Anda di halaman 1dari 10

ENCEPHALITIS

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang penyakit
Encephalitis dari segi konsep teoritis dan hasil jurnal ilmiah yang dipublikasikan melalui media
internet.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang encephalitis ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Rembang, 13 januari
2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakang
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit ke
dalam tubuh seseorang. Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab
kesakitan dan kematian di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagaimana uraian
tersebut, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu masalah yang
diakibatkan oleh terjadinya infeksi terhadap jaringan otak oleh virus, bakteri, cacing,
protozoa, jamur, atau ricketsia, yang biasa disebut dengan encephalitis.

Encephalitis merupakan radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, fungus dan riketsia (ArifMansur : 2000).
Secara umum gejala ensefalitis berupa demam, kejang dan kesadaran menurun. Penyakit ini
dapat dijumpai pada semua umur mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

1.2.RumusanMasalah
1.2.1 Apa definisi Encephalitis ?
1.2.2 Apa Etiologi Encephalitis?
1.2.3 Apa saja Klasifikasi Encephalitis ?
1.2.4 Bagaimana Tanda dan gejalaEncephalitis ?
1.2.5 Bagaimana Patofisiologi Encephalitis ?
1.2.6 Bagaimana Pemeriksaan penunjang Encephalitis ?
1.2.7 Bagaimana Pengobatan Encephalitis?
1.2.8 Bagaimana Pencegahan Encephalitis?

1.3.Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai ensefalitis serta mampu
menerapkan asuhan keperawatan yang dilakukan pada masalah ensefalitis.
1.3.2 Tujuankhusus
a.Memahami tentang definisi Encephalitis
b. Mengetahui Etiologi Encephalitis
c. Mengetahui Klasifikasi Encephalitis
d. Mengetahui Tanda dan gejala Encephalitis
e. Mengetahui Patofisiologi Encephalitis
f.Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Encephalitis
g. Mengetahui PengobatanEncephalitis
h. Mengetahui Pencegahan Encephalitis
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Definisi Encephalitis


Encephalitis adalah peradanganakutotak yang disebabkan oleh infeksi virus.
(Hassan, 1997). Encephalitis juga merupakan radang jaringan otak yang dapat disebabkan
oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsiaatau virus (ArifMansur : 2000).
Kerusakan otak terjadi karena otak terdorong terhadap tengkorak dan
menyebabkan kematian. Komplikasi jangka panjang dari encephalitis berupa sekuele
neurologikus yang Nampak pada 30 % anak dengan berbagai agen penyebab, usia
penderita, gejala klinik, dan penanganan selama perawatan. Perawatan jangka panjang
dengan terus mengikuti perkembangan penderita dari dekat merupakan hal yang krusial
untuk mendeteksi adanya sekuele secaradini.

1.2 Etiologi Encephalitis


Encephalitis disebabkanoleh :
1. Bakteri
2. Virus
3. Parasit
4. Fungus
5. Riketsia

1.3 Klasifikasi Encephalitis


a. Ensefalitis Supurativa
b. Ensefalitis Siphylis
c. Ensefalitis Virus
d. Ensefalitis KarenaParasit
e. Ensefalitis Karena Fungus
f. Riketsiosis Serebri
1.4 Tanda dan Gejala Encephalitis
Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul pada masalah encephalitis adalah:
a. Panas badan meningkat.
b. Sakit kepala.
c. Muntah-muntah lethargi.
d. Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
e. Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
f. Gangguan penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang

