Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : BRONKITIS

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang
mengenai trakhea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk,
dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu.

2. Klasifikasi
a. Bronkitis akut
Merupakan infeksi saluran pernapasan akut bawah, ditandai dengan awitan gejala
yang mendadak dan berlangsung lebih singkat, inlamasi atau peradangan bronkus
biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan kondisinya diperparah oleh
pemaparan terhadap iritan, seperti asap rokok, udara kotor, debu, asap kimiawi, dll.
b. Bronkitis kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama ( 3 bulan dalam setahun selama 2
tahun berturut-turut). Pada bronkitis kronik peradangan bronkus tetap berlanjut
selama beberapa waktu dan terjadi obstruksi / hambatan pada aliran udara yang
normal di dalam bronkus.

3. Etiologi
Bronkitis oleh virus seperti Rhinovirus, RSV, virus influenza, virus parainfluenza,
adenovirus, virus rubeola dan paramyxovirus. Penyebab lainnya dapat terjadi melalui
zat iritan asam lambung seperti asam lambung. Atau polusi lingkungan dan dapat
ditemukan setelah pejanan yang berat, seperti saat aspirasi setelah muntah, atau
pejanan dalam jumlah besar yang disebabkan zat kimia dan menjadi bronkitis kronis.
4. Manifetasi Klinik
Tanda dan gejala pada bronkitis akut :
a. Batuk
b. Terdengar ronkhi
c. Suara yang berat dan kasar
d. Wheezing
e. Menghilang dalam 10 – 14 hari
f. Demam
g. Produksi sputum
Tanda dan gejala pada bronkitis kronis :
a. Batuk yang parah pada pagi hari da kondisi lembab
b. Sering mengalami infeksi saluran napas (pilek atau flu) yang dibarengi dengan
batuk
c. Gejala bronkitis akut lebih dari 2 – 3 minggu
d. Demam tinggi
e. Sesak napas jika saluran tersumbat
f. Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau

5. Patofisiologi
Asap mengiritasi jalan napas mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi. Karena
iritasi yang konstan ini, kelenjar – kelenjar mensekresi lendir dan sel – sel goblet
meningkat jumlahnya, akibatnya fungsi silia menurun dan lebih banyak lendir yang
dihasilkan. Sebagai akibat bronkiolus menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli
yang berdekatan dengan bronkiolus dapat menjadi rusak dan membntuk fibrosis
mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar yang berperan penting dalam
menghancurkan partikel asing termasuk bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih
rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan bronkial lebih lanjut terjadi sebagai
akibat perubahan fibrotik yang terjadi dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin
terjadi perubahan paru yang irreversibel, kemungkinan mengakibatkan emfisema dan
bronkietaksis.
6. Patways

Saluran napas dalam

Hipertermi gangguan pembersihan invasi virus respiratory


di paru-paru sinstial, adeno virus,
parainfluenza,rhinovirus,
alergen, emosi/stress,
obat-obatan, infeksi,
asap rokok

Radang inflamasi radang bronkial


Pada bronkus

Akumulasi mukus produksi mukus kontriksi berlebihan

Timbul reaksi balik edema/bengkak hiperventilasi paru


Pada mukosa/
Sekret berlebih

Pengeluaran energi ketidakefektifan atelektasis


Berlebihan bersihan jalan napas

Kelelahan intoleransi aktivitas hipoxemia

Anoreksia ketidakseimbangan kenaikan kompensasi


Nutrisi kurang dari frekuensi napas
Kebutuhan tubuh

Ketidakefektifan pola
napas
7. Pemeriksaan penunjang
a. Rontgen thorax
b. Analisa sputum
c. Tes fungsi paru
d. Pemeriksaan kadar gas darah arteri

