PENGERTIAN STRUMA
Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan
jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak
sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar-debar, keringat, gemetaran, bicara jadi
gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid
(graves’ disease) (Hartini, 2007).
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik
teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Hartini, 2007).
Kelainan glandula tyroid dapat berupa gangguan fungsi seperti tiritosikosis atau perubahan
susunan kelenjar dan morfologinya, seperti penyakit tyroid noduler. Berdasarkan
patologinya, pembesaran tyroid umumnya disebut struma (De Jong & Syamsuhidayat,
2008).
Struma Diffusa toxica adalah salah satu jenis struma yang disebabkan oleh sekresi
hormon-hormon thyroid yang terlalu banyak. Histologik keadaan ini adalah sebagai suatu
hipertrofi dan hyperplasi dari parenkhym kelenjar. Struma endemik adalah pembesaran
kelenjar tyroid yang disebabkan oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu
yang lama (Syaugi M, dkk 2014)
Struma nodula
non toksik
Pembedahan
Berfokus pada
Terdapat jahitan General anastesi
diri sendiri
Gangguan
citra tubuh Penurunan reflek Peningkatan
batuk curah jantung
Akumulasi Nadi
sputum
Ansietas
Gangguan
pertukaran gas
1.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Dilakukan foto thorak posterior anterior
2. Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig
3. Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.
4. Laboratorium darah
5. Pemeriksaan sidik tiroid
6. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
7. Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
8. Termografi
9. Petanda Tumor
1.7. Komplikasi
1. Suara menjadi serak/parau
Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat
penekanan pada pita suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
2. Perubahan bentuk leher
Jika terjadi pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
simetris atau tidak.
3. Disfagia
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma
mendorong eshopagus sehingga terjadi disfagia yang akan berdampak pada gangguan
pemenuhan nutrisi, cairan, dan elektrolit.
4. Sulit bernapas
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma
mendorong trachea sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada
gangguan pemenuhan oksigen.
5. Penyakit jantung hipertiroid
Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan pada jantung oleh
hormon tiroid dan menyebabkan kontratilitas jantung meningkat dan terjadi takikardi
sampai dengan fibrilasi atrium jika menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50
tahun, akan lebih cenderung mendapat komplikasi payah jantung.
6. Oftalmopati Graves
Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan diplopia, aliran air
mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat mengganggu kualitas hidup
pasien sehinggakan aktivitas rutin pasien terganggu.
7. Dermopati Graves
Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian atas tibia bagian
bawah (miksedema pretibia), yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikans.
Kulit sangat menebal dan tidak dapat dicubit (Sarah T. Tallane, Dkk 2016)
1.8. Penatalaksanaan
1. Obat antitiroid:
a. Inon tiosianat mengurangi penjeratan iodide
b. Propiltiourasil (PTU) menurunkan pembentukan hormon tiroid
c. Iodida pada konsentrasi tinggi menurunkan aktivitas tiroid dan ukuran kelenjar tiroid.
2. Tindakan Bedah:
a. Tiroidektomi subtotal yaitu mengangkat sebgaian kelenjar tiroid. Lobus kiri atau kanan
yang mengalami perbesaran diangkat dan diharapkan kelenjar yang masihtersisa masih
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon-hormon tiroid sehingga tidak
diperlukan terapi penggantian hormon.
b. Tiroidektomi total yaitu mengangkat seluruh kelenjar tiroid. Klien yang menjalani
tindakan ini harus mendapat terapi hormon pengganti yang besar dosisnya beragam
pada setiap individu dan dapat dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan aktivitas.
3. Pencegahan
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari
berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya struma adalah :
a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam yodium.
b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut.
c. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak,
tidak dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya
yodium dari makanan.
d. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan
keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas
dan terpencil. Iodisasi dilakukan dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa,
yodida yang diberikan dalam air yang mengalir, dan penambahan yodida dalam sediaan
air minum.
e. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik
berat dan endemik sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun
dan wanita 0-35 tahun, termasuk wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah
endemis berat dan endemis sedang. Dosis pemberiannya bervariasi sesuai umur dan
kelamin.
f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali
dengan dosis untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang
dari 6 tahun 0,2-0,8 cc (Mulinda, 2010).
