Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. S DENGAN TOTAL KNEE REPLACEMENT (TKR) DEXTRA DI


BANGSAL ANGGREK 1 RS ORTHOPEDI PROF. DR. SOEHARSO
SURAKARTA
Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Orthopedi
Dosen Pembimbing : Sunarto, S.ST, Ners., M.Kes
Pembimbing Lahan : Yatmi S.Kep., Ns

Disusun Oleh :
Esya Okta Bias Paradise
P27220020065

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2022
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Identitas
1. Identitas klien
Nama : Ny. S
Tanggal lahir/usia : 11 Desember 1965, 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jajar, Surakarta
Tanggal masuk : 23 Oktober 2022
Tanggal pengkajian : 24 Oktober 2022
Diagnosa medis : OA knee bilateral dengan TKR Dextra
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. I
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Jajar, Surakarta
Hubungan : Anak

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan nyeri luka post operasi TKR (total knee replacement)
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan mulai dirawat pada hari Minggu, 23 Oktober 2022.
Beliau mengatakan bahwa ia sebelumnya merasakan kekakuan dan nyeri di
kakinya. Ketika ia duduk ingin berdiri ataupun sebaliknya nyeri hebat ia
rasakan. Pasien operasi pada hari Senin, 24 Oktober 2022 jam 06.45 WIB dan
selesai pukul 12.30 WIB. Setelah kondisi pasien sudah membaik dan
dipindahkan ke bangsal Anggrek 1. Pada saat pengkajian pasien mengatakan
nyeri pada luka post op dan tampak meringis kesakitan. Dan pada saat
dilakukan pengkajian nyeri didapatkan hasil :
P : Nyeri saat bergerak
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Rasa nyeri berada di lutut kanan
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri terus menerus
Setelah post operasi dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital dengan hasil :
KU baik, CM
TD : 143/68 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 37°C
SpO2 : 98%

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan tidak terdapat riwayat penyakit keturunan dan pasien
mengatakan bahwa dirinya pernah dirawat dirumah sakit sebelumya yaitu
operasi TKR (Total Knee Replacement) Sinistra tahun 2017.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes
mellitus, jantung, hipertensi dan lain-lain.
5. Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi terhadap obat
dan makanan
6. Genogram

