H DENGAN
POST CRANIEKTOMY EVAKUASI DUE TO MODERAT HEAD
INJURY, EDH AT FRONTOTEMPORO SINISTRA AND BONE
DISCONTINUITY AT LEFT CLAVICLE MIDDLE THIRD
COMMINUTED DISPLACED
DI RUANG KEMUNING LANTAI 2B (BEDAH SYARAF)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXV
BANDUNG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN
POST CRANIEKTOMY EVAKUASI DUE TO MODERAT HEAD
INJURY, EDH AT FRONTOTEMPORO SINISTRA AND BONE
DISCONTINUITY AT LEFT CLAVICLE MIDDLE THIRD
COMMINUTED DISPLACED
DI RUANG KEMUNING LANTAI 2B (BEDAH SYARAF)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
I. PENGKAJIAN ANAK
1. IDENTITAS KLIEN DAN KELUARGA
a. Identitas Klien
Nama : Tn. H
Tanggal Lahir : 11 Februari 1987
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Kp. Sentra kec. Patokbeusi Subang
Diagnosa Medis : Post Craniektomy Evakuasi Due To
Moderat Head Injury And Epidural
Hematoma At Frontotemporo Sinistra
Tanggal Dikaji : 13 April 2018
Tanggal Masuk RS : 11 April 2018
No. Medrec : 0001679065
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S
Usia : 29 th
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan klien : Istri
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Nyeri
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
6 jam sebelum masuk rumah sakit, klien mengalami kecelakaan
motor tunggal didaerah tempat tinggalnya. Motor yang dikendarai
klien melaju dengan kecepatan sedang dan melewati jalan berlubang
lalu klien terlempar dengan kepala membentur aspal jalan terlebih
dahulu. Klien langsung dibawa ke RS terdekat dan mendapat
penangangan. Menurut keluarga berdasarkan cerita warga sekitar yang
menyaksikam kejadian, klien tidak memakai helm, pingsan, adanyah
muntah darah, perdarahan telinga (otorrthea), dan perdarahan hidung.
Di RS tersebut dilakukan CT Scan kepala non kontras dan Rontgen
Thorax, kemudian klien di rujuk ke RSHS. Klien mengatakan tidak
mengingat kronologis kejadian kecelakaan.
Klien mengeluh nyeri pada bagian clavicula sebelah kiri,
keluhan dirasakan semakin parah ketika klien bergerak, dan berkurang
ketika diistirahatkan. Nyeri dirasakan nyut-nyutan, skala nyeri 5
(Comparative Pain Scale 0 – 10), nyeri dirasakan menetap.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga memiliki riwayat penyakit Hipertensi, tidak memiliki
riwayat DM.
d. Riwayat psikososial spiritual
Kondisi klien dalam keadaan sadar namun pasien mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi, klien mengeluh ada masalah di fungsi
pendengaran sehingga ketika mengobrol harus menggunakan nada
suara yang cukup keras. Aktivitas ibadah klien terhenti pada saat
masuk ke rumah sakit. Dukungan keluarga kepada pasien baik, hal ini
ditunjukkan dengan keluarga bergantian dalam menjaga pasien setiap
hari.
Klien dan Keluarga klien mengatakan takut dan cemas terkait
kondisi patah tulang pada aera clavicula, klien terus berulang kali
mengatakan takut jika bahunya tidak bisa sembuh, tidak bisa kembali
seperti semula dan bertanya kepada perawat apakah kondisi bahunya
bisa sembuah atau tidak. Keluarga klien mempasrahkan semuanya.
e. Riwayat ADL (makan, minum, eliminasi, tidur, aktifitas)
Aktivitas Sebelum di RS Selama di RS
a. Makan dan - Frekuensi makan 3x - Frekuensi makan 3x
Minum sehari, 1 porsi dengan sehari, 2-3 sendok yang
jenis makanan Nasi dimakan (Menu
putih, lauk pauk dan makanan gizi
sayuran. seimbang)
MANDIRI KETERGANTUNGAN
(1 POIN) (O POIN)
AKTIFITAS Tidak perlu supervise, Memerlukan supervise, Skor
arahan, atau bantuan arahan, bantuan personal
personal atau asuhan penuh
Mandiri secara penuh Perlu bantuan mandi
Memerlukan pada lebih dari 1 bagian
bantuan hanya pada tubuh
satu bagian tubuh, Bantuan saat masuk dan
MANDI 1
missal: punggung, keluar kamar mandi atau
area genital atau shower
ekstremitas yang Mandi dilakukan oleh
terkena orang lain
Dapat mengambil Perlu bantuan memakai
pakaian dari lemari baju sendiri
baju dan laci Perlu bantuan dipakaikan
MEMAKAI Memakai baju dan baju secara komplit
0
BAJU pakaian lain secara
