Anda di halaman 1dari 12

2.

9 Teori Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
A. Identitas
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa,
pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua orang di semua umur sering
terjadi pada remaja dan dewasa muda dapat terjadi pada pria dan wanita. Bila
dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah penderita dermatitis
kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai orang yang kulitnya
sangat peka (hipersensitif). Dermatitis kontak iritan timbul pada 80% dari
seluruh penderita dermatitis kontak sedangkan dermatitis kontak alergik kira-
kira hanya 20%. Sedangkan insiden dermatitis kontak alergik terjadi pada 3-
4% dari populasi penduduk. Usia tidak mempengaruhi timbulnya sensitisasi
namun dermatitis kontak alergik lebih jarang dijumpai pada anak-anak. Lebih
sering timbul pada usia dewasa tapi dapat mengenai segala usia. Prevalensi
pada wanita dua kali lipat dari pada laki-laki.
Bangsa kaukasian lebih sering terkena dari pada ras bangsa lain.
Nampaknya banyak juga timbul pada bangsa Afrika-Amerika namun lebih
sulit dideteksi. Jenis pekerjaan merupakan hal penting terhadap tingginya
insiden dermatitis kontak.
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang.
1) Keluhan Utama
Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya
terasa gatal serta nyeri.Gejala yang sering menyebabkan penderita
datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang
timbul.
2) Riwayat keluhan utama.
Provoking Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan
utama. Pada beberapa kasus dematitis kontak timbul Lesi kulit
( vesikel ),terasa panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah,
edema yang diikuti oleh pengeluaran secret. Kembangkan pola
PQRST pada setiap keluhan klien.
a) Provocative/palliative
a. Apa penyebab keluhan,
Apakah sebelumnya klien melakukan kontak dengan
bahan-bahan tertentu yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
Apa yang membuat keluhan bertambah baik/ringan atau
bertambah berat. Dengan menjauhi sumber dermatitis kontak
maka keluhan yang dirasakan akan berkurang.
b) Quality/quantity
a. Bagaimana keluhan dirasakan, dilihat, didengar
Pada beberapa kasus dermatitis kontak biasanya klien akan
merasakan gatal dan nyeri pada daerah yang terkena bahan
tertentu yang dapat menyebabkan keluhan.
b. Sejauh mana sakit dirasakan
Rasa sakit yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai
berat. Tergantung dari lama kontak zat dengan kulit,
konsentrasi zat serta tingkat sensitifitas kulit.
c) Region/radiation
a. Dimana letak sakit
Tergantung dari daerah yang kontak dengan penyebab .
b. Area penyebarannya
Area penyebarannya misalnya kaki, luka pada tungkai, jari
manis, tempat cedera, dibalik perhiasan.
d) Severitty scale
a. Apakah mempengaruhi aktifitas
Terganggunya aktifitas tergantung dari letak,tingkat keparahan
penyakit.
b. Seberapa jauh skala ringan/berat.
Tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.
e) Timing
a. Kapan mulai terjadi.
b. Kapan sering terjadi.
c. Apakah terjadinya mendadak atau perlahan-lahan

