Oleh:
A…………………………..
NIM 193.005
Nama : ………………………
NIM : ………………………
Program Studi : ………………………
Judul : ………………………
Mahasiswa :
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN iii
DAFTAR ISI vii
hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Wijaya & Putri, 2013).
1. Pengkajian Keperawatan
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
a. Identitas pasien
laki-laki berusia 15-24 tahun (36%) yang diakibatkan oleh trauma atau
kecelakaan lalu lintas. Insiden fraktur yang paling sering dialami pada
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada masalah fraktur yaitu rasa nyeri. Nyeri bisa akut atau
kronik tergantung dari lamanya serangan (Asikin & Nasir, 2016). Untuk
digunakan:
nyeri.
3) Region radiation, relief: apakah sakit bisa reda dalam sekejap, apa
Pada pasien patah tulang disebabkan karena trauma atau kecelakaan, dapat
pucat atau perubahan warna kulit dan terasa kesemutan. Selain itu dengan
DM, Hipertensi, Asma dan dengan siapa pasien tinggal satu rumah dan
f. Riwayat psikososial
dalam masyarakat.
pada personal hygiene seperti mandi, dan terjadi kecacatan pada dirinya
Pada pasien fraktur tidak ada perubahan nafsu makan, walaupun menu
mobilitas pasien.
3) Pola eliminasi
frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses pada pola eliminasi alvi.
warna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini dikaji ada kesulitan atau
tidak.
hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur pasien. Selain itu,
Dampak yang timbul pada pasien fraktur yaitu kecacatan akibat fraktur,
Pada pasien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada bagian distal
fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul gangguan, begitu
Pada pasien fraktur timbul rasa cemas tentang keadaan dirinya, yaitu
baik terutama frekuensi dan konsentrasi. Hal ini bisa disebabkan karena
h. Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran pasien:
tidur lagi.
terus menerus
Pada kasus fraktur biasanya akut, spasme otot dan hilang rasa.
2) Pemeriksaan B1-B6
a) B1 (Breathing)
b) B2 (Blood)
c) B3 (Brain)
Wajah simetris, tidak ada lesi dan edema. (4) Mata: tidak ada
tes bisik atau weber dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
atau nyeri tekan. (6) Hidung: tidak ada deformitas, tidak ada
dan refleks kornea tidak ada kelainan. (5) Saraf VII. Persepsi
d) B4 (Bladder)
e) B5 (Bowel)
Palpasi: turgor baik, tidak ada defans maskular dan hepar tidak
f) B6 (Bone)
dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 (posisi netral) atau
3) Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan radiologi
berikut:
akibat trauma.
yang rusak.
b) Pemeriksaan laboratorium
penyembuhan tulang.
4) Pemeriksaan lain-lain
(2) Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama
infeksi.
i. Terapi
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan ini sesuai dengan Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018)
serta tujuan dan kriteria hasil sesuai dengan Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019)
a. Diagnosa 1
Kriteria hasil:
Rencana tindakan:
12452) hal.111
1. Identifikasi kesiapan dan 1. Agar informasi yang
kemampuan menerima informasi. disampaikan cepat
diterima.
2. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik 2. Mengetahui informasi
nafas. mengenai teknik nafas.
3. Anjurkan memposisikan tubuh 3. Menambah kenyamanan.
senyaman mungkin. 4. Menambah relaksasi dan
4. Ajarkan melakukan inspirasi dengan membuat tubuh merasa
menghirup udara melalui hidung santai.
secara perlahan. 5. Menambah relaksasi dan
5. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan membuat tubuh merasa
menghembuskan udara mulut santai.
mencucu secara perlahan. 6. Membuat klien nyaman
6. Demonstrasikan menarik nafas dan mennambah
selama 4 detik, menahan nafas wawasan kepada klien.
selama 2 detik dan menghembuskan
nafas selama 8 detik.
Sumber: (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
b. Diagnosa 2
Kriteria hasil:
hal.279
1. Identifikasi faktor resiko jatuh. 1. Memonitor faktor
resiko.
2. Hitung resiko jatuh dangan 2. Mengetahui skala resiko
menggunkan skala jatuh.
3. Pastikan roda tempat tidur dan kursi 3. Mencegah terjadinya
roda selalu dalam kondisi terkunci resiko jatuh.
