Anda di halaman 1dari 12

SISTEM HANKAMRATA

1. Hakekat Ancaman Terhadap Bangsa Indonesia

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara,
dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman terhadap bangsa dan negara Indonesia
terdiri atas ancaman militer dan ancaman non militer.

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata


yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase,
aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara. Sedangkan ancaman militer
atau non-militer memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu
tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat sepeni ancaman militer. Ancaman
nonmiliter berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
penahanan dan keamanan.

a. Ancaman dari Dalam Negeri


Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah
kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin
memecah belah persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini
bisa menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga
menjadi ancaman bagi NKRI. Ancaman merupakan usaha-usaha yang
membahayakan kedaulatan negara, keselamatan bangsa dan negara. Potensi
ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :

1) Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen


kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat.
2) Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan
ekonomi serta pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat
menyebabkan huru hara/kerusuhan masa.
3) Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
4) Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi
5) Pemaksaan kehendak golongan tertentu
6) Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam
masalah politik, konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
7) Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme
8) Kesenjangan ekonomi
9) Penyalahgunaan narkoba, ponografi dan porno aksi

b. Ancaman dari Luar Negeri.


Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah
ancaman nonmiliter. Dengan berakhirnya perang dingin maka ancaman militer
semakin tidak menjadi perhatian. Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi,
seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi
ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap
ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan
ideologi Pancasila. Masuknya ideologi lain seperti liberalisme, komunisme, dan
beberapa dekade terakhir muncul ideologi yang berbasis agama semakin mudah
diterima oleh masyarakat Indonesia di era globalisasi ini. Nilai-nilai ideologi luar
yang berbeda, bahkan terkadang bertentangan dengan Pancasila. Apabila kita tidak
mampu menyaring nilai-nilai tersebut, maka dapat mengaburkan nilai-nilai
Pancasila. Contoh: sikap individualis yang merupakan perwujudan liberalisme,
menjadi ciri masyarakat perkotaan saat ini.

2. Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta

Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanrata) adalah konsep yang


ditetapkan bangsa Indonesia sebagai cara menghadapi dan mengatasi serangan dan
gangguan yang dilakukan negara bangsa lain terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Kenyataan yang terbukti dalam sejarah bahwa bagian bumi yang
kita namakan Indonesia mempunyai daya tarik kuat pada bangsa lain untuk
menguasainya, ditimbulkan oleh kekayaan potensi sumberdaya alam dalam berbagai
variasi, penduduk yang besar jumlahnya dan tinggi potensinya, serta kondisi
geografinya sebagai posisi silang antara dua benua dan dua samudera.

Untuk menghadapi dan mengatasi berbagai kemungkinan macam serangan dan


gangguan yang dilakukan negara bangsa lain terhadap NKRI dikembangkan satu
konsep pertahanan yang bersifat semesta serta menyangkut seluruh rakyat Indonesia.
Konsep pertahanan itu kita namakan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta atau
SISHANKAMRATA.

Sejak permulaan Abad ke 20 umat manusia menghadapi kenyataan bahwa setiap


perang bersifat semesta. Artinya, satu konflik bersenjata antara dua negara bangsa
bukan hanya terjadi di bidang militer dan politik saja, melainkan juga menyangkut
setiap aspek kehidupan seperti bidang ekonomi, bidang sosial dan lainnya.
Perkembangan yang terutama didorong penemuan dan berbagai persenjataan baru
yang dimungkinkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, meniadakan
pemisahan antara medan perang dan daerah aman.

Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta, adalah suatu system pertahanan


keamanan dengan komponen-komponen yang terdiri atas seluruh potensi kemampuan
dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral, serta berlanjut dalam rangka
mencapai ketahanan nasional.
Dalam system pertahanan dan keamanan rakyat semesta terdiri dari 3 komponen
yaitu, :
a. Komponen utama : TNI dan Polri. TNI terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Udara,
dan Angkatan Laut.
b. Komponen Cadangan : Meliputi warga Negara, Sumber daya alam, serta sarana
prasarana yang dipersiapkan.
c. Komponen Pendukung : Waarga Negara, sumber daya alam, sumber daya buatan, serta
sarana prasarana nasional. Sebagai peningkatan kekuatan Komponen cadangan dan
komponen pendukung

