PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keseimbangan hormon penting untuk menjaga fungsi tubuh tetap normal. Jika
terganggu, akan terjadi masalah kesehatan, termasuk penyakit gondok. Fungsi kelenjar
gondok yang membesar dan metabolisme tubuh yang meningkat (hipermetabolisme) juga
terkadang disertai kelelahan, jari-jari gemetar atau tremor dan mata menonjol. Terjadinya
goiter atau penyakit gondok memang terkait kelainan yang menyerang kelenjar tiroid yang
letaknya di depan leher di bawah jakun.
Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid yang fungsinya mengendalikan
kecepatan metabolisme tubuh seseorang. Jika kelenjar kurang aktif memproduksi hormon,
terjadilah defisiensi hormon. Begitu juga jika terlalu aktif, hormon yang dihasilkan akan
berlebihan. Dua kondisi ketidaknormalan ini memicu perbesaran kelenjar yang hasil
akhirnya antara lain penyakit gondok (struma endemik).
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia, dan tersebar hampir di seluruh provinsi. Survei Pemetaan GAKY
tahun 1997/1998 menemukan 354 kecamatan di Indonesia merupakan daerah endemik
berat. Kekurangan iodium ini tidak hanya memicu pembesaran kelenjar gondok, bisa juga
timbul kelainan lain seperti kretinisme (kerdil), bisu, tuli, gangguan mental, dan gangguan
neuromotor. Untuk itu, penting menerapkan pola makan sadar iodium sejak dini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pembuatan
makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I serta mempresentasikannya.
1.3.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
1.4.2
1.4.3
1.4.4
1.4.5
1.4.6
1.4.7
1.4.8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2|Askep Struma Endemik
2.2 Etiologi
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan
faktor penyebab pembesaran kelenjar tyroid antara lain:
a. Defisiensi iodium. Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah
yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah
pegunungan.
b. Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
c. Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).
d. Penghambatan
sintesa
hormon
oleh
obat-obatan
(misalnya:
thiocarbamide,
2.3 Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk
pembentukan hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke
dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar,
iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid Stimulating
Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid.
Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4)
dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif
dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis,
sedang tyrodotironin (T3) merupakan hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan
keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus
menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif
meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan
pembesaran kelenjar tyroid.
2. Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig
3. Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke osofagus.
4. Laboratorium darah
5. Pemeriksaan sidik tiroid
6. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
7. Biopsi aspirasi jarum halus (Fine Needle Aspiration/FNA)
8. Termografi
9. Petanda Tumor
2.6 Komplikasi
1. Perdarahan.
2. Masalah terbukanya vena besar dan menyebabkan embolisme udara.
3. Trauma pada nervus laryngeus recurrens.
4. Memaksa sekresi glandula ini dalam jumlah abnormal ke dalam sirkulasi dengan
tekanan.
5. Sepsis yang meluas ke mediastinum.
6. Hipotiroidisme pasca bedah akibat terangkatnya kelenjar para tiroid.
7. Trakeumalasia (melunaknya trakea).
b. Edukasi
Program ini bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam beriodium.
c. Penyuntikan lipidol
Sasaran penyuntikan lipidol adalah penduduk yang tinggal di daerah endemik diberi
suntikan 40 % tiga tahun sekali dengan dosis untuk orang dewasa dan anak di atas
enam tahun 1 cc, sedang kurang dari enam tahun diberi 0,2 cc 0,8 cc.
d. Penatalaksanaan Bedah
Indikasi untuk eksplorasi bedah glandula tiroidea meliputi :
a. Terapi : pengurangan masa fungsional dan pengurangan massa yang menekan.
b. Ekstirpasi :penyakit keganasan.
c. Paliasi : eksisi massa tumor yang tidak dapat disembuhkan, yang menimbulkan
gejala penekanan mengganggu.
1. Pengumpulan data
Anamnese, dari anamnese diperoleh:
1.1 Identifikasi pasien.
1.2 Keluhan utama pasien.
Pada pasien post operasi thyroidectomy keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah
nyeri akibat luka operasi.
1.3 Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher yang semakin membesar
sehingga mengakibatkan terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus
sehingga perlu dilakukan operasi.
1.4 Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit gondok,
misalnya pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau penduduk sekitar
berpenyakit gondok.
1.5 Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita sama dengan pasien
saat ini.
1.6 Riwayat psikososial
1.7 Akibat dari bekas luka operasi akan meninggalkan bekas atau sikatrik sehingga ada
kemungkinan pasien merasa malu dengan orang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
2.1 Keadaan umum
Pada umumnya keadaan penderita lemah dan kesadarannya composmentis dengan
tanda-tanda vital yang meliputi tensi, nadi, pernafasan dan suhu yang berubah.
2.2 Kepala dan leher
Pada pasien dengan post operasi thyroidectomy biasanya didapatkan adanya luka
operasi yang sudah ditutup dengan kasa steril yang direkatkan dengan hypafik serta
terpasang drain. Drain perlu diobservasi dalam dua sampai tiga hari
2.3 Sistem pernafasan
Biasanya pernafasan lebih sesak akibat dari penumpukan sekret efek dari anestesi, atau
karena adanya darah dalam jalan nafas.
2.4 Sistem Neurologi
Pada pemeriksaan reflek hasilnya positif tetapi dari nyeri akan didapatkan ekspresi
wajah yang tegang dan gelisah karena menahan sakit.