3) Riwayat Kesehatan masa Lalu


Sepertiapakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya,
apakah pernah menderita alergi serta tindakan yang dilakukan untuk
mengatasinya selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.
4) Riwayat Kesehatan keluarga.
Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami
penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi dengan tim
medis. Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-
kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita
dermatitis atopik
C. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Ringan, sedang, berat.
b) Tingkat Kesadaran
a. Kompos mentis.
b. Apatis.
c. Samnolen, letergi/hypersomnia.
d. Delirium.
e. Stupor atau semi koma.
f. Koma
Tingkat Kesadaran dermatitis kontak biasanya tidak terganggu
Dermatitis kontak termasuk tidak berbahaya, dalam arti
tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian,
penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat
mengganggu.
c) Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
b. Denyut nadi
c. Suhu tubuh
d. Pernafasan
d) Berat Badan
e) Tinggi Badan
f) Kulit.
1) Inspeksi
a. Radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
b. Kemerahan (rubor),
c. Gangguan fungsi kulit (function laisa),
d. Biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi
yang dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
e. Terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang
kemudian membesar.
f. Terdapat bula atau pustule, ekskoriasi dengan krusta. Hal ini
berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
g. Terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi
kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat.
h. Hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
2) Palpasi
a. Nyeri tekan
b. edema atau pembengkakan
c. Kulit bersisik
g) Keadaan Kepala
1) Inspeksi : tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak
kotor.
2) Palpasi : periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan
atau adanya massa.
h) Keadaan mata
1) Inspeksi
a. Palpebrae :tidak edema, tidak radang
b. Sclera : Tidak ictertus
c. Conjuctiva : Tidak terjadi peradangan
d. Pupil : Isokor
2) Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
i) Keadaan hidung.
1) Inspeksi
a. simetris kiri dan kanan
b. Tidak ada pembengkakan dan sekresi
c. Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
j) Palpasi
a. Tidak ada nyeri tekan
b. Tidak ada benjolan/tumor
k) Keadaan telinga
1) Inspeksi
a. telinga bagian luar simetris
b. idak ada serumen/cairan, nanah
D. Pemeriksaan Diagnostik
a. Biopsi kulit.
b. Uji temple.
c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus.
d. Uji kultur dan sensitivitas.
E. Pola Kegiatan Sehari-hari
a. Nutrisi
Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan,
frekwensi maka/hari, nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai
banyak minuman dalam sehari serta apakah ada perubahan.
b. Eliminasi
Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB
seperti frekuensi,warna dan konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit
c. Aktivitas
Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami
gangguan dalam aktifitas karena adanya rasa gatal dan apabila
mengalami infeksi maka akan mengalami gangguan dalam pemenuhan
aktifitas sehari-hari.
d. Istirahat
Klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal
serta adanya nyeri. Adanya gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
e. Pola Interaksi social
Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola
interaksi sosialnya terganggu biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.
f. Keadaan Psikologis
Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain
dan biasanya klien lebih suka menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang
diderita. Pada keadaaan psikologis ada beberapa hal yang perlu dikaji seperti
bagaimana persepsi klien terhadap penyakit yang diderita sekarang, bagaimana
harapan klien terhadap keadaan kesehatannyaserta bagaimana pola
interaksi dengan tenaga kesehatan & lingkungan.
g. Kegiatan Keagamaan
Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan
cobaan untuknya dan pasti terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada
kegiatan keagamaan seperti klien menganut agama apa selama sakit klien sering berdoa.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas jalan nafas terganggu akibat spasme otot-otot
pernafasan, kerusakan neurologis
2. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
3. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan
4. Nyeri akut b.d lesi kulit
5. Resiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada kulit
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
. Hasil
1. Kerusakan Setelah dilakukan a. Memandikan
integritas kulit tindakan keperawatan 1. Mandi dengan air yang
selama 3x24 jam perfusi mempunyai suhu yang nyaman
jaringan: perifer 2. Monitor kondisi kulit saat mandi
membaik dengan kriteria b. Pemberian obat; Kulit
hasil: 1. Ikuti prinsip 5 benar pemberian
a. Kerusakan kulit obat
dari skala 1 2. Catat riwayat medis pasien dan
menjadi 3 riwayat alergi
b. Nekrosis dari 3. Dokumentasikan pemberian obat
skala 1 menjadi 3 dan respon pasien, sesuai protol
c. Edema prifer dari institusi
skala 1 menjadi 3 c. Kontrol infeksi
1. Lakukan tindakan-tindakan
pencegahan yang bersifat universal
2. Gosok kulit pasien dengan agen
antibakteri yang sesuai
3. Pastikan tekni perawatan luka yang
tepat
4. Berikan terapi antibiotik yang
sesuai
5. Ajarkan pasien dan anggota
keluarga mengenai bagaimana
menghindari infeksi
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan a. Manajemen alergi
pola napas tindakan keperawatan 1. Identifikasi alergi yang diketahui
selama 1x24 jam (misalnya, obat-obatan, makanan,
manjemen diri; asma serangga, lingkungan dan reaksi
dapat teratasi dengan tidak biasa)
kriteria hasil: 2. Monitoring pasien mengenai
a. Menggambarka paparan berikutnya
fokus penyebab 3. Identifikasi segera tingkat
dari skala 1 ancaman terhadap munculnya
menjadi 3 reaksi alergi dalam status
b. Mengenai pemicu kesehatan pasien
asma dari skala 1 4. Diskusikan metode untuk
menjadi 3 mengontrol alergen dari
lingkungan (misalnya; debu, jamur
dan serbuk sari)

