BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 56 Tahun
Status Perkawinan : Sudah menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMP
Bahasa Yang Digunakan : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : KM. 7 Kota Tanjungpinang
Sumber Biaya : Pribadi
Sumber Informasi : Klien dan Keluarga
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke UGD RSAL dengan keluhan nafas terasa sesak sekali,
batuk, sudah berobat tapi tidak berkurang. Di UGD klien dilakukan tindakan
nebulizer dengan combifent, pemasangan O2 3 liter/menit, injeksi
aminopilin ½ ampul intravena dan IVFD Dex 5% drip aminopilin ½ ampul
20 tts/mnt.
1
2
Klien mengeluh nafas terasa sesak, batuk, banyak mengeluarkan dahak, karena
faktor pencetus kehujanan dan terpajan debu, timbulnya keluhan mendadak
dengan lamanya terus menerus, semenjak sakit tidak bisa tidur karena sesak
nafas, tidak ada nafsu makan, perut terasa mual, jika makan muntah, tidak dapat
beraktifitas seperti biasanya, jika banyak bergerak nafas bertambah sesak, untuk
mengatasi itu klien datang ke UGD RSAL.
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Tinggal Serumah
: Pasien
3
5. Lingkungan
4
Klien tinggal bersama suami dan anak juga cucunya, klien mengatakan
lingkungan rumahnya berdebu, jarang membersihkan rumah karena klien sibuk
mengurus cucunya.
6. Kebiasan sehari-hari
No. Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Selama Sakit
1. Nutrisi Sebelum sakit frekuensi Semenjak sakit sampai
makan klien 3x/hari, selera dirawat nafsu makan klien
makan klien baik, jenis menurun, klien mengatakan
makanan nasi, sayur dan lauk perutnya terasa mual jika
pauk. Tidak ada makanan makan. Klien tidak pernah
pantangan, tidak ada alergi menghabiskan porsi
makanan dan klien menyukai makanan yang disajikan
semua jenis makanan. Klien (hanya 3 sendok makan).
minum 7-8 gelas/hari. Tidak Diit yang diberikan adalah
ada kebiasaan sebelum yang bubur 2500 kalori, BB 46 kg,
dilakukan sebelum makan, TB 150 cm.
BB 47 kg, TB 150 cm.
2. Eliminasi BAB normal, 1 x/hari tapi Sejak dirawat klien baru
waktunya tidak tentu, BAB sekali dan tidak
konsistensi lembek, warna menggunakan obat
kuning kecoklatan, tidak ada pencahar. BAK normal 4-5
keluhan saat BAB dan tidak x/hari. Warna kuning teh,
menggunakan obat pencahar. hanya jika BAK klien
BAK normal 4-5 x/hari, dibantu oleh keluarga dan
warna kuning jernih. perawat dengan
menggunakan pispot.
3. Kebersihan diri Klien mandi 2x/hari dengan Klien mandi dengan cara
menggunakan sabun, sikat dilap dibantu oleh anaknya
gigi 3x/hari dengan menggunakan sabun, sikat
5
C. Pemeriksaan Fisik
6
1. Sistem Penglihatan
Inspeksi : Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata
normal. Konjungtiva ananemis, kornea jernih, sclera tidak ikterik tapi tampak
merah, pupil isohor, tidak ada strabismus, fungsi penglihatan baik, tidak ada
tanda-tanda peradangan, tidak memakai kaca mata, tidak memakai lensa
kontak, reaksi terhadap cahaya kanan dan kiri positif, tampak warna hitam pada
kelopak mata bawah sekitar mata, mata tampak sayu, tidak ada hematoma.
2. Sistem Pendengaran
Palpasi : Daun telinga simetris dan tidak sakit bila digerakkan, tidak bengkak.
Tidak ada serumen dan juga nanah, tidak ada lesi, tidak ada tinitus, tidak ada
perasaan penuh di telinga, fungsi pendengaran baik, pada pemeriksaan
garputala hasil positif kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
3. Sistem Wicara
Inspeksi : Tidak ada kesulitan dan gangguan dalam berbicara, tidak memakai
ETT dan Trakeostomi.