http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1634. 2013. Pukul 21.37


3. Peran serta masyarakat dalam Sishankamrata

a. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal


pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-
norma kehidupan bangsa Indonesia.
b. Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman
dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
c. Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta
terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas kkn,
dan konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
d. Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta
menanamkansemangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta
mempertahankan pancasila sebagai ideologi negaradan uud 1945 sebagai landasan
berbangsa dan bernegara.
e. Untuk menghadapi potensi agresi bersenjata dari luar, meskipun kemungkinannya
relative sangat kecil ,selain menggunakan unsur kekuatan tni, tentu saja dapat
menggunakan unsur rakyat terlatih (ratih) sesuai dengan doktrin sistem pertahanan
semesta. dengan doktrinketahanan nasional itu,diharapkan bangsa indonesia
mampu mengidentifikasi berbagaimasalah nasional termasuk ancaman,gangguan,
hambatan dan tantangan terhadapkeamanan negara guna menentukan langkah
atautindakan untuk menghadapinya.
f. Ekonomi nasional dan industri pertahanan. perekonomian nasional yang kuat
adalah penopang dari kekuatan pertahanan, sebaliknya sekuat apapun kekuatan-
pertahanan akanrontok manakala tidak ditunjang perekonomian yang kuat.
Karenanya perlu segera adaupaya membebaskan diri dari ketergantungan pada
bangsa dan negara lain.

Sholihah, Mila Jamilatus. 2015. Peran serta masyarakat dalam Sishankamrata.


https://www.scribd.com/user/122823339/Mila-Jamilatus-Sholihah. Diakses pada tanggal 25
Februari 2018. Pukul 21.57.
4. Perkembangan Sistem Hankamrata kurun waktu 1945-1947

 Kurun Waktu 1945-1947


Pada bulan September-Oktober 1945 berdasarkan civil affair Agreenaent, Tentara
penduduk sekutu inggris, mendaratkan pasukan-pasukannya di kota-kota besar seluruh
Indonesia ( Banjarmasin, ujung pandang, Jakarta, semarang, Surabaya, medan ).

a. Melucuti bala tentara jepang yang telah kalah perang dan telah menyerah.
b. Mengurus pengembelian tawanan perang sekutu yang ditawan tentara jepang
( RAPWI-repatriation Allied Prisoners of War and Internees ).
c. Mengamankan pelaksanaan ke dua tugas tersebut diatas.

Jono, Sunar. 2016. Perkembangan Sistem Hankamrata kurun waktu 1945-1947.


http://sunarjono.blogspot.co.id/2016/03/siskamrata.html. Diakses pada tanggal 25 Februari
2018. Pukul 21.44.

5. Perkembangan Sistem Hankamrata kurun waktu 1948-1949


 Kurun waktu 1948-1949

Pada tanggal 19 desember 1948 belanda mengadakan serangan terhadap ibu kota RI
yang selanjutnya kita kenal dengan perang kemerdekaan II. Belanda berhasil berhasil
menduduki Yogyakarta dan menawan persiden, wakil presiden dan beberapa meteri. Dengan
adanya perang kemerdekaan II ini, pimpinan tentara belanda, jendral Spoor, beranggapan
bahwa di dalam waktu 2-3 bulan Republik Indonesia akan lenyap.

Puncak serangan-serangan kita terhadap tentara belanda yang terkenal sebutan SU/
Serangan Umum tanggal 1 maret 1949 atau juga kita kenal dengan peristiwa 6 jam di yogya
yang telah dibuat film dengan judul “ Janur Kuning “.

Sasaran-sasaran yang telah di capai di dalam SU ialah :

a. Politik, memberi dukungan yang kuat kepada diplomasi RI di dewan keamanan PBB /
dunia internasional.
b. Militer, menimbulkan kerugian / mematakan moral pasukan belanda.
c. Psikologi, rakyat daerah-daerah lain yang berjuang merasa bahwa ibu kota RI masih
tetap di pertahankan semangat yang lebih tinggi kepada pasukan. Pemberontakan atau
subversi

Jenis ancaman ini di awali dengan pemberontakan PKI/MUSO atau peristiwa medium
tanggal 18 september 1948 pada waktu Indonesia sedang menghadapi belanda kemungkinan
menyusul peristiwa dahrul islam atau tentara islam Indonesia ( DI / TII ) pada tahun 1949
dibawah pimpinan kartosuwiryo di jawa barat.

6. Hakikat Pembangunan Nasional

a. Makna Pembangunan Nasional


Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses
pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
Tujuan Nasional. Dalam pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan
merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas
mewujudkan Tujuan Nasional.
Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana,
menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan
kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat
dengan bangsa lain yang lebih maju. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan
nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara benar, adil dan merata, serta
mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan Negara yang maju dan
demokratis berdasarkan pancasila.

b. Hakikat Pembangunan Nasional


Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti dalam
pelaksanaan pembangunan nasional adalah sebagai berikut :
1. Ada keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh
kegiatan pembangunan. Pembangunan adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya
manusia untuk pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini dan jangka
panjang, unsur manusia, unsur sosial budaya, dan unsur lainnya harus mendapat
perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan adalah merata untuk seluruh masyarakat dan di seluruh wilayah
tanah air.
3. Subyek dan obyek Pembangunan adalah manusia dan masyarakat Indonesia,
sehingga pembangunan harus berkepribadian Indonesia dan menghasilkan manusia
dan masyarakat maju yang tetap berkepriadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan Pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan pemerintah berkewajiban untuk
mengarahkan, membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang. Kegiatan
masyarakat dan kegiatan Pemerintah saling mendukung, saling mengisi, dan saling
melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan
nasional.

