Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI MELENA

Melena diambil dari bahasa Yunani, melas = hitam. Seperti tar dengan karakteristik peubahan
bau darah yang khas (Murray et all., 2007). Melena atau perdarahan saluran cerna adalah setiap
perdarahan dari saluran cerna(dari mulut sampai anus). Yang dapat timbul sebagai hematemisis,
melena, perdarahan rectal, atau anemia. Hematemesis didefinisikan sebagai muntah darah dan
biasanya disebabkan oleh penyakit saluran cerna bagian atas. Melena adalah keluarnya feses
berwarna hitam per rectal yang mengandung campuran darah, biasanya disebabkan oleh
perdarahan usus proksimal. (Pierce A. Grace & Neil R. Borley).

Warna melena tergantung dari lamanya hubungan antara darah dengan asam lambung, besar
kecilnya perdarahan, kecepatan perdarahan, lokasi perdarahan dan pergerakan usus.

Pada melena umumnya perdarahanberasala dari esophagus,lambung atau duodenum: tetapi


karena perjalanan isi usus lama, perdarahan dari yeyunum, ileum, dan bahkan kolon asenden
dapat juga menyebabkan melena.

Warna hitam dari melena berasal dari kontak darah dengan asam lambung yang membentuk
hematin. Tinja akan berbentuk seperti ter, agak lengket dan berbau yang khas. Hal ini tidak sama
dengan warna hitam yang diakibatkan oleh obat yang mengandung zat besi, bismuth, licorice
ataupun setelah pemberian BSP intravena.

(Prof. Dr. dr. I. Made Bakta, SpPD(KHOM) DAN dr.I.Ketut Suastika, SpPD (KE)) Gawat
darurat di bidang penyakit dalam.

Etiologi melena

Anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik dari oro-faring dan rongga hidung dapat
menyingkirkan kemungkinan tertelannya darahsebagai penyebab terjadinya hematemesis-
melena. Yang paling sering menyebabkan terjadinya perdarahan saluran makanan atas adalah:

a) Pecahnya varises esophagus.


b) Gastritis erosive.
c) Tukak peptic.
d) Robeknya mukosa peralihan esophagus dengan lambung (robeknya Mallory-Weis),
sedangkan etiologi lainnya sangat jarang.

Varises dan gastropati hipertensi portal, perdarahan dari pecahnya varises umumnya mendadak
massif. Perdarahan karena pecahnya varises esophagus atau lambung umumnya akibat
hipertensiportal sekunder dari sirosis hati. Selain sirosis hati, ha lain yang dapat pula
menyebabkan terjadinya varises esophagus atau lambung adalah hepatitisakut dan perlemakan
hati yang berat, yang menghilang bila fungsi hati membaik. Meskipun perdarahan saluran
makanan bagian atas dari penderita sirosis hepatis umumnya diduga karena pecahnya varises
esophagus, pada penelitian di amerika ditemukan sebagian perdarahan SMBA karena tukak
peptic dan gastropati hipertensi portal. Pengalaman kami di RSUP sanglah Denpasar pada
kebanyakan penderita sirosis hepatis, sumber perdarahan SMBA adalah pecahnya varises
esophagus.

Tukak peptic, merupakan sebab utama perdarahan SMBA di luar negeri.kemungkinan pula
perdarahan ini merupakan gejala pertama dari tukak peptic sebelum gejala yang lain. Hendaknya
kemungkinan perdarahan dari tukak peptic selalu dipertimbangkan, meskipun anamnesis dari
tukak peptic tidak ada.

Gastritis, dapat dipertimbangkan sebagai perdarahan SMBA pada penderita dengan anamnesis
adanya dyspepsia, kebiasaan makan yang tidak teratur, atau kebiasaan minum alcohol ataupun
obat-obatan OAINS (obat anti inflamasi non-steroid) atau NSAID (non steroid anti inflammatory
drug).

Erosi mukosa lambung sering pula terjadi pada penderita dengan trauma berat, setelah
pembedahan, penyakit sistemik yang berat, luka bakar dan penderita dengan peningkatan
tekanan intra cranial (stress ulcer).

Robeknya mukosa esophagus-gastrik (robeknya Mallory-weiss), hal ini sering terjadi pada
penderita yang muntah terus-menerus yang semula tidak berdarah, kemudian terjadi erosi
mukosa esophagus-gastrikjunction, sehingga dapat terjadi hematemesis (misalnya pada
hiperemesis gravidarum).

