Anda di halaman 1dari 15

Laporan Prakerin SMk Jurusan Keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu institusi pendidikan yang
menyiapkan siswa/i siap pakai dalam bekerja, maka dari itu kegiatan belajar dan praktek
tidak hanya dilakukan di sekolah saja karna di perlukannya pembelajaran di luar sekolah
yang disebut dengan progam praktek kerja lapangan.
Praktek kerja lapangan adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar bagi siswa/i sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk berpartisipasi
dengan tugas langsung di suatu lembaga yang telah di tentukan oleh sekolah sesuai dengan
kompetensi keahliannya.
Maka, sekolah menengah kejuruan (SMK) keperawatan kesehatan dituntut untuk
dapat melakukan program praktek kerja lapangan di puskesmas agar siswa/inya dapat
menerapkan ilmu pengetahuan keterampilan dan sikap keperawatan sesuaidengan etika
keperawatan serta aturan – aturan keperawatan dalam bertugas .
Dalam hal itu pula siswa/i di harapkan agar mengenal jenis penyakit dan
mengaplikasikan kebutuhan dasar manusia (KDM) sesuai dengan kurikulum yang telah di
tetapkan oleh pihak sekolah .Maka dalam program praktek kerja lapangan ini siswa/i di tuntut
untuk membuat sebuah laporan tentang salah satu penyakit serta asuhan keperawatan yang di
ambil berdasarkan fakta yang dikaji pada saat melakukan program praktek kerja lapangan
tersebut.
Salah satu penyakit ini telah popular dikalangan masyarakat namun masyarakat
belum mengetahui secara jelas tentang penyakit ini maka penulis mengambil salah satu
penyakit untuk dijadikan bahan laporan praktek kerja lapangan.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1. Maksud pembuatan laporan PKL
Maksud penyusunan laporan praktek kerja lapangan (PKL) adalah untuk memenuhi
syarat penilaian praktek kerja lapangan.
a. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny.T dengan diagnosa medis HIPERTENSI
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui definisi hipertensi
2) Mengetahui etiologi
3) Mengetahui tanda dan gejala
4) Mengetahui patofisiologi
5) Mengetahui cara penularan
6) Mengetahui pemeriksaan penunjang
7) Mengetahui penatalaksanaan
8) Mengetahui diagnosis keperawatan
9) Mengetahui intervensi keperawatan
C. Lokasi Waktu PelaksanaanPraktek Kerja Lapangan
Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PUSKESMAS SELOMERTO 1 Waktu Praktek
kerja lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 31
Agustus 2018 'Setiap hari (sesuai jadwal dari pembimbing lapangan).

BAB II
Meningkatkan profesionalisme pegawai.
Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang ada.
Meningkatkan kualitas sistem informasi dan survelen kesehatan.
Mengoptimalkan pelayanan kesehatan puskesmas , PKD dan Posyandu.
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup sehat.
Mendorong tumbuhnya desa siaga aktif.
Melakukan monitoring dan evaluasi di seluruh program.
B. Letak Geografis Puskesmas
Geografis
Luas wilayah 1.692,04 ha terdiri dari :
 Luas darat : 659,17 ha
 Luas sawah : 941 ha
 Luas kolam/empang : 91,87 ha
Batas wilayah
 Sebelah utara : Kecamatan Jamanis
 Sebelah selatan : Kecamatan Cisayong
 Sebelah barat : Kecamatan Sukahening
 Sebelah timur : Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis

BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu swndiri adalah
aliran darah dari jantung yg mendorong melalui dinding pembuluh darah (arteri).
Kekuatan tekanan darah ini bisa berubah dari waktu kewaktu, dipengaruhi oleh aktivitas
apa yg sedang dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan
normal/istirahat) dan daya tahan tubuh pembuluh darahnya.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana tekanan darah lebih dari 140/90mmHg.
Brooker (2009.Hal 193)
2. Etiologi
Penyebab yg mendasari hipertensi tidak diketahui pada sebagian besar pasien,
dan disebut hipertensi esensial. Etiologi hipertensi terdiri atas multi faktor, faktor yg
berkaitan dengan hipertensi meliputi obesitas, diabetes, asupan garam (natrium) tinggi,
penyalahan alkohol dan merokok. Faktor genetik juga memegang peran. Kelompok ras
tertentu memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi, seperti Amerika,Afrika dan
Jepang.
Tekanan darah tinggi meningkat seiring usia dan hipertensi jarang terjadi pada
kelompok orang dibawah usia 25 tahun, kecuali mereka mengalami penyakit primer,
seperti gagal ginjal.
3. Tanda Dan Gejala
Sakit kepala parah
Pusing
Penglihatan kabur
Mual
Telinga berdenging
Kebingungan
Detak jantung tak teratur
Kelelahan
Nyeri dada
Sulit bernapas
Darah dalam urin
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada
medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang
emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang
jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
5. Cara Penularan
Penyakit hipertensi adalah salah satu penyakit yg tidak menular, namun penyakit hipertensi dapat menurun
(gen) biasanya dalam keluarga yg terdapat salah satu anggota keluarganya mempunyai riwayah
hipertensi resiko keluarga yg lain terkena hipertensi lebih besar daripada yg anggota keluarga tidak ada
riwayat hipertensi.
6. Pemeriksaan Penunjang
Urin alisis, tes fungsi ginjal, gula darah, elektrolit, profil lipid, foto toraks, EKG; sesuai
penyakit peserta: asam urat, aktivitas renin plasma, aldosterone, katekolaminurin,
USG pembuluh darah besar,USG ginjal, ekokardiografi
7. Penatalaksanaan
.usaha untuk mengurangi faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah.
Penatalaksanaan umum adalah penatalakasanaan tanpa obat-obatan, yang menurut
beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologik, bahkan
mempunyai beberapa keuntungan, terutama pada pengobatan hipertensi ringan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah :

1. Diet rendah garam : dengan mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5 gram/hari.
Disamping bermanfaat menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk
mengurangi resiko hipokalemi yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.
2. Diet rendah lemak telah terbukti pula bisa menurunkan tekanan darah.
3. Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol telah dibuktikan dalam banyak penelitian bisa
menurunkan tekanan darah.
4. Menurunkan berat badan : setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sekitar
1,5 – 2,5 mmHg.
5. Olah raga teratur : berguna untuk membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan
tekanan perifer dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan
tekanan darah.
6. Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres,
yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.
7. Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace, ketimun, belimbung wuluh dan bawang putih
ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.
8. Data Fokus
a. Pengertian data fokus
Data fokus adalah data tentang perubahan peruahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien.
b. Jenis data fokus
1) Data subjektif
Data subjektif adalh data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian, informasi terseut tidak bisa ditentukan oleh perawatan
mencakup persepsi, prasaan, ide klien tentang status kesehatannya. Misalnya tentang
nyeri, persaan lemah, ketakutan, kecemasan, prustasi, mual, perasaan malu.
2) Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik,
misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema, beerat badan, tingkat
kesadaran.
9. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok
dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberukan
interpensu secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi,
mencegah dan mengubah titik (a carpenoto 2000).
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah “keputusan klinik
tentang respons individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehattan aktual
atau potensial, sebagai dasar seleksi interperensi keperawatan untuk mencapai tujuan
asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat” diagnosa keperawatann
menjadi dasar untuk pemilihan tindakan keperawatan untuk mecapai hasil bagi anda
sebagai perawat yang dapat diandalkan (NANDA internasional 2007)
10. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b.d proses penyakit
1) Tujuan: nyeri pasien berkurang
2) Kriteria Hasil :
a) Klien merasa nyaman
b) Klien mampu melakukan aktivitas seperti biasa