8. Penatalaksanaan
a. Penyuluhan
Menjelaskan hal – hal mana saja yang dapat memperberat penyakit dan harus
dihindari serta bagaimana cara pengobatan yang baik.
b. Pencegahan
Mencegah kebiasaan merokok (dihentikan), mengindari lingkungan polusi an
dianjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi.
c. Terapi eksaserbasi akut
Antibiotik, karena biasanya disertai infeksi
- Infeksi biasanya disertai, disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia
(digunakan ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 gr/hari atau eritromisin 4 x 0,5 gr/hari)
- Augmetin (amoksilin dan asam klarunalat apabila ditemukan H. Influenza dan
B catarhalis)
Terapi oksigen diberikan bila terjadi kegagalan napas.
Fisioterapi dada membantu pasien mengeluarkan sputum.
Bronkhodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas.
d. Terapi jangka panjang
Antibiotik untu kemoterapi preventif
Bronkodilator
Fisioterapi
Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien gagal napas
Rehabilitasi, postural drainase, perkusi dan vibrasi dada digunakan untuk
mengeluarkan mukus.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. PengkajianFokus
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelelahan, ketidakmampuan melakukan aktivitas karena
sulit bernapas, ketidakmampuan untuk tidur, dispnea saat tidur
Tanda : keletihan, gelisah, insomnia, kelemahan umum
2) Sirkulasi
Gejala : pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : peningkatan TD, peningkatan frekuensi jantung atau takhikardi berat,
edema, warna kulit atau membran mukosa pucat
3) Integritas ego
Gejala : peningkatan faktor resik, perubahan pola hidup
Tanda : ansietas, ketakutan pada rangsang
4) Makanan / cairan
Gejala : mual / muntah, ketidakmampuan makan karena distress pernapasan,
peningkatan BB menunjukkan edema
Tanda : turgor kulit buruk, edema, berkeringat, palpitasi abdominal dapat
mengakibatkan hepatomegali
5) Hygiene
Gejala : penurunan penampilan/memerlukan bantuan melakukan aktivitas
sehari - hari
Tanda : kebersihan buruk, bau badan
6) Pernapasan
Gejala : batuk menetap dengan produksi sputum tiap hari (terutama pada saat
bangun) produksi sputum dapat banyak sekali riwayat pneumonia berulang
terpasang pada polusi kimia / iritan
Tanda : penggunaan otot bantu pernafasan
7) Keamanan
Gejala : riwayat sensitif terhadap zat/faktor lingkungan adanya infeksi
berulang
b. Pemeriksaanfisik (head to toe)
c. Pengamatan umum
1) Kepala
Bentuk : tidak ada kelainan
Keadaan rambut : bersih
Distribusi rambut : merata
Warna rambut : hitam
Tekstur rambut : kasar
2) Mata
Pupil : simetris
Konjungtiva : pucat
Pengeluaran secret : tidak ada
Cekung : ya
Edema : tidak
Penggunaan alat bantu : tidak ada
3) Mulut
Bibir
Membrane mukosa : pucat
Tekstur : kering
Peradangan : tidak ada
Pernapasan bibir : ya
Lidah
Warna : merah muda
Tekstur : halus
Peradangan : tidak ada
Gusi
Warna : merah muda
Tekstur : halus
Peradangan : tidak ada
Gigi
Jumlah : 32 buah
Struktur : baik
Peradangan : tidak ada
Penampilan : gigi tampak bersih
4) Leher
Distensi vena : tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
5) Dada
Retraksi : tidak
Simetris : ya, ki/ka
Massa abnormal : tidak ada
Bunyi napas tambahan : ronkhi
Dispnea : ya (pasien mengatakan sesak)
Batuk : ya
Respon pasien : wajah tampak meringis
6) Abdomen
Pembesaran abdomen : tidak ada
Warna kulit abdomen : normal
Tekstur abdomen : halus
Peradangan : tidak ada
Distensi abdomen : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
7) Kulit
Sianosis : tidak
Pucat : ya
Odema : tidak ada
Tanda radang : tidak ada
8) Ekstremitas
Warna jari dan kuku : pucat
Tidak mampu berjalan : pasien mampu berjalan
Kemampuan mengubah posisi : pasien mampu mengubah posisi
Keterbatasan gerak : ya
9) Tonus otot : baik
10) Keluhan : pasien mengatakan tubuh terasa
11) lemas jika beraktivitas

2. Diagnosakeperawatanutama
a. Pola nafas tidak efektif b/d broncokontriksi, mukus
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia,
mual/muntah
c. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
(kelemahan)
d. Intervensi

No. Diagnosakepera Tujuan dan KriteriaHasil Rencana tindakan


watan
1. Pola nafas tidak NOC : O : Monitor TD, nadi,
efektif v Respiratoty status : suhu dan RR
Definisi : ventilation N : Lakukan fisioterapi
Pertukaran udara v Respiratory status : airway dada jika perlu
inspirasi patency E : Posisikan pasien
dan/ekspirasi v Vital sign status untuk memaksimalkan
tidak adekuat Kriteria hasil : ventilasi
v Mendemonstrasikan batuk C : Kolaborasikan
efektif dan suara napas yang dengan tenaga medis
bersih, tidak ada sianosis dan lain
dyspneu
v Menunjukkan jalan napas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama napas
dan frekuensi napas dalam
rentang normal, tidak ada
suara napas abnormal)

2. Ketidakseimbang NOC O : Kaji adanya alergi


an nutrisi kurangv Nutritional status : food and makanan
dari kebutuhan fluid intake N : Yakinkan diet yang
tubuh Kriteria hasil : dimakan tinggi serat
- Adanya peningkatan BB untuk mencegah
sesuai dengan tujuan konstipasi
- Berat badan sesuai dengan E : Berikan informasi
tinggi badan tentang kebutuhan
- Mampu mengidentifikasi nutrisi
kebutuhan nutrisi C : Kolaborasi dengan
- Tidak ada tanda – tanda ahli gizi untuk
malnutrisi menentukkan jumlah
- Tidak terjadi penurunan kalori dan nutrisi yang
BB yang berarti dibutuhkan pasien

3. Intoleransi NOC O : Monitor vital sign


aktivitas - Energy conservation sebelum dan sesudah
- Activity tolerance melakukan aktivitas
- Selfcare : ADLs N : Bantu klien
Kriteria hasil : mengidentifikasi
- Berpartisipasi dalam aktivitas yang mampu
aktivitas fisik tanpa dilakukan
disertai peningkatan E : Ajarkan kepada
tekanan darah, nadi, RR klien dan keluarga
- Mampu melakukan untuk tetap melakkan
aktivitas sehari – hari aktivitas fisik secara
(ADLs) secara mandiri bertahap
- TTV normal C : Kolaborasikan
- Mampu berpindah dengan dengan tenaga
atau tanpa bantuan alat rehabilitasi medik
dalam merencanakan
program therapy yang
tepat
v
DAFTAR PUSTAKA

Ringel, E. 2012. Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Jakarta: Indeks.


Irianto, Koes. 2012. Anatomi dan Fisiologi untuk Manusia. Bandung: Alfabeta.
Kowalak, Jenifer. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Marni. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit.Yogyakarta: Goysen Publishing.
Nanda. 2012. Diagnosa Keperawatan. Jakarta:EGC.
Shewrwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak.Jakarta : Erlangga.
Wibowo, Daniel S. 2013. Anatomi Fisiologi Elementer. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Wilkinson, Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Volume 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai