MP DENGAN PPOK +
CPCD + COR. PULMO DI RUANG NAKULA RS SANJIWANI
TANGGAL 12 s/d 14 OKTOBER 2019
OLEH :
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. ”MP”
Tanggal Masuk RS : 10 November 2019
Tempat/Tanggal Lahir : Gianyar, 10 November 1940
Umur : 79 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : S1
Suku : Bali
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Br. Griya Melinggih Payangan
Sumber Informasi : Pasien, keluarga pasien dan CM No. 664634
Diagnosa Medis : PPOK + CPCD + Cor. Pulmo
KELUHAN UTAMA :
Sesak nafas
RIWAYAT PENYAKIT :
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat RS Sanjiwani rujukan dari Puskesmas
Payangan (10/11/2019) dengan keluhan sesak nafas yang sudah dirasakan sejak 1
minggu disertai dengan batuk berdahak dengan dahak berwarna kekuningan sebelum
MRS dan sesak nafasnya memberat 3 hari sebelum MRS. Pasien diantar oleh
keluarga ke Puskesmas Payangan karena merupakan faskes pertama pasien. Di
Puskesmas pasien mendapatkan penanganan medis berupa IVFD NaCl 0,9% 500 ml
10 tpm, O2 dengan nasal kanul 6 lpm, nebulizer combivent 1 respules dan captopril
sublingual 25mg. Kemudian pasien dirujuk ke Instalasi Gawat Darurat RS Sanjiwani
untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Pasien tiba di IGD pukul 11.00 Wita.
Tanda-tanda vital pasien TD : 170/100 mmHg, nadi : 100x/menit, respirasi :
28x/menit, suhu: 360C, SpO2 : 85%, GDA : 200. Kemudian pada tanggal yang sama
(10/11/2019) pukul 18.00 WITA pasien dirawat inap di Ruang Nakula untuk
perawatan lebih lanjut.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12/11/2019 pukul 08.00 WITA, pasien
mengatakan masih merasa sesak nafas, batuk sudah jarang-jarang, hari ini tidak ada
batuk yang dirasa, pasien juga mengatakan susah buang air kencing (keluar sedikit
sedikit) sehingga terasa nyeri di perut bagian bawah yang dirasa seperti tertusuk-
tusuk dengan skala nyeri 3 (0-10), nyeri dirasa hilang timbul.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Saat pengkajian dilakukan, pasien dan keluarga pasien mengatakan bahwa pasien
sering bulak-balik ke Puskesmas Payangan dengan keluhan yang sama (sesak nafas)
tetapi tidak separah sekarang. Pasien dan keluarga juga mengatakan bahwa pasien
mempunyai riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pasien dan keluarga juga mengatakan
ini merupakan pertama kalinya pasien di rawat inap di rumah sakit
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit yang sama seperti yang dialami oleh pasien (sesak dan
hipertensi). keluarga pasien mengatakan bahwa sesak yang dialami oleh pasien
menurun ke cucunya. Pasien dan keluarga mengatakan tidak mempunyai penyakit
keturunan seperti kencing manis, jantung, maupun penyakit menular seperti HIV
maupun TB.