3) Intervensi :
a) Anjurkan melakukan aktivitas yg dapat mengurangi rasa nyeri Rasional: untuk
mengurangi rasa nyeri
b) Anjurkan banyak berdoa
Rasional : untuk memberikan ketenangan hati klien
c) Anjurkan minum obat tepat waktu
Rasional : untuk mempercepat dan mendukung penyembuhan
d) Anjurkan mengurangi pikiran
Rasional : untuk mengurangi resiko memper parahnya penyakit
e) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian paracetamol 500mg
Rasional : paracetamol berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan pusing
b. Gangguan tidur b.d kurangnya rasa nyaman
1) Tujuan : Klien mampu tidur dengan nyenyak
2) Kriteria hasil :
a) Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
b) Dapat mengurangi adanya pusing
3) Intervensi :
a) Anjurkan minum air hangat
Rasional : mengurangi ketegangan pikiran
b) Anjurkan makan minum saat persiapan tidur
Rasional : Untuk menghindari kekenyangan dan mempersulit tidur
c) Anjurkan menciptakan suasana tenag
Rasional : untuk mempermudah klien memejamkan mata

c. Peningkatan TD b.d penurunan curah jantung


1) Tujuan : TD turun menjadi normal
2) Kriteria hasil :
a) TD normal
b) Wajah tisak nampak puat
3) Intervensi :
a) Berikan penjelasan tentang pentingnya menjaga pikiran pada pasien dan keluarga
Rasional :Untuk mengurangi resiko perparahnya penyakit
b) Obserpas TD
Rasional : untuk mengetahui perubahan proses penyembuhan
c) Anjurkan klien menghindari makanan yg asin, pedas, asam
Rasional : untuk meminimalisir resiko peningkatan TD
d) Kolaborasi dengan dokter UNTUK pemberian terapi Amlodipin
Rasional : Untukmembantu penurunan TD
B. Pembahasan
1) Laporan Kasus
a. Pengkajian

1) Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 49 th
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No. CM : 90 20368
Tanggal masuk : 9 Agustus 2018
Tanggal pengkajian : 10 Agustus 2018
Diagnosa medis : HIPERTENSI
Alamat : Tambang Rt/Rw.03/01 Ds. Rogojati Kec. Sukoharjo Kab. Wonosono

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. N
Umur : 25 Th
Jenis kelamin : Laki laki
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Anak
: Tambang Rt/Rw.03/01 Ds. Rogojati Kec. Sukoharjo Kab. Wonosobo

3) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Klien mengatakan pusing
b) Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan pusing, kaki kanan panas, mualmuntah, tudak bisa tidur.
c) Riwayat Kesehatan dahulu
Pasien mengatakan daei dulu memang mempunyai riwayat penyakit hipertensi
d) Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, tidak ada
penyakit keturunan, penyakit menular maupun bawaan.
4) Activity Daily Living (ADL)

Sebelum
No Kebutuhan Setelah sakit
sakit
1 Nutrisi
a. Diet Nasi Bubur
b. Kemampuan
 Mengunyah Baik -
 Menelan Baik -
 Bantuan total/sebagian Tidak Bantuan
sebagian
c. Frekuensi makan 3x/hari
3x/hari
d. Porsi makan ½
e. Makanan yang menimbulkan 1 -
allergi -
f. Makanan yang disukai -
-
2 Cairan
a. Intake
 Oral
o Jenis Air putih Air putih
o Jumlah 8 gelas/hari 5 gelas/hari
o Bantuan total/sebagian - -
 Intravena
o Jenis -

o Jumlah - -
b. Output -
 Muntah - -
 Suction -
 Drain -
3 Eliminasi
a. BAB
 Frekuensi 1x/2hari Selama
 Konsistensi Padat dirawat di
 Warna Kuning ouskesmas
 Keluhan - klien
 Bantuan total/sebagian - nelum.pernah
BAB
Sebelum
No Kebutuhan Setelah sakit
sakit

b. BAK
 Frekuensi 2x/hari
 Warna Kuning
 Keluhan -
 Bantuan total/sebagian -

4 Istirahat tidur
a. Lama tidur 8 jam 6 jam
b. Kesulitan memulai tidur - -
c. Gangguan tidur - -
d. Kebiasaan sebelum tidur - -
5 Personal hygiene
a. Mandi
 Frekuensi 2x/hari -
 Bantuan total/sebagian - -
 Kebiasaan mandi - -
b. Gosok gigi 3x/hari -
c. Cuci rambut 2x/1mgg -
d. Gunting kuku 1x/1mgg -
e. Ganti pakaian 3x/hari 1x/hari
6 Aktivitas
a. Mobilisasi fisik - -
b. Olah raga - -
c. Rekreasi - -

