Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN HEMOROID PADA NY. Z

DI RUANG CEMARA DI RS TK II MOH RIDWAN MEURAKSA

Pebimbing : Bu Entin Rohaningsih

Disusun Oleh :

Imam Cahyo Adiputro

Laela Sofiana

Putri Sulistiyani

Sheren Priliy Yusniar

Waode Syaika Syuka Syuhra

SMK KESDAM JAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020

JL TB Simatupang No 1A Kampung Rambutan, Ciracas

Jakarta Timur
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperawatan Penyakit DHF.

Makalah ini telah kami buat dalam tugas Praktek Klinik Lapangan pada Tn. A Di ruang
Diponegoro RS TK IV Cijantung, makalah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dariberbagai pihak sehingga dapat terseleaikan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang …………………………………………………………………..

Rumusan Masalah …………………………………………………………………..

Tujuan …………………………………………………………………………………..

Manfaat …………………………………………………………………………..

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Definisi ……………………………………………………………………………

Etiologi ……………………………………………………………………………

Patofisiologi ……………………………………………………………………………

Manifestasi Klinis …………………………………………………………………...

Penatalaksanaan …………………………………………………………………...

Tanda dan Gejala ……………………………………………………………………

Pemeriksaan Diagnostik ……………………………………………………………

Komplikasi …………………………………………………………………………….

Diagnose Banding …………………………………………………………………….

Pencegahan …………………………………………………………………………….

BAB III TINJAUAN KASUS

Pengkajian …………………………………………………………………………….

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………………………….

Saran …………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis


(Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis dengan
penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011).
Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena varises pada pleksusvenosus di submukosa anal dan
parianal (Mitchell, 2006).

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis.
Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Sedangkan
hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang digunakan,
maka hemoroid interna timbul di sebelah luar ototsfingterani, dan hemoroid eksterna timbul di
sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran
balik dari vena hemoroidalis. Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada
sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun
keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak
nyaman Hemoroid adalah seikat pembuluh darah di dalam dubur / pelepasan, hanya sebagian
berada di bawahs elaput bagian paling rendah dari dubur / pelepasan. Hemoroid umum diderita
oleh umur 50, sekitar separuh orang dewasa berhadapan dengan yang menimbulkan rasa gatal,
terbakar, pendarahan dan terasa menyakitkan. Dalam banyak kesempatan kondisi boleh
memerlukan hanya self- care perawatan sendiri dan lifestyle gaya hidup (Sjamsuhidayat,2004).

Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat
oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormone menyebabkan
pelebaran vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh
kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah
melahirkan.

Menurut data WHO tahun 2008, jumlah penderita wasir atau hemorrhoid di seluruh dunia
adalah sekitar 230 juta orang. Disebutkan bahwa hemorrhoid diderita oleh 5% seluruh penduduk
dunia. Bahkan pada pemeriksaan rectal didapatkan bahwa 2/3 penduduk sehat menderita
hemoroid yang tidak bergejala. Hemoroid juga ditemukan pada 50% manusia diatas 50 tahun.
Hemoroid bias diderita baik pria maupun wanita. Akan tetapi laki-laki mempunyai
kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan . (Corman, 2004; Baker H,
2006;Smetzler & Bare, 2006;Sarosy, 2012).

Di Indonesia sendiri penderita hemoroid terus bertambah. Menurut data tahun 2008,
prevalensi hemoroid di Indonesia adalah 5,7%, namun 5% saja yang terdiagnos. Jika data
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 menyebutkan ada 12,5 juta jiwa penduduk
Indonesia mengalami hemoroid, maka secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030
prevalensi hemoroid di Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Hemoroid Care, 2004).

Berdasarkan penelitian hemoroid interna diterapi sesuai dengan gradenya, tetapi


hemoroid eksterna selalu dengan operasi (Sjamsuhidayat,2004).

Berdasarkan fakta diatas maka menimbulkan ketertarikan perawat mengambil judul karya
tulis ilmiah asuhan keperawatan pada NY. Z dengan diagnose hemoroid di RS TK II MOH
Ridwan Meuraksa

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah bagaimana pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan hemoroid.

