Anda di halaman 1dari 13

TERAPI KEROKAN

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Misthorotul Aqidah (010116A054)
Nuraini Fitriyah Marwa (010116A060)
Pamor Oktalia (010116A061)
Putu Bagus D.P (010116A064)
Widya Kusumaningrum (010116A088)
Yoepiana (010116A091)
Pengertian
 Kerokan adalah sebuah terapi pengobatan alternatif untuk gejala
masuk angin dengan metode menggaruk sambil menekan bagian
permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti
uang logam sebagai alat pengerok, yang selanjutnya menyebabkan
guratan merah atau lecet pada kulit.
 Seringnya masyarakat Jawa menggunakan terapi ini, membuat
masyarkat pada umumnya menganggap bahwa kerokan merupakan
suatu budaya yang melekat pada suku Jawa. Dengan adanya
angapan kerokan sebagai budaya Jawa, banyak orang asing
mempelajari teknik kerokan di sebuah padepokan yang disebut
Lemah Putih, di daerah Mojosongo, Surakarta, Jawa Tengah
(Siswono, 2004).
Mekanisme Kerja Kerokan
Proses terapi kerokan, yakni membuat suatu reaksi inflamasi
atau radang yang mengakibatkan melebarnya pembuluh darah.
Dengan dikerok, terjadilah pelebaran pembuluh darah yang
akan melancarkan aliran darah. Jika aliran darah lancar maka
lebih banyak oksigen dan nutrisi masuk untuk jaringan otot.
Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat segera dibawa aliran
darah untuk dibuang atau dinetralkan. Selain itu, juga terjadi
rangsangan pada keratinosit dan endotel (lapisan paling dalam
pembuluh darah) yang akan bereaksi dengan munculnya
propiomelanokortin (POMC). Penyebab rasa nyeri adalah
PGE2 sehingga jika kadar PGE2 diturunkan maka nyeri akan
berkurang.
Macam-Macam Efek Kerokan
 Efek kerokan terhadap sirkulasi darah
 Efek kerokan terhadap kerusakan kulit
 Efek kerokan secara biologi molekuler
Manfaat kerokan
1. Tidak merusak
2. Meningkatkan endorprin
3. Kadar prostaglandin turun
Teknik Kerokan yang Paling Efektif
pola kerokan yang benar, yakni ditarik lurus ke bawah di sisi kiri
kanan ruas tulang belakang, kemudian digeser condong ke arah
kiri dan kanan, reaksi optimal dapat dicapai. Gosokan-gosokan
itu mungkin secara tidak sengaja menekan titik-titik akupunktur
tertentu di tubuh bagian belakang.
Efek samping berdasarkan jurnal
Judul : The Effects of Scraping Therapy on Local Temperature and Blood Perfusion Volume in Healthy
Subjects
Analisis PICO :
 Population : Dua puluh tiga subyek sehat (12 laki-laki, 11 perempuan) berusia 20 hingga 40 tahun
terdaftar setelah pemeriksaan fisik. Temperatur ruang laboratorium dijaga pada 24 ° C ~ 27 ° C tanpa
sinar matahari langsung, radiasi infra merah, dan ventilasi dalam / luar ruangan.
 Intervention : Gambar suhu inframerah dikumpulkan pada posisi duduk. Kemudian gambar laser Doppler
dari kedua sisi area yang dipilih pada posisi tengkurap. Setelah kerokan selama 5 menit, gambar suhu
inframerah dan gambar Doppler laser dari area yang disebutkan di atas dikumpulkan segera setelah
kerokan (0 menit), 15 menit, 30 menit, 60 menit, dan 90 menit setelah masing-masing kerokan.
 Comparison : -
 Outcome : Setelah diberi terapi kerokan, semua 23 subyek (100%) dilaporkan hangat disertai dengan
sedikit rasa sakit pada area kerokan. Mereka semua merasa rileks dan nyaman setelah dikerok. Diamati
bahwa kulit menjadi sedikit merah, dan kemudian hiperemia subkutan dan bintik-bintik darah subkutan
ditemukan di daerah gesekan lokal.
Kesimpulan :
kerokan dengan intensitas yang dapat ditoleransi adalah
stimulasi positif pada kulit, bisa mengubah warna kulit daerah
yang tergores dan menghasilkan pemanasan atau bahkan sedikit
rasa sakit. Berbagai stimulasi gesekan yang dilakukan pada
permukaan tubuh akan membantu meredakan kejang otot dan
meningkatkan metabolisme jaringan lokal, mengurangi
ketegangan pembuluh darah dan saraf, dan menghilangkan atau
mengurangi dampak negatif dari gangguan somatik pada fungsi
visceral. Oleh karena itu, ini adalah cara yang efektif untuk
menghilangkan obstruksi sirkulasi mikro
Judul :The Effects Of Scrapping TreatmentTechniques For Body Healt
Analisis PICO :
