Anda di halaman 1dari 15

Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


MANAGEMEN STRESS PADA ODHA DI LSM
(LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT) DROP IN CENTER (DIC)
RUMAH SEBAYA

Pokok Pembahasan : Managemen stress


Sub pokok pembahsan : Dukungan sosial terhadap stress pada ODHA
Sasaran : ODHA
Hari/tanggal : Kamis/ 04 Juli 2019
Waktu : 2 Jam
Tempat Pelaksanaan : LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Drop In
Center (DIC) Rumah Sebaya

1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit tentang managemen
stress diharapkan ODHA dapat mengatasi stress yang dialaminya.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
a. Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit tentang managemen stress
diharapkan ODHA dapat mengatasi stress yang dialaminya.
b. Mengetahui hal yang dapat menyebabkan stress.
c. Menyebutkan jenis-jenis dukungan untuk mengatasi stress.
d. Mengetahui cara mengatasi stress yang dialami ODHA.
III. MATERI
Materi penyuluhan yang di sampaikan meliputi :
a. Solusi mengurangi kejadian aborsi dikalangan remaja.
IV. PESERTA
ODHA di LSM
V. METODE
a. Ceramah
b. Demonstrasi
VI. MEDIA
a. LCD/Proyektor
b. Leaflat
c. Banner

VII. URAIAN KEGIATAN

Tahap Waktu Kegiatan Panitia Kegiatan Peserta Metode Media


Pendahuluan 20’ 1. Memberi salam 1. Menjawab sala Tanya LCD
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan jawab Proyektor
diri dan dan dan
menjelaskan memperhatikan leaflate
kontrak waktu 3. Menjawab
3. Menjelaskan pertanyaan
tujuan penyuluhan
dan pokok materi
yang akan
disampaikan
4. Menggali
pengetahuan
peserta
penyuluhan yang
akan disampaikan
Penyajian 50’ Menjelaskan materi : 1. Mendengarkan Diskusi LCD
Materi 1. Kehamilan Remaja dan Proyektor
2. Aborsi memperhatikan dan
3. Jenis Aborsi 2. Penayangan leaflate
4. Dampak Aborsi video
5. Solusi atau
penanganan
Aborsi
Terminasi 50’ 1. Penegasan materi 1. Mengajukan Diskusi -
2. Meminta peserta dan Menjawab Tanya
untuk menjelaskan pertanyaan jawab
kembali materi yang diberikan
yang sudah oleh panitia
dsampaikan 2. Membalas
dengan singkat salam
menggunakan
bahasa peserta
sendiri
3. Memberikan
pertanyaan kepeda
peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
4. Menutup acara dan
mengucapkan
salam

VIII. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


a. Moderator : Siti Rohmah
Uraian tugas
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri, dan team kepada
peserta
2) Mengatus proses dan lama penyuluhan
3) Menutup acara penyuluhan
b. Pengaji : Ronengsih dan Putriana Dewi
Uraian tugas
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan Bahasa yang
mudah dipahami.
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Fasilitator : Aulia Ramadhan, Yulia Rahman, Astri Anggraini
Uraian tugas
1) Ikut bergabung dan duduk diantara peserta
2) Mengevaluasi peserta tentang penjelasan materi penyuluhan
3) Memotivasi peserta untuk bertanya
4) Menginterupsi penyuluhan tentang istilah atau hal-hal
d. Notulen : Khoirunnisa, Sulastri, Dwi Kamala
Uraian Tugas
1) Mencatat nama, jumlah peseta serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan proses penyuluhan.
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peseta selama proses
penyuluhan.
4) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
e. Dokumentasi : Dwi Anggun, Evi Silvia, Rizky Anggereni
Uraian Tugas
1) Mengumpulkan data (bukti berupa foto)
2) Menyusun data agar penyuluhan berjalan dengan lancer
3) Menyelidiki atau meneliti jalannya acara penyuluhan
4) Mengelola serta memelihara bahan guna menyiapkan informasi yang
bermanfaat.

