Anda di halaman 1dari 4

Intervensi

Diagnosa 1 : Ketidakefektifan bersihan jalan napas

 Monitor kecepatan irama, kedalaman dan kesulitan bernapas.


 Monitor suara napas tambahan seperti ngorok atau mengi.
 Monitor saturasi oksigen pada pasien.
 Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif.
 Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidak adanya ventilasi dan
keberadaan suara napas tambahan.
 Catat perubahan pada saturasi O2, volume tidal akhir CO2, dan perubahan nilai analisa gas
darah dengan tepat.
 Monitor sekresi pernapasan pasien.

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi tubuh

 Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi.
 Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihan makanan.
 Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan.
 Beri obat-obatan sebelum makan jika diperlukan.
 Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak dikursi jika memungkinkan.
 Berikan makanan dengan perlahan pada lingkungan yang tenang.
 Mulailah untuk memberikan makanan peroral setengah cair, makanan lunak ketika klien
dapat menelan air.
 Kolaborasi dengan tim dokter untuk memberikan cairan melalui intravena atau makanan
melalui selang.

Diagnosa 3 : Hambatan komunikasi verbal

 Monitor kecepatan bicara, tekanan, kecepatan, kuantitas, volume dan diksi.


 Monitor proses kognitif, anatomis fisiologis terkait dengan kemampuan berbicara.
 Kenali emosi dan perilaku fisik pasien sebagai bentuk komunikasi mereka.
 Sediakan metode alternatif untuk berkomunikasi.
 Sesuaikan gaya komunikasi untuk memenuhi kebutuhan klien.
 Ulangi apa yang disampaikan pasien untuk menjamin akurasi.
 Instruksikan pasien untuk bicara pelan.
 Ungkapkan pertanyaan dimana pasien dapat menjawab dengan jawaban sederhana.

Diagnosis 4 : hambatan mobilitas fisik

Mandiri:

 Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.


 Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan periode
istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.

  Berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran
dan toilet

 Ajarkan klien ROM aktif maupun pasif untuk meningkatkan kekuatan otot.

 Ajarkan penggunaan alat-alat bantu yang tepat

Diagnosis 5 : resiko tinggi cedera

 Kaji ulang adanya faktor-faktor resiko jatuh pada klien.


 Lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman (memasang pinggiran tempat tidur, dll)  sesuai
hasil pengkajian bahaya jatuh pada poin 1.
 Ajarkan klien tentang upaya pencegahan cidera (menggunakan pencahayaan yang baik,
memasang penghalang tempat tidur, menempatkan benda berbahaya ditempat yang aman).
 Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan vertigo pada klien

Legal etik keperawatan

Seorang perawat pasti harus mengetahui etika dan hukum profesi untuk melandaskan kita melakukan
pekerjaan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat agar kita dapat terhindar dari
sesuatu yang tidak diinginkan.

Terdapat 8 prinsip etika keperawatan :

1. Otonomi (Autonomi) prinsip otonomi ini berarti setiap individu mampu berpikir secara
logis dan dapat mengambil keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
2. Beneficence (Berbuat Baik) prinsip beneficence merupakan prinsip yang menuntut
perawat untuk berprilaku baik dan melakukan tindakan dengan benar agar dapat
menghindari kesalahan atau kejahatan.
3. Justice (Keadilan) prinsip ini merefleksikan dalam praktek profesional saat perawat
melakukan pekerjaan dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai hukum, standar
praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Non-maleficence (tidak merugikan) prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera
fisik dan bahaya psikologis terhadap klien.
5. Veracity (Kejujuran) prinsip ini tidak hanya dimiliki perawat saja namun harus dimiliki
oleh seluruh petugas kesehatan untuk dapat menyampaikan kebenaran kepada setiap
pasien agar memahami informasi. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif,
dan objektif.
6. Fidelity (Menepati janji) prinsip ini diartikan sebagai pertanggung jawaban seorang
perawat dalam berkomitmen untuk menepati janji dan menghargai komitmen tersebut
kepada orang lain sehingga dapat meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan
7. Confidentiality (Kerahasiaan) prinsip ini memberitahu kepada kita bahwa informasi
privasi tentang klien harus dijaga dengan baik. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan
klien hanya untuk keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien.
8. Accountability (Akuntabilitasi) setiap tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam
situasi dan kondisi apapun tanpa terkecuali sehingga kualitas yang diberikan juga sangat
baik

Dalam memberikan pelayanan kesehatan juga perawat memerlukan dasar hukum. Aspek legal
praktik profesi keperawatan diatur dalam UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, UU No.
36 tahun 2009 tentang Kesehatan, KMK No. 1239/menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktik perawat, Permenkes No. 148 tahun 2010 tentang Izin Penyelenggaraan Praktk Perawat.

• Bantu menyisihkan perangkat pemantauan tekanan intrakranial.

• Rekam pembacaan tekanan intrakranial.

• Monitor tekanan aliran darah otak.

• Monitor status neurologis.

• Letakkan kepala dan leher pasien dalam posisi netral hindari flexi pinggang yang berlebihan.

• Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan perfusi cerebral.

• Berikan ruang untuk perawat agar meminimalkan elevasi tekanan intrakranial.

• Berikan agen farmakologis untuk mempertahankan tekanan intrakranial dalam jangkauan


tertentu.

Anda mungkin juga menyukai