5) Data Psikologis
Ekspresi wajah murung, saat berbicara normal (tidak nampak terputus-putus)
berbicara jelas dan tidak cepat, klien terlihat sangat lemas.
6) Data Sosial
Klien dapat berinteraksi dengan baik, terbukti saat klien dirawat banyak kerabat-
kerabatnya yang jenguk
7) Data Spiritual
Klien tidak mampu melakukan ibadahnya
8) Pemeriksaan Fisik
(persistem/head to toe)
 Kepala : ukuran dan bentuk kepala normal.
 Rambut : tidak terkaji karena klien menggunakan kerudung.
 Mata : bentuknya simetris tidak ada lesi. Screla kotor konjungtiva berwarna
merah, alis mata tebal.
 Mulut/lidah/gigi : gigi ke kuning kuningan, lengkap tidak terdapat lubang dalam
giginya. Mukosa mulut lembab dan tidak berbau, lidah berwarna merah
pergerakannya normal.
 Thorax : bentuk thorax simestris, tetapi sakit saat menelan.
 Payudara : bentuk payudara simetris tidak ada lesi
 Abdomen : abdomen simetris bentuk datar warna sawo matang terdapat nyeri saat
ditekan
 Exstremitas : tidak ada keluhan
 Kulit : warna kulit sawo matang tidak terdapat lesi
9) Data Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
-
b) Pemeriksaan Photo Rontgen
-
c) Pemeriksaan CT Scan
-
d) Pemeriksaan MRI
-
e) Pemeriksaan EKG
-
f) Therapi
-

b. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1. Ds : Pasien mengatakan TD Peningkatan Peningkatan
tinggi tekanan darah tekanan darah
Do : TD 220/139mmHg
Penurunan curah jantung
2. Ds : Pasien mengatakan Kurangnya Kurangnya
khawatir karena TD tidak pengetahuan informasi
kunjung normal
DO : Terlihat cemas

c. Diagnosa keperawatan
(Berdasarkan prioritas masalah)
1) Peningkatan tekanan darah b.d penurunan curah jantung.
2) Kurangnya informasi b.d kurangnya pengetahuan.
3) Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum.
4) Anoreksia b.d gangguan pola nutrisi.
5) Defisit perawatan diri b.d personal hygiene
6) Hilpertermia b.d Agen injuri biologis.
7) Kurangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh b.d output yg berlebih.
d. tervensi keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Peningkatan tekanan Setelah 1. Anjurkan 1. Memper
darah b.d penurunan dilakukan memenangkan banyak
curah jantung tindakan pikiran. kemungkinan
keperawatan 2. Anjurkan sembuh.
1x24 jam, tetap tenang. 2. Supaya
Ds: Klien Mengatakan TD 3. Anjurkan tidak memper
TD tinggi berangsur menghindari parah
angsur makanan asin, keadaan.
Do: TD 220/130 mmHg turun. pedas, asam. 3.
4. Anjurkan Meminimalisir
kolaborasi peningkatan
amlodipin 5 TD yg
mg berlebih.
4.
Menurunkan
TD

2. Kurangnya informasi Setelah 1. Anjurkan .


b.d dilakukan banyak
kurangnyanpengetahuan tindakan berdoa.
DS : klien mengatakan keperawatan 2. Anjurkan
khawatir karena TD selama 1x24 fokus pada
tidak kunjung normal jam pengobatan.
DO : klien terlihat diharapkan 3. Anjurkan
cemas. masalah mendengarkan
kurangnya penkes yg
pengetahuan diberikan
dapat perawat/
teratasi dokter.
4. Anjurkan
berfikir pisitif.
5. Anjurkan
menannyakan
sesuatu yg
tidak
dimengerti.

