Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Kasus keracunan akibat gigitan ular berbisa merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang penting terutama di Negara tropis dan sub tropis.
Gigitan ular dapat menyebabkan kematian dan disabilitaskronik bagi kelompok
usia produktif. Pada awal tahun 2009, kasus gigitan ular merupakan penyakit
yang termasuk dalam neglected tropical disease di WHO. Gigitan ular juga
termasuk penyakit terkait pekerjaan seperti petani, pekerja perkebunan,
pengembala, nelayan, dan pekerja makanan yang berhubungan dengan ular.
Angka mortalitas dan morbiditas gigitan ular di Asia Selatan dan Asia Tenggara
tidak dapat dipastikan karena pelaporan yang krang baik dan sering tidak
mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan.(Sutantoyo, 2016)
Untuk itu kami sebagai mahasiswa prodi keperawatan memberikan suatu
edukasi dasar tentang penanganan kasus gigitan ular, seperti tindakan apa saja
yang harus dilakukan dan tindakan apa saja yang tidak boleh dilakukan pada
korba gigitan ular. Dalam pemberian edukasi ini dikemas dalam bentuk
demonstrasi yang yang berguna untuk menarik minat masyarakat serta materi
yang dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami.
Data tentang kejadian gigitan ular berbisa di Indonesia belum diketahui secara
pasti, tetapi pernah dilaporkan dari pulau Komodo di Nusa Tenggara terdapat
angka kematian 20 orang per tahun yang disebabkan gigitan ular berbisa
(Gunawan, 2009).
Di bagian Emergensi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dalam kurun waktu
1996-1998 dilaporkan sejumlah 180 kasus gigitan ular berbisa. Sementara di
RSUD dr. Saiful Anwar Malang pada tahun 2004 dilaporkan sejumlah 36 kasus
gigitan ular berbisa. Estimasi global menunjukkan sekitar 30.000-40.000
kematian akibat gigitan ular (Sudoyo, 2010).
Berdasarkan data Rekam Medik di RSUD Pacitan, selama kurun waktu 2009-
2011 tercatat 88 kasus gigitan ular, 17 kasus dilakukan insisi pada luka dan 71
kasus tidak dilakukan insisi dan sebagian besar disebabkan gigitan ular bandotan
yang merupakan salah satu jenis Viperidae. Ular berbisa yang menggigit
melakukan envenomasi (gigitan yang menginjeksikan bisa atau racun), bisa ular
melewati kelenjar bisa melalui sebuah duktus menuju taring ular, dan akhirnya
menuju mangsanya. Bisa ular tersebut mengandung berbagai enzim seperti
hialuronidase, fosfolipase A, dan berbagai proteinase yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan. Bisa ular menyebar dalam tubuh melalui saluran kapiler dan
limfatik superfisial (Sartono, 2002).
Dari hasil survey yang kami lakukan terdapat 10% per tahun dari warga
maupun para petani di Desa Sukerjo, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember.
Saat kami tanyakan kepada warga setempat tentang penangan yang dilakukan
setelah tergigit ular adalah, mereka menghisap bekas gigitan ular tersebut dan hal
itu merupakan cara yang salah. Warga setempat belum mengetahui sepenuhnya
cara penangan saat tergigit ular.
Ular berbisa yang menggigit melakukan envenomasi (gigitan yang
menginjeksikan bisa atau racun), bisa ular melewati kelenjar bisa melalui sebuah
duktus menuju taring ular, dan akhirnya menuju mangsanya. Bisa ular
mengandung berbagai enzim. Enzim yang dikeluarkan ini antara lain
hialuronidase, fosfolipase A dan berbagai proteinase yang menyebabkan
kerusakan jaringan. Bisa ular menyebar dalam tubuh melalui saluran kapiler dan
limfatik superfisial (Sartono, 2002). Efek lokal pada luka gigitan ular berbisa
adalah terjadinya pembengkakan yang cepat dan nyeri (Sudoyo, 2010). Korban
yang terkena gigitan ular berbisa perlu mendapatkan pertolongan segera. Prinsip
pertolongan pertama terhadap gigitan ular adalah menghindarkan penyebaran bisa
dan yang kedua adalah mencegah terjadinya infeksi pada bagian yang
tergigit.(Rifai & Cholifah, 2016)
Dengan adanya masalah diatas dengan demikian kami melakukan penyuluhan
dengan menjelaskan materi yang disertai dengan demontrasi, dimana penyuluhan
ini bertujuan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dirumuskan.Dengan menggunakan adanya penyuluhan ini diharapkan para petani
Desa Jelbuk mampu menangani gigitan ular dengan cara yang benar, karena kasus
tersebut sering dijumpai dikalangan para petani. Dalam penyuluhan ini juga
disertai dengan metode tanya jawab, guna mengevaluasi tingkat kepahaman
peserta penyuluhan.
BAB II
Perumusan Masalah
Ditinjau dari latar belakang tersebut , maka permasalahan yang akan di
identifikasi adalah tentang bagaimana cara menangani gigitan ular di Desa
Sukerejo, Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember?
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Bisa Ular
(Polipeptida, enzim, protein)
KERACUNAN GIGITAN
ULAR
PENATALAKSANAAN KERACUNAN GIGITAN PEMERIKSAAN
1. Bawa ke RS ULAR DIAGNOSTIK
secepatnya 1. Pemeriksaan
2. Evaluasi klinis lengkap Laboratorium Darah
Lengkap
3. Derajat envenomasi
harus dinilai dan
observasi 6 jam
4. Pertahankan posisi
ekstremitas setinggi
jantung
5. Insisi/non insisi sesuai
kondisi klien
MK: Kerusakan
pertukaran gas
BAB IV
Tujuan Kegiatan
4.1 Tujuan Umum
Dengan terselenggaranya penyuluhan ini mahasiswa dapat mengaplikasikan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai sarana aktualisasi diri mahasiswa
untuk membantu sesama. Dengan penyuluhan seperti ini mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara menangani gigitan ular.
Dengan bakti penyuluhan ini masyarakat dapat mengambil ilmu yang dapat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
4.2 Tujuan Khusus
1. Masyarakat mengerti tentang jenis jenis ular
2. Masyarakat mengerti tentang pencegahan gigitan ular
3. Masyarakat mengerti penanganan pertama gigitan ular
4. Masyarakat mengerti tentang upaya pencegahan gigitan ular
BAB V
Manfaat
2. Evaluasi proses
a. Tidak ada audiens yang meninggalkan ruangan selama
kegiatan berlangsung
b. Audiens aktif dan dapat memberikan tanggapan atau
jawaban pertanyaan dengan tertib
c. Audiens dapat mengikuti penyuluhan dari awal maupun
akhir dengan tertib dan bersifat kooperatif.
3. Evaluasi Hasil
a. 60% audiens mampu menyebutkan macam-macam ular
b. 60% audiens mampu menyebutkan cara menangani gigitan
ular berbisa
c. 60% audiens mampu menyebutkan cara menangani gigitan
ular tidak berbisa
d. 60% audiens mampu mengetahui cara mengantisipasi
supaya tidak terkena gigitan ular
BAB IX
JADWAL PELAKSANAAN
1 Penyusunan panitia
2 Penyusunan proposal
3 Revisi proposal
4 Pelaksanaan penyuluhan
5 LPJ evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, Abdul, dkk.2006.Bab 2 : Luka, Trauma, Syok, Bencana., Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi Revisi, EGC : Jakarta