 Population : 39 sampel yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu 19 orang yang diberikan teknik pengobatan
kerokan dan 19 orang lainya sebagai kontrol.
 Intervention : 19 orang yang diberikan teknik pengobatan kerokan dan 19 orang lainya sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan IL – 1 CIq dan B – endorfin. Kemudian terjadi
penurunan C3 dan PGE2. Pada penelitian tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara subjek terapi
dengan subjek kontrol. Uji statistik terdapat korelasi negatif antara B – endorfin dengan PGE2. Jika terjadi
peningkatan B- endorfin maka terjadi penurunan kadar PGE2.
 Comparison : -
 Outcome : Penurunan PGE2 bermanfaat mengurangi nyeri karena PGE2 merupakan suatu mediator
inflamasi yang berfungsi sebagai sensitasi rasa nyeri. Efek yang ditimbulkan dari penurunan PGE2 adalah
mampu mengurangi nyeri neuropatik maupun nyeri viseral. Selain penurunan PGE2, kerokan juga
terbukti menurunkan kadar C3 yang merupakan suatu komplemen mediator inflamasi. Penurunan C3
bermanfaat menurunkan efek berlebihan seperti cedera tambahan yang diakibatkan oleh inflamasi dan juga
meningkatkan efek regenerasi sel.
Kesimpulan : Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kerokan tidak
menyebabkan terjadinya kerusakan kulit pada daerah yang dikerok karena hanya terjadi reaksi peradangan akut
kulit normal. Kerokan dapat meningkatkan peredaran aliran darah pada daerah yang dikerok, sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan metabolisme.
Judul : Pengalaman Kerokan Sebagai Terapi Komplementer
Analisis PICO :
 Population : 4 orang yang bersuku Jawa
 Intervention : Peralatan yang diperlukan dalam melakukan kerokan sangat
sederhana, Prasanti mengatakan bahwa kerokan biasanya menggunakan uang
logam, koin, atau alat bantu khusus kerok yang terbuat dari plastik, tulang,
keramik, batu giok, potongan jahe, potongan bawang, dan lainlain. Alat-alat
tersebut harus tumpul supaya tidak melukai kulit. Selain koin atau uang
logam, perlengkapan lain yang menyertai biasanya berupa minyak urut,
balsem, krim atau jenis minyak lain yang berfungsi menghangatkan. Fungsi
minyak ini selain menghangatkan memang untuk melicinkan proses kerokan
sehingga menghindari terjadinya kulit lecet. Dari hasil penelitian, semua
informan hanya mempersiapkan koin atau uang logam serta balsam untuk
melakukan kerokan. Jadi dapat dipastikan untuk melakukan kerokan
merupakan hal yang mudah dan tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak
untuk mempersiapkan peralatan untuk kerokan.
 Comparision : -
 Outcome : Setelah kerokan akan timbul proses peradangan. Akibat dari kerokan
dapat terjadi pelebaran pembuluh darah dan pengeluaran mediator inflamasi. Aliran
darah menjadi lancar jika dikerok atau dipijat sehingga lebih banyak oksigen dan
nutrisi yang tersedia untuk jaringan otot. Zat-zat yang menyebabkan rasa pegal dapat
segera dibawa aliran darah untuk dibuang atau dinetralkan. Zat ini merupakan
polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah beta
endorfin. Mengembangnya pembuluh darah kulit yang semula menguncup akibat
terpapar dingin atau kurang gerak, sehingga darah kembali mengalir deras. Jadi dapat
dikatakan, kerokan merupakan upaya mengusir masuk angin dengan peningkatan
panas, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit
Kesimpulan :Kerokan dapat dijadikan sebagai terapi alternative dan pelengkap dari
terapi konvensional yang dapat mengakibatkan kecanduan. Berdasarkan hasil penelitian
ini, disarankan agar menjadikan kerokan sebagai terapi komplementer dalam dunia
keperawatan.
Terima kasih
question
1. Apakah yang akan terjadi jika kerokan dilakukan terlalu
sering (wardah)
efek sirkulasi darah, kerusakan pada kulit, reaksi
implamasi.
2. Kenapa kerokan dapat menyembuhkan masuk angin (aliyah)
Ketika pengerokan pembuluh darah akan melebar dan
menyebabkan pengantaran oksigen akan mengalir lebih lancar,
serta meningkatkan suhu tubuh.
3. Kontra indikasi dari terapi yang dijelaskan? (septy)
Jangan melakukan kerokan dileher bagian depan, jangan
dilakukan kerokan jika ada luka atau iritasi.

Anda mungkin juga menyukai