1. Apakah penyakit hemoroid itu?


2. Apakah etiologi hemoroid itu sendiri?
3. Bagaimana patofisilogi/perjalanan penyakit?
4. Apakah manifestasi klinis hemoroid?
5. Apa saja klasifikasi hemoroid?
6. Apakah tanda dan gejala hemoroid?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang hemoroid?
8. Bagaimana pencegahan penyakit hemoroid?
9. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada klien yang menderita hemoroid?
10. Bagaimana rencana tindakan keperawatan kepada pasien yang menderita hemoroid?
11. Bagaimana cara mengidentifikasi kesenjangan pada teori dan kasus?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan kepada siswa tentang penanganan hemoroid.

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan konsep hemoroid, klasifikasi, etiologi, dan patofisiologi.

b. Menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan hemoroid dengan

pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

D. Manfaat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pelayanan berarti bagi institusi
pendidikan dan penulis.

1. Institusi Pendidikan

a. Sebagai sumber bacaan untuk menambah wawasan bagi siswa

khususnya yang terkait penerapan pasien hemoroid.

b. Sebagai bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama

mengenai pelaksanaan bagi pasien dengan penyakit hemoroid.

2. Penulis

a. Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang intensitas hemoroid yang di alami pasien NY. Z

b. Untuk menambah khasanah keilmuan bagi penulis dan mengkaji permasalahan.

c. Memperoleh pengalaman dalam proses penelitian dan menambah wawasan melalui penelitian.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena hemoroidalis di
daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih
kompleks yakni melibatkan beberapa unsure berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan
ototdisekitar anorektal (Felix, 2006). Hemoroid adalah suatu pelebaran dari vena-vena didalam
pleksus hemoroidalis (Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena
hemoroidalis dengan benonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum
(Nugroho, 2011).

B. Klasifikasi Hemoroid
o Ambeien Internal

Hemoroid internal adalah pembengkakan terjadi dalam rectum sehingga tidak bias dilihat
atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa sakit karena hanya ada sedikit
syaraf di daerah rektum. Tanda yang dapat diketahui adalah pendarahan saat buang air besar.
Masalahnya jadi tidak sederhana lagi, bila ambeien internal ini membesar dan keluar ke bibir
anus yang menyebabkan kesakitan. Ambeien yang terlihat berwarna pink ini setelah sembuh
dapat masuk sendiri, tetapi bisa juga didorong masuk. Hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat
yaitu :

1. Derajat I

 Terdapat perdarahan merah segar pada rectum pasca defekasi


 Tanpa disertai rasa nyeri
 Tidak terdapat prolaps
 Pada pemeriksaan anoskopi terlihat permulaan dari benjolan hemoroid yang menonjol
kedalam lumen

2. Derajat II

 Terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekasi


 Terjadi prolaps hemoroid yang dapat masuks endiri (reposisi spontan)

3. Derajat III

 Terdapat perdarahan/tanpa perdarahan sesudah defekasi


 Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat masuk sendiri jadi harus didorong dengan jari
(reposisi manual)

4. Derajat IV

 Terdapat perdarahan sesudah defekasi


 Terjadi prolaps hemoroid yang tidak dapat didorong masuk (meskipun sudah direposisi
akan keluar lagi)
o Ambeien / HemoroidEksternal

Hemoroid eksternal diklasifikasikan sebagai akut dan kronik.

 Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya
merupakan hematoma, bentuk ini sangat nyeri dan karena ujung-ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor nyeri.

C. Etiologi

Menurut Vill alba dan Abbas (2007), etiologi hemoroid sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, beberapa factor pendukung yang terlibat diantaranya adalah :

1. Penuaan
2. Kehamilan
3. Hereditas
4. Konstipasi atau diarekronik
5. Penggunaan toilet yang berlama – lama
6. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama

Menurut Mutaqqin (2011), kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan kondisi medis
atau penyakit, namun ada beberapa pre diposisi penting yang dapat meningkatkan risiko
hemoroid seperti berikut:

1. Perubahan hormon (kehamilan)


2. Mengejar secara berlebihan hingga menyebabkan kram
3. Berdiri terlalu lama
4. Banyak duduk
5. Sering mengangkat beban berat
6. Sembelit diare menahun (obstipasi)
7. Makanan yang dapat memicu pelebaran pembuluh vena (cabe, rempah-rempah)
8. Keturunan penderita wasir (genetik)
D. Patofisiologi

Menurut Nugroho (2011) hemoroid dapat disebabkan oleh tekanan abdominal yang mampu
menekan vena hemoroidalis sehingga menyebabkan dilatasi pada vena. Dilatasi tersebut dapat
dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Interna (dilatasi sebelum spinter)


2. Bila membesar baru nyeri
3. Bila vena pecah, BAB berdarah anemia
4. Eksterna (dilatasi sesudah spingter)
5. Nyeri
6. Bila vena pecah, BAB berdarah-trombosit-inflamasi.

Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya menyebabkan gejala
ketika mengalami pembesaran, peradangan, atauprollaps. Diet rendah serat menyebabkan bentuk
feses menjadi kecil yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan
tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid., kemungkinan gangguan oleh venous
return (Muttaqin, 2011).
E. Manifestasi Klinis

Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid (Vill Alba dan Abbas, 2007 )
yaitu :

1. Hemoroid internal
 Prolaps
2. Hemoroid eksternal
 Rasa terbakar.
 Nyeri (jika mengalami trombosis).
Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien hemoroid dapat mengeluh hal-hal
seperti berikut :

1. Perdarahan

Keluhan yang sering dan timbul pertama kali yakni : darah segar menetes setelah buang air besar
(BAB), biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di anus. Pendarahan dapat juga timbul di luar
waktu BAB, misalnya pada orang tua. Perdaran ini berwarna merah segar.

2. Benjolan

Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau manual merupakan ciri
khas/ karakteristik hemoroid.

3. Nyeri dan rasa tidak nyaman

Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis ( sumbatan komponen darah dibawah anus),
benjolan keluar anus, polip rectum, skin tag.

4. Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus

Akibat penegluaran cairan dari selaput lender anus disertai perdarahan merupakan tanda
hemoroid interna, yang sering mengotori pakaian dalam bahkan dapat menyebabkan
pembengkakan kulit.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hemoroid tergantung pada macam dan derajat hemoroidnya.

1. Hemoroid Eksterna

Hemoroid eksternal yang mengalami thrombosis tampak sebagai benjolan yang nyeri pada anal
verge. Jika pasien membaik dan hanya mengeluh nyeri ringan, pemberian analgesik, sitz baths,
dan pelunak feses. Tetapi jika pasien mengeluh nyeri yang parah, maka eksisi di bawah anestesi
local dianjurkan. Pengobatan secara bedah menawarkan penyembuhan yang cepat, efektif dan
memerlukan waku hanya beberapa menit dan segera menghilangkan gejala. Penatalaksanaan
secara bedah yaitu pasien berbaring dengan posisi menghadap ke lateral dan lutut di lipat
(posisisems), dasar hematom di infiltrasi dengan anestetik lokal. Bagian atas bokong didorong
untuk memaparkan thrombosis hemoroid. Kulit dipotong berbentuk elips menggunakan gunting
iris dan forsep diseksi; halini dengan segera memperlihatkan bekuan darah hitam yang khas di
dalam hemoroid yang dapat diangkat keluar dengan forsep.

2. Hemoroid Interna
Pengobatan hemoroid interna tergantung dari derajat hemoroidnya.

 Hemoroid Interna

Derajat Berdarah Prolaps Reposisi

I + – –

II + + Spontan

III + + Manual

IV + Tetap Irreponibel

Hemoroid interna diterapi sesuai dengan gradenya.Tetapi hemoroid eksterna selalu dengan
operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif
indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.

1. Hemoroid derajat I dan II

Kebanyakan pasien hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal yang
sederhana disertai nasehat tentang makan. Makanan sebaiknya terdiri atas makanan berserat
tinggi, misalnya sayuran dan buah-buahan. Makanan berserat tinggi ini membuat gumpalan isi
usus menjadi besar namun lunak, sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengedan secara berlebihan.