4. Sistem Penciuman
Bentuk simetris, septum terletak di tengah, tidak ada secret, tidak terdapat
sinusitis, tidak ada polip, tidak ada epitaksis, fungsi penciuman baik.
5. Sistem Pernafasan
7
6. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer yaitu nadi 100x/mnt, irama teratur, denyut kuat, TD 130/80
mmHg, tidak terdapat distensi vena jugularis, palpasi kulit teraba dingin, tidak
ada oedema, adanya cianosis, pengisian kapiler 2/dtk. Sirkulasi jantung yaitu
Heart Rate 100x/menit, irama teratur, tidak ada bunyi jantung tambahan gallop
dan murmur, nyeri dada juga tidak ada pada saat aktivitas maupun tidak
beraktivitas.
7. Sistem Hematologi.
Tidak adanya keluhan kesakitan. Tidak adanya splenomegali, mimisan dan
ekimosis juga tidak ada, tidak ada pendarahan, ptechiae dan purpura juga tidak
ada, tidak ada hepatomegali dan gusi juga tidak mudah berdarah.
9. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut yaitu gigi bersih, tidak ada caries gigi, menggunakan gigi palsu,
tidak ada stomatitis, lidah bersih, saliva normal, mucosa bibir kering, mulut
tidak berbau, tidak ada labio dan palato schizis, tonsil normal, tidak ada
peradangan pada gusi. Adanya muntah setiap habis makan, muntah berupa
8
makanan yang dimakan dan kadang-kadang hanya air, adanya mual, nafsu
makan tidak ada, adanya nyeri tekan pada epigastrum, tidak ada nyeri tekan
pada titik MC. Burney. Konsistensi lembek, konstipasi tidak ada, tidak diare,
warna kuning kecoklatan, peristaltik usus 15 x/menit. Tidak ada pembesaran
pada hepar, tidak ada acites, umbilicus tidak menonjol, tidak ada bayangan
bendungan pembuluh darah vena pada kulit abdomen, tidak ada luka bekas
operasi.
Keadaan otot normal (tidak ada hipotoni, atoni dan hipertoni). Kekuatan otot
normal (ektremitas atas, bawah, kanan dan kiri 5).
D. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 19 Juli 2008 :
1. Haemoglobin 13 gr%
2. Leukosit 5600
3. Trombosit 220.000
4. Hematokrit 40%
5. Gula Darah Sewaktu 107 mg/dl
6. SGOT 85 mg/dl
7. SGPT 89 mg/dl
8. Ureum 28,0 mg/dl
9. Cretinin 1,17 mg/dl
E. Penatalaksaaan
Penatalaksaan tanggal 21 Juli 2008 :
1. IVFD Dex 5% drip 2 amp
aminopilin 20 tts/mnt.
2. Injeksi cefizox 2 x 1 gram IV
3. Injeksi hexilon 3 x 622,5 mg IV
4. Injeksi bisolvon 3 x 1 ampul IV
5. Nebulizer combivent tiap 8 jam.
10
6. Inolin 3 x 1 tablet.
11
CATATAN PERAWATAN
ANALISA DATA
Data Subjektif
Klien mengeluh nafas terasa
sesak.
Klien mengatakan batuknya
14
kuat.
Klien mengatakan banyak
mengeluarkan dahak yang
berwarna hijau keputihan.
Klien mengatakan tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya
karena jika banyak bergerak
nafas bertambah sesak.
Klien mengatakan mempunyai
riwayat penyakit asma sejak
kecil.
Klien mengatakan lingkungan
rumahnya berdebu.
Klien mengatakan alergi
terhadap cuaca dingin.
Klien mengatakan jika banyak
beraktivitas nafas bertambah
sesak.
2.
Intake Inadekuat Gangguan
Data Objektif
pemenuhan nutrisi
Klien tampak mual-mual.
kurang dari
Klien tampak lemah.
kebutuhan tubuh.
