Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

VAGINISMUS

DISUSUN OLEH:

1. GANIS REFSY QORINA (P1337420218068)


2. CAHYO PRASETIYO (P1337420218069)

TINGKAT 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Vaginismus”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai hubungan nilai dan norma dalam
praktik keperawatan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengkajian............................................................................................2
B. Analisis Data........................................................................................5
C. Intervensi.............................................................................................6
D. Evaluasi................................................................................................8
BAB III. PENUTUP.......................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................9
B. Saran....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seksualitas adalah interaksi dan individu dari jenis kelamin yang berbeda
(pikiran, pengetahuan, pelajaran, ideal, nilai, fantasi dan emosi).
penyimpangan seksual adalah segala bentuk penyimpangan
seksual baik arah minat maupun orientasi seksual.
Penyimpangan adalah gangguan atau kelainan. Sedangkan
perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama
jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam
mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan,
bercumbu, dan bersenggama. Obyek seksualnya juga bisa
berupa orang lain, diri sendiri maupun obyek dalam khayalan.

Vaginismus adalah gangguan di mana otot di sekitar vagina mengencang


dengan sendirinya saat penetrasi seksual. Vaginismus tidak mempengaruhi gairah
seksual, namun dapat menghambat hubungan intim. Vaginismus menyebabkan
rasa sakit, kesulitan, dan mengakibatkan rasa tidak puas saat beraktivitas seksual.
Kondisi ini dapat bervariasi dari rasa tidak nyaman ringan, hingga rasa perih dan
sakit. Vaginismus dapat berlangsung seumur hidup (primer) atau sementara
(sekunder). Vaginismus sangat umum terjadi pada wanita. Banyak wanita pernah
memiliki kondisi ini secara ringan dalam hidup. Kondisi ini dapat terjadi pada
pasien dengan usia berapapun. Vaginismus dapat ditangani dengan mengurangi
faktor-faktor risiko

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses keperawatan dari penyimpangan seksual
Vaginismus?
C. TUJUAN

1
1. Memahami proses keperawatan dari penyimpangan seksual
Vaginismus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

BIODATA PASIEN

Nama : Ny. S

Umur : 29 Tahun

Alamat : Desa Sukamaju RT 4 RW 5 Kecamatan Purwodadi

Pekerjaan : Karyawan Swasta

RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan terasa sakit pada bagian vagina.
2. Keluhan Tambahan
Pasien mengatakan merasa takut untuk melakukan hubungan seksual.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual secara diam – diam dan
melakukan hubungan seksual di tempat yang sepi.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga.

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Fokus:


Kepala: tidak ada penonjolan /pembengkakan, rambut lebat dan kuat/tidak rapuh.
Mata: simetris mata kiri dan kanan, simetris bola mata kiri kanan, warna
konjungtiva pink, dan sclera berwarna putih
Telinga: bentuk dan posisi simetris kiri dan kanan, integritas kulit bagus, warna
sama dengan kulit lain tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.

3
Mulut dan bibir: warna mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi dan
stomatitis.
Leher: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada nyeri, tidak ada 
pembesaran kel.limfe, tidak ada nyeri.
Dada: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress
pernapasan, warna kulit sama dengan warna kulit lain,tidak ikterik/sianosis, tidak
ada pembengkakan/penonjolan/edema. integritas kulit baik, tidak ada nyeri
tekan/massa/tanda-tanda peradangan, ekspansi simetris, taktil vremitus cendrung
sebelah kanan lebih teraba jelas.
Abdomen/perut: suara peristaltic terdengar setiap 5-20x/menit, terdengar
denyutan arteri renalis, arteri iliaka dan aorta.
Genitalia: otot – otot sekitar vagina terlihat kejang, adanya nyeri, adanya
pembengakakan, sedikit berdarah pada area vagina.

POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL

1. Pola Persepsi Kesehatan


DS: pasien mengatakan kesehatan itu penting, karena dalam tubuh yang
sehat kita dapat melakukankegiatan dengan mudah
DO: pasien dirawat diruang flamboyan untuk mendapatkan pengobatan
2. Pola Nutrisi & Metabolik
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pola
makannya baik
Selama sakit: pasien mengatakan saat sakit pola makannya tetap normal 3x
sehari tapi dengan porsi yang kurang
3. Pola Eliminasi BAB & BAK
Sebelum sakit: Pasien mengatakan melakukan BAK dengan normal yaitu
4 kali sehari dan BAB 1 kali sehari
Selama sakit: pasien mengatakan BAB dan BAK pasien masih lancar
4. Pola Aktivitas/Latihan
Sebelum sakit: pasien mengatakan dalam kehidupan sehari hari melakukan
aktivitas dengan baik

4
Selama sakit: pasien mengatakan malu apabila akan melakukan aktivitas
5. Pola Istirahat/Tidur
Sebelum sakit: Pasien mengatakan tidur secara normal, yaitu sekitar 7-8
jam per hari
Selama sakit: pasien mengatakan bisa tidur secara nyenyak
6. Pola Kognitif/Persepsional
DS: pasien mengatakan semua alat indera masih berfungsi dengan baik
DO: pasien terlihat tidak menggunakan alat bantu dalam pengindraan
7. Pola Persepsi Diri/Konsep Diri
Pasien mengatakan khawatir dan merasa cemas, namun pasien juga yakin
penyakitnya pasti sembuh
8. Pola Peran/Hubungan
DS: pasien mengatakan bahwa dirinya adalah sebagai anak pertama
dikeluarga
DO: pasien tampak jarang pulang kerumah
9. Pola Seksualitas/Reproduksi
Pasien berjenis kelamin perempuan, berumur 29 tahun. Ketika melakukan
hubungan seksual vagina terasa sakit karena merasa ketakutan.
10. Pola Koping/Toleransi Stress
DS: pasien mengatakan ingin cepat sembuh akan dengan penyakitnya
DO: pasien menerima semua tindakan keperawatan yang diberikan oleh
perawat karen pasien ingin cepat sembuh
11. Pola Nilai/Kepercayaan
DS: pasien mengatakan beragama islam
DO: pasien berdoa untuk kesembuhannya

5
B. Analisis Data

Symptom/Sign Etiologi Problem


DS: Keterbatasan seksual Disfungsi seksual

- Pasien mengatakan
sakit pada vagina
ketika melakukan
hubungan seksual.

DO:

- Pasien terlihat
lemas, lesu dan
pucat.

DS: Takut hamil Ketidakefektifan pola


seksualitas
- Pasien mengatakan
takut hamil kalau
berhubungan
seksual.
- Pasien merasa
ketakutan.

DO:

- Pasien terlihat
menyendiri.

Diagnosa keprawatan

6
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan merasakan keterbatasan seksual
2. Ketidakefektifan pola seksualitas berhubungan dengan Takut hamil

C. Intervensi

N DIAGNOSA TUJUAN/NOC INTERVENSI/NIC


O
1. Disfungsi Setelah dilakukan proses Konsuling seksual:
seksual keperawatan 3x24 jam diharapkan  Dorong
berhubungan pasien tidak mengalami pasien untuk
dengan keterbatasan seksual dengan mengungkap
merasakan kriteria hasil: kan
keterbatasan Skala Aw Tujua ketakutan
seksual al n dan untuk
Mengomunikasi 2 5
bertanya
kan kenyamanan
mengenai
dengan pasangan
fungsi
Melakukan 3 5
seksual.
aktivitas seks
 Tentukan
jika lingkungan
tingkat
kondusif
pengetahuan
Melakukan 2 5 pasien dan
aktivitas seks pengertian
tanpa paksaan mengenai
dari pasangan seksualitas
secara umum
Keterangan:
 Libatkan
1 = Tidak pernah menunjukan
pasangan
2 = Jarang menunjukan
pasien pada
3 = Kadang kadang menunjukan
saat
4 = Sering menunjukan
konsuling
5 = Secara konsisten menunjukan
sesering