4. Pasang handrail tempat tidur 4. Mencegah resiko jatuh.
5. Tempatkan pasien beresiko jatuh 5. Mempermudah perawat
dekat dengan pentauan perawatan dalam pemantauan dan
dari nurse station memonitor klien.
6. Dekatkan bel pemanggil dalam 6. Memudahkan klien
jangkauan pasien dalam meminta bantuan.
Sumber: (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
c. Diagnosa 3
Kriteria hasil:
3. Inisiatif meningkat.
4. Harga diri positif
meningkat.
5. Keyakinan positif
meningkat.
Tingkat kepatuhan 1. Verbalisasi kemauan
(SLKI L. 12110) mematuhi program
hal.142 perawatan atau pengobatan
meningkat.
2. Verbalisasi mengikuti
anjuran meningkat.
3. Perilaku mengikuti
program perawatan atau
pengobatan membaik.
4. Risiko komplikasi penyakit
menurun.
Sumber: (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)
Rencana tindakan:
kebugaran.
4. Ajarkan teknik menghindari cedera 4. Agar tidak terjadi cidera
saat berolahraga. atau kesalahan otot.
5. Ajarkan teknik pernafasan yang 5. Memaksimalkan
tepat. penyerapan oksigen
selama latihan fisik.
3. Edukasi Teknik Ambulasi (SIKI I.
12450) hal. 110
1. Monitor kemajuan pasien dalam 1. Mengetahui keadaan
ambulasi. umum klien.
2. Jelaskan prosedur dan tujuan 2. Menambah wawasan
ambulasi dengan atau tanpa alat dan pengetahuan klien
bantu. tentang ambulasi.
3. Anjurkan menggunakan alas kaki. 3. Mencegah cedera.
4. Ajarkan cara mengidentifikasi 4. Memudahkan dan
sarana dan prasarana yang memandirikan klien
mendukung untuk ambulasi di ambulasi di rumah saat
rumah. keluar rumah sakit.
5. Demonstrasikan cara ambulasi tanpa 5. Memudahkan klien
alat bantu. dalam belajar.
6. Demonstrasikan cara ambulasi 6. Memudahkan klien
dengan alat bantu (mis, walker. dalam memahami cara
Kruk, kursi roda) ambulasi.
Sumber: (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
d. Implementasi Keperawatan
kepada pasien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan, tetapi
e. Evaluasi Keperawatan
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang ingin
dicapai. Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau
DAFTAR PUSTAKA
Ashar, P. (2016). Gambaran Persepsi Faktor Risiko Jatuh pada Lansia di Panti
Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan. Jurnal Keperawatan, 1(3).
Jane, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang
Diharapkan. Elshevier.
Krisdiyana. (2019). Asuhan Keperawatran pada Pasien Post Orif Fraktur Femur di
Ruang Cempaka RSUD Abdul Wahab Sjahrane Samarinda Kalimantan.
Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur.
Mubarak, & dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar Buku 2. Jakarta:
Salemba Medika.
Noorisa, R., & dkk. (2017). The Characteristic of Patients with Femoral Fracture
in Department of Orthopaedic and Traumatology RSUD DR. Soetomo
Surabaya 2013-2016. Journal of Orthopaedi & Traumatology Surabaya,
6(1).
Rantesigi, N. (2019). Penerapan Massage Abdomen dan Minum Air Putih Hangat
untuk Mencegah Konstipasi pada Asuhan Keperawatan dengan Kasus Stroke
di RSUD Poso. Jurnal Ilmu Kesehatan, 13(2), 91–95.
Sutanto, I. (2012). Long Ferm Folow Up Evalation Fibular Auto Graft In Femoral
Neck Fracture At Soetomo General, Surabaya, Hospital Surabaya. Kesehatan
Masyarakat.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
Wahyudi, B., & dkk. (2019). Pengaruh Hypnosis Auditori Lima Jari Terhadap
Tanda-Tanda Vital pada Pasien Fraktur Ekstermitas. Jurnal Keperawatan
Medikal Bedah Dan Kritis, 8(1).
Wicahyanti, N., & dkk. (2017). Penyebab Konstipasi pada Klien Stroke di Rumah
Sakit Islam Jemursari Surabaya. Jurnal Keperawatan, X(3), 124–132.
Wijaya, A., & Putri, Y. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Yanuar, C. Asuhan Keperawatan Pada Klien Pre Op Close Fraktur Femur Dengan
Masalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer DI Ruang Melati RSUD.
Bangil Pasuruan (2018).