Klien tidak menghabiskan porsi
makanan yang disajikan (hanya 3
sendok makan saja).
Adanya muntah jika habis makan
berupa makanan yang dimakan
dan kadang-kadang hanya air.
Mucosa bibir kering.
15
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak ada
nafsu makan.
Klien mengatakan perut terasa
mual, jika makan muntah.
Klien mengatakan badannya
terasa lemah.
Klien mengatakan ulu hatinya
terasa nyeri bila ditekan.
3.
Proses penyakit Gangguan
Data Objektif :
pemenuhan istirahat
Adanya perubahan jam tidur dari
tidur
7 jam/hari menjadi 3 jam/hari.
Sclera tampak merah.
Tampak warna hitam di sekitar
mata.
Mata tampak sayu.
Klien tampak lemah.
Data Subjektif :
Klien mengatakan semenjak
sakit klien hanya dapat tidur 3
jam dan sering terbangun-
bangun karena sesak nafas.
16
Data Subjektif :
Klien mengatakan tidak dapat
beraktivitas seperti biasanya
karena jika banyak bergerak
nafas bertambah sesak.
Klien mengatakan badannya
terasa lemah.
Klien mengatakan semua
aktivitasnya dibantu oleh
keluarga dan perawat.
CATATAN PERAWATAN
17
ANALISA DATA
Kolaborasi
Berikan obat sesuai dengan Merelaksasikan otot halus
indikasi bronkodilator. dan menurunkan spasme
jalan nafas, mengi, dan
produksi mukosa.
2. 21 Juli Gangguan pemenuhan Kebutuhan nurisi Mandiri ;
2008 nutrisi kurang dari terpenuhi setelah 1. Kaji kebiasaan diet, Pasien distress pernafasan
kebutuhan tubuh dilakukan tindakan masukan makanan saat ini. akut sering anoreksia
berhubungan dengan keperawatan selama 2 Catat derajat kerusakan karena dipsnea.
intake inadekuat. x 24 jam dengan makanan.
Ditandai dengan : kriteria hasil : 2. Sering lakukan perawatan Rasa tak enak, bau
DS : Klien menghabiskan oral, buang sekret, berikan menurunkan nafsu makan
- Klien porsi makan yang wadah khusus untuk sekali dan dapat menyebabkan
mengatakan tidak disajikan. pakai. mual/muntah dengan
ada nafsu makan peningkatan kesulitan
- Klien nafas.
mengatakan perut
terasa mual, jika 3. Berikan masukan sedikit Agar klien tidak muntah
makan akan muntah tapi sering. dan tidak menimbulkan
DO rasa nek pada klien.
- Klien
tampak mual-mual 4. Berikan klien/orang Orang terdekat salah satu
- Klien terdekat daftar pendukung yang dapat
tampak lemah makanan/cairan yang meningkatkan nafsu
- Klien tidak diizinkan dan libatkan makan klien.
menghabiskan porsi dalam pemlihan menu. Untuk mengetahui tingkat
makan untuk kemajuan klien.
dihabiskan ( hanya 3
5. Timbang BB tiap hari.
sendok makan saja )
Kolaborasi : Menurunkan dipsnea dan
Berikan oksigen tambahan. meningkatkan energi untuk
makan, meningkatkan
masukan.
3. 21 Juli Gangguan pemenuhan Kebutuhan istirahat Mandiri :
2008 istirahat tidur tidur terpenuhi setelah 1. Pertahankan tempat tidur Tempat tidur yang nyaman
berhubungan dengan dilakukan tindakan yang hangat, bersih dan dapat memberikan
proses penyakit : keperawatan selama nyaman kenyamanan dalam masa
adanya sesak nafas. 2x24 jam dengan istirahat.
Ditandai dengan : kriteria hasil :
DS : Klien dapat tidur 7 2. Bantu kebersihan diri Kebersihan diri juga dapat
- Klien jam/hari. ( cuci mulut, gosok gigi, memberikan rasa nyaman
mengatakan badanya mandi sebagian ). dan dapat membantu
terasa lemah kenyamanan klien dalam
- Klien beristirahat dan tidur.
mengatakan
semenjak sakit Klien
- hanya 3. Kaji rutinitas istirahat Dapat memantau
dapat tidur 3 jam dan dan tidur gangguan pola tidur dan
sering terbangun istirahat yang dirasakan.
karena sesak nafas.
