Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS JURNAL / EVIDENCE BASED PRACTICE

WISECARE+: Results of a European study of a nursing intervention for the


management of chemotherapy-related symptoms
(WISECARE +: Hasil dari studi Eropa tentang intervensi keperawatan untuk
pengelolaan gejala terkait efek samping dari kemoterapi

Disusun oleh :
RIA NURIANA RAHAYU
220112170563

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS XXXV
BANDUNG
2018

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 2
BAB II ANALISIS JURNAL............................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 7

1
BAB I
PENDAHULUAN

Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan pertumbuhan sel-sel


jaringan tubuh yang tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkendali),
menginfiltrasi dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi organ tubuh
(Akmal, dkk., 2010: 187). Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan oleh
kanker dan merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular
(Anonim, 2008). Kanker pada umumnya merupakan penyebab tingginya
prevalensi kematian. Hampir seluruh dunia masalah pada kanker adalah
bagaimana caranya pencegahan kanker melalui penerapan pengetahuan yang ada
dan pengendalian kanker oleh program pelaksanaan untuk pengendalian,
vaksinasi, deteksi dini dan pengobatan, serta kampanye kesehatan masyarakat
mempromosikan aktivitas fisik dan asupan makanan sehat (Jamal et.al, 2011).
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengobati penyakit kanker seperti
pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon dan terapi imunomodulator
Pemilihan terapi yang tepat akan menentukan quality of life pasien. Selain itu
manajemen dalam treatment kanker juga tidak kalah pentingnya seperti 1)
manajemen nyeri pada pasien kanker, pemilihan analgetik yang tepat dengan
minimal side effect (Dwyer & Kumar, 2012). 2) manajemen nausea dan vomiting
karena pasien kanker biasanya akan mengalami hal tersebut setelah pasien
mendapatkan kemoterapi sehingga waktu pemberian antiemetik sangatlah penting
(Naganuma & Shead, 2012). 3) manajemen profilaksis karena pasien kanker pada
umumnya akan mengalami penurunan kekebalan tubuh akibat efek samping obat
obat cytotoxic/kemoterapi yang dapat menekan produksi komponen darah di
sumsum tulang belakang sehingga sel darah putih juga dapat berkurang (Bernard
& Bruising, 2005).
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan kanker yang berisi obat-obat
cytotoxic. Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-
obatan yang bertujuan untuk menghancurkan atau memperlambat pertumbuhan
sel-sel kanker. Efek samping kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi tidak

2
hanya menghancurkan sel-sel kanker tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama
sel-sel yang membelah dengan cepat. Efek samping kemoterapi bervariasi
tergantung regimen kemoterapi yang diberikan. Berdasarkan National Cancer
Institute, efek samping yang dapat terjadi akibat kemoterapi berbasis antrasiklin
(adriamisin/doksorubisin) dikelompokkan menjadi mual, muntah, diare,
stomatitis, alopesia, rentan terinfeksi, trombositopenia, neuropati, dan myalgia
Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Love et al., didapatkan
persentase pasien yang mengalami efek samping dari kemoterapi yang dijalaninya
yaitu kerontokan rambut sebanyak 89%, mual 87%, lelah 86%, muntah 54%,
gangguan tidur 46%, peningkatan berat badan 45%, sariawan 44%, kesemutan
42%, gangguan pada mata 38%, diare 37%, konstipasi 19 %, kemerahan pada
kulit 18% dan penurunan berat badan 13%. .
Pada kasus ini Klien berusia 12 tahun 11 bulan. Klien terdiagnosa
osteosarcoma kurang lebih 2 bulan yang lalu, Diawali dengan adanya rasa nyeri
dan pegal pada area paha kanan bawah Dan disertai adanya pembengkakan yang
progresif. Klien sebelumnya sudah melakukan beberapa pemeriksaan seperti MRI,
rontgen, biopsy yang menunjukkan hasil adanya keganasan sehingga Klien
dirujuk ke RSUP Hasan Sadikin untuk segerakan mendapatkan kemoterapi Siklus
pertama.