1.10. Konsep Keperawatan
1.1.1 Pengkajian
1. Pengumpulan data
Anamnese
Dari anamnese diperoleh:
1.1 Identifikasi pasien.
1.2 Keluhan utama pasien.
Pada pasien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah
nyeri akibat luka operasi.
1.3 Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar
sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea
eusofagus sehingga perlu dilakukan operasi.
1.4 Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok,
misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau penduduk sekitar
berpenyakit gondok.
1.5 Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama dengan pasien
saat ini.
1.6 Riwayat psikososial
Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga ada
kemungkinan pasien merasa malu dengan orang lain.
2. Pemeriksaan fisik
2.1. Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan
tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
2.2. Kepala dan leher
a. Inspeksi bentuk leher, kesimetrisan, warna kulit, adanya pembengkakakn, jaringan
parut atau massa (muskulus sternokleidomastoideus)
b. Inspeksi gerakan leher ke kanan dan ke kiri (nervus aksesorius)
c. Inspeksi kelenjar tiroid dengan minta pasien menelan dan amati gerakan kelenjar
tiroid pada takik suprasternal (normalnya tidak dapat dilihat)
d. Palpasi kelenjar limfe/kelenjar getah bening
e. Palpasi kelenjar tiroid
Jika pada pasien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka
operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta
terpasang drain. Drain perlu diobservasi dalam dua sampai tiga hari.
2.3. Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, atau
karena adanya darah dalam jalan nafas.
2.4. Sistem Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi
wajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.
2.5. Sistem gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat
anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang
hilang.
2.6. Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
2.7. Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
2.8. Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
2.9. Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak,
makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.
2.10. Rasa nyeri/kenyamanan
Nyeri orbital, fotofobia.
2.11. Keamanan
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium
(mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis,
kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus :
retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada
pretibial) yang menjadi sangat parah.
2.12. Seksualitas
Libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
1.1.2. Diagnosa Keperawatan
A. Gangguan citra tubuh
1) Cedera 6) perubahan fungsi kognitif
2) Gangguan fungsi psikososial 7) Perubahan fungsi tubuh
3) Ketidak sesuaian budaya 8) Perubhan persepsi diri
4) Ketidak sesuaian sepiritual 9) Progam pengobatan
5) Penyakit 10) prosedur bedah
B. Ansietas
1) Ancaman kematian 6) Stresor
2) Ancaman pada status terkini 7) Pajanan pada toksin
3) Hereditas 8) Penyalanggunaan zat
4) Hubungan interpersonal 9) Krisis situasi
5) Kebutuhan yang tidak terpenuhi 10) Kebutuhan yang tidak terpenuhi
1.1.3. Perencanaan
A. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan prosedur bedah
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam Klien dapat
melakukanaktifitas dengan mandiri atau sedikit dibantu.
Kriteria hasil :
a. NOC
1) Citra tubuh (1200)
Keterangan :
1. Tidak pernah positif
2. Jarang positif
3. Kadang-kadang positif
4. Serimg positif
5. Konsisten positif
b. NIC
1) Peningkatan citra tubuh (5220)
a) Gunkan bimbingan anti simpasif menyiapkan pasien terkait dengan
perubahan-perubahan citra tubuh yang telah diperlakukan.
b) Bantu pasien menentukan kebelanjutan dari perubhan-perubahan aktual dari
tubuh atau tingkat fungsional.
c) Tentukan perubahan fisik saat ini apakah berkontribusi pada citra diri
pasien.
d) Bantu pasien memisahkan penampilan fisik dari perasaan berhaga secara
pribadi dengan cara yang tepat.
e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh mana yang berubah
f) Monitor pernyataan yang mengindentifikasi citra tubuh mengenai ukuran
dan berat badan
B. Ansietas berhubungan dengan stresor
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam Klien dapat
melakukan dan mengontrol emosionalnya.
Kriteria hasil :
a. NOC
1) Tingkat kecemasan (1211)
Hidayat, Syamat, dkk, 2006. Edisi Revisi Buku Ilmu Penyakit Dalam,EGC : Jakarta.