7. Pola eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum masuk RS, pasien mengatakan tidak mengalami gangguan eliminasi dan
biasa BAB 1 kali sehari di pagi hari dengan konsistensi lembek, berwarna kuning
berbau khas feses. Pada saat pengkajian, pasien mengatakan belum BAB
b. Buang air kecil
Sebelum masuk RS, pasien mengatakan biasa BAK sebanyak 4-5 kali sehari,
berwarna kuning dan berbau khas urine. Pada saat pengkajian, pasien mengatakan
susah buang air kencing (keluar sedikit sedikit)
8. Pola tidur dan istirahat :
Waktu tidur (jam) : Pukul 23.00 di malam hari dan 14.00 di siang hari
Lama tidur/hari : 5-6 jam
Keterangan :
= laki-laki
A&W A& A& A&W = menikah
W W
= perempuan = meninggal
Penjelasan Genogram :
Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Kedua orang tua pasien sudah
cukup lama meninggal karena usia. Pasien mengatakan bahwa orang tuanya tidak
mempunyai hipertensi maupun sesak seperti yang dialami oleh pasien. Keempat
saudaranya tidak mempunyai hipertensi dan sesak. Istri pasien merupakan anak ketiga dari
enam bersaudara dan mengatakan bahwa dikeluarganya tidak mempunyai penyakit
keturunan seperti hipertensi, kencing manis, jantung maupun asma maupun penyakit
menular lainnya
Pasien dan suami sudah menikah ±57 tahun yang lalu dan sudah dikaruniai empat
orang anak. Pasien dan istri tinggalbersama anak pertama dan anak keempatnya beserta
menantu dan cucu mereka. Menantu pasien mengatakan bahwa sesak yang dimiliki oleh
pasien menurun kepada cucunya
III. Riwayat Lingkungan
1. Kebersihan Lingkungan :
Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan bahwa lingkungan rumahnya cukup
bersih
2. Bahaya :
Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan bahwa di lingkungannya tidak terdapat
bahaya apapun, baik itu dalam bentuk kejahatan maupun dalam bentuk kesehatan
3. Polusi :
Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan bahwa di lingkungan rumahnya tidak
terdapat polusi apapun, selokan bersih.
IV. Aspek Psikososial
1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan :
[x] kaca mata [x] alat bantu pendengaran
b. Kesulitan yang dialami :
[x] sering pusing
[x] menurunnya sensitifitas terhadap panas dingin
[x] membaca/menulis
2. Persepsi diri
Hal yang dipikirkan saat ini : Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan bahwa
pasien ingin segera sembuh dan dapat kembali pulang
Harapan setelah menjalani perawatan : Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan
agar dapat menelan kembali seperti sebelumnya tanpa ada kesusahan seperti sediakala
dan dapat melakukan aktivitas seperti biasanya
Perubahan yang dirasakan setelah sakit : Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan
bahwa perubahan yang dirasakan setelah sakit adalah sesak nafas dan tubuhnya menjadi
sedikit lemas
3. Suasana hati :
Saat pengkajian dilakukan, pasien mengatakan bahwa suasana hatinya sedikit cemas
dan terkadang merasa sedih karena kondisi yang dialainya saat ini sehingga tidak dapat
melakukan aktivitas seperti biasanya
4. Hubungan/komunikasi :
a. Bicara
[v] kurang jelas bahasa utama : Indonesia
[v] relevan bahasa daerah : Bali
[v] mampu mengekspresikan
[v] mampu mengerti orang lain
b. Tempat tinggal
[v] bersama keluarga
c. Kehidupan keluarga
1) Adat istiadat yang dianut : Adat bali
2) Pembuatan keputusan dalam keluarga : Diri sendiri dan anak
3) Pola komunikasi : baik
4) Keuangan : [v] memadai [ ] kurang
d. Kesulitan dalam keluarga :
[-] hubungan dengan orang tua
[-] hubungan dengan sanak keluarga
[-] hubungan dengan suami/istri
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
[-] fertilitas [-] menstruasi
[-] libido [-] kehamilan
[-] ereksi [-] alat kontrasepsi
b.Pemahaman terhadap fungsi seksual :
Saat pengkajian, pasien mengatakan paham mengenai organ dan fungsi seksual
tubuh
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan
[ ] sendiri
[v] dibantu orang lain; yaitu istri dan anak
b. Yang disukai tentang diri sendiri :
Semangat dan selalu ingat berdoa agar segera diberi kesembuhan dan kesehatan
dalam hidup
c. Yang ingin dirubah dari kehidupan :
Ingin menerapkan pola hidup yang lebih sehat
d.Yang dilakukan jika sedang stress :
[v] pemecahan masalah [ ] cari pertolongan
[ ] makan [ ] makan obat
[ ] tidur
[ ] lain-lain (misalnya marah, diam dll) sebutkan ..............................
