ABSES HEPAR
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Abses Hepar adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari
Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan oleh
infeksi. Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari
sistem gastrointestinal
besar yang memerlukan tisu khas. Istilah perubatan yang berkaitan dengan
hati sering kali bermula dari perkataan Greek bagi hati yaitu hepar, menjadi
1
hepato atau hepatik. Hati berwarna perang kemerahan dan terletak di bawah
sekitar 1.5 kg. Walaupun berat hati hanya 2-3% dari berat tubuh, namun hati
terlibat dalam 25-30% pemakaian oksigen. Sekitar 300 milyar sel-sel hati
dewasa mempunyai berat antara 1.3 - 3.0 kilogram. Ia adalah organ lembut
dibahagikan kepada empat lobus iaitu lobus kanan (right lobe), lobus kiri (left
lobe), caudate lobe, dan quadrate lobe. Lihat gambar untuk penerangan yang
lebih jelas.
2
d. Menghasilkan hempedu yang akan disimpan di dalam pundi hempedu.
3. Etiologi
a. Salmonella Thypi
b. Entamoeba Hystolytica
c. Streptokokus
d. Escherichia Coli
Abses hati piogenik dapat terjadi melalui infeksi yang berasal dari :
empedu kongenital.
3
c. Infeksi langsung seperti luka penetrasi, fokus septik berdekatan seperti
lanjut usia
yang memberi gejala amebiasis invasif, sehingga ada dugaan ada 2 jenis
belum dapat diketahui secara pasti. Ada beberapa mekanisme yang telah
cell-mediated
4
Mekanisme terjadinya amebiasis hati :
c. Lisis sel epitel intestinal serta sel radang. Terjadinya supresi respons
imun cell mediated yand disebabkan enzim atau toksin parasit, juga
Amebiasis hati ini dapat terjadi berbulan atau tahun setelah terjadinya
4. Insiden
abses hati amuba di negara sedang berkembang yang beriklim tropis dan sub
tropis terutama pada daerah dengan kondisi lingkungan yang kurang baik.
Insiden tahunan abses hati piogenik mencapai 2,3 kasus per 100.000
penduduk dan lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan
perbandingan 3,3 berbanding 1,3 per 100.000 penduduk. Insiden abses hati
5
amuba di Amerika Serikaty mencapai 0,05 % sedangkan di India dan Mesir
Kebanyakan amoebiasis hati yang dikenai adalah pria. Usia yang dikenai
berkisar antara 20-50 tahun terutama dewasa muda dan lebih jarang pada
anak.
5. Patofisiologi
jaringan yang sehat menjadi rusak dan menimbulkan reaksi radang karena
jaringan hepar menjadi nekrosis. Hati tampak membengkak dan daerah yang
abses menjadi pucat kekuningan, berbeda dengan hati sehat yang berwarna
merah tua. Sel hepar yang jauh dari fokus infeksi juga mengalami sedikit
jaringan ikat yang membatasi perusakan lebih jauh kecuali bila ada infeksi
tambaha.
6. Manifestasi klinis
Manifestasi sistemik AHP lebih berat dari pada abses hati amebik.
Dicurigai adanya AHP apabila ditemukan sindrom klinis klasik berupa nyeri
6
spontan perut kanan atas, yang di tandai dengan jalan membungkuk kedepan
lain yaitu nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, dan disertai dengan
keadaan syok. Apabila AHP letaknya dekat digfragma, maka akan terjadi
iritasi diagfragma sehingga terjadi nyeri pada bahu sebelah kanan, batuk
(Tukeva,T.A.etal,2005)
yaitu terjadi dalam waktu lebih dari 3 minggu. Demam ditemukan hampir
pada seluruh kasus. Terdapat rasa sakit diperut atas yang sifat sakit berupa
perasaan ditekan atau ditusuk. Rasa sakit akan bertambah bila penderita
berubah posisi atau batuk. Penderita merasa lebih enak bila berbaring sebelah
kiri untuk mengurangi rasa sakit. Selain itu dapat pula terjadi sakit dada
kanan bawah atau sakit bahu bila abses terletak dekat diafragma dan sakit di
gejala iritasi diafragma juga bisa dijumpai walaupun tidak ada ruptur abses
Ikterus tak biasa ada dan jika ada ia ringan. Nyeri pada area hati bisa dimulai
7
sebagai pegal, kemudian mnjadi tajam menusuk. Alcohol membuat nyeri
massa yang diduga ginjal kanan. Hal ini disebabkan letak abses dibagian
rongga peritoneum, terjadi distensi perut yang nyeri disertai bising usus
yang berkurang.