Keterangan :
Perempuan meninggal
Laki-laki pasien
C. Pengkajian Pola – Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Bernafas : Baik sebelum dan selama sakit tak ada keluhan, normal, tidak
sesak
2. Pola Makan dan Minum :
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk,
dan sayur-sayuran. Pasien minum air putih ± 6-9 gelas/hari.
Selama sakit : Pasien mengatakan nafsu makannya berkurang sehingga pasien
hanya makan setengah porsi.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasanya BAB 1x sehari , pada pagi hari
dengan konsistensi lembek , berwarna kuning dan bau khas
feses, tidak terdapat darah dalam feses. Pasien mengatakan
biasanya BAK ± 4-6 kali dengan warna kuning jernih.
Selama sakit : Pasien mengatakan BAB menjadi jarang dengan sekali BAB
dengan konsistensi cair dan berwarna kuning. Pasien
mengatakan sudah kencing sebanyak 4x dengan warna kuning
pekat dan terpasang DC.
4. Pola Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa beraktifitas sehari-hari seperti pergi
berdagang dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa
bantuan orang lain.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak mampu untuk mobilitas sehingga
semua aktivitas dibantu oleh keluarga.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur ± 10 jam /hari dengan nyenyak.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam /hari dengan kualitas
tidak nyenyak dan sering terbangun terutama saat nyeri.
6. Pola kebersihan diri
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari pada sore hari,
keramas 3 x seminggu dan gosok gigi 1x sehari juga. Pasien
mengatakan bisa memakai baju sendiri tanpa bantuan orang
lain atau keluarga
Selama sakit : Pasien mengatakan mandi hanya disibin dan dibantu oleh
keluarganya setiap pagi dan memakai baju dibantu dengan
keluarga.
7. Pola rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : Pasien mengatakan nyaman tinggal dirumahnya karena pasien
tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius. Pasien
mengatakan merasa aman tinggal bersama keluarganya di
rumah.
Selama sakit : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena nyeri pada
daerah cedera atau di daerah lutut kanan. Pasien mengatakan
aman di RS karena selalu ditunggu oleh keluarga.
8. Pola komunikasi dan hubungan dengan orang lain
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa berkomunikasi dengan baik dengan
teman, keluarga, dan tetangga. Pasien aktif dalam kegiatan
dikampung. Pasien menggunakan bahasa Indonesia.
Selama sakit : Pasien mengatakan berkomunikasi dengan keluarga dan perawat,
petugas yang berjaga dengan baik tanpa mengalami gangguan
9. Pola beribadah
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tertib dalam sholatnya
Selama sakit : Pasien mengatakan sholat diatas tempat tidur
10. Pola produktifitas
Sebelum sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
Selama sakit : Pasien mengatakan tidak biasa mengerjakan tugas-tugas sehari-
hari dirumah sebagai ibu rumah tangga.
11. Pola rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa mengobrol dengan tetangga-
tetangganya dan juga keluarga.
Selama sakit : Pasien mengatakan jenuh dirawat di RS, tetapi untuk
menghilangkan jenuhnya pasien mengobrol dengan keluarga
dan perawat.
D. Pengkajian Aktivitas Harian Dengan Indeks Barthel
No. Kriteria Penilaian Nilai
1. Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu 2
1 = Butuh bantuan memotong,
mengoles mentega dll
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain 0
1 = Mandiri
3. Perawatan diri (Grooming) 0 = Membutuhkan bantuan 0
orang lain
1 = Mandiri dalam perawatan
muka, rambut, gigi, dan
bercukur
4. Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain 1
1 = Sebagian dibantu (missal
mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontenensia atau pakai 0
kateter dan tidak terkontrol
1 = Kadang inkontenensia
(maks 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk
lebih dari 7 hari)
6. Buang Air Besar (Bladder) 0 = Inkontenensia (tidak teratur 0
atau perlu enema)
1 = Kadang inkontenensia
(sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang 0
lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi
dapat melakukan beberapa hal
sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 1 = Butuh bantuan untuk bisa 1
duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Tidak mampu (Immobile) 0
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan
satu orang
3 = Mandiri (meskipun
menggunakan alat bantu seperti,
tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu 0
1 = Membutuhkan bantuan (alat
bantu)
2 = Mandiri
Nilai Total 3

Interpretasi Hasil :
Ketergantungan berat

E. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran: composmentis, GCS: E4 V5 M6
2. Pemeriksaan tanda – tanda vital
TD : 143/68 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 37°C
SpO2 : 98%
3. Keadaan fisik
a) Kepala
Kulit kepala bersih tanpa ketombe, rambut rontok, tampak kusam dan
kusut, tidak terdapat benjolan pada kepala, rambut berwarna hitam sedikit
beruban dan tidak ada nyeri tekan.
b) Mata
Bentuk mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil
isokor, terdapat kantong mata dikedua mata, mata tampak sayu
c) Hidung
Bentuk hidung simetris, hidung tampak bersih, penciuman baik dan tidak
terdapat sekret.
d) Telinga
Telinga pasien tampak bersih, pasien tidak merasa nyeri pada kedua
telinganya, pendengaran pasien baik dan tidak terdapat benjolan pada
telinga pasien.
e) Mulut
Mukosa bibir kering, tidak ada lesi
f) Leher
Tidak terjadi pembesaran limfe, kulit leher tampak bersih dan tidak iritasi
g) Thorak
- Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak terdapat retraksi dada
- Auskultasi : terdengar vesikuler
- Palpasi : terdapat nyeri tekan pada area lutut kanan dikarenakan terdapat
luka post operasi pemasangan implant atau pen
h) Abdomen
- Inspeksi : warna kulit sawo matang, simetris, terdapat pembengkakan,
tidak ada bekas luka
- Auskultasi : terdengar bising usus 20x/menit
- Perkusi : terdengar redup
- Palpasi : terdapat distensi, tidak ada nyeri tekan
i) Integument
Kulit bersih berwarna sawo matang dan agak keriput, turgor kulit baik,
tidak ada sianosis, dan terdapat luka post operasi pada area lutut kanan dan
kiri.
j) Ekstremitas
- Kekuatan otot
555 555
333 555
- Atas
Mampu menggerakkan tangan secara mandiri, tidak teraba benjolan, dan
terpasang infus RL di tangan kanan
- Bawah
Tidak mampu menggerakkan kaki kanan secara mandiri dikarenakan
pasien dalam masa pemulihan pasca operasi pemasangan implant atau
pen di area lutut, ada bekas luka di lutut kanan kiri dan tidak teraba
benjolan.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 9,8 gr/dL 11.5-15.00
Leukosit 6890 uL 4000 – 10000
Eritrosit 3.85 Juta/uI 3.5-5.5
Trombosit 290 10^3/uL 150-500
Hematokrit 31 % 37.0-47.0
MCV 79.2 fL 80.0-100.0
MCH 25.5 pg 26.0-34.0
MCHC 32.1 g/dL 32.0-36.0

