PENDAHULUAN
Chlamydia.(
http://wowo-mm.blogspot.com/2009/02/uretritis-non-
gonokokal.html)
di Indonesia Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang
dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
(Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001).Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik
laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak-anak remaja,
dewasa maupun pada umur lanjut. Akan tetapi, dari dua jenis kelamin ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umu, kurang lebih 5 15 %.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang
disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat
dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis
A. TUJUAN PENULISAN
Tujuan kami menulis makalah ini adalah:
1.
2.
3.
B. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah pengumpulan
data yang di rangkai sedemikian rupa berbentuk sebagai makalah.
D. SISTEMATIS PENULISAN
Makalah ini terdiri dari:
Bab I
:Pendahuluan
BAB II
:Tinjauan teori
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
A.
Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih). (H. Syafarudin, 1997)
1.
a. Ginjal (Ren)
2)
3)
4)
2)
3)
2.
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu
masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis
renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal.
Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing
akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron
terdiri dari : Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan
tubulus urinarius. (Peace. 2006)
3.
Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabangan arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteria interlobularis kemudian menjadi arteri
akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang
meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.
5.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
a. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada
rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2) Lapisan tengah lapisan otot polos
3) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang
mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
b. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
10
11
f. Uretritis
Uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu infeksi yang menyebar
naik yang digolongkan sebagai infeksi gonoreal dan nongonoreal. Namun
demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien. (Nursalam,
2008).
Uretritis yaitu implamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan
gejala penyakit genora, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.
(Barbara. 2005)
Uretritis terbagi menjadi dua yaitu ;
1)
Uretritis akut, terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya oleh karena
prostat mengalami infeksi
2)
12
B.
Etiologi
Uretritis disebabkan oleh kuman gonore atau terjadi tanpa adanya bakteri.
Sesuai dengan sebutan infeksi itu sendiri yaitu uretritis gonoreal dan
nongonoreal. (Nursalam, 2008).
1. Uretritis non-genokokal: uretritis yang bukan disebabkan oleh gonokokus,
penyebab umum infeksi penyakit menular seksual.
a. Klamida trachomatis dan ureoplasma urealitikum menyebabkan
urettritis nongonokokus
13
C.
14
D.
Patofisiologi
1. Uretritis non-genokokal: uretritis yang bukan disebabkan oleh gonokokus,
penyebab umum infeksi penyakit menular seksual.(Nursalam, 2008)
a. Klamida trachomatis dan ureoplasma urealitikum menyebabkan urettritis
nongonokokus
b. Berbagai organism panyakit menular seksual yang menyebabkan uretritis
akut meliputi herves simpleks, human papiloma virus, atau trikomonas
vaginalis
c. Masa inkubasi 1-5 minggu
2. Uretritis gonokokus disebabkan oleh N. Gonorhea dan penyakit menular
seksual, biasanya lebih verulen dan destruktif
Masa inkubasi 2-5 hari
15
Pathway uretritis
ETIOLOGI
Uretra
Inflamasi
Gg. rs nyaman:nyeri
E.
Pemeriksaan penunjang
Pada kasus uretritis hal-hal yang perlu diperiksa untuk mendukung diagnosa
adalah ;
1.
2.
3.
Test sensitivitas dan kultur untuk menentukan antibiotika yang akan dipakai.
F.
Prognosa
Infeksi pada uretra atau uretritis bila pengobatannya tidak baik maka infeksi
dapat menjalar kekandung kemih, ureter ataupun ginjal
17
G.
Penatalaksanaan
1. Antimikroba: tetrasiklin, quinolon, atau eritromisin efektif pada beberapa
kasus uretritis nongokokus; metronidazol dipakai jika penyebabnya
trikomonas
2. Peneilin: yang resisten penisilin diberikan cephalosporin, dan quinolon dapat
digunakan mengobati uretritis gonokokus, dosis besar pemberian tunggal
efektif
18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Fokus Pengkajian
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor risiko:
a. Riwayat infeksi saluran kemih sebelumnya
b. Obstruksi pada saluran kemih
2.
b.
c.
Inkontinensia
19
3.
Dorongan
b.
Frekuensi
c.
Disuria
d.
e.
Nyeri biasanya pada suprapubik pada isk bawah dan sakit pada
panggul pada isk atas (perkusi daerah kostovertebra untuk mengkaji nyeri
tekan panggul)
f.
4.
Pemeriskaan diagnostic
a. Urinalisa memperhatikan bakteriuria, sel darah putih dan endapan SDP
dengan keterlibatan ginjal
b. Kultur (biakan) urine mengidentifikasi organisme penyebab
c. Tes bakteri bersalut-antibodi terhadap bakteri bersalut antibodi
diindikasikan pada pielonefritis
20
intravena
(IVP)
mengidentifikasi
perubahan
atau
abnormalitas struktur
5.
B.
Pemeriksaan Diagnostik:
1.
2.
3.
4.
21
5.
6.
C.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
Perubahan
pola
eliminasi
BAK:
retensi
urine
b.d
4.
22
D.
Intervensi Keperawatan
1.
b.
c.
23
d.
2.
24
25
4.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uretritis Non Gonore (UNG) adalah suatu peradangan dari selaput lendir
saluran kencing (URETRA) yang bukan disebabkan oleh kuman Neisseria
gonorrhea.
Penyakit
Uretritis
disebabkan
oleh
Chlamydia
trachomatis,
27
B. Saran
Penyakit uretritis adalah suatu penyakit yang berbahaya diharapkan
kepada:
1. Mahasiswa
Diharapkan kepada rekan-rekan untuk lebih giat membaca literature yang
berhubungan dengan penyakit Uretritis
2. Institusi
Diharapkan kepada Pihak Institusi untuk dapat menambah literature yang
berhubungan dengan penyakit Uretritis.
DAFTAR PUSTAKA
28
Pearce, Evalyn. C. 1991. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedia. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Syafaruddin. BAC. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. EGC. Jakarta
Edisi 2
Syafaruddin. BAC. 1992. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. EGC. Jakarta
29