2.5 Sistem gastrointestinal
Komplikasi yang paling sering adalah mual akibat peningkatan asam lambung akibat
anestesi umum, dan pada akhirnya akan hilang sejalan dengan efek anestesi yang
hilang.
2.6 Aktivitas/istirahat
Insomnia, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, atrofi otot.
2.7 Eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, perubahan dalam faeces, diare.
2.8 Integritas ego
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
2.9 Makanan/cairan
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak,
makannya sering, kehausan, mual dan muntah, pembesaran tyroid.
2.10 Rasa nyeri/kenyamanan
Nyeri orbital, fotofobia.
2.11
Keamanan
Tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi terhadap iodium
(mungkin digunakan pada pemeriksaan), suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis,
kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis, mengkilat dan lurus, eksoptamus :
retraksi, iritasi pada konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada
pretibial) yang menjadi sangat parah.
2.12 Seksualitas
2.13 Libido menurun, perdarahan sedikit atau tidak sama sekali, impotensi.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
10 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
Diagnosa
Keperawatan
Ketidakefektifan
keperawatan diharapkan
bd adanya massa
Intervensi Keperawatan
1. Pantau frekuensi pernafasan, kedalaman dan kerja pernafasan.
Rasional :
Pernafasan secara normal kadang-kadang cepat, tetapi berkembangnya distres
pada pernafasan merupakan indikasi kompresi trakea karena edema atau
perdarahan.
2. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara ronchi.
- Mempertahankan jalan nafas Rasional :
Ronchi merupakan indikasi adanya obstruksi.spasme laringeal yang
paten dengan mencegah
membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat.
3. Kaji adanya dispnea, stridor, dan sianosis. Perhatikan kualitas suara.
Rasional :
- RR normal (16-24 x/menit)
Indikator obstruksi trakea/spasme laring yang membutuhkan evaluasi dan
aspirasi.
intervensi segera.
4. Waspadakan pasien untuk menghindari ikatan pada leher, menyokog kepala
dengan bantal.
Rasional :
Menurunkan kemungkinan tegangan pada daerah luka karena pembedahan.
5. Bantu dalam perubahan posisi, latihan nafas dalam dan atau batuk efektif sesuai
indikasi.
Rasional :
Mempertahankan kebersihan jalan nafas dan evaluasi. Namun batuk tidak
dianjurkan dan dapat menimbulkan nyeri yang berat, tetapi hal itu perlu untuk
11 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
2.
Gangguan
pertukaran gas bd
obstruksi partial
mekanik
12 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
Ketidakefektifan
jalan nafas
3. Ajari pasien latihan nafas dalam
bernafas Ekspansi dada
R : Untuk menstabilkan pola nafas
simetris Tidak ada penggunaan4. Persiapkan operasi bila diperlukan.
R : Operasi diperlukan untuk memperbaiki kondisi pasien
otot bantu nafas
4.
Gangguan rasa
Mandiri
nyaman nyeri bd
keperawatan diharapkan nyeri 1. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal, catat lokasi,
proses penyakit
(pembesaran
13 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
kelenjar tiroid)
3. Ekspresi muka pasien sudah 3. Berikan minuman yang sejuk/makanan yang lunak ditoleransi jika pasien
tampak rileks
5.
6.
keperawatan diharapkan
14 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
1. Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan pasca operasi,
termasuk test laboratorium pra op, persiapan kulit, alasan status puasa, obat-
Tujuan : Pasien
obatan pre op, aktifitas area tunggu, tinggal diruang pemulihan dan program
mengungkapkan ansietas
pasca operasi.
berkurang/hilang.
perasaan gugup,
mengungkapkan pe-mahaman
nyeri, anjurkan untuk memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri sebelum
dan pasca operasi, postur tubuh3. Informasikan pasien bahwa ada suara serak & ketidaknyamanan menelan dapat
riileks
15 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
dapat menjadi sumber kekuatan. Keluarga adalah sistem pendukung bagi pasien.
Agar efektif, sistem pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat.
6. Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek pre op, beritahu dokter jika ada
kelainan dari test Lab. pre op.
R: Daftar cek memastikan semua aktifi-tas yang diperlukan telah lengkap.
Aktifitas ini dirancang untuk memas-tikan pasien telah siap secara fisiologis
untuk operasi dan mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
16 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Struma adalah perbesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di
bagian depan leher (Dorland, 2002). Struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh
kurangnya diet iodium yang dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid.
Penatalaksanaan struma endemik ini dengan pemberian kapsul minyak beriodium
terutama bagi penduduk di daerah endemik sedang dan berat. Edukasi Program ini
bertujuan merubah prilaku masyarakat, dalam hal pola makan dan memasyarakatkan
pemakaian garam beriodium.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran yang
baik.
17 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, volume 2, Jakarta:
EGC
Hartini. 1987. Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Jakarta: FKUI
http://abiejuan16 pukul. 08.00 WIB) .blogspot.com/2013/10/asuhan-keperawatan-dengandiagnosa.html (diakses pada tanggal 30 Maret 2014 pukul. 08.00 WIB)
http://beulel029.blogspot.com/2013/05/struma-endemik.html (diakses pada tanggal
30
18 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
Lampiran 1
Soal-Soal dan Jawaban
19 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
20 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k
21 | A s k e p S t r u m a E n d e m i k