“HIDROCEFALUS”
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Salawat dan salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberi bimbingan dan masukan sehingga makalah yang
berjudul ” HIDROSEFALUS” dapat penulis selesaikan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas saya dalam
menempuh pembelajaran di semester ini, kami mengucapkan terimah kasih kepada
Dosen pembimbing.
Kiranya makalah ini bisa bermanfa’at bagi pihak yang membaca. Meski
begitu, kami sadar bahwa makalah ini perlu perbaikan dan penyempurnaan. Untuk
itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan diterima dengan senang
hati. Akhirnya, kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
PENULIS
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. DEFINISI ...........................................................................................................
B. ETIOLOGI .........................................................................................................
C. PATOFISIOLOGI ..............................................................................................
D. TANDA DAN GEJALA ....................................................................................
E. MANIFESTASI KLINIK ..................................................................................
F. KLASIFIKASI ...................................................................................................
G. KOMPLIKASI ..................................................................................................
H. PENATALAKSANAAN ..................................................................................
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG ......................................................................
J. PENEGAKAN DIAGNOSIS ..........................................................................
K. PROGNOSIS ......................................................................................................
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada
bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal. Meskipun
banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga biasa terjadi
pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas sehingga
lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun2nya masih
terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan
melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak tidak
mampu lagi melebar.
B. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan pengertian dari hidrosefalus ?
b. Menjelaskan etiologi dan patofisiologi hidrosefalus ?
c. Menjelaskan tanda dan gejalah hidrosefalus ?
d. Bagaimana Penatalaksannan hidrosefalus ?
e. Bagaimana Pemeriksaan penujang dan komplikasi hidrosepalus ?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengrtian dari Hidrosefalus
b. Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi dari Hhidrosefalus
c. Mengetahui Tanda dan Gejala Hidrosefalus
d. Mengetahui Penatalaksanaan dari Hidrosefalus
e. Mengetahui Pemeriksaan Penuunjang dan Komplikasi pada Hidrosefalus
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hydrochepalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinalis interna atau
eksternal melebar ( Mumenthaler, 1995).
Hydrocephalus pada anak atau bayi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kongenital
2. Non Kongenital
Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya yaitu
penyakit – penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana
pengobatannya tidak tuntas.Pada hydrocephalus didapat pertumbuhan otak sudah
sempurna, tetapi kemudian teganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan
intrakranial sehingga perbedaan antara hydrocephalus kongenital dan hydrocephalus
non kongenital terletak pad pembentukan otak dan kemungkinan prognosanya.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hydrocephalus pada bayi dan anak ini juga dalam 2
bagian, terbagi yaitu;
1. Hydrocephalus Komunikan (kommunucating hydrocephalus)
B. ETIOLOGI
1. Sebab-sebab Prenatal
2. Sebab-sebab Postnatal
Penyebab sumbatan aliran CSF, Penyebab sumbatan aliran CSF yang sering
terdapat pada bayi dan anak – anak. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering
terdapat pada bayi adalah.
1. Kelainan bawaan
1. Stenosis Aquaductus sylv
Merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat
berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari
biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat
pada bulan-bulan pertama setelah lahir.
3. Sindrom Dandy-Walker
4. Kista Arachnoid
2. Infeksi
3. Perdarahan
4. Neoplasma
Terjadinya hidrosefalus disini oleh karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi di
setiap aliran CSS. Neoplasma tersebut antara lain:
5. Degeneratif.
6. Gangguan Vaskuler
• Dilatasi sinus dural
• Thrombosis sinus venosus
• Malformasi V. Galeni
• Ekstaksi A. Basilaris
C. PATOFISIOLOGI
Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk
mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia
tidak akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal
(Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada
ventrikel laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu
penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma
dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel
IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian besar
ruang dibawah tentorium. Klien dengan tipe hidrosephalus diatas akan mengalami
pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara
disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi
ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum
ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan
sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal
sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan
kematian.
Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe
communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan menyebabkan
atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan kematian, jika anak hidup
maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.
E. MANIFESTASI KLINIK
Proses ini pada tipe communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat
terus dengan menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan
kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.
a) Bayi
Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun.
Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang,
keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
Nyeri kepala
Muntah
Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun
Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
Strabismus
Perubahan pupil
F. KLASIFIKASI
G. KOMPLIKASI
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran Kepala
3. Kerusakan Ota
4. Meningitis, Ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
8. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
9. Infeksi; septicemia, endokarditi, infeksi luka, nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses
otak
H. PENATALAKSANAAN
Pada anak kecil: pertumbuhan mental lambat, nyeri leher, muntah, pandangan
kabur, penglihatan ganda-akibat papiledema dan atrofi optik, pertumbuhan, dan
maturasi seksual terhambat (menyebabkan obesitas dan awitan pubertas yang
tertunda atau terlalu cepat), kesulitan berjalan hingga spastisitas, dan mengantuk
Hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (objective)
2. Pemeriksaan fisik
1) Lingkar kepala.
Pada waktu bayi baru lahir memiliki lingkar kepala 32-39 cm, Pertambahan lingkar
kepala pada bayi usia kurang dari 3 bulan sekitar 2 cm. Pertambahan ini akan
berkurang menjadi 1cm pada 3 bulan kedua. Selanjutnya penambahan pada 6 bulan
berikutnya hanya 0,5 cm.
Normalnya ubun-ubun kecil menutup pada usia 2-3 bulan, sedangkan ubun-ubun
besar menutup pada usia 2,5 tahun. Jika bayi sudah mencapai usia tersebut dan
ubun-ubun kepala belum menutup patut dicurigai adanya hidrosefalus.