c. Tujuan Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan Tujuan Nasional seperti


termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu ……. melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial serta mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana termaktub dalam alinea II
Pembukaan UUD 1945.
7. Strategi HANKAMNAS

Politik dan Strategi Keamanan Nasional - Pengertian Politik, Politik berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “polis” yang berarti negara (city state) yang terdiri dari rakyat, wilayah dan
pemerintah yang berdaulat. Menurut Aristoteles, manusia adalah Zoon Politicon, yakni
makhluk politik, yaitu hidup dalam suatu wilayah tertentu bersama-sama yang lain dengan
saling membantu di bawah suatu pemerintahan yang disetujui bersama. Dalam bahasa
Indonesia, kata politik atau politics mengandung arti suatu keadaan yang dikehendaki,
disertai dengan cara dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Pengertian Strategi, Secara umum, pengertian strategi adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau cara untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya
strategi merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam
suatu rangkaian pentahapan yang masing-masing merupakan jawaban terhadap tatangan baru
yang terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya, dan keseluruhan proses terjadi dalam
suatu tujuan tertentu.

Politik Nasional dan Strategi Nasional (Politik Strategi Nasional)


Politik nasional adalah asas, haluan usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian, serta penggunaan
potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional). Politik nasional meliputi antara lain:

 Politik dalam negeri, yang diarahkan kepada mengangkat, meninggikan dan memelihara
harkat derajat dan potensi rakyat Indonesia.
 Politik luar negeri yang bersifat bebas aktif anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk, mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat rakyat serta diarahkan untuk
pembentukan solidaritas negara-negara di dunia.
 Politik ekonomi yang bersifat swasembada/swadaya yaitu untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
 Politik pertahanan keamanan yang diarahkan kepada pengamanan serta perlindungan bangsa
dan negara serta usaha-usaha nasional dan penanggulangan segala macam tantangan,
ancaman dan hambatan.
Strategi nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional, yakni pelaksanaan dari kebijaksanaan nasional.
Dalam melaksanakan politik nasional disusunlah strategi nasional, seperti jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.

Pelaksanaan Politik dan Strategi Keamanan Nasional


Pelaksanaan politik dan strategi keamanan nasional, mencakup sebagai berikut:
1. Visi politik dan strategi nasional yang tertuang dalam GBHN 1999-2004 adalah
terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya
saing, maju, dan sejahtera dalam wadah NKRI. Visi dan strategi ini didukung oleh
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta
tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
2. Bidang Hukum, meliputi:
o Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat demi terciptanya
kesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya
negara hukum.
o Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang-
undangan warisan kolonial dan hukum nasioal yang diskriminitif, termasuk
ketidakadilan gender yang tidak sesuai dengan tuntutan reformasi, melalui program
legislasi.
o Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum,
keadilan, kebenaran dan supremasi hukum serta menghargai hak asasi manusia.
o Dan lain-lain.
3. Bidang Ekonomi, meliputi:
o Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar
yang adil berdasarkan prinsip persaingan sehat, memperhatikan pertumbuhan
ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan
berwawasan lingkungan yang berkelanjutan dan menjamin kesempatan yang sama
dalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak konsumen, serta perlakuan yang
adil bagi seluruh rakyat.
o Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan terjadinya
struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar yang merugikan rakyat.
o Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar
dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar
melalui regulasi, layanan publik, subsidi, dan insentif yang dilakukan secara
transparan dan diatur oleh undang-undang.
o Dan lain-lain.
4. Bidang Politik, meliputi:
o Politik Dalam Negeri, seperti memperkuat keberadaan dan kelangsungan NKRI yang
bertumpu pada kebhinekatunggalikaan, penyelesaian masalah-masalah yang
mendesak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memerlukan
upaya rekonsiliasi nasional yang diatur oleh undang-undang.
o Politik Luar Negeri, seperti meningkatkan kerjasama dalam segala bidang dengan
negara tetangga yang berbatasan langsung dan dengan kawasan ASEAN untuk
memelihara stabilitas, pembangunan dan kesejahteraan.
o Penyelenggaraan Negara, seperti membersihkan penyelenggara negara dari praktek
KKN dengan memberikan sanksi seberat-beratnya sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku, meningkatkan efektivitas pengawasan internal dan fungsional serta
pengawasan masyarakat dengan mengembangkan etika dan moral.
o Komunikasi, Informasi dan Media Massa, seperti meningkatkan kualitas komunikasi
di berbagai bidang melalui penguasaan dan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi guna memperkuat daya saing bangsa dalam menghadapi tantangan
global.
o Agama, seperti meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan
sistem pendidikan agama, sehingga lebih terpadu dan integral dengan dukungan
sarana dan prasarana yang memadai.
o Pendidikan, seperti memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar
sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan serta meningkatkan
partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai.
5. Bidang Sosial Budaya, meliputi:
o Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, seperti mengembangkan sistem jaminan sosial
tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan,
dan keselamatan kerja yang memadai. Pengelolaannya melibatkan pemerintah,
perusahaan dan pekerja.
o Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata, seperti mengembangkan sikap kritis terhadap
nilai-nilai budaya dalam rangka memilah-milah nilai budaya yang kondusif dan serasi
untuk menghadapi tantangan pembangunan bangsa di masa depan.
o Kedudukan dan Peranan Perempuan, seperti meningkatkan kedudukan dan peranan
perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional
yang diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan,
keadilan gender.
o Pemuda dan Olahraga, seperti menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan
kualitas manusia Indonesia yang perlu memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran
yang cukup. Dimulai dari sejak usia dini melalui pendidikan olahraga di sekolah dan
masyarakat.
o Pembangunan Daerah, seperti melakukan pengkajian tentang berlakunya otonomi
daerah bagi daerah propinsi, daerah kabupaten, daerah kota dan desa.
o Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, seperti mengelola SDA dan memelihara
daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi
ke generasi.
6. Bidang Pertahanan dan Keamanan, seperti memperluas dan meningkatkan kualitas
kerjasama bilateral bidang pertahanan dan keamanan dalam rangka memelihara
stabilitas keamanan regional dan berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan
perdamaian dunia.