e. Implementasi keperawatan dan evaluasi

No Implementasi Evaluasi
1. 1. Pada hari selasa tanggal 30 Jam 10.00 WIB.
Agustus 2016 Tanggal, 3 September
- pukul 19.00 2016
S: -keluarga
mengatakan demam
klien sudah mulai
berkurang
O: - klien tampak rileks

A: - masalah teratasi
P: - intervensi
dilanjutkan

2. Pada hari Selasa, tanggal 30 Jam 10.00 WIB.


Agustus 2016 Tanggal, 3 September
- pukul 19.15 WIB. 2016
S: - Klien mengatakan
mual muntah berkurang
O: - Klien nampak
membaik
A: - Masalah teratasi
P: - intervensi di
lanjutkan.

2) Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


a)Pokok pembahasan
1.Sub pokok bahasan : HIPERTENSI
2.Tempat : Puskesmas Selomerto 1
3.Tanggal :10 Agustus 2018
4.Waktu : 12 : 30 WIB
5.Sasaran : klien dan keluarga
b)Tujuan penyuluhan
1.Tujuan intruksional umum
2.Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit/jam daharapkan pasien atau keluarga
mengetahui tentang HIPERTENSI
3. Tujuan intruknasional khusus
a. Klien atau keluarga dapat menjelaskan kembali tentang HIPERTENSI
c) Kegiatan pembelajaran

NO Uraian Kegiatan penyuluhan Pasien/keluarga


kegiatan
1. pembukaan Mengucapkan salam  Menjawab salam
(3 menit)  Memperkenalkan diri  Mendengarkan,
menyimak dan
 Menjelaskan maksud dan memahami penjelasan
tujuan yang diberikan
2. Inti (10 Menguraikan tentang  Mendengarkan,
menit)  Pengertian HIPERTENSI menyimak dan
 Penyebab HIPERTENSI memahami penjelasan
 Tanda dan gejala yang diberikan
HIPERTENSI
 Pencegah HIPERTENSI
3. Penutup (2  Menerangkan materi yang Menyimak, memahami
menit) telah diberikan serta mendengarkan
 Memberikan kesempatan penjelasan yang telah di
kepada klien/keluarga sampaikan
untuk bertanya tentang  Menanyakan hal-hal
hal-hal yang belum yang belum di mengerti
dimengerti  Klien/keluarga
 Mengucapkan salam tersenyum
 Klien/keluarga
menjawab salam

d) Materi : Halaman .... sd ....


e) Metode : Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
f) Media :
g) Evaluasi :
 Prosedur : post test
 Bentuk : Tanya jawab
 Jenis : Lisan
 Bentuk pertanyaan:
 Apa pengertian HIPERTENSI ?
 Apa penyebab HIPERTENSI ?
 Sebutkan tanda dan gejala HIPERTENSI ?
 Sebutkan cara pencegahan HIPERTENSI ?

h) Tinjauan teori penyakit HIPERTENSI


 Pengertian HIPERTENSI

 Etiologi
.Penyebab yg mendasari hipertensi tidak diketahui pada sebagian besar pasien,
dan disebut hipertensi esensial. Etiologi hipertensi terdiri atas multi faktor, faktor yg
berkaitan dengan hipertensi meliputi obesitas, diabetes, asupan garam (natrium) tinggi,
penyalahan alkohol dan merokok. Faktor genetik juga memegang peran. Kelompok ras
tertentu memiliki prevalensi hipertensi lebih tinggi, seperti Amerika,Afrika dan
Jepang.
Tekanan darah tinggi meningkat seiring usia dan hipertensi jarang terjadi pada
kelompok orang dibawah usia 25 tahun, kecuali mereka mengalami penyakit primer,
seperti gagal ginjal.
 Gejala HIPERTENSI
Sakit kepala parah
Pusing
Penglihatan buram
Mual
Telinga berdenging
Kebingungan
Detak jantung tak teratur
Kelelahan
Nyeri dada
Sulit bernapas
Darah dalam urin
Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
4. Penanganan HIPERTENSI

Secara umum, terdapat 2 prinsip dari pengobatan hipertensi, yaitu:

Perubahan gaya hidup. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan tekanan darah
dalam beberapa minggu. Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani, antara lain:
Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu pola makan dengan lebih
banyak mengonsumsi buah, sayur-sayuran, susu rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan,
dibandingkan dengan daging merah dan makanan yang mengandung lemak jenuh serta kolesterol tinggi.
Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
Menurunkan berat badan.
Berhenti merokok.
Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Penggunaan Obat-obatan. Pada beberapa kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat untuk
seumur hidup. Namun, dokter bisa menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan jika tekanan
darah penderita sudah terkendali dengan mengubah gaya hidup. Penting bagi pasien untuk
mengonsumsi obat dalam dosis yang sudah ditentukan dan memberitahu dokter jika ada efek samping
yang muncul. Beberapa obat yang digunakan untuk menangani hipertensi antara lain:Melakukan terapi
relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
Diuretik. Obat ini bekerja membuang kelebihan garam dan cairan di tubuh melalui urine. Di antara
jenis obat diuretik adalah hydrochlorothiazide.
Antagonis kalsium. Antagonis kalsium menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah.
Beberapa contoh obat ini adalah amlodipine dan nifedipine.
Beta blocker. Berfungsi menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh dan memperlambat
detak jantung. Contoh obat golongan beta-blocker adalah atenolol dan bisoprolol.
ACE inhibitor. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan cara membuat dinding pembuluh
darah lebih rileks. Contoh obat golongan ini adalah captopril dan ramipril.
Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Fungsi obat ini hampir sama dengan ACE inhibitor yaitu
membuat dinding pembuluh darah menjadi rileks, sehingga kedua obat tersebut tidak boleh diberikan
secara bersamaan. Contoh obat ini adalah losartan dan valsartan.
Penghambat renin. Obat ini berfungsi menghambat kerja renin, yaitu enzim yang dihasilkan ginjal dan
berfungsi menaikkan tekanan darah. Contoh obat penghambat renin adalah aliskiren.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan uji kopetensi sangat penting dan bermanfaat bagi siswa-siswi yang
melakukan nya, karena dengan praktek kerja lapangan diharapkan Siswa Menengah
Kejuruan (SMK) mendapat pengalaman dan pengetahuan serta wawasan dalam
memperaktekan ilmu yang didapat di sakola. Kegiatan ini berfungsi sebagai sarana
penunjang untuk memunculkan calon siswa-siswi siap kerja dengan kulitas kerja
bermutu tinggi.
Dari hasil uji kopetensi di sebuah puskesmas SELOMERTO 1 maka penulis dapat
mengambil kesimpulan :

1. Pengkajian merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menentukan langkah
selanjutnya dalam proses keperawatan.

2. Perencanaan tindakan keperawatan mengacu terhadap penyelesaian masalah tertentu.

3. Pelaksanaan perawatan tidak dilakukan mutlak sepenuhnya sesuai dengan teori yang
di berikan sekolah.

Dari laporan uji kompetensi ini, isi laporan yang mengacu pada pembahasan pasien
dimana terdapat masalah-masalah keperawatan yang muncul yaitu :

1) Peningkatan tekanan darah b.d penurunan curah jantung.


2) Kurangnya informasi b.d kurangnya pengetahuan.
3) Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum.
4) Anoreksia b.d gangguan pola nutrisi.
5) Defisit perawatan diri b.d personal hygiene.
6) Hipertermia b.d Agen injuri biologis.
7) Kurangnya cairan dan elektrolit dalam tubuh b.d output yg berlebih.

LEMBAR PENGESAHAN PUSKESMAS

LAPORAN KEGIATAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018

Disetujui:
Pembimbing Lapangan Pembimbing CI,
SMK Taruna Negara,
SLAMET BUDIMAN, Amd.Kep DARMIYATI,S.Kep

Mengetahui,

Kepala Program Keahlian Pimpinan/ Kepala PUSKESMAS


Keperawatan SELOMERTO 1

SLAMET BUDIMAN, Amd.Kep dr.ISNI NUR HARJATO

Arsip Blog

Anda mungkin juga menyukai