Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Pencegahan jatuh pada lansia


Sasaran : Lansia dan keluarga lansia pada Puskesmas Banyumulek
Hari / Tanggal : Kamis / 25 Januari 2018
Waktu : 10.00 - Selesai
Tempat : Ruangan Puskesmas

A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta.........orang, pendidikan........, umur rata-rata..........tahun,
peserta telah memiliki pengetahuan tentang :
a. ...............................................................
b. ...............................................................
c. ...............................................................
2. Kelas / ruangan
a. Ukuran ruang / kelas......................................
b. Keadaan penerang dan ventilasi.......................
c. Prasarana yang tersedia....................................
3. Pengajar
Fasilitator adalah .....................................................................................

B. TUJUAN
1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapat pendidikan kesehatan tentang pencegahan jatuh pada
lansia, peserta diharapkan mampu :
a. Memahami bagaimana pencegahan jatuh pada lansia.

2. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan diharapkan peserta dapat :
a. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Jatuh
b. Mengetahui dan mampu menyebutkan penyebab jatuh
c. Mengetahui dan mampu menyebutkan cara pencegahan jatuh.
d. Mengetahui dan mampu menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh.

C. MATERI
1. Pengertian jatuh
2. Penyebab jatuh pada lansia
3. Pencegahan jatuh
4. Cara menolong lansia yang jatuh

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. MEDIA
1. Poster

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Penyuluh Kegiatan Audien Waktu


Pendahuluan: 2 menit
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dengan
c. Menjelaskan tujuan aktif
d. Menyampaikan kontrak c. Mendengarkan dan
waktu memberikan respon
e. Apersepsi
Penjelasan Materi
1. Pengertian jatuh a. Mendengarkan, 10 menit
2. Penyebab jatuh pada lansia memperhatikan
3. Pencegahan jatuh b. Menanyakan hal-hal yang
4. Cara menolong lansia yang belum jelas
jatuh
Evaluasi 2 menit
a. Mengevaluasi penerimaan a. Menjawab pertanyaan
informasi b. Mendemonstrasikan
b. Memberikan pertanyaan kembali tentang cara
lisan pembuatan larutan jeruk
nipis kecap
Penutup 1 menit
a. Menyimpulkan hasil a. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan.
b. Memberikan salam b. Membalas salam

G. EVALUASI

a. Standar evaluasi
1) Peserta dapat menjelaskan pengertian jatuh
2) Peserta dapat menjelaskan penyebab jatuh pada lansia
3) Peserta dapat menyebutkan pencegahan jatuh pada lansia
4) Peserta dapat menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh

b. Pertanyaan evaluasi
1) Jelaskan pengertian jatuh?
2) Jelaskan penyebab jatuh pada lansia?
3) Jelaskan pencegahan jatuh ?
4) Jelaskan cara menolong lansia yang jatuh ?

H. SUMBER PERPUSTAKAAN
1. Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of
nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
2. Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts,
process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
3. Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK
Unud.
I. LAMPIRAN MATERI
1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata
yang melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau
tempat yang lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben,
1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan
di dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi,
sinkope dan dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak
rata tersandung benda-benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya.
Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan kejadian yang mempercepat
patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral
Density/BMD) rendah. Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko
patah tulang. Jatuh adalah penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan
berkaitan dengan meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah
tulang meliputi punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas.
Jatuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan
harus meliputi berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola
gerakan yang beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat
meningkatkan massa tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat
menurunkan risiko jatuh.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh dan
meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi. Pedoman yang dikeluarkan
oleh American Geriatrics Society, British Geriatrics Society, dan American
Academy of Orthopedi Surgeons pada pencegahan jatuh meliputi beberapa
rekomendasi untuk orang tua (AGS et al, 2001).

2. Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan


Kecelakaan pada Lansia
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar,
yaitu:
a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai
penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh,
Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi
yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan
penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada
lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope yang
sering meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga disebabkan
oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan
cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.
b. Faktor ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau
tergeletak di lantai, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah
dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai
tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset
yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin
atau mudah tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik
(kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat,
maupun cara penggunaannya.

3. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit
yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan
keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.
Dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada
orang tua:
a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan,
koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan
fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik
yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan
semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.
b. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:
1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan
3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers
4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali
atas indikasi klinis kuat
5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan
c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
menghindari pusing akibat suhu.
2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada
dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu
tambahan untuk daerah tangga.
7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan
yang biasa untuk melintas.
8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin.
9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari
tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di
kamar mandi.
d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:
1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
4) Hindari olahraga berlebihan.
e. Alas Kaki
1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
3) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan
4) Pakai sepatu yang antislip
f. Alat Bantu Jalan
1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan
difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau
faktor yang mendasarinya.
Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus
dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu
tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini
haruslah direkomendasikan secara individual.
2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu,
penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat),
crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya satu ekstremitas atas
yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan tipe cane
yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi yang
menunjang berat badan. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat
badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua
ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan
menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi
yang diperlukan dalam menunjang berat badan.
g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.
h. Hip protektor: terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
i. Memelihara Kekuatan Tulang
1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat
terjatuh pada orang tua
2) Berhenti merokok
3) Hindari konsumsi alcohol
4) Latihan fisik
5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

4. Cara menolong lansia yang jatuh


a. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolong
Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika masih bangun
adalah :
 Mengangkat badan dengan bantuan siku
 Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus
 Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri
 Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri
 Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi

Cara yang dapat dilakukan lansia setelah jatuh jika lansia tidak bisa
bangun adalah sebagai berikut:

 Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan alarm


atau menelpon jika bisa.
 Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan dibawah
kepala.
 Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak
atau kain yang ada di sekitar.
 Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan
pada luka, gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan
meningkatkan sirkulasi.
b. Cara bangun yang benar setelah jatuh dengan penolong
1) Tenangkan lansia dan biarkan lansia tetap berbaring sambal anda
memeriksa apakah ada cedera. Tanyakan kepada lansia apakah bisa
bergerak.
2) Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia. Jika
lansia bisa bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser ke samping.
3) Bantu lansia berpegang pada kursi dihadapannya. Arahkan lansia
untuk mengangkat badannya dengan bertopang pada lututnya.
4) Arahkan lansia untuk mengangkat badannya setengah berdiri
bertopang pada kedua tangannya di kursi dihadapannya. Dekatkan
kursi di belakang lansia kearahnya.
5) Persilahkan lansia untuk duduk dengan tenang. Jangan meninggalkan
lansia sebelum anda memastikan tidak ada cedera.
LEMBAR PENGESAHAN

..................., .............., ...............


Mahasiswa Program Pembelajaran

Pembimbing Lahan Keperawatan Komunitas

(...............................................) (..................................................)
NIP. NPM.

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(........................................)

Anda mungkin juga menyukai