Tujuan dan Fungsi Penyelenggaraan Hankamnas


Tujuan penyelenggaraan politik strategi pertahanan keamanan nasional (Polstrahankamnas)
yaitu untuk menjadi pedoman dalam usaha meningkatkan ketahanan Hankamnas dalam
rangka Ketahanan Nasional dengan sarana material dan pembiayaan kauangan yang terbatas
yang dapat mengamankan dan sekaligus mendorong kecepatan peningkatan ketahanan di
bidang kesejahteraan nasional. Oleh karena itu diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Adanya konsep politik dan strategi Hankamnas yang merupakan bagian integral dari
politik dan strategi nasinal yang berjangka panjang, sedang dan pendek yang
mencakup dua aspek pokok.
2. Mekanisme yang tepat untuk merealisasikan konsepsi politik dan strategi tersebut.
3. Kepemimpinan Hankamnas yang mampu merealisasikan konsepsi politik dan strategi
tersebut.

Strategi Pertahanan Keamanan Nasional


Strategi pertahanan keamanan nasional, meliputi:
1. Pengamanan tercapainya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran rangkaian politik nasional.
2. Penyempurnaan efektivitas, efisiensi dan dan integritas masyarakat sehingga dapat
menjadi inti kekuatan-kekuatan Hankamnas yang kokoh, kuat dan kompak.
3. Penyusunan kekuatan Hankamnas bagi stabilitas, perdamaian dan keamanan di Asia
Tenggara khususnya, dunia pada umumnya.

8. Strategi Dan Persyaratan Dalam Menghadapi Pergolakan Nasional


Contoh:
Peristiwa PKI Madiun
Amir Sjariffudin dan Suripno ketika ditangkap oleh TNI Peristiwa Madiun adalah sebuah
konflik kekerasan yang terjadi di Jawa Timur bulan September – Desember 1948 antara
pemberontak komunis PKI dan TNI. Peristiwa ini diawali dengan diproklamasikannya
Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948 di Madiun oleh Muso,
seorang tokoh Partai Komunis Indonesia dengan didukung pula oleh Menteri Pertahanan
Saat itu, Amir Sjariffudin
Pada saat itu hingga era Orde Lama peristiwa ini dinamakan Peristiwa Madiun, dan tidak
pernah disebut sebagai pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Baru di era
Orde Baru peristiwa ini mulai dinamakan Pemberontakan PKI Madiun. Bersamaan
dengan itu terjadi penculikan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Madiun yang tidak
baik itu tokoh sipil maupun militer di pemerintahan ataupun tokoh-tokoh masyarakat
dan agama. Masih ada kontroversi mengenai peristiwa ini. Sejumlah pihak merasa
tuduhan bahwa PKI yang mendalangi peristiwa ini sebetulnya adalah rekayasa
pemerintah Orde Baru (dan sebagian pelaku Orde Lama).

Anda mungkin juga menyukai