b. Terapi oksigen
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
2. Konsultasi dengan tenaga
kesehatan lain mengenai
penggunaan oksigen tambahan
selama kegiatan dan/atau tidur
3. Monitor tanda tanda vital
4. Monitor tekanan darah, nadi, suhu
dan status pernapasn
5. Monitor warna kulit, suhu dan
kelembaban
6. Monitor tekanan darah denyut nadi
dan pernapasan sebelum selama
dan setelah beraktivitas dengan
tepat
3. Gangguan citra Setelah dilakukan a. Pengurangan kecemasan
tubuh tindakan keperawatan 1. Gunakan pendekatan yang tenang
selama 2x24 jam dan meyakinkan
Tingkat kecemasan diri 2. Dorong keluarga untuk
baik dengan kriteria hasil mendampingi klien dengan cara
: yang tepat
a. Distress dari 3. Identifikasi pada saat terjadi
skala 1 menjadi 3 perubahan tingkat kecemasan
b. Perasaan gelisah 4. Bantu klien mengindentifikasi
dari skala 1 situasi yang memicu kecemasan
menjadi 3 b. Dukungan emosional
c. Serangan panik 1. Diskusikan dengan pasien
dari skala 1 mengenai pengalaman emosinya
menjadi 3 2. Dorong pasien untuk
mengekspresikan perasaan cemas
marah atau sedih
3. Berikan bantuan dalam pembuatan
keputusan
4. Rujuk untuk konseling sesuai
kebutuhan.
4. Nyeri akut Setelah dilakukan a. Pemberian analgesik
tindakan keperawatan 1. Tentukan lokasi karakteristik,
selama 2x24 jam perfusi kualitas dan keparahan nyeri
jaringan perifer membaik sebelum mengobati pasien.
dengan kriteria hasil : 2. Berikan kebutuhan kenyamanan
a. Nyeri yang dan aktivitas klien yang dapat
terlokaliasasi dari membantu relaksi untuk
skala 1 menjadi 3 memfasilitasi penurunan nyeri.
b. Edema perifer 3. Tentukan pilihan obat analgetik
dari skala 1 (narkotik, nonnarkotik atau
menjadi 3 NSAID), berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri
b. Manajemen nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri
komperhensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
2. Gunakan metode penilaian yang
sesuai dengan tahapan
perkembangan yang
memungkinkan untuk memonitor
perubahan nyeri dan akan dapat
membantu identifikasi faktor
pencentus aktual dan potensial.
3. Berikan individu penurun nyeri
yang optimal dengan peresepan
analgesik
4. Gunakan tindakan pengontrol
nyeri sebelum nyeri bertambah
berat
5. Mulai dan modifikasi tindakan
pengontrol nyeri berdasarkan
respon pasien
6. Dukung istirahat tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
c. Monitor TTV
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu
dan status pernapasn
2. Monitor warna kulit, suhu dan
kelembaban
3. Monitor tekanan darah denyut nadi
dan pernapasan sebelum selama
dan setelah beraktivitas dengan
tepat
d. Terapi Musik
1. Definisikan perubahan spesifik
perilaku dan fisiologi seperti yang
di inginkan
(misalnya,relaksasi,stimulasi,konse
ntrasi dan pengurangan nyeri)
2. Pertimbangkan minat klien pada
musik
3. Identifikasi musik yang disukai
klien
4. Informasikan individu mengenai
tujuan(terkait dengan)pengalaman
(yang akan dirasakan)terhadap
musik
5. Pilih musik-musik tertentu yang
mewakili musik yang disukai klien
6. Bantu individu untuk menentukan
posisi yang nyaman
7. Batasi stimuli eksternal
(misalnya,cahaya,suara,pengunjun
g,panggilan telepon)selama
pengalaman mendengarkan musik
8. Patikan bahwa volume musik
adekuat dan tidak terlalu keras
5. Resiko infeksi Setelah dilakukan a. Kontrol infeksi
tindakan 3 x 24 jam 1. Lakukan tindakan-tindakan
integritas jaringan kulit pencegahan yang bersifat universal
dan membran mukosa 2. Gosok kulit pasien dengan agen
teratasi dengan kriteria antibakteri yang sesuai
hasil: 3. Pastikan tekni perawatan luka yang
a. Suhu kulit dari tepat
skala 1 menjadi 3 4. Berikan terapi antibiotik yang
b. Lesi pada kulit sesuai
dari skala 1 5. Ajarkan pasien dan anggota
menjadi 3 keluarga mengenai bagaimana
c. Perfusi jaringan menghindari infeksi
dari skala 1 b. Perawatan Luka
menjadi 3 1. Monitor karakteristik luka,
termasuk drainase,warna,ukuran
dan bau.
2. Ukur luas luka, yang sesuai
3. Oleskan saleb yang sesuai dengan
kulit atau lesi
4. Berikan balutan yang sesuai
dengan jenis luka
5. Anjurkan pasien atau anggota
keluarga pada prosedur perawatan
luka.
6. Anjurkan pasien dan keluarga
untuk mengenal tanda dan gejala
infeksi.
7. Dokumentasikan lokasi luka dan
tampilannya
c. Manajemen Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman
bagi apsien
2. Singkirkan benda – benda
berbahaya dari lingkungan
3. Sediakan tempat tidur dengan
ketinggian yang aman, yang
rendah, yang sesuai.
4. Sediakan tempat tidur dan
lingkungan yang bersih dan
nyaman.
5. Hindari dari paparan aliran udara
yang tidak perlu, terlalu panas, atau
terlalu dingin.

Anda mungkin juga menyukai