DO 4. Kurangi atau hilangkan Lingkungan yang tidak
- Skelera distraksi lingkungan atau tenang bagi klien akan
tampak merah kebisingan. cepat menambah beban
- Mata atau penderitaannya.
tampak sayu
- Klien 5. Batasi pengunjung Pengunjung yang banyak
tampak lemah selama periode istirahat akan menganggu istirahat
dan tidur. dan tidur klien.
CATATAN PERAWATAN
CATATAN TINDAKAN
2008
Melakukan observasi TTV
Hasil :
TD : 120/90mmHg
Suhu : 36°C
RR : 20x/mnt
Nadi : 88x/mnt
CATATAN PERAWATAN
30
S : Klien mengatakan
1 22 Juli 2008 14.00 sesaknya sudah berkurang
O : Klien tampak
sesak,TD:120/90mmHg,
Nadi 96x/mnt, respiratori :
28x/mnt.
32
P : Intervensi diagnosa
keempat dilanjutkan : kaji
tingkat kemampuan
aktivitas klien.
dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Selama melakukan pengkajian pada klien dan keluarga, penulis tidak
banyak menemukan kesulitan dan hambatan, dalam memperoleh identitas klien,
riwayat kesehatan sekarang, keadaan lingkungan dan data laboratorium. Demikian
pula dalam pengumpulan data fisik yang penulis peroleh dari teknik observasi dan
pemeriksaan fisik.
Kemudahan ini penulis peroleh karena sikap klien, keluarga yang
kooperatif, terbuka dan percaya kepada penulis. Pendukung lain dari pengumpulan
data ini adalah dengan adanya format pengkajian data dasar yang penulis peroleh
dari institusi pendidikan, sehingga dapat menjadi pedoman untuk memperoleh
informasi yang lengkap tentang status kesehatan klien. Namun demikian
kesenjangan masih tetap ada, berikut ini akan dijelaskan masing – masing dari
pengumpulan data sebagai berikut.
36
1. Identitas Klien
Identitas yang diperoleh dari klien, penulis tidak menemukan hambatan
karena klien tidak menutup – nutupi keadaan dirinya. Hal ini disebabkan oleh
karena adanya pendekatan dengan cara memperkenalkan diri dan menjelaskan
maksud dari pada pengkajian dan komunikasi yang baik terhadap klien,
sehingga klien mau bekerja sama dan terbuka dalam menghadapi masalahnya.
2. Diagnosa dan informasi medik yang penting
Diagnosa dan informasi medik yang penting, penulis dapatkan melalui
wawancara dan melihat status klien. Penulis mengetahui keadaan klien waktu
pertama sekali saat dilakukan pengkajian.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang sebagian besar gejala yang ada pada
tinjauan teoritis di temukan pada tinjauan kasus seperti adanya sesak nafas,
batuk produktif, adanya dahak, sianosis, bunyi nafas wheezing, namun
ditemukan juga data yang tidak ada pada teori seperi gangguan istirahat tidur,
pola aktivitas.
4. Keadaan lingkungan
Secara teoritis bahwa kekambuhan penyakit asma ada kaitannya dengan
lingkungan seperti cuaca yang dingin, berdebu. Lingkungan rumah klien yang
berdebu mencetuskan kekambuhan penyakit klien.
5. Data Fisik
Dari data fisik yang ditemukan, sebagian besar gejala yang ada diteoritis
ditemukan pada kasus.
6. Data laboratorium
Menurut teoritis pada klien dengan asma bronkial terjadi peningkatan
SGOT dan LDH, pada analisa gas darah dapat terlihat adanya hipoksemia,
hiperkapnia, asidosis. Dan pada kasus ini terjadi peningkatan SGOT dan
SGPT, namun tidak dilakukan pemeriksaan analisa gas darah karena
keterbatasan waktu.