7. Sistem nilai – kepercayaan
a. Siapa atau apa yang menjadi sumber kekuatan : Tuhan
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
[v] ya [ ] tidak
c. Kegiatan Agama atau Kepercayaan yang dilakukan (macam dan frekuensi)
Sebutkan : mengikuti kegiatan agama saat ada acara agama
d. Kegiatan Agama atau Kepercayaan yang ingin dilakukan selama di rumah sakit,
Sebutkan : berdoa untuk kesembuhannya
V. Pengkajian Fisik
A. Vital Sign
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Suhu : 36,10C
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 26 x/menit
Sp.O2 : 90%
B. Kesadaran : Compos Mentis GCS : 15 (Eye : 4; Verbal : 5; Motorik : 6)
C. Keadaan umum :
Sakit/ nyeri : Ada
P : Pasien juga mengatakan susah buang air kencing (keluar sedikit
sedikit)
Q : Nyeri dirasa seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri di perut bagian bawah
S : Skala nyeri 3 (0-10)
T : Nyeri dirasa hilang timbul
Status gizi : 1. gemuk 2. normal 3. Kurus
BB : 62 kg TB : 163 cm IMT : 23,3
Sikap : 1. tenang 2. Gelisah 3. Menahan nyeri
Personal hygiene : 1. bersih 2. Kotor 3. lain-lain…….
Orientasi waktu/ tempat/ orang : 1. baik 2. terganggu……
D. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1. Kepala
Bentuk : Normochepale, wajah dalam posisi simetris
Lesi/ luka : Tidak ada
2. Rambut
Warna : Tampak sebagian besar berwarna putih, sebagian warna hitam
persebaran warna rambut tidak merata
Kelainan : Tidak ada
3. Mata
Penglihatan : Sedikit kabur, tidak memakai kacamata
Sklera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Tidak anemis
Pupil : Isokor
Kelainan : Tidak ada
4. Hidung
Penghidu : Ada gangguan yaitu sesak
Sekret/ darah/ polip : Tidak ada
Tarikan cuping hidung : Ada
5. Telinga
Pendengaran : Normal
Skret/ cairan/ darah : Tidak ada
6. Mulut Dan Gigi
Bibir : Kering
Mulut dan tenggorokan : Normal
Gigi : Beberapa bagian sudah ompong
7. Leher
Pembesaran tyroid : Tidak ada
Lesi : Tidak ada
Nadi karotis : Teraba
Pembesaran limfoid : Tidak ada
8. Thorax
Jantung : 1. Nadi 84 x/ menit, 2. Kekuatan : Kuat
3. Irama : Teratur
Paru : 1. Frekwensi nafas : Tidak teratur
2. Kwalitas : Dangkal
3. Suara nafas : Wheezing
4. Batuk : Jarang-jarang, tidak berdahak
5. Sumbatan jalan nafas : Tidak ada
Retraksi dada : Ada
9. Abdomen
Peristaltik usus : Ada; 8 x/menit
Kembung : Ada, di bagian kandung kemih
Nyeri tekan : Ada
Ascites : Tidak ada
10. Genetalia
Pimosis : Tidak
Alat Bantu : Tidak
Kelainan : Tidak
11. Kulit
Turgor : Tidak elastis
Laserasi : Tidak ada
Warna kulit : Normal (sawo matang)
12. Ekstrimitas
Kekuatan otot :
Kanan Kiri
555 555
555 555
ROM : Penuh
Hemiplegi/parese : Tidak
Akral : Hangat
Capillary refill time : < 3 detik
Edema : Tidak ada
13. Data pemeriksaan fisik neurologis
-
2. Program Terapi
Cara
Nama Obat Dosis Indikasi
Pemberian
IVFD NaCl 0,9% 8 tpm I.V Untuk menggantikan cairan tubuh yang
500 ml hilang, mengoreksi ketidakseimbangan
elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik
Hydrocortisone 2x100 mg I.V Pengobatan
untuk alergi (seperti penyakit asma bronk
ial, dan dermatitis)
Penyakit kulit (seperti lupus,
psoriasis), kolitis ulseratif
Membantu meredakan peradangan ringan
kulit akibat eksim
Membantu memulihkan kondisi kulit
akibat gigitan serangga
Arthritis, adrenocortical
insufficiency, sepsis, multiple sclerosis,
dan gangguan sistem pernapasan.
Levofloxacin 1x750 mg I.V Golongan antibiotik quinolone untuk
mengobati infeksi akibat bakteri, seperti :
infeksi saluran kemih, infeksi sistem
pernapasan (misalnya bronkitis dan
pneumonia), sinusitis, infeksi kulit, infeksi
prostat, infeksi anthrax, serta
plak pneumonic dan septicemic
Furosemide 3x10 mg I.V Obat golongan diuretik yang digunakan
untuk membuang cairan atau garam berlebih
di dalam tubuh melalui urine dan meredakan
pembengkakan yang disebabkan oleh gagal
jantung, penyakit hati, penyakit ginjal atau
kondisi terkait.
Pulmicort @12 jam Nebulizer Obat aerosol yang digunakan untuk
mengontrol dan mencegah gejala asma.
Pulmicort mengandung budesonide yang
termasuk golongan kortikosteroid. Obat ini
bekerja dengan nebulizer dan diarahkan
langsung menuju organ target yaitu paru-
paru untuk membuat napas lebih lega dan
mengurangi iritasi dan pembengkakan pada
saluran pernapasan.
Combivent @8 jam Nebulizer Obat yang digunakan untuk mengatasi
penyakit saluran pernapasan,
seperti PPOK atau asma. Obat ini juga
diindikasikan untuk perawatan penyumbatan
hidung, radang selaput lendir dan
bronkospasme. Obat ini memiliki kandungan
albuterol atau salbutamol sulfat dan
ipratropium bromida. Combivent memiliki
cara kerja dengan membuka saluran udara
ke paru-paru serta melakukan relaksasi atau
mengendurkan otot-otot pada saluran napas.
Candesartan 1x4mg I.O Obat penghambat reseptor angiotensin II
(ARB) yang bermanfaat untuk menurunkan
tekanan darah
Harnal 1x0,4 mg I.O Obat untuk mengatasi masalah buang air
kecil di alami oleh pria dengan pembesaran
prostat dan masalah sulit buang air kecil
tersendat-sendat sehingga memberikan rasa
tidak nyaman
B. ANALISA DATA
mengatakan dalam sehari hanya tidur 5-6 jam. Pasien tampak menguap, tekanan darah :
150/90 mmHg, suhu : 36,10C, nadi : 84 x/menit, pernafasan : 26 x/menit, Sp.O2 : 90%,
hemoglobin (HGB) 12.2 g/dL (batas normal 11.0-16.0 g/dL)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan
kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengatakan bahwa pasien merasa lemas, lelah
dan lemah, hanya tidur dan duduk di tempat tidur saja karena takut sesaknya kambuh
apabila melakukan aktivitas, pasien mengatakan mudah merasa kelelahan. Pasien tampak
berhati-hati saat melakukan pergerakan, skor ADLs 11 (ketergantungan sedang), tekanan
darah : 150/90 mmHg, suhu : 36,10C, nadi : 84 x/menit, pernafasan : 26 x/menit, Sp.O2 :
90%
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien
mengatakan merasa nyeri di perut bagian bawah yang dirasa seperti tertusuk-tusuk dengan
skala nyeri 3 (0-10), nyeri dirasa hilang timbul. Pasien tampak tenang, sesekali menahan
nyeri dengan meringis, bagian perut (kandung kemih) tampak kembung, terdapat nyeri
tekan pada perut (kandung kemih), tekanan darah : 150/90 mmHg, suhu : 36,10C, nadi : 84
x/menit, pernafasan : 26 x/menit, Sp.O2 : 90%
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan SIKI
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 jam Manajemen Jalan Nafas
hambatan upaya napas diharapkan pola nafas membaik Observasi
ditandai dengan pasien dengan kriteria hasil : 1. Monitor pola nafas
mengatakan sesak nafas SLKI : (frekuensi, kedalaman,
yang sudah dirasakan Pola Nafas usaha nafas)
sejak 1 minggu disertai 1. Dispnea menurun 2. Monitor bunyi nafas
sebelum MRS dan 2. Penggunaan otot bantu tambahan (wheezing)
sesak nafasnya nafas menurun Terapeutik
memberat 3 hari 3. Pernafasan cuping hidung 3. Posisikan semi fowler /
sebelum MRS, hari ini menurun fowler
pasien mengatakan 4. Frekuensi nafas membaik 4. Berikan minum hangat
sesaknya masih terasa 5. Lakukan fisioterapi dada
dan tidak ada batuk. 6. Berikan oksigen, jika
Pasien tampak sesak, perlu