2. Hemoroid Derajat III dan IV

Pengobatan dengan terapi pada derajat III dilakukan jika diputuskan tidak perlu dilakukan
hemoroidektomi. Pengobatan dengan criyosurgery (bedah beku) dilakukan pada hemoroid yang
menonjol, dibekukan dengan CO2 atau NO2 sehingga mengalami nekrosis dan akhirnya fibrosis.
Tidak dipakai secara luas karena mukosa yang dibekukan (nekrosis) sukar ditentukan luasnya.
Hemoroidektomi dilakukan pada pasien yang mengalami hemoroid yang menahun dan
mengalami prolapses besar (derajat III dan IV).

Ada 3 prinsip dalam melakukan hemoroidektomi yaitu pengangkatan pleksus dan mukosa,
pengangkatan pleksus tanpa mukosa, dan pengangkatan mukosa tanpa pleksus. Teknik
pengangkatan dapatdilakukan menurut 2 metode :

1. Metode Langen-beck : yaitu dengan cara menjepit radier hemoroid interna, mengadakan
jahitan jelujur klem dengan catgut crhomic No. 00, mengadakan eksisi di atas klem.
Sesudah itu klem dilepas dan jahitan jelujur di bawah klemdiikat, diikuti usaha
kontinuitas mukosa. Cara ini banyak dilakukan karena mudah dan tidak mengandung
risiko pembentukan jaringan parutsirkuler yang biasa menimbulkan stenosis.
2. Metode whitehead : yaitu mengupas seluruh v. hemoroidalis dengan membebaskan
mukosa dari sub mukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu,
sambal mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.
3. Metode stapled : yaitu dengan cara mengupas mukosa rektum. Metode ini lebih unggul
dan lebih banyak dipakai karena perdarahannya dan nyeri post operasinya berkurang
dibandingkan dengan metode yang lain.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Anamnesa atau riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi

Pada inspeksi hemoroid eksterna mudah terlihat apalagi sudah mengandun gtrombus. Hemoroid
interna yang prolapse dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa. Untuk membuat
prolapse dapat dengan menyuruh pasien untuk mengejan.

3. Rektaltouche (colok dubur)

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan
vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila
sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lender akan menebal. Trombosis dan
fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinomarektum.

4. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi dan rektoskopi

Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan
penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita
disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol
kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejans edikit maka ukuran hemoroid akan
membesar dan penonjolan atau prolapse akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seper tipolip, fissuraanidan tumor ganas harus
diperhatikan.

5. Pemeriksaan dengan Proktosigmoidoskopi

Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologi
saja atau tanda yang menyertai.

6. Frontgen (colon inloop) dan kolonoskopi


7. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
Diperlukan untuk mengetahui adanya darah samar (occult bleeding).

H. Komplikasi Hemoroid

Komplikasi hemoroid yang paling sering terjadi yaitu :

1. Perdarahan, dapat sampai anemia.


2. Trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid)
3. Hemoroidalstrangulasi adalah hemoroid yang prolapse dengan suplai darah dihalangi
oleh sfingterani.
4. Luka dan infeksi

I. Diagnosa Banding
1) Perdarahan juga dapat terjadi pada :
2) Carcinoma kolorektal
3) Divertikulitis
4) Kolitisulserosa
5) Polipadenomatosa
6) Benjolan juga dapat terjadi pada :
7) Anorektal
8) Prolapsrekti (procidentia)
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hemoroid adalah pelebaran varies satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales
( bacon ) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus /
dubur kurang elastic sehingga cairan darah terhambat dan membesar ( Daldiyono ).

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan. Termasuk konstipasi diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat : fibrom arteridan tumor rectum.

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan pendarahan bewarna
merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat
inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosit.

B. Saran

Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui tentang penyakit
hemoroid dan untuk para mahasiswa keperawatan semoga dapat menjadi panutan dalam
membuat askep-askep sesuai dengan proses keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6552793/Askep_hemoroid_RSUD

https://www.academia.edu/7389204/TUGAS_SISTEM_PENCERNAAN_ASUHAN_KEPE
RAWATAN_PADA_PASIEN_DENGAN_HEMOROID

https://www.academia.edu/28543999/ASKEP_Hemoroid

Anda mungkin juga menyukai