3
BAB II
ANALISIS JURNAL

Penelitian ini jurnal dengan metode literature review berupa analisis jurnal
keperawatan yang membahas penelitian tentang intervensi keperawatan untuk
efek samping yang diakibatkan kemoterapi pada anak. Pencarian jurnal
meggunakan kata kunci nursing intervention cemotheraphy, cancer patients.
Penggunaan kemoterapi sebagai pengobatan kuratif untuk kanker telah
meningkat secara signifikan dalam dekade terakhir. Penatalaksanaan kemoterapi
secara signifikan dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup, akan tetapi
efek samping yang terjadi akibat kemoterapi tetap menjadi beban utama bagi
klien. Ada sejumlah gejala yang biasa terjadi pada seseorang yang melakukan
kemoterapi yang dapat melemahkan kondisi klien tersebut, mual muntah adalah
efek samping yang sering dialami (Warr, 2008). Gejala lain yang sering dan serius
yang dialami oleh pasien adalah masalah oral seperti mucositis, yang diperkirakan
terjadi pada 40% dari semua pasien yang menjalani kemoterapi, mucositis bukan
hanya menyakitkan dan penyebab asupan gizi yang terbatas, juga dapat
menurunkan kesediaan pasien untuk melanjutkan pengobatan.
Kearney et al (2008), menjelaskan bahwa salah satu intervensi dalam
pengelolaan efek samping kemoterapi adalah WISECARE yaitu terdiri dari
protokol praktek klinis, dikembangkan secara khusus untuk studi yang
menyediakan panduan rinci intervensi berbasis bukti berdasarkan gejala pasien.
intervensi keperawatan yang diberikan sesuai dengan gejala yang dilaporkan.
intervensi terdiri dari symptom assessment terstruktur disesuaikan dengan tingkat
gejala yang dilaporkan dalam penilaian gejala tersebut. Protokol praktik
keperawatan didukung oleh tinjauan pustaka ketat dikembangkan dari masing-
masing gejala.

Mencegah atau mengelola efek samping dengan tepat secara signifikan


dapat meningkatkan status fungsional dan kualitas hidup pasien, yang akhirnya
mengarah pada penerimaan pasien yang lebih besar pada tindakan kemoterapi.

4
Disini sangatlah penting perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care
giver) untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan yaitu salah satunya adalah
melakukan intervensi keperawatan dalam menangani atau mengelola efek
samping kemoterapi juga sebagai edukator atau pendidik untuk membantu klien
meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan terkait dengan
keperawatan dan tindakan medis yang diterima sehingga klien atau keluarga
dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.

5
BAB III
PEMBAHASAN

Mencegah atau mengelola efek samping dengan tepat secara signifikan


dapat meningkatkan status fungsional dan kualitas hidup pasien, yang akhirnya
mengarah pada penerimaan pasien yang lebih besar pada tindakan kemoterapi.
Berdasarka penelitian Kearney et al (2008), pasien menyelesaikan kuesioner
penilaian gejala setiap hari selama 14 hari setelah siklus berturut-turut dari
kemoterapi. Gejala Skala Penilaian Kemoterapi (C-SAS) dipilih untuk menilai
gejala kemoterapi, beokus paa pasien dan alat yng digunakan relevan yang telah
digunakan sebelumnya` dan telah mengalami pengujian yang ketat untuk validitas
kriteria, validitas konstruk, reliabilitas test-retest dan konsistensi internal ( Brown
et al., 2001 ).
Setiap gejala (mual, muntah, kelelahan dan masalah oral) yang dirasakan,
lien diminta untuk menulis kejadian, tingkat keparahan dan kesulitan pasca
kemoterapi, sehingga memberikan rincian dari seluruh pengalaman gejala.
Catatan klien dikembangkan secara khusus untuk studi (disebut WISETool)
digunakan untuk mengumpulkan data hasil pengisian yang teah dituliskan klien.
The WISETool adalah catatan / data elektronik klien dimana data dapat di-upload
ke PC manapun. 3 fungsi yang penting bagi intervensi WISECARE, yang pertama
ini adalah penyimpanan data gejala masing-masing pasien. Kedua, berdasarkan
data ini, WISETool kemudian mampu menghasilkan grafik gejala untuk setiap
pasien berikut setiap siklus kemoterapi. Dan akhirya, berdasarkan skor gejala,
dapat memberikan selembar intervensi yang
dirangkum berdasarkan pengalaman pengalaman pasien untuk setiap siklus
terbaru dari kemoterapi dan akan direkomendasikan berbagai intervensi yang tepat
bagi mereka berdasarkan skor gejala.
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa intervensi ini berdasakan gejala
efek samping yang didapatkan dibandingkan sebelum dan setelah pengenalan
intervensi berdampak positif pada penurunan mual, muntah dan masalah oral
pasien.

6
DAFTAR PUSTAKA

Brown, V.S.J., Richardson, A., Hughes, J., Hannon, H., Oakley, C. 2001. The
development of the Chemotherapy Symptom Assessment Scale (C-SAS): a
scale for the routine clinical assessment of the symptom experiences of
patients receiving cytotoxic chemotherapy. International Journal of Nursing
Studies 38 (5), 497–510.
Kearney et al. 2008. WISECARE: Results of a European study of a nursing
intervention for the management of chemotherapy-related
symptomsEuropean Journal of Oncology Nursing 12 443–448
Love, R.,L., Leventhal, H., Eastering, D.V., nerenz,D.R. Side Effect and
Emotional Distress during Cancer Cemotherapy. Wisconsin Clinical Cancer
Center.989.63:604-12.
Warr, D.G., 2008. Chemotherapy – and cancer – related nausea and vomiting.
Current Oncology 15 (Suppl. 1), 4–9.

Anda mungkin juga menyukai