G. Terapi Obat
Nama Obat Dosis Jalur Fungsi Obat
Infus Ringer Laktat 20 tpm Intravena Untuk mengembalikan
cairan tubuh pasien yang
hilang, menjaga cairan
tubuh agar tetap terkendali,
menjadi perantara atau
media untuk obat-obatan
yang dimasukkan ke
pembuluh darah.
Infus paracetamol 1 plabot Intravena Untuk meredakan rasa sakit
/ 8jam dan demam
Injeksi Cefazoline 1 gr / 12 Intravena Untuk antibiotik yang bisa
jam membunuh bakteri dan
menghambat pertumbuhan
bakteri
Injeksi Ondansetron 1 gr / 8 Intravena Untuk mengurangi produksi
jam kadar asam lambung,
mengurangi mual muntah
Arixtra 2,5 Intravena Untuk memenuhi kebutuhan
mg / 24 nutrisi pada pasien yang
jam mengalami gangguan hati

H. Analisis Data
No. Data Fokus Etiologi Problem
1. DS : Agen Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri pada pencedera fisik
lutut kanannya. (prosedur
1. P : Nyeri saat bergerak operasi)
2. Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
3. R : Rasa nyeri berada di lutut kanan
4. S : Skala nyeri 5
5. T : Nyeri terus menerus
DO :
1. KU baik, Composmentis
2. Pasien tampak meringis
3. Pasien tampak gelisah dan cemas
ketika akan menggerakan badannya
4. Pasien tampak sulit tidur
5. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 143/68 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 37°C
SpO2 : 98%
2. DS: Perubahan Risiko
- Pasien mengatakan sebelumnya juga fungsi Cedera
sudah operasi lutut sebelah kiri Psikomotor
- Pasien mengatakan takut saat bergerak
- Pasien mengatakan 2 minggu terakhir
nyeri pada lututnya, sebelumnya beliau
hanya melakukan pengobatan rawat
jalan
DO:
- Pasien tampak cemas
- Kekuatan otot menurun
555 555
333 555
- Gerakan terbatas
- KU baik, Composmentis
- Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 143/68 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 37°C
SpO2 : 98%
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
(D.0077)
2. Risiko Cedera b.d perubahan fungsi psikomotor (D.0136)

J. Intervensi Keperawatan
No. DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238)
selama 3x24 jam maka, Observasi:
tingkat nyeri menurun 1. Monitor tanda – tanda vital (TTV)
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi lokasi, karakteristik, dan
Tingkat Nyeri (L.08066) intensitas nyeri
- Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi skala nyeri
- Meringis menurun Terapeutik:
- Gelisah menurun Fasilitasi istirahat dan tidur
- Kesulitan tidur menurun Edukasi:
1. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Anjurkan untuk tidak melakukan aktivitas
yang berat terlebih dahulu atau bedrest
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat analgetik
2. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Kesehatan Lingkungan (I.14513)
selama 3x24 jam maka, Observasi
tingkat cedera (L.14136) - identifikasi kebutuhan keselamatan (mis,
menurun dengan kriteria kondisi fisik, fungsi kognitif, dan riwayat
hasil : pelaku(
- toleransi aktivitas - monitor perubahan status keselamatan
meningkat lingkungan
- kejadian cedera menurun Terapeutik
- luka/lecet menurun - hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
- ketegangan otot menurun - modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
- fraktur menurun bahaya dan risiko
- gangguan mobilitas - sediakan alat bantu keamanan ingkungan (mis.
menurun Pegangan tangan)
- gunakan alat perangkat pelindung (mis. Rel
samping, pagar bed)
Edukasi
- ajarkan individu, keluarga dan kelompok
risiko tinggi bahaya lingkungan

K. Implementasi Keperawatan
No. Dx Tanggal Jam Implementasi Respon TTD
1, 2 Senin, 24 13.00 Mengukur tanda S:
Oktober – tanda vital Pasien kooperatif
esya
2022 O:
Hasil pemeriksaan
TTV:
TD : 143/68 mmHg
N : 88x/menit
RR : 20x/menit
S : 37°C
SpO2 : 98%
1 Senin, 24 13.15 Mengidentifikasi S:
Oktober lokasi, Pasien mengatakan nyeri pada
esya
2022 karakteristik, luka post operasi TKR (total
dan knee replacement) kaki kanan,
intensitas nyeri karakteristik nyeri seperti
ditusuk-tusuk, intensitas nyeri
terus menerus, dan skala nyeri
5
O:
Pasien tampak meringis
kesakitan
1 Senin, 24 13.30 Menganjurkan S:
Oktober teknik relaksasi Pasien kooperatif
esya
2022 nafas dalam O:
untuk Pasien tampak memahami
mengurangi rasa anjuran yang diberikan dan
nyeri sedikit lebih rileks
2 Senin, 24 13.45 Mengidentifikasi S :
Oktober kebutuhan - Pasien mengatakan
esya
2022 keselamatan takut menggerakkan kaki
(mis, kondisi sebelah kanan
fisik, fungsi - Pasien mengatakan
kognitif, dan Kondisinya sekarang sudah
riwayat pelaku) mulai merasakan nyeri karena
efek bius berkurang
O:
- Pasien tampak cemas dan
gelisah dan meringis kesakitan
2 Senin, 24 13.50 Memonitor S:
Oktober perubahan status Pasien kooperatif
esya
2022 keselamatan O:
lingkungan Pasien tampak lebih tenang,
pagar bed sudah terpasang
1,2 Selasa, 07.30 Mengukur tanda S:
25 – tanda vital Pasien kooperatif
esya
Oktober O:
2022 Hasil pemeriksaan
TTV:
TD : 124/77 mmHg
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.8°C
SpO2 : 98%
1 Selasa 25 07.40 Mengidentifikasi S :
Oktober lokasi, Pasien mengatakan esya
2022 karakteristik, nyeri pada luka post operasi
dan TKR (total knee replacement)
intensitas nyeri, kaki kanan, karakteristik nyeri
dan skala nyeri seperti ditusuk-tusuk,
intensitas nyeri hilang timbul,
dan skala nyeri 4
O:
Pasien masih tampak
sedikit meringis kesakitan
2 Selasa, 07.45 Menghilangkan S:
25 bahaya Pasien kooperatif
esya
Oktober keselamatan O:
2022 lingkungan Keluarga pasien tampak
memahami cara
yang telah diajarkan (menutup
pagar bed, membantu pasien
melakukan mobilisasi
sederhara)
1 Selasa, 09.00 Mengkolaborasi S:
25 kan pemberian -
esya
Oktober obat O:
2022 Pasien diberikan
injeksi cefazoline, paracetamol
melalui IV
2 Selasa, 10.15 Memodifikasi S:
25 lingkungan Pasien dan keluarga
esya
Oktober untuk mengatakan paham
2022 meminimalkan O:
bahaya dan Keluarga pasien paham apa
risiko yang dijelaskan (pasien ingin
belajar duduk, menaikkan bed
menjadi 450 )
2 Selasa, 10.25 Menggunakan S:
25 alat perangkat Keluarga pasien mengatakan
esya
Oktober pelindung (mis. mengerti
2022 Rel samping, O:
pagar bed) Keluarga pasien kooperatif
2 Selasa, 13.50 Memonitor S:
25 perubahan status Pasien kooperatif
esya
Oktober keselamatan O:
2022 lingkungan Pasien tampak lebih tenang,
pagar bed sudah terpasang
1, 2 Rabu, 26 07.25 Mengukur tanda S:
Oktober – tanda vital Pasien kooperatif
esya
2022 O:
Hasil pemeriksaan
TTV:
TD : 130/81 mmHg
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.6°C
SpO2 : 98%
1 Rabu, 26 07.30 Mengidentifikasi S :
Oktober lokasi, Pasien mengatakan
esya
2022 karakteristik, nyeri pada luka post operasi
dan TKR (total knee replacement)
intensitas nyeri, kaki kanan, karakteristik nyeri
dan skala nyeri seperti ditusuk-tusuk,
intensitas nyeri hilang timbul,
dan skala nyeri 3
O:
Pasien masih tampak
sedikit meringis kesakitan
1 Rabu, 26 07.40 Mengidentifikasi S:
Oktober adanya nyeri Pasien mengatakan
esya
2022 atau masih cemas ketika
keluhan akan menggerakan
fisik tubuhnya
lainnya O:
Pasien tampak cemas
2 Rabu, 26 08.40 Mengajarkan S:
Oktober cara alih baring -
esya
2022 O:
Pasien tampak sudah
mengerti apa yang
sudah dijelaskan
1,2 Rabu, 26 09.00 Mengkolaborasi S:
Oktober kan pemberian -
esya
2022 obat O:
Pasien diberikan
injeksi cefazoline, paracetamol
melalui IV
2 Rabu, 26 10.45 mengajarkan S:
Oktober individu, -
esya
2022 keluarga dan O:
kelompok risiko Keluarga tampak paham dan
tinggi bahaya menerapkan pada pasien
lingkungan
1 Rabu, 26 10.55 Menganjurkan S:
Oktober teknik relaksasi Pasien kooperatif
esya
2022 nafas dalam O:
untuk Pasien tampak lebih rileks
mengurangi rasa
nyeri
1,2 Rabu, 26 13.00 Mengkolaborasi S:
Oktober kan Pasien kooperatif
esya
2022 pemberian obat O:
Pasien diberikan obat
1 Rabu, 26 13.20 Menganjurkan S:
Oktober untuk tidak Pasien kooperatif
esya
2022 melakukan O:
aktivitas yang Pasien tampak
berat terlebih memahami anjuran
dahulu atau yang diberikan dan
bedrest pasien tampak
beristirahat