7
mungkin,
sesuai
kebutuhan
 Gunakan
humor dan
dorong
pasien untuk
menggunaka
n humor
untuk
mengurangi
kecemasan
atau perasaan
malu, hati –
hati dalam
menggunaka
n humor
yang sesuai
dengan
situasi
tersebut,
bijaksana
dan hormati
kepercayaan
dan latar
budaya
pasien
 Rujuk pasien
pada terapis
hubungan
seksual,

8
sesuai
kebutuhan.
2. Ketidakefektif Setelah dilakukan proses Pengurangan
an pola keperawatan selama 2x24 jam kecemasan
seksualitas diharapkan pasien tidak  Gunakan
berhubungan mengalami ketakutan dengan pendekatan
dengan takut kriteria hasil: yang tenang
hamil dan
menyakinkan
 Berikan
Skala Awa Tujuan objek yang
l menunjukan
Otot tegang 3 5
perasaan
Wajah pucat 4 5
Ketakutan 2 5 aman.
 Dorong
Keterangan:
verbalisasi
1 = Berat
perasaan,
2 = Cukup Berat
persepsi dan
3 = Sedang
ketakutan.
4 = Ringan
 Identifikasi
5 = Tidak ada
pada saat
terjadi
perubahan
tingkat
kecemasan
 Bantu klien
mengidentifi
kasi situasi
yang memicu
kecemasan

9
D. Evaluasi
1. Pasien tidak merasakan sakit pada vagina ketika berhubungan seksual
2. Pasien tidak merasa ketakutan ketika berhubungan seksual
3. Pasien merasa nyaman ketika berhubungan seksual
4. Pasien menggunakan alat bantu saat berhubungan seksual sehingga tidak
terjadi kehanilan

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Vaginismus adalah gangguan di mana otot di sekitar vagina
mengencang dengan sendirinya saat penetrasi seksual.
2. Tanda – tanda vaginismus antara lain otot sekitar vagina mengencang,
merasa ketakutan, vagina terasa sakit ketika berhubungan seksual.
3. Intervensi yang harus dilakukan dorong pasien untuk mengungkapkan
penyebab ketakutan,tentukan tingkat pengetahuan, libatkan pasangan
ketika sedang berkonsultasi,rujuk pada terapis seksual.
4. Yang diharapkan setelah melakukan proses keperawatan antara lain
pasien tidak lagi merasakan ketakutan ketika berhubungan seksual,
tidak merasakan sakit pada vagina saat berhubungan seksual,
terciptanya rasa nyaman ketika berhubungan seksual dan
menggunakan alat bantu ketika berhubungan seksual sehingga tidak
terjadi kehamilan.
B. SARAN
1. Perawat harus menjalin hubungan yang baik dengan klien untuk
terwujudnya asuhan keperawatan yang dilakukan.
2. Perawat harus menggunakan komunikasi terapeutik dan respon
empati.
3. Perawat harus memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada
pasien dengan gangguan vaginismus.
4. Perawat harus mendengarkan dan mendorong pasien untuk
mendiskusikan pikiran dan perasaan klien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2016).


Nursing Interventions Classification (NIC). (I. Nurjannah & R. D.
Tumanggor, Eds.) (6th ed.). Indonesia: Elsevier.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-1 Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. (B. A. Keliat, H. S. Mediani, & T.
Tahlil, Eds.) (11th ed.). Jakarta: EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Outcomes Classification (NOC) Pegukuran Outcomes Kesehatan. (I.
Nurjannah & R. D. Tumanggor, Eds.) (5th ed.). Indonesia: Elsevier.

12

Anda mungkin juga menyukai