37
C. Tahap Perencanaan
Dalam perencanaan kasus semuanya sesuai dengan perencanaan pada
tinjauan teoritis, hanya pada diagnosa Gangguan pemenuhan istirahat tidur
berhubungan dengan proses penyakit : adanya sesak nafas dan intoleran aktivitas
berhubungan dengan proses patologi penyakit. Penulis harus mencari literatur yang
38
D. Tahap Implementasi
Tahap ini adalah tahap kerja bagi penulis, rencana yang telah di susun
diterapkan langsung pada klien dalam bentuk studi kasus untuk memecahkan
masalah yang dialami klien. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
Ny.S dengan malaria tertiana ruang rawat inap Paviliun Damar RSA Dr Midiyato.S
Tanjungpinang, penulis masih menemukan beberapa hambatan anatara lain .
1. Dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan tidak efektifnya jalan
nafas, tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang sesuai. Dalam
pelaksanaanya tidak terdapat hambatan yang berarti. Implementasi
dilaksanakan dengan lancar.
39
aktivitas tidahk ditemukan hambatan yang berat. Hanya klien tidak mampu secara cepat
gangguan sistem pernafasan. Namun berkat tindakan yang telah direncanakan dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan beberapa Bab mengenai asuhan keperawatan
pada klien dengan kasus malaria tropika yang dimulai dari pengkajian sampai
40
dengan tahap evaluasi di ruang rawat Inap Paviliun Damar RSAL Dr. Midyato.S
Tanjungpinang pada tanggal 21 Juli 2008 sampai dengan 23 Juli 2008, maka
dengan ini penulis dapat menarik kesimpulan sesuai dengan tahap –tahap sebagai
berikut :
1. Dalam Melakuan pengkajian, penulis tidak menemukan kesulitan karena
sebelumnya sudah terjalin hubungan dengan baik antara penulis dengan klien,
keluarga serta tim kesehatan yang lainnya, sehingga memudahkan penulis
dalam mendapatkan data baik data subjektif, objektif atau data – data
penunjang lainnya.
2. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien, perlu disusun beberapa tindakan
dengan menerapkan rencana tindakan yang sesuai dengan prioritas masalah
yang ditemukan dan bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
3. Dalam melakukan implementasi keperawatan terhadap klien di usahakan
tindakan di sesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun dan kerja sama
antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan lainya. Namun demikian
tidak semua perencanaan dapat dilakukan terhadap klien karena disesuaikan
dengan keadaan klien dan fasilitas yang ada.
4. Evaluasi keperawatan terhadap klien, dilakukan dengan membandingkan
antara hasil dan tujuan yang diterapkan dalam rencana keperawatan. Dari
kelima diagnosa yang penulis angkat. Semua mencapai tujuan yang diharapkan.
41
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan dalam usaha keperawatan pada
klien malaria tertiana ini adalah :
1. Diharapkan kepada perawat dalam melaksanakan pengkajian dan asuhan
keperawatan pada klien, hendaknya dilakukan dengan cara pendekatan serta
hubungan saling percaya sehingga tujuan yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan
2. Dalam melaksanakan rencana tindakan keperawatan diharapkan terjalinnya
kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
serta tersedianya fasilitas untuk melaksanakan tindakan.
3. Perawat hendaknya dapat membuat rencana keperawatan yang matang sesuai
dengan prioritas agar masalah klien teratasi dan memberikan asuhan
keperawatan secara komprenhensif yang meliputi kebutuhan bio, psiko,social
dan spiritual.
4. Masalah keperawatan yang belum tercapai hasil yang diharapkan diperlukan
kelanjutan oleh perawat-perawat yang lain agar hasil yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
5. Pentingnya memberikan penjelasan pada klien tentang proses penyakit,
penyebab, pencegahan penyakit serta komplikasi akibat malaria agar klien
melakukan kontrol ulan.
6. Perawat hendaknya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat
memberikan pelayanan yang professional pada klien.