Materi Promosi Kesehatan


A. Pengertian Kesehatan Mental
Kesehatan mental, berasal dari dua kata, yakni “kesehatan” dan
“mental”. Kesehatan berasal dari kata “sehat”, yang merujuk pada kondisi
fisik. Individu yang sehat adalah individu yang berada dalam kondisi fisik
yang baik, dan bebas dari penyakit. Sedangkan “mental” adalah kepribadian
yang merupakan kebulatan dinamik yang tercermin dalam cita-cita, sikap, dan
perbuatan. Mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi,
sikap, dan perasaan yang dalam keseluruhan atau kebulatannya akan
menentukan tingkah laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan,
mengecewakan, atau yang menggembirakan dan menyenangkan.
Kesehatan mental menggambarkan tingkat kesejahteraan psikologis,
atau adanya gangguan mental. Dari perspektif 'psikologi positif' atau
'holisme', kesehatan mental dapat mencakup kemampuan individu untuk
menikmati hidup, dan menciptakan keseimbangan antara aktivitas kehidupan
dan upaya untuk mencapai ketahanan psikologis. Kesehatan mental juga
dapat di definisikan sebagai suatu ekspresi emosi, dan sebagai penanda
adaptasi sukses untuk berbagai tuntutan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendefinisikan kesehatan mental sebagai, "suatu keadaan kesejahteraan
dimana individu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan
yang normal dari kehidupan, dapat bekerja secara produktif dan baik, dan
mampu memberikan kontribusi bagi dirinya sendiri dan masyarakat.
Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang nyata
antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
problem-problem yang biasa terjadi dalam kehidupan pribadi dan
bermasyarakat, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan
dirinya. Fungsi-fungsi jiwa seperti fikiran, perasaan, sikap jiwa, pandangan
dan keyakinan hidup, harus dapat saling membantu dan bekerja sama satu
sama lain, sehingga dapat dikatakan adanya keharmonisan, yang menjauhkan
orang dari perasaan ragu dan bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan
pertentangan (konflik).