8
h. Gambaran abses yang tersembunyi. Terdapat hepatomegali yang tidak
7. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Julius, ilmu penyakit dalam jilid III, (2005). Pemeriksaan penunjang
antara lain
a. Laboratorium
b. Foto dada
d. Ultrasonografi
e. Tomografi
9
f. Pemeriksaan serologi
8. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
abses hati.
preparat luminal:
10
b. Aspirasi jarum perkutan
2) Abses pada lobus kiri hati yang dihubungkan dengan mortalitas tinggi
3. Drainase perkutan
Drainase perkutan abses dilakukan dengan tuntunan USG abdomen atau CT
scan abdomen. Penyulit yang dapat terjadi : perdarahan, perforasi organ intra
drainase.
Tindakan ini sekarang jarang dikerjakan kecuali pada kasus tertentu seperti
abses dengan ancaman rupture atau secara teknis susah dicapai atau gagal
5. Reseksi hati
carbuncle) dan disertai dengan hepatolitiasis, terutama pada lobus kiri hati.
11
Berdasarkan kesepakatan PEGI (Perhimpunan Endoskopi
12
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
sendiri.
spider, eritema.
13
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
c. Resiko Infeksi
3. Intervensi
14
dipertahankan pada 2 (cukup pemberian.
berat) ditingkatkan ke 5 (tidak
ada).
Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi : Insufisiensi
keperawatan selama 2x24 jam, klien arteri dan vena (4062, 4066)
akan : 1. Inspeksi apakah ada kerusakan
Perfusi jaringan perifer jaringan.
(0407). 2. Inspeksi kulit apakah terdapat
Kriteria Hasil : luka tekan.
1. Suhu kulit ujung kaki dan 3. Lakukan pembalutan yang tepat
tangan dipertahankan pada 3 sesuai dengan tipe dan ukuran
(deviasi sedang dari kisaran luka.
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak Manajemen Sensasi Perifer
ada deviasi dari kisaran normal). (2660)
2. Kekuatan denyut nadi karotis 4. Monitor kemampuan untuk
(kanan) dipertahankan pada
BAK dan BAB
3(deviasi sedang dari kisaran
normal) ditingkatkan ke 5 (tidak
ada deviasi dari kisaran normal).
Setelah dilakukan tindakan Perlindungan infeksi (6550)
keperawatan selama 3x24 jam klien 1. Monitor adanya tanda dan
akan : gejala infeksi sistemik dan lokal
Keparahan infeksi : baru lahir Kontrol Infeksi
(0708) a. Anjurkan pasien mengenai
Dengan kriteria hasil : teknik mencuci tangan dengan
1. Kulit lembab dan dingin tepat
dipertahankan pada 3 (sedang) b. Ajarkan pasien dan keluarga
ditingkatkan ke 5 (tidak ada). mengenai tanda dan gejala
2. Cairan (luka) berbau busuk infeksi dan kapan harus
15
dipertahankan pada 3 (sedang) melaporkannya kepada tenaga
ditingkatkan ke 5 (tidak ada). kesehatan.
3. Drainase purulen dipertahankan c. Pastikan teknik perawatan luka
3 (sedang) ditingkatkan ke 5 yang tepat.
(tidak ada) d. Pakai sarung tangan steril
dengan tepat.
4. Implementasi
5. Evaluasi
Pasien dapat melakukan aktivitas fisik secara bertahap dengan alat bantu
sampai mandiri.
16