pasien tampak dalam Edukasi
posisi semi fowler, 7. Ajarkan teknik batuk
tampak retraksi otot efektif (apabila batuknya
dada, tampak kambuh)
pernapasan cuping Kolaborasi
hidung, frekuensi nafas 8. Kolaborasi pemberian
tidak teratur dengan bronkodilator
kwalitas dangkal,
terdapat suara nafas
tambahan (wheezing),
tekanan darah : 150/90
mmHg, suhu : 36,10C,
nadi : 84 x/menit,
pernafasan : 26 x/menit,
Sp.O2 : 90%
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan SIKI
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 jam Dukungan Tidur
perjalanan penyakit diharapkan pola tidur membaik Observasi
ditandai dengan pasien dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi pola aktivitas
mengatakan bahwa SLKI : dan tidur
susah tidur karena sesak Pola Tidur 2. Identifikasi faktor
yang dialaminya, ketika 1. Keluhan sulit tidur pengganggu tidur (fisik
pasien bisa tidur, meningkat dan/atau psikologis)
kadang-kadang 2. Keluhan sering terjaga Terapeutik
terbangun karena meningkat 3. Lakukan prosedur untuk
sesaknya yang muncul meningkatkan
tiba-tiba, pasien kenyamanan (fisioterapi
mengatakan dalam dada, batuk efektif,
sehari hanya tidur 5- nebulizer)
6 jam. Pasien tampak Edukasi
menguap, tekanan 4. Jelaskan pentingnya tidur
darah : 150/90 mmHg, cukup selama sakit
suhu : 36,10C, nadi : 84
x/menit, pernafasan : 26
x/menit, Sp.O2 : 90%,
hemoglobin (HGB)
12.2 g/dL (batas
normal 11.0-16.0 g/dL)
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan SIKI
berhubungan dengan keperawatan selama 2 x 24 jam Manajemen Energi
ketidakseimbangan diharapkan toleransi aktivitas Observasi
antara suplai dengan meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi gangguan
kebutuhan oksigen SLKI : fungsi tubuh yang
ditandai dengan pasien Toleransi Aktivitas mengakibatkan kelelahan
mengatakan bahwa 1. Keluhan lelah menurun 2. Monitor pola dan jam
pasien merasa lemas, 2. Dispnea saat dan setelah tidur
lelah dan lemah, hanya aktivitas menurun Terapeutik
tidur dan duduk di 3. Perasaan lemah menurun 3. Sediakan lingkungan
tempat tidur saja karena 4. Tekanan darah, frekuensi nyaman dan rendah
takut sesaknya kambuh nafas, frekuensi nadi, stimulus
apabila melakukan saturasi oksigen meningkat Edukasi
aktivitas, pasien 4. Anjurkan melakukan
mengatakan mudah aktivitas secara bertahap
merasa kelelahan.
Pasien tampak berhati-
hati saat melakukan
pergerakan, skor ADLs
11 (ketergantungan
sedang), tekanan darah :
150/90 mmHg, suhu :
36,10C, nadi : 84
x/menit, pernafasan : 26
x/menit, Sp.O2 : 90%
4 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan SIKI
dengan agen pencedera keperawatan selama 2 x 24 jam Manajemen Nyeri
fisiologis ditandai diharapkan tingkat nyeri menurun Observasi
dengan pasien dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi,
mengatakan merasa SLKI : karakteristik, durasi,
nyeri di perut bagian Tingkat Nyeri frekuensi, kualitas,
bawah yang dirasa 1. Keluhan nyeri menurun intensitas dan skala nyeri
seperti tertusuk-tusuk 2. Meringis menurun 2. Identifikasi respons nyeri
dengan skala nyeri 3 (0- 3. Tekanan darah, frekuensi non verbal
10), nyeri dirasa hilang nafas, frekuensi nadi, 3. Identifikasi faktor yang
timbul. Pasien tampak saturasi oksigen meningkat memperberat dan
tenang, sesekali 4. Fungsi berkemih membaik memperingan nyeri
menahan nyeri dengan Terapeutik
meringis, bagian perut 4. Berikan teknik
(kandung kemih) nonfarmakologis (teknik
tampak kembung, relaksasi nafas dalam)
terdapat nyeri tekan Edukasi
pada perut (kandung 5. Ajarkan teknik
kemih), tekanan darah : nonfarmakologis untuk
150/90 mmHg, suhu : mengurangi rasa nyeri
36,10C, nadi : 84
x/menit, pernafasan : 26
x/menit, Sp.O2 : 90%
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
NO.
