Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Format Pengkajian

Nama : Elda Rasyida Rahman


NPM : 220110170239
Fakultas : Keperawatan PSDKU Unpad di Pangandaran
Angkatan : 2017

Posyandu Arimbi adalah tempat yang biasa digunakan masyarakat Pajaten untuk
memeriksakan anak mereka, salah satunya adalah ibu Dede Tsuprihatin dan anaknya yang
bernama Arfan Tias Irawan. Terlihat ibu dan anak tersebut sedang duduk di teras posyandu,
dan saya menghampiri mereka meminta izin untuk mengambil data yang merupakan tugas
dari mata kuliah keperawatan anak dan ibu Dede memperbolehkannya. Saya bertanya kepada
ibu Dede sama seperti pertanyaan yang ada di format pengkajian, dan disana juga saya agak
sedikit tergagap-gagap dengan pertanyaan yang harus disederhanakan dan dibahasa sundakan.
Namun si ibu mudah untuk menangkap maksud dari pertanyaan saya dan menjawab dengan
lancar dan lengkap, maka dimulailah pembicaraan panjang kami.
Hal yang paling menarik dari pembicaraan kami adalah ketika saya bertanya mengenai
apakah di rumah ibu ada yang merokok? Dan si ibu langsung seketika menjawab “ada neng si
bapak merokok, sering banget disuruh berhenti sama ibu tapi ya gitu susah. Pas itu berhenti
gara-gara lahiran si adek tapi merokok lagi, dan sekarang bapak sedang sakit dan berhenti
merokok nanti ketika sudah sehat merokok lagi, gitu.” Namun ada hal yang lebih menarik lagi
ketika saya bertanya apakah ketika ada asap dari rokok apa yang ibu lakukan? Si ibu langsung
menjawab “ engga neng, kalo si bapak mau merokok ibu suka usir, jangan merokok di rumah.
Soalnya kasian kan ke si adeknya” ibu dede juga memaparkan rumahnya dekat dengan sawah
sehingga masih asri, udaranya sejuk dan jarang ada orang yang membakar sampah. Setiap hari
ibu Dede selalu membuka jendela rumahnya agar udara segar masuk kedalam rumahnya dan
ia juga rajin bersih-bersih rumah. Ibu sudah mengerti bahayanya asap rokok pada anak, dan
melakukan kebiasaan yang baik juga megenai kebersihan dan ventilasi udara di rumah. Dan
mungkin bisa disadarkan lagi bahayanya rokok kepada bapak agar berhenti secara total dari
kebiasaan merokok.
“Dek Arfan jarang sekali sakit parah, paling kalo jatuh suka langsung demam tapi ya
demam biasa saja, saya suka langsung ke Bidan kalo engga ke Puskesmas dan memberikan
obat penuruh panas pada si adek. Tapi kalo ngga sembuh-sembuh saya suka langsung bawa
adek ke paraji buat di urut dan alhamdulillahnya langsung sembuh.” Mungkin ini memang
terdengar aneh namun itulah yang dipaparkan si ibu, dan mungkin bukan obatnya tidak
berjalan dengan semestinya namun memerlukan waktu yang panjang untuk menurunkan
panas dan rewelnya anak, dan ketika si ibu membawanya ke paraji untuk di urut dan turun
panasnya mungkin saja itu masih efek dari obat yang diberikan. Dan si adek tidak rewel lagi
karena sudah di urut dan merasa nyaman dengan urutan yang diberikan sehingga si adek
sembuh. Hal yang dilakukan ibu sudah benar dengan langsung membawa anak ke puskesmas
atau ke bidan dan memberikan obat sesuai dengan anjuran, tapi harus diluruskan lagi
persepsinya mengenai kerja obat.
Kemudian nutrisi pada adek Arfan sangat terpenuhi, ia berusia 23 bulan dan masih
menyusu pada ibu, “si adek pernah dikasih susu lain neng, tapi ngga mau”. Ibu juga
mengatakan adek diberi makanan tambahan ketika usia 6 bulan, diberi bubur bayi, sayuran
lembut, dan buah buahan, namun tidak diberi daging dangingan karena menurutnya bayi
masih susah untuk mengunyah, hanya ati ayam yang bisa ibu berikan untuk mengganti
proteinnya. Ketika usia adek 12 bulan baru diberikan makanan padat seperti nasi, sayuran,
ayam, telur dan ikan. Ibu juga mengatakan dek Arfan sangat suka memakan sayuran apalagi
yang berkuah, buah-buahan juga ia suka dan sekarang sedang menggemari ati ayam sebagai
proteinnya. Namun dek Arfan dari kecil tidak meyukai kacang-kacangan, seperti tempe dan
sayuran kacang panjang. Menurut saya ini sudah sangat baik, terlihat dari perkembangan adek
Arfan yang baik dan sangat aktif, bisa diteruskan mencoba membuat adek Arfan menyukai
segala jenis makanan, agar kebutuhan tubuh terpenuhi dengan baik dan maksimal.
Dek Arfan sulit makan, sehingga ibu dede mensiasatinya dengan memberikan vitamin
dari bidan dan sering sekali memberikan jamu penambah nafsu makan agar Arfan mau
makan. Cara ini memang baik untuk upaya ibu memenuhi kebutuhan nutrisi anak, namun
jamu yang digunakan harus lebih di cek lagi apakah terbuat dari bahan alami yang sudah
teruji khasiatnya atau bagaiman.
Dari pemeriksaan KPSP sebenarnya sudah terlihat dengan jelas bahwa adek Arfan
mengalami pertumbuhan yang baik, selama saya mewawancarai ibu Dede ia seringkali
kecolongan main di dekat jalan raya yang membuat orangtua waswas, dan adek Arfan juga
sudah pandai berbicara dengan berkata “mama mau itu” ia menujuk terong yang tergantuk
dipohonnya dan terong tersebut berwarna kuning. Mungkin itu sangat menarik untuk dia dan
ia menginginkannya, lalu ia menangis karena tidak diberikan terong tersebut. Ibunya berupaya
memberhentikan tangisannya dan sayapun berupaya untuk membantu ibu Dede dengan
memberikan buku pemeriksaan posyandu adek Arfan namun ia berupaya untuk menjauhkan
buku itu darinya, lucunya. Ibu Dede berkata “Arfan setiap pagi kalo bangun tidur langsung
pegang sapu, katanya sih mau nyapu” ya adek Arfan menirukan apa yang biasanya ibu Dede
lakukan di pagi hari. “Arfan tidak mau disuapi ketika makan, ia makan sendiri dan ia juga
berupaya untuk melepas pakaiannya sendiri walau memang agak kesusahan” tutur ibu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan adek Arfan baik dan sesuai dengan
usianya, karena nutrisi yang cukup serta lingungan yang terjaga kebersihannya.

Anda mungkin juga menyukai