I. Evaluasi Keperawatan
Tanggal Jam Diagnosa Evaluasi Ttd
Rabu, 26 14.00 Nyeri akut S:
Oktober berhubungan dengan Pasien mengatakan nyeri
esya
2022 agen pencedera fisik sudah sedikit berkurang
(prosedur operasi) pada luka post operasi pada
bagian kaki kanan
 P : Nyeri luka post op
TKR (total knee
replacement) kaki
kanan
 Q : Nyeri seperti ditusuk
– tusuk
 R : Rasa nyeri berada di
sekitar kaki kanan
 S : Skala nyeri 3
 T : Nyeri hilang timbul
O:
1. Pasien tampak sudah
tidak meringis
kesakitan
2. Pasien sudah tidak
tampak gelisah dan
cemas ketika akan
menggerakan tubuhnya
3. Pasien tampak sudah
bisa tidur
4. KU baik, Composmentis
5. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital :
TD : 130/81 mmHg
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.6°C
SpO2 : 98%
A : Nyeri akut teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Anjurkan untuk tidak
melakukan aktivitas
yang berat terlebih
dahulu.
2. Anjurkan melakukan
teknik relaksaksi nafas
dalam apabila nyeri
timbul
3. Kolaborasi pemberian
obat oleh dokter
Rabu, 19 14.00 Risiko Cedera b.d S :
Oktober perubahan fungsi 1. Pasien mengatakan lebih
esya
2022 psikomotor nyaman dan sedikit tidak
kesulitan saat
menggerakan badannya
2. Pasien mengatakan nyeri
sedikit berkurang saat
bergerak
3. Pasien dan keluarga
mengatakan cara
meminimalisir risko
cedera
O:
1. Pasien sudah tidak
tampak cemas
2. Kekuatan otot meningkat
3. KU baik, Composmentis
4. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital :
TD : 130/81 mmHg
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
S : 36.6°C
SpO2 : 98%
A:
Risiko Cedera teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Anjurkan pasien
melakukan latihan alih
baring secara mandiri
2. Anjurkan keluarga untuk
memberikan dukungan
kepasien agar
bersemangat
3. Sediakan alat bantu
keamanan ingkungan
(mis. Pegangan tangan)
4. Kolaborasi dengan
fisioterapi
5. Fasilitasi relokasi ke
lingkungan yang aman

Anda mungkin juga menyukai