1.5 Patofisiologi Encephalitis


Virus masuk ke dalam tubuh pasien melalui kulit, saluran nafas, dan saluran
pencernaan. Setelah masuk ke dalam tubuh virus akan menyebar ke seluruh tubuh
melalui cara :
1. Setempat : virus hanya menginfeksi selaput lendir, permukaan atau organ tertentu
2. Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah kemudian menyebar ke
berbagai organ dan berkembang biak pada organ tersebut.
3. Penyebaran hematogen sekunder : virus berkembang biak di daerah pertama kali ia
masuk (permukaan selaput lendir) kemudian menyebar ke organ lain.
4. Penyebaran melalui saraf : virus berkembang biak dipermukaan selaput lender dan
menyebar melalui sistim saraf
Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis encephalitis. Masa
prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing,
muntah nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan pucat. Suhu badan
meningkat, foto fobia, sakit kepala, muntah-muntah, kadang disertai kaku kuduk
apabila infeksi mengenai meningen. Pada anak, tampak gelisah kadang disertai
perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara,
serta kejang. Gejala lain berupa gelisah, rewel, perubahan perilaku, gangguan
kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda neurologis fokal berupa afasia,
hemiparesis, hemiplagia, ataksia, dan paralisis saraf otak. Masa inkubasi virus ini
berkisar 4-15 hari.
1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Biakan:
• Dari darah, viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar untuk
mendapatkan hasil yang positif.
• Dari likuor serebro spinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan didapat
gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.
• Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif
• Dari swap hidung dan tenggorokan, didapat hasil kultur positif
2. Pemeriksaan serologis : uji fiksasi komplemen, uji inhibisi hemaglutinasi dan uji
neutralisasi. Pada pemeriksaan serologis dapat diketahui reaksi antibody tubuh. IgM
dapat dijumpai pada awal gejala penyakit timbul.
3. Pemeriksaan darah : jika di tubuh terdapat virus west mile dalam analisis sampel
darah akan menunjukkan peningkatan antibodi terhadap virus atau terjadi
peningkatan angka leukosit.
4. Punksi lumbal Likuor serebo spinalis sering dalam batas normal, kadang-kadang
ditemukan sedikit peningkatan jumlah sel, kadar protein atau glukosa.
5. EEG / Electroencephalography EEG sering menunjukkan aktifitas listrik yang
merendah sesuai dengan kesadaran yang menurun. Adanya kejang, koma, tumor,
infeksi system saraf, bekuan darah, abses, jaringan parut otak, dapat menyebabkan
aktivitas listrik berbeda dari pola normal irama dan kecepatan.(Smeltzer, 2002)
6. CT scan Pemeriksaan CT scan otak seringkali didapat hasil normal, tetapi bisa pula
didapat hasil edema diffuse, dan pada kasus khusus seperti encephalitis herpes
simplex, ada kerusakan selektif pada lobus inferomedial temporal dan lobus frontal.
(Victor, 2001)

1.7 Pengobatan Encephalitis


Terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi encephalitis dapat berupa obat-obatan
untuk mengurangi keluhan serta mengatasi penyebab yang mendasarinya. Obat-obat
untuk mengurangi keluhan dapat berupa obat penghilang nyeri, obat anti inflamasi, obat
anti kejang. Sedangkan obat untuk mengatasi penyebab encephalitis tergantung dari
penyebab pastinya, apabila disebabkan oleh virus maka diberikan obat anti virus,
sedangkan apabila disebabkan oleh bakteri maka diberikan terapi antibiotik.
Selain itu dapat pula diberikan terapi supportif untuk menunjang daya tahan tubuh
seperti bed rest atau istirahat total, pemberian cairan tambahan melaluli infus, terapi
rehabilitasi untuk mengembalikan kemampuan gerak, berbicara, pssikologis dan
sebagainya.

1.8 Pencegahan
 Menjaga kebersihan, misalnya dengan sering mencuci tangan dan membersihkan
rumah secara teratur.
 Jangan menggunakan alat makan yang sama dengan orang lain.
 Menghindari gigitan nyamuk, kenakan pakaian tertutup saat tidur atau saat keluar
rumah pada malam hari, gunakan semprotan anti nyamuk, serta gunakan lotion
antinyamuk.
 Vaksinasi, jenis vaksin rutin di Indonesia yang dapat membantu menurunkan resiko
terjangkit penyakit ini adalah vaksin MMR (measless, mumps dan rubella). Selain
itu, ada beberapa jenis vaksin yang disarankan apabila akan bepergian ke daerah
yang beresiko seperti vaksin Japanese encephalitis, vaksin tick-borne encephalitis,
serta vaksin rabies.
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Encephalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
(Hassan, 1997). Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti
meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan oleh virus) atau
sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan protozoa seperti toksoplasmosis,
malaria, atau primary amoebic meningo encephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis
pada orang yang system kekebalan tubuhnya kurang.

1.2 Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik
yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa mengalami
hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi
sangat penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap
kelangsungan hidup serta aktifitas seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Fransisca B. Batticaca, 2008. AsuhanKeperawatanPadaKlienDengan


GangguanSistemPersyarafan. Jakarta: Salembamedika.
Mansjoer A, dkk. 2000. KapitaSelektaKedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Doenges M, dkk. 2000. RencanaAsuhanKeperawatan. Jakarta : EGC
Ginsberg, Lionel. 2007 . Lecture Notes : Neurology . Jakarta :Erlangga
Shodikin, M. 2013. Anatomidanfisiologisistempersarafan .
http://www.slideshare.net/sobi7777/anatomi-dan-fisiologi-sistem-persarafan .diaksestanggal 13
september 2013 pukul 12.00

Anda mungkin juga menyukai