NO TGL, JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
DX
1 Selasa, 12 1,2,3,4 a. Melakukan pengkajian DS :
November b. Menanyakan keluhan - Pasien mengatakan sesak nafas
2019 pasien yang sudah dirasakan sejak 1
Pukul 07.30 c. Mengukur tanda-tanda minggu disertai sebelum MRS
WITA vital pasien dan sesak nafasnya memberat 3
hari sebelum MRS
- Hari ini pasien mengatakan
sesaknya masih terasa dan tidak
ada batuk
- Pasien mengatakan bahwa susah
tidur karena sesak yang
dialaminya, ketika pasien bisa
tidur, kadang-kadang terbangun
karena sesaknya yang muncul
tiba-tiba
- Pasien mengatakan dalam sehari
hanya tidur 5-6 jam
- Pasien mengatakan bahwa
pasien merasa lemas, lelah dan
lemah, hanya tidur dan duduk di
tempat tidur saja karena takut
sesaknya kambuh apabila
melakukan aktivitas
- Pasien mengatakan mudah
merasa kelelahan
- Pasien mengatakan merasa nyeri
di perut bagian bawah yang
dirasa seperti tertusuk-tusuk
dengan skala nyeri 3 (0-10),
nyeri dirasa hilang timbul
DO :
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak dalam posisi
semi fowler
- Tampak retraksi otot dada
- Tampak pernapasan cuping
hidung
- Frekuensi nafas tidak teratur
dengan kwalitas dangkal
- Terdapat suara nafas tambahan
(wheezing)
- Pasien tampak menguap
- Hemoglobin (HGB) 12.2 g/dL
(batas normal 11.0-16.0 g/dL)
- Pasien tampak berhati-hati saat
melakukan pergerakan
- Skor ADLs 11 (ketergantungan
sedang)
- Pasien tampak tenang, sesekali
menahan nyeri dengan meringis
- Bagian perut (kandung kemih)
tampak kembung
- Terdapat nyeri tekan pada perut
(kandung kemih)
- Tekanan darah : 150/90 mmHg,
suhu : 36,10C, nadi : 84 x/menit,
pernafasan : 26 x/menit, Sp.O2 :
90%
08.00 WITA 1,2,3 Melakukan tindakan DS :
delegatif dalam pemberian : Pasien mengatakan bersedia untuk
- Hydrocortisone 100mg dilakukan tindakan
(IV) DO :
- Levofloxacin 750mg (IV) - Terapi injeksi sudah diberikan
- Furosemide 10mg (IV) - Terapi oral sudah diberikan dan
- Nebulizer pulmicort 1 pasien sudah meminum obat
respules oralnya
- Nebulizer combivent 1 - Nebulizer sudah diberikan
respules - Reaksi alergi (-)
- Candesartan 4mg (IO)
09.00 WITA 1, 4 6. Mengidentifikasi lokasi, DS :
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan merasa nyeri
frekuensi, kualitas, di perut bagian bawah yang
intensitas dan skala nyeri dirasa seperti tertusuk-tusuk
7. Mengidentifikasi respons dengan skala nyeri 3 (0-10),
nyeri non verbal nyeri dirasa hilang timbul
8. Mengidentifikasi faktor - Pasien bersedia untuk diberikan
yang memperberat dan teknik relaksasi nafas dalam
memperingan nyeri untuk mengurangi nyeri dan
9. Memberikan teknik mengatur pola nafasnya
nonfarmakologis (teknik DO :
relaksasi nafas dalam) - Pasien tampak tenang, sesekali
menahan nyeri dengan meringis
- Bagian perut (kandung kemih)
tampak kembung
- Terdapat nyeri tekan pada perut
(kandung kemih)
- Pasien kooperatif mengikuti
instruksi dalam melakukan
teknik relaksasi nafas dalam
F. EVALUASI KEPERAWATAN