Anda di halaman 1dari 25

PNEUMONIA

KEL 4 :
LINDA TRI UTAMI
YUFELLA SARCE AP
TERIUS
Pendahuluan
• Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. American Lung
Association misalnya menyebutkan hingga tahun 1936
pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika.
Penggunaaan antibiotik membuat penyakit ini bisa dikontrol
beberapa tahun kemudian. Namun pada tahun 2000 kombinasi
pneumonia dan influenza kembali merajalela dan kenjadi
penyebab kematian ketujuh di negara itu.

• Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru


meradang. Kantung-kantung kemampuan menyerab oksigen
menjadi kurang. Kekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh
tidak bisa bekerja. Gara-gara inilah, selain penyebaran infeksi ke
seluruh tubuh, penderita pneumonia bisa meninggal.
• Sebenarnya pneumonia bukan penyakit tunggal. Penyebabnya
bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi.
Dengan su,ber utama bakteri, virus, mikroplasma, jamur,
berbagai senyawa kimia maupun partikel.
• Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena
angka kematiannya tinggi. Tidak saja di negara berkembang
tetapi juga di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada
dan negara-negara ;Eropa. Di Amerika Serikat misalnya,
terdapat dua juta sampai tiga juta pneumonia per tahun
dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
• Di Indonsia, pneumonia merupakan penyebab kematian
nommor tiga setelah kardiosvaskular dan tuberkulosis. Faktor
sosial ekonomi yang rendag mempertinggi angka kematian.
Definisi Pneumonia
• Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai
suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
Pneumonia yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk.
Sedangkan peradangan paru yang disebabkan
oleh nonmikroorganisme (bahan kimia,
radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan
lain-lain) disebut pneumonitis
• Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
Etilogi mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari
kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat
luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan
pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram
negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh
bakteri anaerob.

Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli


Patologi menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh alveoli
disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis
eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum
terbentuknya antibodi. Pada waktu terjadi peperangan
antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada
daerah parasitik terset yaitu :
1. Zona luar
2. Zona permulaan konsolidasi
3. Zona konsolidasi yang luas
4. Zona resolusiE :
Klasifikasi Pneumonia

Berdasarkan bakteri
Berdasarkan klinis dan penyebab
epideologis Pneumonia bakterial
1) Pneumonia pada Pneumonia virus
penderita Pneumonia atipikal
Immunocompromised
2) Pneumonia komuniti
(community-acquired
pneumonia) Berdasarkan predileksi infeksi
3) Pneumonia Pneumonia lobaris
nosokomial (hospital-
acqiured pneumonia /
Bronkopneumonia
nosocomial pneumonia) Pneumonia interstisial
Patofisiologi
• Mikroorganisme mencapai saluran pernafaan bawah
melaluo toga rute dapat melalui inhalasi sebagai partikel
aerosol, dapat melalui aliran darah dari tempat infeksi di
luar paru, atau aspirasi dari isi orofaringeal
• Penyebab lain : legionella dan C.pneumoniae,
Staphyloccocus aureus dan rod garam-negatif terutama di
orang tua terutama yang tinggal di panti , dan yang
berkaitan dengan alkoholisme.
• Pneumonia yang diperoleh di RS: Baksil G dan S.Aureus
• Aspirasi isi lambung atau orafaringeal ; anaerob
• Pediatri : virus terutama virus sinsitial, parainfluensa, dan
adenovirus serta bakteri pneumococcus.
Manifestasi Klinik

• Gejala dan tanda


• Demam yang meningkat tajam, batuk produkti sputum
berwarna atau berdarah, nyeri dada, takikardia
takipnea.
• Radiografi khas
• Laboratorium: leukositosis terutama sel Poly Morpho
Nuclear, O2 arteri rendah.

• Gejala dan tanda Pneumonia Bakteri G+/


• Demam yang meningkat tajam, batuk produktid sputum
berwara atau berdarah, nyeri dada, takikardia takipnea.
Berdasarkan Jenis Pneumonia
• Pneumonia anaerobik
• Gejala : batuk, demam ringan, hilang berat badan, sputum yang berabu
adalah ciri khasnya.

• Pneumonia mikoplasma
• Penyebab M.pneumonia. gejala : demam bertahap, sakit kepala, malaise,
batuk yang mualnya nonproduktif, sakit leher, sakit telinga dn rinorerale
dan ronkhi.

