Anda di halaman 1dari 8

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP

Data Subjektif:
 Pasien mengeluh nyeri dada seperti di himpit benda berat
 Nyeri terkadang menjalar ke bahu hingga leher
 Mengeluh cepat lemas saat beraktivitas dan hilang saat dibawa istirahat

Data Objektif:
 Tampak kesakitan
 Gelisah
 Tampak memegang area dada
 Terkadang juga disertai sesak napas

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK


MENUNJANG
 Pada pemeriksaan EKG biasanya ditemukan perubahan pada gambaran EKG dari yang
normal seperti ST elevasi atau ST depresi

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN


ANGINA PECTORIS
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
2. Anxietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN ANGINA PERTORIS

NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN AGEN INJURI BIOLOGI

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:


Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan

Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:


1 sangat berat
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau ketegangan otot
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
gelisah

 memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai


kenyamanan
 mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
 melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
 mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi factor
tersebut
 melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
 melaporkan pola tidur yang baik

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
 Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk mengumpulkan
informasi pengkajian
 Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
 Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan
kemungkinan efek sampingnya
 Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan
respon pasien
 Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien
Manajemen nyeri:
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, awitan dan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasinya
 Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak
mampu berkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk pasien/keluarga


 Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat,
kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan nama orang yang harus dihubungi
bila mengalami nyeri membandel.
 Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri tidak
dapat dicapai
 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan
tawarkan strategi koping yang ditawarkan
 Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko
ketergantungan atau overdosis)

Manajemen nyeri:
 Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung,
dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)

Aktivitas kolaboratif
 Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal, setiap 4
jam selama 36 jam) atau PCA

Manajemen nyeri:
 Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat
 Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan
perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

Perawatan dirumah
 Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah
 Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan dalam
pemberian obat

ANXIETAS BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN STATUS KESEHATAN

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan:


Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang
dan selau menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.

Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator


sibagai berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Merencanakan strategi koping untuk situasi
penuh tekanan
Mempertahankan performa peran
Memantau distorsi persepsi
Memantau manifestasi perilaku ansietas
Menggunakan teknik relaksasi untuk
meredakan ansietas

Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian
 kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik setiap……..
 kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas
 gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan
ansietas dimasa lalu
 reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga


 buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk
pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari
 berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman, tetangga,
kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat rekreasi
 informasikan tentang gejala ansietas
 ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan gejala
penyakit fisik

penurunan ansietas (NIC);


 sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis
 instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
 jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama prosedur

Aktivitas kolaboratif
 penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu

Aktivitas lain
 pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan
ketenangan serta rasa nyaman
 beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaan
untuk mengeksternalisasikan ansietas
 bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk
mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
 sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk
menurunkan ansietas dan memperluas fokus
 coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif
 dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan pasien untuk
menangis
 yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan
nonverbal secara bergantian
 sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain
 sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh pasien
 singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan

penurunan ansietas (NIC);


 gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien
 damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut
 berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu
 jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
 bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas

INTOLERANSI AKTIVITAS BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSEIMBANGAN


ANTARA KEBUTUHAN DAN SUPLAI OKSIGEN OTOT JANTUNG

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:


Mentoleransi aktivitas yang bisasa dilakukan, yang dibuktikan oleh toleransi
aktivitas, ketahanan, penghematan energy, kebugaran fisik, energy psikomotorik,
dan perawatan diri, ADL.
Menunjukkan toleransi aktivitas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1 gangguan eksterm
2 berat
3 sedang
4 ringan
5 tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Saturasi oksigen saat
beraktivitas
Frekuensi pernapasan
saat beraktivitas
Kemampuan untuk
berbicara saat beraktivitas
fisik

Mendemonstrasikan penghematan energy, yang dibuktikan oleh indicator sebagai


berikut:
1 tidak pernah
2 jarang
3 kadang-kadang
4 sering
5 selalu
Indikator 1 2 3 4 5
Menyadari keterbatasan energy
Menyeimbangkan aktivitas dan
istirahat
Mengatur jadwal aktivitas untuk
menghemat energy

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian
 Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi, dan
melakukan ADL
 Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
 Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas

Manajemen energy (NIC):


 Tentukan penyebab keletihan
 Pantau respon kardiorespiratori terhadap aktivitas
 Pantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas
 Pantau respon nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energy yang adekuat
 Pantau dan dokumentasikan pola tidur pasien dan lamanya waktu tidur dalam jam

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga


 Instruksikan pada pasien dan keluarga untuk:
 Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu
 Mengenali tanda dan gejala intoleransi aktivitas, termasuk kondisi yang perlu dilaporkan
ke dokter
 Pentingnya nutrisi yang baik
 Penggunaan peralatan seperti oksigen saat aktivitas
 Penggunaan tehnik relaksasi selama aktivitas
 Dampak intoleransi aktivitas terhadap tanggung jawab peran dalam keluarga
 Tindakan untuk menghemat energy

Manajemen energy (NIC):


 Ajarkan pada pasien dan orang terdekat tentang teknik perawatan diri yang akan
meminimakan konsumsi oksigen
 Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah
kelelahan

Aktivitas kolaboratif
 Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas, apabila nyeri merupakan salah satu
penyebab
 Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik atau rekreasi untuk merencanakan dan
memantau program aktivitas, jika perlu.
 Untuk pasien yang mengalami sakit jiwa, rujuk kelayanan kesehatan jiwa dirumah
 Rujuk pasien kepelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan bantuan
perawtan rumah, jika perlu
 Rujuk pasien keahli gizi untuk perencanaan diet
 Rujuk pasien kepusat rehabilitasi jantung jika keletihan berhubungan dengan penyakit
jantung

Aktivitas lain
 Hindari menjadwalkan pelaksanaan aktivitas perawatan selama periode istirahat
 Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, jika perlu
 Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama dan sesudah aktivitas
 Rencanakan aktivitas bersama pasien secara terjadwal antar istirahat dan latihan

Manajemen energy (NIC);


 Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas
 Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki energy paling banyak
 Bantu pasien untuk aktivitas fisik teratur
 Bantu rangsangan lingkungan untuk relaksasi
 Bantu pasien untuk melakukan pemantauan mandiri dengan membuat dan
menggunakan dokumentasi tertulis untuk mencatat asupan kalori dan energy

Perawatan dirumah
 Evaluasi kondisi rumah yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas
 Kaji kebutuhan terhadap alat bantu, oksigen dan lain sebagainga dirumah

Itulah tadi konsep asuhan keperawatan angina pectoris aplikasi nanda nic noc.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat.

Sumber:
Sumber: Judith M. Wilkinson dan Nancy R. Ahern. Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Alih
Bahasa Ns. Esti Wahuningsih, S.Kep dan Ns. Dwi Widiarti, S,Kep. EGC. Jakarta.
Doenges, EM, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
https://banyumasperawat.wordpress.com/2009/07/22/form-pengkajian-13-domain-
nanda/ di edit oleh admin portalperawat.com.

Anda mungkin juga menyukai