Scan dan mielografi
 Pemeriksaan MRI → melihat jaringan lunak – Diskus
intervertebralis dan ligamen flapvum serta lesi dalam
sumsum tulang belakang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Peningkatan LED dan leukositosis
 Uji Mantouk positif
 Biakan kuman : M. Tuberculosis
 Histopatologis ditemukan tuberkel
30/09/2020
Diagnosa Keperawatan.

1. Hambatan Mobilisasi Fisik b.d paraplegia, paralisis


ektrimitas bawah
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas
3. Nyeri
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
5. Gangguan Eliminasi urine.
6. Perubahan konsep diri : Body image
7. Resiko kerusakan integritas kulit
8. Ansietas
9. Koping tidak efektif

30/09/2020
Rencana tindakan
Hambatan Mobilisasi Fisik dan pernafasan
 Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap
peningkatan kerusakan.
 Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri
sesuai toleransi.
 Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :
 Mattress

 Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau


kasur busa yang keras yang tidak menimbulkan
lekukan saat klien tidur.

30/09/2020
 Mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;
 Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri (bersandar pada tembok
) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat ekstremitas atas
dan kepala serta ekstremitas bawah secara bersamaan.
 Menelungkup sebanyak 3 – 4 kali sehari selama 15 – 30 menit.

 Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas


pernapasan.
 Monitor tanda –tanda vital setiap 4 jam.
 Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau lecet –
lecet.
 Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada kontra
indikasi.
 Berikan anti inflamasi sesuai program dokter.

30/09/2020
Rencana tindakan
Nyeri
 Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri; observasi terhadap
kemajuan nyeri ke daerah yang baru.
 Berikan analgesik sesuai terapi dokter dan kaji
efektivitasnya terhadap nyeri.
 Gunakan brace punggung atau korset bila di rencanakan
demikian.
 Berikan dorongan untuk mengubah posisi ringan dan
sering untuk meningkatkan rasa nyaman.
 Ajarkan dan bantu dalam teknik alternatif
penatalaksanaan nyeri.

30/09/2020
Rencana tindakan

 Berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan


perasaan.→ Perawat harus mendengarkan dengan
penuh perhatian.
 Bersama – sama klien mencari alternatif koping yang
positif.
 Kembangkan komunikasi dan bina hubungan antara
klien keluarga dan teman serta berikan aktivitas rekreasi
dan permainan guna mengatasi perubahan body image.

30/09/2020
Evaluasi

1. Klien dapat beradaptasi dengan hambatan mobilitas


 Meningkatkan atau mempertahankan tingkat
mobilitas
 Mengenai faktor-faktor yang merintangi mobilitas

 Turut serta dalam aktivitas dan latihan yang


meningkatkan atau mempertahankan mobilitas
 Menggunakan alat bantu dengan tepat dan aman

 Memperlihatkan postur dan kesejajaran tubuh yang


baik
 Mempertahankan aktivitas perawatan-mandiri
30/09/2020
Evaluasi ....
2. Terjadi peningkatan keefektifan besihan jalan nafas
dan aspirasi dapat dicegah
3. Nyeri berkurang, hilang atau teratasi
✓ Nyeri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat
kenyamanan
✓ Mengenali faktor2 yang menyebabkan nyeri dan
meningkatkan nyeri
✓ Menggunakan strategi penetalaksanaan nyeri
secara efektif
✓ Mengenali tujuan yang realistis untuk mengurangi
nyeri
30/09/2020
Evaluasi ....

4. Keseimbangan nutrisi terpenuhi


5. Klien mampu mempertahankan
keutuhan kulit
6. Ansietas berkurang

30/09/2020
Terima kasih

30/09/2020

Anda mungkin juga menyukai