Di dunia medis gambaran ini dikenal sebagai sunset eye phenomenon atau
gambaran mata seperti matahari tenggelam. Fenomena ini terjadi akibat gangguan
pada inti saraf gerak bola mata akibat penumpukan cairan sehingga gerak bola mata
terganggu.
5) Muntah tanpa ada sebab yang lain. Muntah memang dapat disebabkan oleh
penyakit yang lain, untuk itu harus disingkirkan penyebab penyakit lain jika terjadi
muntah-muntah pada bayi. Muntah pada pasien hidrosefalus terjadi karena
peningkatan tekanan dalam kepala.
3. METODE
Teknologi fisioterapi yang digunakan pada terapi kali ini adalah:
Neuro Sensorik
Gerakan 1 : Usapan taktil
Cara : Posisi pertama terlentang, mengusap kedua telapak tangan
terapis dengan lembut ketubuh anak dengan urutan: ubun-ubun ke mata ke
telinga, ke hidung, ke mulut, ke leher, ke shoulder ke elbow, ke wrist, lalu
kembali lagi ke wrist ke elbow ke shoulder ke pelvic ke knee ke ankle dan keluar
dari jari-jari kaki. Dilakukan penekanan pada setiap sendi dilakukan 3x
pengulangan. Lakukan juga pada posisi tengkurap.
Gambar 2.1.1 Gerakan 1 Neuro Senso pada anak CP. (Sumber: Dokumentasi
Pribadi)
Gerakan 2 : Bintang halus dan bintang gelombang
Cara : Meletakkan telapak tangan kiri di pusar sebagai pusat
dengan tangan kanan mengusap halus kearah:
i. Atas 3x sampai incisura jugularis.
ii. Kanan 3x sampai shoulder dextra.
iii. Kiri 3x sampai shoulder sinistra.
iv. Serong kanan bawah 3x sampai SIAS dextra.
v. Serong kiri bawah 3x sampai SIAS sinistra.
Setelah semua gerakan sudah dilakukan, tangan yang diumbilikus
bersama tangan yang satunya mengusap kebelakang pelvic sampai kedua
tangan bertemu.
vi. Arah gerakan halus dan pengulangan sama seperti bintang halus, namun diberi
gelombang yang dibentuk dari telapak tangan gerakan seperti ulat berjalan.
Gambar 2.1.2 Gerakan 2 Neuro Senso pada anak CP. (Sumber: Dokumentasi
Pribadi)
Gerakan 3 : Grounding/usapan angka satu
Gambar 2.1.3 Gerakan 3 Neuro Senso pada anak CP. (Sumber: Dokumentasi
Pribadi)
Gerakan 4 : Usapan angka 8
Cara : Arah gerakan seperti angka bintang halus namun terdapat
tangan membentuk angka 8 dari medial ke lateral, teknik gerakkan ini dapat
diaplikasikan pada lengan atas, lengan bawah, tungkai atas, tungkai bawah
dapat juga dilakukan satu gerakan untuk gabungan lengan atas dan lengan
bawah.
Posisi terapis : berada di belakang anak, terapis lain menahan guling agar
tidak bergerak.
Gerakan: angkat pelvic pasien keatas sampai posisi pasien berdiri, fiksasi bagian
pelvic pasien sampai pasien dapat mengatur keseimbangannya untuk berdiri.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
J. PENEGAKAN DIAGNOSIS
K. Prognosis
Hidrosefalus yang tidak diterapi akan menimbulkan gejala sisa, gangguan neurologis
serta kecerdasan. Dari kelompok yang tidak diterapi, 50-70% akan meninggal karena
penyakitnya sendiri atau akibat infeksi berulang, atau oleh karena aspirasi
pneumonia. Namun bila prosesnya berhenti (arrested hidrosefalus) sekitar 40% anak
akan mencapai kecerdasan yang normal. Pada kelompok yang dioperasi, angka
kematian adalah 7%. Setelah operasi sekitar 51% kasus mencapai fungsi normal dan
sekitar 16% mengalami retardasi mental ringan. Adalah penting sekali anak
hidrosefalus mendapat tindak lanjut jangka panjang dengan kelompok
multidisipliner.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasien dengan diagnosa medis Cerebral Palsy Diplegi suspect Autism et causa
Hydrocephalus dengan keluhan kerusakan pada otak cerebellum
mengakibatkan gangguan tumbuh kembang, kontrol gerak dan gangguan
neurologik berupa kelumpuhan, spastik, dan kelainan mental.
Setelah dilakukan terapi selama enam kali dengan modalitas Neuro Senso (NS)
untuk menstimulasi sensorik, fasilitasi bertujuan untuk memperbaiki otot dan
pola gerakan yang normal, body massage untuk merileksasikan otot serta
mobilisasi trunk untuk mengulur otot. Mobilisasi trunk untuk meningkatkan
postural pada vertebra.Dari hasil tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
Neuro Senso (NS), fasilitasi, body massage, serta mobilisasi trunk merupakan
teknologi intervensi fisioterapi yang dapat membantu memulihkan tumbuh
kembang pada pasien.
A. Saran
http://haris715.blogspot.com/2012/11/askep-hidrosefalus-pada-anak.html
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35563-
Kep%20Neurobehaviour-Askep%20Hidrosefalus.html
http://asuhankeperawatanakpergatsoe.blogspot.com/2010/08/asuhan-
keperawatan-pada-anak-d-dengan.html
http://nerskece.blogspot.com/2013/06/askep-hidrosefalus-pada-anak.html
Campbell, Suzann K., Palisano., Robert J and Orlin., Margo N. 2012. Physical
Therapy for Children Fourth Edition. Missouri: Elseviers Saunders.
Center Of Disease Control. 2009. Data Show in 1 In 278 Children Have Cerebral
Palsy. Georgia: MD