lengkap
Memerlukan bantuan
mengikat tali sepatu
Dapat pergi ke kamar Perlu bantuan penuh
kecil untuk berpindah ke toilet
Dapat naik dan turun Dapat membersihkan diri
dari toilet Memerlukan pispot
TOILETING Dapat merapihkan atau popok 0
baju
Dapat membersihkan
area genital tanpa
dibantu
BERPINDAH Dapat berpindah dari Memerlukan bantuan 0
TEMPAT dan ke tempat tidur berpindah dari tempat
atau kursi tanpa tidur atau kursi
bantuan Memerlukan bantuan
berpindah secara penuh
Dapat Inkontinensia BAB atau
mengendalikan dan BAK sebagian atau total
KONTINENS menahan rasa ingin
1
IA buang air kecil
(BAK) dan buang air
besar (BAB)
Dapat mengambil Memerlukan bantuan
makanan dari piring ke sebagian atau total saat
mulut tanpa bantuan proses makan
MAKAN 0
Persiapan makan dapat Memerlukan metode
dilakukan oleh orang parenteral
lain
Total skor 2
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
1) Penampilan : terlihat lemah
2) Kesadaran : Kompos mentis (GCS : 15)
b. Pemeriksaan TTV
1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
2) HR : 98 x/menit
3) RR : 22 x/menit
4) Suhu : 370 C
c. Atropometri
Sebelum masuk RS
BB : 80 kg
TB : 170 cm
IMT : 27,68 (Gizi Lebih)
1 2 3 4 Skor
PERSEPSI Keterbatasn Sangat Keterbatas Tidak ada 3
SENORI penuh terbatas an ringan keterbatasan
KELEMBAPA Lembab Sangat Kadang- Tidak ada 3
N terus Lembab kadang lembab
menerus lembab
AKTIVITAS Di tempat Diatas kursi Kadang- Sering 1
tidur kadang berjalan
berjalan
MOBILISASI Tidak dapat Pergerakan Keterbatas Tidak ada 3
bergerak sangat an ringan keterbatasan
terbatas
STATUS Sangat Tidak Adekuat Baik sekali 3
NUTRISI buruk adekuat
FRIKSI/ Bermasalah Potensi Tidak ada 3
GESEKAN Masalah masalah
Total Score 16
1 2 3 4 Skor
Definisi Risiko : < 10 = risiko sangat tinggi 10 – 12 = risiko
tinggi
13 – 14 = risiko sedang 15 – 18 = berisiko
<19 = risiko rendah/tidak berisiko
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tanggal 11 Januari 2018
a. Pemeriksaan CT Scan Tidak Terkaji
b. Pemeriksaan Rontgen Thorak Dada
c. Xray
Kesan : Bone Discontinuity at left clavicle middle third comminuted
displaced allner group I ( terputusnya tulang di tulang klavikula
tengah dimana tulang patah menjadi beberapa bagian)
d. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Flag Hasil Satuan Nilai Normal Interpretasi
Hematologi 8 Parameter
Hemoglobin L 10,7 g/dl 14 – 17,4
Hematokrit L 31,6 % 41,5 – 50,4
Leukosit H 12,65 10ribu /uL 4,5 – 11,0
Eritrosit L 3,75 Juta/uL 4,4 – 6,0
Trombosit 182 Ribu/uL 150 – 450
Indeks Eritrosit
MCV 84,3 fL 80 – 96
MCH 28,5 Pg 27,5 – 33,2
MCHC 33,9 % 33,4 – 35.5
Prothrombin Time/ PT
PT 11.30 Detik 9,1 – 13,1
INR 1.04 0,8 – 1,2
APTT (Pemeriksaan untuk melihat waktu pembekuan darah)
APTT 26.20 Detik 21 – 41
5. TERAPI
Terapi Kegunaan
IV Line NACL 1500cc/24 jam Pemberian sejumlah cairan kedalam
tubuh untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat zat nutrisi
dari tubuh.
Pemberian 02 6 Liter nasal kanul Keb. Oksigen :
V.t x RR x 20%
(5 – 8 x BB) x 22 x 20 - 40% 640 x
22 x 20 - 40%
2,8 L – 5,6 L
Dibulatkan menjadi 6 L
Note : 20-40% (Fi02 Nasal kanul)
11.15 No Dx 6
- Memastikan head of bed 30 Tidak ada tanda tanda TTIK
derajat
- Oksigenasi 6 liter
- Iv Line 1500/24 jam
2. 15-04-2018
15.00 No. Dx 1
Monitoring tanda-tanda vital - TD 130/70mmHg HR: 98x/menit,
Monitoring skala nyeri RR: 24x/menit
No Tgl/jam Implementasi Respon
- Skala nyeri : 4
15.15
- Tidak ada perubahan TTV yang
drastis saat pasien melakukan
No. Dx 2 dan 6
perubahan posisi
Membantu mobilisasi pasien
- Pasien hanya merubah posisi
untuk miring kanan dan kiri
terlentang dan miring kanan saja,
Melakukan ROM pasif dan aktif
karena terdapat arm string di bahu
ekstremitas bawah
18.15
sebelah kiri sehingga sulit untuk
di gerakkan.
- Pasien mengatakan nyaman
18.35
dengan posisi yang diberikan
No Dx 3
Memberikan edukasi terkait
proses penyembuhan fraktur dan
- Keluarga mengerti dengan
faktor faktor yang mempengaruhi
waktu penyembuhan informasi yang telah
disampaikan.