B. Pengertian Stres
Stres adalah suatu keadaan yang sangat sulit bagi seseorang hingga
melibatkan beberapa unsur perasaan sedih, murung, menderita, kesulitan yang
teramat sangat hingga menyebabkan seseorang mengalami kondisi yang
sangat buruk, sebagian besar mereka yang mengalami stres tidak menyadari
keadaan psikologis mereka hingga terjadi tanda-tanda stres seperti rambut
rontok, kurang nafsu makan, sering melamun. Hal ini akan terus terjadi bila
tidak segera diobati.
Stres itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Stres ringan dan berat. Gejala
Stres ringan ditandai perasaan sedih yang datang dan pergi begitu saja dengan
waktu yang singkat. Adapun Stres berat yang menimbulkan gejala murung,
menyendiri, perasaan bersalah, menyesal, melakukan aktivitas terbatas, dan
terkadang melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri bahkan dapat
menyebabkan penderita stres merasakan hopeless yang mengakhiri hidupnya
dengan bunuh diri.
C. Stress Pada ODHA
Infeksi HIV/AIDS sangat erat hubungannya dengan gangguan depresi.
Penyebabnya bisa dikarenakan faktor psikologisnya ataupun efek dari agen
HIV yang sudh menginfeksi sistem saraf pusat. Seorang yang mengalami
depresi ditandai dengan hilangnya rasa senang atau ketertarikan terhadap hal-
hal yang biasanya disukai.
Bila gangguan psikologi ini tidak ditatalaksana dengan baik, maka
besar kemungkinan seseorang yang mengalami HIV/AIDS mengalami
depresi.
D. Gejala Stress yang di alami ODHA
Gejala depresi pada HIV bervariasi dari satu orang ke orang lainnya.
Kebanyakan penyedia layanan kesehatan mencurigai depresi jika pasien
melaporkan diliputi oleh kesedihan atau memiliki sangat sedikit minat pada
aktivitas sehari-hari. Jika perasaan tersebut berlanjut selama dua minggu atau
lebih, dan pasien juga mengalami beberapa gejala berikut, kemungkinan
mereka mengalami depresi:
1. Pusing atau merasa lambat dan malas
2. Masalah konsentrasi
3. Dorongan seksual rendah/kehilangan minat seksual
4. Masalah tidur
5. Merasa bersalah, tak bernilai, atau tanpa harapan
6. Makan berlebihan
7. Kurang entusiasme; tidak menunjukkan emosi; motivasi rendah
8. Konsentrasi buruk
9. Lekas marah
10. Insomnia
11. Bangun cepat atau lambat
12. Ketidakmampuan untuk merasa santai
13. Kenaikan atau penurunan berat badan mendadak
14. Kelelahan atau kelesuan
15. Kehilangan minat untuk menjalani aktivitas atau hobi yang biasa Anda
lakukan
16. Merasa harga dirinya rendah
17. Perasaan bersalah yang berlebihan
18. Pemikiran bunuh diri atau tentang kematian yang kambuhan
19. Isolasi sosial
E. Penyebab Stress Pada ODHA
Ada banyak penyebab dari depresi yang dialami ODHA salah satu akibatnya
yaitu mendapatkan diagnosa penyakit kronis seperti infeksi HIV/AIDS dapat
membuat mood depresif memburuk. Selain itu banyak hal yang dapat
menyebabkn stress pada ODHA diantaranya:
1. Tuntutan kehidupan yang di alami ODHA
Contoh hal ini adalah tuntutan sekolah dibidang yang tidak
diinginkan, atau dituntut untuk kerja disaat yang tidak tepat. Hal ini
sering terjadi kepada setiap orang disekitar kita.
2. Masalah Keluarga
Tidak sedikit orang tua stress dengan anaknya yang bandel, sangat
sulit diatur, atau sering keluar malam. Hal ini membuat orang tua selalu
berfikiran negatif, dan mencoba memasuki dunia kehidupan anaknya,
tetapi terkadang orang tua pun terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya,
hingga anak terbengkalai dan merasa kurang perhatian.
3. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual bagi seseorang yang mengalami pemerkosaan
tentu saja meninggalkan jejak trauma dan ketakutan tertentu pada masa
depannya, hal ini yang memicu rasa simpatik orang tua hingga terbentuk
ikatan perlindungan anak. Hal ini untuk meminimalisir pelecehan seksual
diluaran sana, dan mengundang para orang tua untuk lebih dapat
mengajarkan anaknya tentang apa itu yang di maksud organ intim.
4. Keuangan
Hal ini sering dialami pada setiap orang, merasa tidak memiliki
uang atau mungkin ingin ikut teman jalan-jalan ke monas tetapi tidak
memiliki sedikitpun uang didompet, bahkan lebih parahnya bisa saja
tidak punya uang hingga tidak makan berhari-hari. Stres dalam hal ini,
langkah awal untuk belajar bersyukur dengan apa yang dimiliki, melatih
diri untuk lebih kreatif dan melakukan hal-hal berguna hingga
menghasilkan uang. Jangan berfikir pendek, contoh orang melakukan
penodongan demi uang. Itu bukanlah cara yang baik untuk keluar dari
masalah ekonomi yang kritis.
5. Cara Berfikir
Cara berfikir yang salah akan memicu tingkat stress lebih tinggi,
berfikir negatif, kecemasan yang teramat sangat hanya membuat konyol
saja. Cara yang terbaik pastikan saja dengan apa yang difikirin benar apa
salah. Think positive akan menghasilkan hasil yang positif juga.
6. Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial dapat diambil contoh dari rasa minder yang
merasa diri serba kurang, padahal kenyataan tidak seperti yang
dibayangkan.
F. Cara Mengatasi Masalah Stres pada ODHA
Depresi pada HIV dapat disembuhkan dengan perubahan gaya hidup,
terapi alternatif, dan/atau dengan obat. Banyak obat dan terapi untuk depresi
dapat mengganggu pengobatan HIV Anda. Penyedia layanan kesehatan dapat
membantu Anda memilih terapi atau kombinasi terapi yang paling sesuai
untuk Anda. Jangan mencoba mengobati diri sendiri dengan alkohol atau
narkoba karena hal ini dapat meningkatkan depresi dan menciptakan masalah
tambahan.
Perubahan gaya hidup dapat memperbaiki depresi untuk sebagian
orang. Hal ini meliputi:
1. Olahraga teratur
2. Peningkatan paparan matahari
3. Pengendalian stress
4. Konseling
5. Peningkatan kebiasaan tidur
6. Bercerita Kepada Teman
Bila anda sedang mengalami stres, anda dapat menceritakannya kepada
teman, saudara, keluarga atau bisa juga kepada seseorang yang memiliki
dasar agama yang kuat. Dengan bercerita anda mengeluarkan aura negatif
yang bersarang ditubuh anda, tetapi berceritalah kepada seseorang yang tepat,
dengan kata lain seseorang yang mendengarkan keluh kesal anda dapat
dengan sabar mendengarkan curhatan anda, dan tidak cerewet. Karena bukan
suatu penyelesaian jika anda curhat dengan seseorang yang memiliki bibir
bocor alias tukang gosip. Bila anda takut atau malu untuk curhat kepada
seseorang, pastikan anda bisa mencurahkannya melalui tulisan atau diary,
dengan menulis segala curhatan hati kepada selembar kertas secara tidak
langsung anda mengeluarkan energy negatif dalam tubuh dan membuang
secara sedikit demi sedikit hingga akhirnya sembuh dari stress yang
berlebihan pada diri anda saat itu.
1. Belajar Menerima
Belajar menerima kekurang pada diri anda sendiri (self
acceptance), anda tidak perlu mengubah hal dari diri anda menjadi orang
lain mau, karena itu hanya membuat beban dan bertambahnya faktor
stres. Fokuslah untuk memperbaiki diri secara perlahan atas keinginan
sendiri, dan berkonsentrasi dengan hal-hal positif yang dapat anda
lakukan. Keadaan yang tidak nyaman dalam hidup anda akan menjadi
sebuah sahabat yang selalu menemani sampai anda tua. Tetapi tidak usah
ragu ataupun pesimis, mencoba bersahabat dengan ketidaknyamanan itu
akan menjadi pembelajaran dan pengalaman yang sangat indah.
2. Beramal (kasih sayang)
Dalam hal ini bukan berarti meramal, tetapi anda beramal atau
memberikan sesuatu yang terbaik untuk orang-orang disekitar anda tidak
dalam hal materi saja. Hal ini sangat berguna bagi penderita Psikosomatis
atau penderita gangguan emosional. Jika anda ingin dapat sesuatu dari
orang yang tulus, secara alam bawah sadar anda memberikan sesuatu itu
kepada orang lain secara tulus. Pada saat itu otak berkonsentrasi untuk
memberikan kebaikan untuk orang lain. Artinya, selama ada niat untuk
memberi kepada orang lain, anda menciptakan energi positif yang
dilemparkan kepada orang lain, dan itu artinya anda akan menerima
energi positif berpuluh-puluh kali lipat dari orang lain. Dengan satu
syarat, anda memberi tidak karena faktor kasihan, tetapi berbagi
kebahagiaan. Dan menurut pengalaman pribadi saya, hal ini worthed
untuk dilakukan.
3. Berdo’a
Mendekatkan diri pada Agama adalah salah satu cara yang tepat di
balik memperbaiki diri. Selalu berdoa menurut agama masing-masing
membuat dampak positif bagi tubuh dan fikiran. Karena Stres itu sendiri
datang dari fikiran, dan mengundang kebaikan dengan cara Ikhlas. Ikhlas
pun timbul dengan dorongan diri sendiri dan kontak dengan kegiatan
kerohanian. Proses berdo’a pun memiliki beberapa unsur yaitu meminta,
yakin, dan menerima. Ketiga proses ini bukanlah kegiatan yang terpisah,
tetapi 3 unsur dalam 1 tujuan. Menurut teori, jika seseorang berdo’a
dengan sungguh-sungguh, otak merangsang hormon serotonin dan
endorfin yang menyebabkan seseorang merasa diposisi kenyamanan,
ketenangan dan secara tidak langsung menimbulkan perasaan bahagia.
Dampak pada tubuh adalah sistem imun meningkat, pembuluh darah
terbuka, detak jantung menjadi stabil, sehingga dampak dari luar
membuat emosi menjadi stabil.
4. Menyibukkan Diri
Stres merupakan penyakit yang timbul dari diri anda yang harus
ditemukan solusinya. Karena Stres bukan hanya penyakit dari otak,
melainkan pola pikir. Menyibukan diri adalah salah satu cara untuk
mengatasi depresi, terutama untuk memberikan kebahagiaan-
kebahagiaan bagi orang-orang disekitar anda. Stres tidak hanya dialami
seseorang dimasa tua, tetapi untuk remaja pun terkadang mengalami
tingkat depresi yang lumayan berat, tetapi hal itu adalah sebuah jalan
seseorang untuk menjadi lebih baik. Membuka diri dan menerima
pendapat baik dari semua orang dapat memperbaiki hidup anda. Bentuk
suatu kepribadian yang lebih positif disetiap masalah akan menjadi solusi
agar masalah yang sama tidak kembali mendatangi anda.
G. Dukungan Sosial Terhadap ODHA
Kemajuan dalam perawatan medis untuk HIV, pertama kali diumumkan
pada Konferensi AIDS Internasional di Vancouver pada tahun 1996, telah
membawa perbaikan yang baik dalam kesehatan, karena kebanyakan orang
Amerika Utara yang hidup dengan HIV / AIDS. Menurut Cain, R. & Todd, S.
(2009) penerapan Highly active antiretroviral therapy (HAART) dianggap
meningkatkan waktu bertahan pasien yang lebih lama. Bagi beberapa pasien
lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh persen, perawatan
HAART memberikan hasil jauh dari optimal. Hal ini karena adanya efek
samping/dampak pengobatan tidak bisa ditolerir, terapi antiretrovirus
sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi HIV tertentu yang resisten obat.
Resistensi obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan
parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang
sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih banyak digunakan, risiko
resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang tidak
tepat atau putus obat meningkat.
Ketidakteraturan dalam menerapkan terapi antiretrovirus adalah alasan
utama mengapa kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat dari
penerapan HAART. Terdapat bermacammacam alasan atas sikap tidak taat
dan tidak teratur untuk penerapan HAART tersebut. Isu-isu psikososial yang
utama ialah kurangnya akses atas fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan
sosial, penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan obat. Perawatan HAART
juga kompleks, karena adanya beragam kombinasi jumlah pil, frekuensi
dosis, pembatasan makan, dan lain-lain yang harus dijalankan secara rutin
a. Emotional Support
Menurut Sarafino (2006), dukungan emosional melibatkan ekspresi
empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau
bantuan emosional. Dengan semua tingkah laku yang mendorong
perasaan nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia
dipuji, dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk
memberikan perhatian dan rasa aman. Dukungan emosional ini
merupakan bentuk dukungan yang paling penting terhadap kesejahteraan
maupun kesehatan individu. Hal ini sesuai dengan apa yang didapat oleh
subjek, hampir setiap saat subjek mendapatkan perhatian, pemberian
semangat, atau bantuan emosional dari lingkungan terdekat subjek.
Subjek dapat leluasa menceritakan segala sesuatu kepada individu yang
nyaman menurut subjek. Sebelum menikah, ibunyalah yang selalu
memberikan motivasi agar subjek tidak memakai putaw lagi dan selalu
memberi perhatian kepada subjek mengenai kondisi subjek setelah
terserang HIV. Misalnya, setelah subjek menikah, istrinyalah yang selalu
memberikan perhatian dan motivasi agar subjek selalu stay clean dari
obat-obatan terlarang. Jika sedang mengalami masalah, subjek merasa
lebih nyaman untuk bercerita dengan istrinya, dikarenakan istri subjek
juga mempunyai pengalaman dan latar belakang yang sama dengan
subjek.
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA

NO. Waktu Kegiatan Pj


1. 12.00 – 12.05 Pembukaan MC
2. 12.05 – 12.10 Sambutan ketua pelaksana Panitia
3. 12.10 – 12.15 Sambutan dosen pembimbing Dosen
4. 12.15 – 12.20 Sambutan kepala sekolah Guru
5. 12.20 – 12.25 Pemutaran Video Ronengsih
6. 12.25 – 12.40 Materi 1 Ronengsih
7. 12.40 – 12.45 Ice breaking MC
8. 12.45 – 12.50 Pemutaran video Putriana
9. 12.50 – 13.05 Materi 2 Putriana
10. 13.05 – 13.10 Pemutaran video Putriana
11. 13.10 – 13.30 Tanya jawab Audiens
12. 13.30 – 13.40 Dorprize Panitia
13. 13.40 – 13.50 Do’a Panitia
14. 13.50 – 14.00 Penutup Panitia
Lampiran 3

Anggaran Biaya

No. Uraian Total


1. Gaji dan Upah Rp. 900.000
2. ATK Rp. 400.000
1. Pulpen
2. Buku Tulis
3. Bingkai
3. Proposal Rp. 300.000
1. Print Proposal
2. Fotocopy Surat Permohonan
4. Dokumentasi Rp. 700.000
1. Banner
2. Liflate 20
3. Sertifikat 16
5. Konsumsi Rp. 700.000
1. Makan Dosen
2. Makan Panitia
3. Air Mineral
6. Transportasi Rp.500.000
7. Doorprize Rp. 300.000
Total Rp. 3.500.000
Lampiran 4

STUKTUR ORGANISASI
1. Ketua Pelaksana
a. Nama : Ns. Ernauli Meliyana, S.Kep., M.Kep
b. NIDN : 1220057197204
c. TTL : Medan, 20 Mei 1972
d. Jabatan : Dosen
e. Alamaat : STIKes Medistra Indonesia
f. No. Telp/ Hp : 0813-1817-4695
2. Personalia
a. Ketua Kelompok : Aulia Ramadhan Putra
NPM : 171560111049
b. Moderator : Siti Rohmah
NPM : 171560111078
c. Penyaji 1 : Ronengsih
NPM : 171560111079
d. Penyaji 2 : Putriana Dewi
NPM : 171560111069
e. Notulen : Khoirunnisa
NPM : 171560111063
f. Bendahara : Sulastri
NPM : 171560111079
g. Acara : Dwi Kamala
NPM : 171560111058
h. Humas : Evi Silvia
NPM : 171560111059
i. Dokumentasi : Yulia Rahman M
NPM : 171560111084
j. Konsumsi 1 : Dwi Anggun
NPM : 171560111057
k. Konsumsi 2 : Rizky Anggereni
NPM : 171560111073
l. Logistik : Astri Anggraini
NPM : 171560111048

Anda mungkin juga menyukai