• Pneumonia Virus
• Gambaran Klinis bervariasi, diagnosa dengan test serologi

• Pneumonia nosokomial
• Faktor utama adalah penggunaan ventilator, yang resiko meningkat pada
penggunaan antibitoik,
Terapi Pneumonia

• Tujuan Terapi
• Eradikasi patogen dan penyembuhan klinis
• Menurunkan morbiditas

• Pendekatan Umum
• Tetapkan fungsi pernafasan, tanda-tanda sakit sistemik:
dehidrasi, sepsis (kolaps)
• Terapi suportif: oksigen, cairan pengganti bronkodilator,
fisioterapi dada, nutrisi, pengendalian demam.
• AB empirik dengan Ab spektrum lebar. Bila kultur diketahui
sempitkan spektrum. AB aerosol belum terbukti.
• Pencegahan dengan vaksin terhadap S.pneumonia dan
H.influenza
Penggolongan Obat Pneumonia
1) Benzilpenisilin dan Noksimetilpenisilin
• Benzilpenisilin (Penisilin G), efektif untuk mengatasi infeksi streptokokus,
pneukokus, gonokokus, meningokokus antras, difterim gengren gas,
leptospirosis, sifilis, tetanus, yaws dan penyakit lyme pada anak-anak.

1. Benzilpenisilin (Penisilin G)
• Indikasi : infeksi tenggoroka, otitis media streptokokus, endokarditis,
meningokokus meningitis, pneumona, profilaksis anputasi pada lengan atau
kaki
• Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal
• Kontraindikasi : hipersensivitas (slergo) terhadap penisilin
• Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria , demam nyeri sendi, angiodem,
leukopenia, trombositopenia, syok anfilaktik pada pasien yang alergim diare
pada pemberian per oral.
• Sediaan beredar : Benzatin penisilim G (Generik), Prokain penisilin G Meiji,
Penadur LA (sunthi sepuri
2) Penisilin tahan Penisilinase
• Sebagian besar stafilokokus telah resisten terhadap benzilpenisilin
karena kuman ini memproduksi penisilin.
1. Kloksasilin
• Indikasi : infeksi karena stafilokokus yang memproduksi penisilinae
• Peringatan : kontraindiasi; efek samping : lihat benzilpenisilin
• Dosis yang beredar : Meixam, Ikaclox, Orbenin

2 Flukioksasilin
• Indikasi : infeksi karen stafilokokus penghasuk penisilinase, termasuk
otitis eksternal; terapi tambahan pada pneumonia, impetigo, selulitis,
endokarditis.
• Peringatan : Kontraindikasi: Efek samping : lihat benzilpenisilin : hepatitis
dan ikterus kolestatik pernah dilaporkan (Lihat catatatan dibawah) hati-
hati pada porfiria.
• Sediaan beredar : Alclomex dan Floxapen
3) Penisilin Spektrum Luas
• Ampisilin aktif terhadap beberapa jenis kuman gram positif dan gram negatif, tapi dirusak
oleh penisilinase, termasuk yang dihasilkam oleh A.Aurus dan sebagian kuman gram negatif
seperti E.Coli, sebagian besar stafilokokus E coli dan H.Influenza resisten terhadap ampisilin
1. Ampisilin
• Indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronkitis, kronis, salmonelosis invasif,
gonore.
• Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lezi eritmetonus pada glandular fever,
leukimia limfositik kronik dan AIDS
• Interaksi : lihat Interaksi Antimikroba
• Kontraindikasi : hipersensivitas terhadap penisilin
• Efek samping : mual, diare, ruam, kadang-kadang terjadi kolitis karena antibiotil
• Sediaan beredar : Ampisilin, Ambiopi, Ambripen, Amcillin, Ampex, Ampi, Arcocillin,
bannsipen.

2. Amoksisilin
• Indikasi : lihat ampisilin juga untuk profilaksis endokartis dan terapi tambahan pada
meningitis listeria
• Peringatan: Efek Samping: Indikasi : (Lihat ampicillin)
• Sediaan Beredar : amoksisilin, Abamcx, Abdimox, Alphamox, Antibiotik, Amosine.
•  
4) Penisilin Antipseudomonas
• Obat golongan ini terutama diindikasikan untuk infeksi berat yang
disebaban oleh Pseudomonas aeruginosa. Selain itu juga aktif
terhadap beberapa kuman gram negatif, termasuk Proteus spp dan
bacteroides fragilis.
1. Tikarsilin
• Indikasi : infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas dan Proteus
spp
• Peringatan:Kontraindikasi: efek samping : lihat benzilpenisilin
• Sediaan Beredar : Timentin

2.Piperasilin
• Indikasi : Infeksi Pseudomonas aeurinosa
• Peringatan : Kontraindikasi: Efek samping : lihat benzilpenisilin
• Sediaan Beredar : Ledercil
Algoritma Terapi Pneumonia
STUDI KASUS PNEUMONIA
• Kasus :
• Tuan Rafi Umur 55 tahun datang ke RSUD Kabupaten Sorong mengeluh dan
mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak, dan dada terasa sakit (nyeri). Rasa
nyeri tersebut akan bertambah bila pasien berjalan dan batuk, atau aktivitas.
Pasien mengatakan rasa nyeri tersebut dirasakan segar keesokan harinya pada hari
kamis 5 Desember 2018. Diagnosis Medis BronchoPneumonia
•  
• Pasien mengatan kurang lebih 4 bulan telah menderita penyakit tersebut. Pasien
mengeluh mengatakan sesak nafas , batuk berdahak dan dada terasa nyeri pada
saat perut bagian kanan. Pasien mengeluh mengatakan faktor yang mempengaruhi
penyakit tersebut yaitu pasien merokok dan minum minuman keras sehingga
penyakitnya timbul. Pasien mengatakan sesak bernafas dan dada terasa nyeri saat
beraktivitas. Pada saat di rumah, pasien sering mengeluh sesak nafas dan nyeri
pada dada terutama pada saat pasien bergerak atau melakukan aktivitas di
karenakan kondisi pasien yang semakin parah saat bergerak atau beraktivitas
Pemeriksaan Fisik