No. Dx 4 - Keluarga mengatakan klien
Memberikan edukasi tentang diseka menggunakan tisu basah
perawatan diri selama 1xsehari
hospitalisasi seperti mandi, - Klien tidak mau digunting kuku
keramas, oral hygiene, dan untuk meminimalisir
menjaga kebersihan kuku. pergerakan.
I:
- Teknik distraki (Pursed lips breathing)
- Kolaborasi pemberian ketorolax
E: Nyeri berkurang, pasien dapat tidur setalah diberikan
obat.
2 S:
- Klien mengeluh nyeri saat dilakukan mobilisasi,
- Klien mengeluh lemas
O: Mobilisasi pasien dibantu
A: Bantu mobilisasi pasien untuk miring kanan dan
terlentang
P:
- Bantu pasien untuk mobilisasi dan ajarkan keluarga
teknik mobilisasi
- ROM aktif dan pasif
I:
- Membantu pasien untuk miring kanan dan terlentang
- ROM aktif dan pasif
E:
- Pasien tidak dapat miring ke kiri karena adanyanya
fraktir di bahu kiri
- Mobilitas di bantu sebagian
- Kekuatan otot ekstremitas bawah 4/4
S:
O:
- Klien dan keluarga terus berulang menanyakan terkait
penyembuhan fraktur
- Klien telihat cemas
3 A: edukasi tentang proses penyembuhan fraktur
P: Berikan informasi tentang penyembuhan fraktur
I: Memberikan informasi tentang penyembuhan fraktur dan
faktor – faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur
E: keluarga dan klien mengeti dengan informasi yang
telah disampaikan, kecemasan klien berkurang.
S:
O:
- Posisi head of bed 30 derajat
- Oksigenasi 6 Liter
A: Pemantauan resiko TTIK
P: monitor TTIK
6
I:
- Monitoring tanda tanda TTIK,
- Posisi head of bed 30 derajat
- Oksigenasi 6 Liter
- Pemberian cairan Nacl 0.9% 1500/24jam
E: Tidak ada tanda tanda TTIK
Daftar pustaka:
Annells, M., & Koch, T. (2003). Constipation and the preached trio: Diet, fluid
intake, exercise. International Journal of Nursing Studies, 40(8), 843–852.
http://doi.org/10.1016/S0020-7489(03)00075-0
Castillo, R. C., Raja, S. N., Frey, K. P., Vallier, H. A., Tornetta, P., Jaeblon, T., …
OʼToole, R. V. (2017). Improving Pain Management and Long-Term
Outcomes Following High-Energy Orthopaedic Trauma (Pain Study).
Journal of Orthopaedic Trauma, 31, S71–S77.
http://doi.org/10.1097/BOT.0000000000000793
Cooper, C., Barker, D. J., & Wickham, C. (1988). Physical activity, muscle
strength, and calcium intake in fracture of the proximal femur in Britain.
BMJ, 297(6661). Retrieved from
http://www.bmj.com/content/297/6661/1443.short
Farsinejad-Marj, M., Saneei, P., & Esmaillzadeh, A. (2016). Dietary magnesium
intake, bone mineral density and risk of fracture: a systematic review and
meta-analysis. Osteoporosis International, 27(4), 1389–1399.
http://doi.org/10.1007/s00198-015-3400-y
Morris, B. A., Benetti, M., Marro, H., & Rosenthal, C. K. (2010). Clinical
Practice Guidelines For Early Mobilization Hours After Surgery.
Orthopaedic Nursing, 29(5), 290–316.
http://doi.org/10.1097/NOR.0b013e3181ef7a5d
Obakponovwe, O., Kallala, R., Stavrou, P. Z., Harwood, P., & Giannoudis, P.
(2012). (iv) The management of distal femoral fractures: A literature review.
Orthopaedics and Trauma, 26(3), 176–183.
http://doi.org/10.1016/j.mporth.2012.06.002
Prasad, N., Rajamani, V., Hullin, D., & Murray, J. M. (2009). Post-operative
anaemia in femoral neck fracture patients: Does it need treatment? A single
blinded prospective randomised controlled trial. Injury, 40(10), 1073–1076.
http://doi.org/10.1016/j.injury.2009.02.021
Smith, J. R. A., Halliday, R., Aquilina, A. L., Morrison, R. J. M., Yip, G. C. K.,
McArthur, J., … Kelly, M. B. (2015). Distal femoral fractures: The need to
review the standard of care. Injury, 46(6), 1084–1088.
http://doi.org/10.1016/j.injury.2015.02.016
Theodorides, A. A., Pollard, T. C. B., Fishlock, A., Mataliotakis, G. I., Kelley, T.,
Thakar, C., … Giannoudis, P. V. (2011). Treatment of post-operative
infections following proximal femoral fractures: Our institutional experience.
Injury, 42(SUPPL. 5), S28–S34. http://doi.org/10.1016/S0020-
1383(11)70130-9