Sebab lain, yang menyebabkan perdarhan SMBA adalah esofagitisdan karsinoma. Hal ini sering
menyebabkan perdarahan yang kronik dan jarang memberikan perdarahan yangmasif. Kanker
ataupun tumor lain dari lambung maupun duodenum dan limfoma sangat jarang dan kadang-
kadang pula dapat menyebabkan perdarahan. Leiomioma dan leiomiosarkoma meskipun sangat
jarang dapat pula menyebabkan perdarahan yang hebat. Divertikula dari duodenum sangat
jarang, demikian pula insufisiensi pembuluh darah mesenterika, ermasuk occlusive and non
occulusive disease dapat pula menyebabkan perdarahan. Perdarahan dapat pula terjadi setelah
trauma laserasi hati, kelainan darah (blood dyscrasis), vaskulitis, dan uremia, meskipun
perdarahan tidak begitu berarti. Perdarahan karena uremia umumnya kronis dan tersembunyi
(occult bleeding).

(Prof. Dr. dr. I. Made Bakta, SpPD(KHOM) DAN dr.I.Ketut Suastika, SpPD (KE)) Gawat
darurat di bidang penyakit dalam.

PATOFISIOLOGI

Usaha mencari penyebab perdarahan saluran makanandapat dikembalikan kepada factor-faktor


penyebab perdarahan, antara lain:factor pembuluh darah (vasculopathy) seperti pada tukak
peptic, pecahnya varises esophagus: factor trombosit (thrombopathy) seperti padahemofilia,
sirosis hati dan lain-lain. Malahan pada sirosis hati dapat terjadi ketiganya : vasculopathy()
pemecahan varises esophagus), thrombopathy (terjadinya pengurangan trombosit di sirkulasi
perifir akibat hipersplenisme) dan terdapat pula coagulopathy (akibat dari kegagalan sel hati).
Khususpada pecahnya varises esofagusada 2 teori, yaitu teori erosi yaitu pecahnya pembuluh
darah karena erosi dari makanan yang kasar(berserat tinggi dan kasar), atau minum OAINS
(NSAID), dan teori erupsi karena tekanan vena porta yang terlalu tinggi, yang dapat pula
dicetuskan oleh peningkatan tekanan intra abdomen yang tiba-tiba seperti pada mengedan,
mengangkat barang berat, dan lain-lain.

Perdarahan saluran makanan dapat pula dibagi menjadi perdarahan primer seperti pada :
hemophilia. ITP, hereditary haemorrhagic telangictasi, dan lain-lain. Dapat pula secara sekunder,
seperti pada kegagalan hati, uremia, DIC, dan iatrogenic seperti penderita dengan terapi anti
koagulan, terapi fibrinolitik, drug-induce thrombocytopenia, pemberian tranfusi darah yang
massif, dan lain-lain.

(Prof. Dr. dr. I. Made Bakta, SpPD(KHOM) DAN dr.I.Ketut Suastika, SpPD (KE)) Gawat
darurat di bidang penyakit dalam.

PATOGENESIS

Pada anamnesis penting untuk ditanyakan riwayat ada tidaknya riwayat perdarahan saluran cerna
seperti dyspepsia tanpa sebab yang jelas, penyakit hepar atau varises esophagus, riwayat
konsumsi obat dan alkohol. Hipertensi portal menjadi penyebab melena pada varises esophagus,
dimana vena (varises) kolateral berdilatasi sesuai anastomosisnya. Varises paling sering terletak
di esophagus bagian bawah. Varises merupakan akibat dari perkembangan dari sirosis hepatis
atau pada peradangan hati kronik (Murray et all., 2007).

Hipertensi portal paling sering disebabkan oleh varises esophagus, jarang disebabkan dari
lambung atau duodenum. Perdarahan akut yang berkembang hanya sekitar 1/3 pasien dengan
hipertensi portas dan varises esophagus. Meskipun demikian, kemungkinan terjadi lesi sekitar
10-20% dari perdarahan gastrointestinal. Jika tidak diterapi, 50% kasus varises esophagus akan
menyebabkan perdarahan berulang selama perawatan. Akibatnya, mortalitas meningkat lebih
dari 20 tahun sekitar 40%. Mortalitas meningkat menjadi 60-80% jika disertai komplikasi
penyakit kronis pada hepar (Stephen, 2007).

Anda mungkin juga menyukai