• keadaan Umum
• TD : 110 / 80 mmHg
• N : 60x / menit
• Respirasi : 40X/menit
• Suhu Badan : 36,5 C
• SPO2 : 93

• Kepala 
• Kulit normal, rambut normal, muka normal, mata normal, hidung normal,
mulut normal, bibir normal, telinga kurang normalm leher normal

•  Dada 
• Batuk dada terasa sakit, paru-paru normal, penurunan curah jantung,
Abdomen Normal, Genetalia normal, rectum normal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Interprestasi


Pemeriksaan Pemeriksaan
10-12-18 Darah lengkap Hb : 12,2 g/dl Hb : 14-18 gr/dl
Jam : 10.00   HT : 40-58 %
HT : 37,4 %
  Leukosit :
Leukosit : x 103 4000-11000 /
/ul mm2
  Eritrosit : 4,6 –
Eritrosit : 5,01 x
103/UL 6,2 / mm2
  Trombosit :
Trombosit : 118 20.000-40.000 /
x 103 /UL mm3
ANALISIS SOAP
A) Subyektif (S)
• Seorang Pria Umur 55 tahun dengan keluhan :
• sesak nafas dan batuk berdahak
• dada terasa sakit (nyeri
• Rasa nyeri tersebut akan bertambah bila pasien berjalan dan batuk, atau aktivitas
• kurang lebih 4 bulan telah menderita penyakit tersebut
• dada terasa nyeri pada saat perut bagian kanan
• faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut yaitu pasien merokok dan minum minuman keras
• kesulitan tidur

• B) Obyektif (O)
• Dari pemeriksaan fisik:
• keadaan Umum
• TD : 110 / 80 mmHg
• N : 60x / menit
• Respirasi : 40X/menit
• Suhu Badan : 36,5 C
• SPO2 : 93
•  
• Kepala 
• Kulit normal, rambut normal, muka normal, mata normal, hidung normal, mulut normal,
bibir normal, telinga kurang normalm leher normal
• Dada
• Batuk dada terasa sakit, paru-paru normal, penurunan curah jantung, Abdomen Normal,
Genetalia normal, rectum normal.
• Assesment (A)
• Pasien di duga mengalami Bronchopneumonia
• Planning (P)
• Interaksi dilanjutkan
• Kaji terus karakteristik nyeri
• Pantau Klinis TTV
• Ingatkan kembali pasien untuk latihan nafas
• Lanjutkan pemberian obat sesuai indikasi
•  
• 3.5 DRP

• Pilihan Obat yang Kurang Tepat (Improper Drug Selection)


• Tidak ada
• Dosis yang terlalu besar (Over Dosis)
• Tidak Ada
• Dosis Terlalu Kecil (Sub-Therapeutic Dosage)
• Tidak ada
• Pengobatan tanpa indikasi (Drug Use Without Indication)
• Tidak ada
• Indikasi yang tidak diterapi (Untreated Indication)
• Tidak ada
•  
• Efek Samping (Adverse Drug Reactions)
• Tidak ada
• Terapi yang tidak sampai (Failure to receive medication)
• Tidak ada
• Interaksi Obat (Drug Interaction)
• Tidak ada
DATA FORMULASI OBAT

• Levofloxacin
• Komposisi : Levofloxacin
• Indikasi : Levofloxacin diindikasikan untuk dewasa (>18
tahun) dengan infeksi yang disebabkan oleh
susceptible strain dengan kondisi berikut ini : sinusitis
maksilaris akut, eksarbasi akut bronkitis kronik.
• DOSIS :
• Bronkitis kronis dengan eksaserbasi bakteri akut :
• 500 mg, 1 kali sehari selama 7 hari
• Pneumonia
• 500 mg, 1 Kali sehari selama 7-14 hari
• Kontraindikasi :
• Pasien Hipersensitif terhadap Levofloxacin, antibiotik
golongan quinolon atau komponen obat ini.
• Pasien epilepsi
• Pasien dengan riwayat gangguan lendon yang berhubungan
dengan pemberian fluoroquinolon
• Anak-anak atau remaja dalam masa pertumbuhan
• Wanita hamil
• Wanita menyusui

• Efek Samping
• pusing, dispepsia, insomnia, penyimpangan rasa, muntag,
anoreksia, gelisah, sembelit, edema, kelelahan, sakit kepala,

Anda mungkin juga menyukai