Anda di halaman 1dari 49

LIKA-LIKU KEHIDUPAN

Hai aku gadis yang lahir di Yogyakarta 21 april 2005, saat ini aku menginjak usia 17
tahun. nama ku Naswa Syah Adi Pratiwi, panggil saja aku wawa. orang tua ku memberikan
nama panggilan untuk ku yaitu “Windut”. aku anak kedua dari tiga saudara, kakak ku
bernama Ivan, adek ku bernama Revan, dan aku anak gadis satu satunya. Ayah ku bernama
Adi, dan Mama ku bernama Pratini.

Pada saat aku lahir, langsung dinyatakan terkena penyakit asma dan bronkitis. aku
terkena penyakit asma di karena kan tertelan air ketuban pada saat di rahim Mama. sehingga
pada saat itu dokter mengatakan hidup ku tidak akan lama lagi.

Saat itu ayah ku bekerja sebagai sholes sepatu dan mama ku seorang penjual kue. setelah
aku berumur dua tahun ayah ku mendapatkan pekerjaanya sebagai (Pegawai Negri Sipil)
PNS. dan di tugaskan ke kalimantann tengah tepatnya di kuala kapuas. Setelah kami pindah
ke kalimantan tengah kami masih tidak mempunyai rumah, untungnya ayah ku mendapatkan
fasilitas untuk tinggal sementara di rujab bupati. seiring berjalannya waktu ayah ku membeli
rumah yang ada di Jalan Pemuda tepatnya di Komplek Sumber Kurnia pada tahun 2008.

Setahun berlalu adek ku Revan lahir tepatnya tanggal 05 mei 2009. pada tahun kelahiran
adek ku, akhirnya aku masuk sekolah taman kanak-kanak (TK) untuk yang pertama kalinya,
saat itu aku sekolah di TK Pembina yang terletak di Jalan Pemuda. sayang nya saat itu aku
tidak terlalu menikmati bermain seperti anak anak pada umumnya karena penyakit ku sering
sekali kambuh sehingga sulit sekali untuk bernafas. untungnya aku mempunyai kedua orang
tua yang selalu menemani ku sehingga aku merasa tidak kesepian.

Setiap minggu aku selalu menjalankan kemo terapi untuk meringankan penyakit asma
dan bronkitis. Mama mendapat kabar tentang obat alami yang ampuh untuk pengobatan
asma. Malam itu jam 11 aku di bawa ke rumah sakit karena penyakit ku kambuh sehingga
sangat kesulitan bernafas.

1
Mama menangis tak henti-henti melihat kondisi ku, ayah menghampiri mama sambil
memeluk mama dan mengusapkan air mata mama. tak lama mama mulai berhenti menangis
dan ingin menyampaikan tentang kabar yang mama dapat dari teman ayah.

“Mas apakah kamu tidak kasihan kepada windut, aku ga tahan mas melihat anak kita
kesulitan sekali bernafas bahkan makan dan minum pun harus menggunakan selang”

“Ya mau bagaimana lagi ma, ayah juga tidak tega melihat windut terus terusan seperti ini.”

“Saya ada dapat kabar mas, kata orang didesa tepat mas tinggal ada obat kayu yang ampun
untuk mengobati penyakit asma, bagaimana kalo mas pergi kesana dan memastikan apakah
benar ada”

Pada saat itu ayah langsung pergi ke kampung halamannya yang terletak di kabupaten
Gunung Mas. tepatnya di desa jangkit, kecamatan Rungan Hulu. Ayah bertanya kepada
orang-orang di sana tentang obat kayu alami yang ampuh untuk mengobati asma ku. Kepala
desa jangkit menghampiri ayah.

“Ada sih obatnya tetapi sangat susah dicari dan langka sekali karna tempatnya ada ditengah
tengah hutan, kalo kamu memang benar mau kamu harus mencari orang yang ahli dalam hal
itu.”

Ayah pun langsung mencari orang yang bisa dan mau mencari obat kayu itu. Seminggu ayah
ku disana ternyata ada orang yang mau tetapi ia sangat ingin di bayar mahal, karna kayu itu
sangat susah dicari. orang itu bernama Riko. Ayah pun tanpa pikir panjang menuruti apa yang
orang itu minta. dengan tegas ia mengatakan kepada Riko.

“Berapapun yang kau minta akan ku berikan asalkan anak ku bisa sembuh!.”

“Baik om saya akan mencarinya secepat mungkin, nanti saya kabarin kalo saya sudah
menemukan obat itu.”

“Kira-kira berapa lama saya harus menunggu?”

2
“Kemungkinan dua bulam om” ucap riko. Riko pun segera pergi untuk mencari kayu itu dan
ayah ku pun pulang kembali ke kapuas.

Dua bulan berlalu ayah ku belum mendapatkan kabar apapun tentang obat itu. ayah sangat
khawatir dengan riko, mama menghampiri ayah dan mengusul kan untuk menyanyakan kabar
ke kepala desa. ayah pun langsung menghubungi kepala desa jangkit.

“Permisi pak maaf mengganggu waktunya, apakah Riko belum kembali kedesa”

“Iya pak sampai sekarang riko belum kembali kesini, saya sangat khawatir dengan
keadaannya, kita doakan saja ya pak semoga riko cepat kembali dan berhasil mendapatkan
obat kayu itu.”

“Iya pak saya juga khawatir kepada Riko, terimakasih ya pak atas informasinya kalo ada apa
-apa hubungi saja saya .”

sebulan berlalu akhirnya Riko menghubungi dengan nada sedikit ketakutan.

“Om… maaf sekali saya telat sebulan dari janji yang saya katakan karna memang jauh sekali
dan susah sekali om tapi syukurnya saya sudah mendapatkan obat kayu yg om inginkan”

“Tidak papa saja ko, om ngerti kok yang penting sekarang kami selamat dan obat yang anak
saya butuhkan sudah kamu dapatkan, besok saya akan berangkat kesana.

Keesokan harinya, ayah pun langsung berangkat bersama aku dan keluarga. saat kami
sampai di desa, aku langsung diantarkan kerumah kakek yang bisa mengobati penyakit ku
mengunakan kayu itu. dengan rasa senang aku pun berlari menuju rumah kakek itu.

“Yeey……windut sebentar lagi sembuh” ucap ku dengan penuh girang.

Kakek tersebut langsung merebuskan kayu itu dan menuyuruh ku meminumnya, sembari aku
minum kakek menyampaikan cara menggunakan obat kayu itu.

3
“Kayu itu direbus sampai air rebusan tersebut beruabah menjadi coklat lalu ditambahkan satu
sendok minyak tradisional buatan kakek itu, setelah itu diminum 3 kali sehari sesudah
makan.”

kakek pun menyampaikan pesan penting tentang kayu itu.

“Kalau kalian mau anak kalian sembuh total tanpa ada kambuh lagi, kalian harus membuang
atau membakar gelas dan piring yang bekas digunakan anak kalian, jadi setiap anak kalian
makan dan minum semuanya harus diganti dengan yang baru begitupun dengan sendok dan
garpu nya.”

Ayah dan Mama pun mengikuti pesan yang telah disampaikan oleh kakek itu.

Aku sudah tinggal di desa selama seminggu, kata ayah sekalian refreshing. di desa ini
udaranya sangat enak untuk bernafas dan sejuk sekali karna banyak sekali pepohonan yang
rindang dan banyak sekali hewan hewan yang berkeliaran jadi seperti berada di kebun
binatang.

Setelah dua minggu aku di desa akhirnya kami pulang karena ayah dan mama harus
kembali bekerja dan aku pun harus kembali sekolah. setelelah berubulan bulan menggunakan
obat kayu itu, aku tidak pernah merasakan sesak nafas lagi, yang berarti aku sudah sembuh
tetapi ayah masih ragu dengan kesembuhan ku dan untuk memastikan nya ayah ku membawa
ku kerumah sakit.

Setelah sampai dirumah sakit aku di periksa dan hasil akhir yang dokter berikan ternyata
benar asma ku sudah sembuh, tetapi tidak dengan penyakit bronkitis ku.

“Selamat ya naswa… akhirnya kamu gak kemo lagi setiap minggu”.


dokter mengucapkan dengan muka tersenyum bahagia, setelah itu ia menyampaikan tentang
bronkitis.

“Itu kambuh kalo kecapean saja, jadi naswa jangan pernah kecapean ya dijaga makan, tidur,
kebersihannya ya”

4
akhirnya kami pulang dengan bahagia ternyata benar obat alami itu sangat berpengaruh
kepada ku. saat sampai di rumah ayah ku mengadakan syukuran atas kesembuhan ku dari
penyakit asma.

Tahun 2010, aku sudah naik ketingkat SD, aku bersekolah di Sekolah Dasar Negri Lima
Selat Hilir (SDN 5 SELAT HILIR). aku sangat senang sekali ketika hari pertama sekolah aku
sudah bisa bermain seperti anak-anak pada umumnya dan banyak berjumpa teman-teman
baru di sd. ayah ku merayakan ulang tahun ku di kelas, hari itu aku senang sekali karna baru
pertama kali merayakan ulang tahun ku. aku mendapatkan banyak kado dan kadonya lucu-
lucu semua dan sampai saat ini masih tersimpan kado yang diberi mereka.

Saat aku naik ke kalas 5 sd aku mengikuti lomba voli kami bertarung dengan sekolah dasar
negri empat selat hilir ( SDN 4 SELAT HILIR). pada saat itu aku sangat gugup sekali karna
baru pertama kali mengikuti lomba dan pada akhirnya kami kalah melawan sekolah dasar
negri empat selat hilir. aku juga sering bermain badminton bersama sahabat ku, lili namanya.
kami sering main di Lapangan Panunjung Tarung. saat itu ada seorang pelatih badminton
menghampiri ku dan ia menawarkan untuk mengikuti lomba badminton antar kabupaten
bersama dengan timnya.

“Permisi dek, saya liat kamu sering main disini ya udah berapa lama main disini?”

“Kurang lebih 4 bulan ka udah main disini, ada apa ya ka?

“Perkenalan nama kaka rangga saya pelatih badminton disini, saya ingin mengajak adek
bergabung ditim kaka, karena tim kaka kekurangan orang dan bulan depan akan mengikuti
lomba badminton dipalangkaraya apakah adek mau bergabung ?.”

dengan kaget aku pun menjawab;

“hah!… beneran ka?... kaka mengajak saya untuk gabung dengan tim kaka saya sangat ingin
ka bergabung dengan tim kaka, tapi saya harus menanyakan orang tua saya dulu ka”

“baik dek , tanyakan dulu ke orang tua adek , ini nomor kaka kamu bisa hubungi kaka lewat

5
nomor ini, kaka tunggu ya”

Setelah itu aku langsung bergegas untuk pulang, aku tidak sabar ingin mengabarkan ke
ayah dan mama. aku masih tak sangka karna aku pernah memimpikan diriku menjadi atlet
badminton, setelah aku sampai dirumah aku langsung menghampiri mama.

“mama windut pulang…, oh iyaa… ma, widut tadi ditawarkan pelatih badmintom untuk
lomba badminton di palangkaraya, apakah windut boleh ikut lomba itu ma?”

“ya boleh lah sayang…bagus malahan kecil-kecil udah jadi atlet hehe, tapi kita harus tanya
dulu ya sama ayah.

mama membolehkan ku dan sangat mendukung ku untuk mengikuti lomba itu, aku langsung
lari ke kamar ayah.

Braakkkk

itu suara pintu yang sedang ku buka sebenarnya suaranya tidak seperti itu tetapi karena aku
telalu bersemangat untuk mengampiri ayah ku jadi seperti itu suaranya.

“aduh ndutt… pelan-pelan dong buka pintunya, ayah jadi kagett ini lo…!!

“hehe iya maaf ya ayah…windut mau nanya nih sama ayah, tadi pas windut main badminton
ada pelatih yang nyamperin yah terus pelatih itu ngajak windut untuk ikut timnya dan katanya
bulan depan mau tampil dipalangkaraya, jadi boleh ga yah windut ikut…kan keren yah masih
kecil sudah jadi atlet” dengan perasaan riang aku bertanya

“gak…!gak boleh…!! windut masih ada penyakit bronkitis kan jadi gak boleh kecapean, kan
kalo jadi atlet harus latihan terus, jadi jangan dulu ya nak”

aku langsung lari ke kamar ku, dengan perasaan sedih dan kecewa karna tidak dibolehkan
ayah untuk menikuti perlombaan itu, aku pun menangis karna gagal menjadi atlet. tak lama
kemudia mama datang menghampiri ku dengan membawakan kue kesukaan ku dan berusaha
menanangkan diri ku.

6
“sudah nak benar kata ayah ,gak papa ya gak ikut dulu nanti kalo windut udah sembuh boleh
ikut kok” ucap mama sambil mengusap air mata ku. setelah itu aku menelpon pelatih, aku
mengatakan tidak diizin kan untuk mengikuti lomba tersebut.

Keesokan harinya sepulang sekolah aku bermain bersama teman ku yang bernama Yadi,
saat itu yadi sangat menyukai sepeda bmx, yudi ingin mengikuti aktrasi seperti di sinetron
yang sering yadi tonton. aku, lala, dan ado sudah menegurnya agar yadi tidak melakukan
aktrasi itu, karna sangat berbahaya tetapi yadi sangat tidak peduli dengan apa yang kami kata
kan. yadi tetap ingin melakukannya, dengan penuh egois tanpa memikirkan resiko nya.

kami pun tidak bisa berbuat apa-apa, yadi mengambil empat bata merah setelah itu di
tumpuk nya menjadi satu, yadi meletakannya ditengah halaman rumah ku, setelah itu yadi
melakukan nya dengan menaiki sepeda bmx itu dari arah jauh, saat mendekati tumpukan bata
itu, yadi melompati tumpukan bata itu bersama dengan sepedanya. setelah melompati bata
merah itu yudi terjatuh bersama dengan sepedannya, tangan nya tertindih yudi lalu berteriak
kesakitan

“aaa…. sakittt”

aku, lala, dan ado pun langsung menghampiri dan menolong yadi.

“Tuh kan sudah ku bilang…!!jangan melakukan hal seperti itu itu sangat berbahaya! ucap ku

“iya ni dasar kepala batu” ucap lala memarahi yadi

“udah-udah… kalian ini kasian yadi nya jangan di marahin terus…” ucap ado kasaian melihat
yadi

“aaa……aaaaaa…..” suara tangisan yadi

Yadi menangis semakin kecang, kami pun segara mengantarkan yadi pulang ke rumah nya.
sesampainya di rumah yadi. aku, lala, dan edo di marahai mama yadi

7
“ini pasti gara-gara berteman sama kalian anak saya jadi jatuh seperti ini lebih baik kalian
pulang saja!!..tidak usah mengajak yadi main lagi…!!” ucap mama yadi dengan penuh
amarah melihat anak nya pulang dengan tangisan dan tangan yang sakit.

kami pun langsung pulang tanpa berkata apa-apa karena kami sangat takut melihat
mama yadi dengan penuh emosi marah kepada kami. Keesokan harinya yadi datang ke rumah
ku dengan tangan kiri yang di perban dan menggunakan arm sling penyenggah tulang.

“hai wa mana yang lala dan edo ?”

“mereka belum ada kerumah ku, tangan kamu kenapa di? kok di perban seperti itu?”

“kemarin aku periksa kerumah sakit ternyata tangan ku patah” ucap yadi dengan penuh sedih

tak lama kemudian lala dan edo datang dengan ekspresi terkejut melihat tangan yadi

“ya ampun yadi!!aku ga nyangka loh tangan mu sampai patah begitu” ucap ado

“tuh kan maka nya nurut sama kami dong” ucap lala

Yadi mengatakan bahwa hari ini adalah hari terkahir bermain bersama kami, karna setelah
ini yadi akan pindah ke banjarmasin. aku, lala, dan edo langsung menangis karna karna akan
kehilangan sahabat kami, dihari terkahir itu kami membuat kenang-kenangan untuk yadi agar
yadi tidak pernah melupakan persahabatan kami, hari mulai petang kami pun berpelukan
untuk tanda perpisahan dengan yadi. dengan rasa sedih kami pulang kerumah masing-masing.

Minggu telah tiba aku meminta mama ku untuk mengajarkan ku mengendarai sepeda
motor. karna aku iri melihat edo sudah diajar kan orang tua nya mengendarai sepeda motor.
mama ku memenuhi permintaan ku, ia ingin mengajarkan ku mengendarai sepeda motor. lalu
aku bertanya kepada mama.

“ma..ayah gak marah ya windut belajar motor sekarang hehe?

“gak kok sayang, mama nanti yang belain kalo windut dimarahin”

8
aku pun langsung belajar mengendarai motor didampingi mama. tak lama kemudian ayah
pulang dari kantor melihat aku dan mama ayah langsung menghampiri.

“mama!!anak nya masih kecil loh…kok sudah dilajarin bawa motor sih” ucap ayah dengan
kesal dan marah

“biarin aja yah, lagi pula aku temanin juga kok gak bakal kenapa-kenapa juga, kan bagus kalo
anak kita udah bisa naik motor sendiri jadi kalo udah besar gak perlu diajarin lagi yah!.” ucap
mama dengan tegas

“yaudah lah terselah mama aja, yang penting windut jangan sampai ya windut jatuh” ucap
ayah dengan kekhawatiran

hari demi hari aku belajar mengendarai motor sekitar satu bulan, dan akhirnya aku sudah bisa
mengendarai motor sendiri tetap tetap saja ayah melarang ku untuk mengendarai motor
sendirian karna aku belum cukup umur. saat aku belajar mengendarai aku tiga kali terjatuh
dari motor, terkahir kali jatuh saat aku melewati lumpur jadi tanahnya sangat licin dan aku
pun terjatuh, kaki kiri ku, tepatnya di bawah lutut terobek. tapi aku tidak pernah kapok karena
bagiku itu hal yang sangat wajar, ketika kita mencoba melakukan sesuatu pasti ada aja
cobaannya, dan jangan pernah menyerah, lajutkan lah sampai kau bisa.

Tak terasa aku sudah naik ke kelas 6 sd, saat kelas 6 sd aku mengikuti Polisi Cilik
(POCIL). dari kegiatan tersebut aku mendapat lumayan banyak pengalaman, dari latihan pagi
hingga tengah sore, disiram air karna salah gerakan, diteriaki karena bercandaan,
kedisiplinan, keberasamaan hingga tampil di Kantor Gubernur Palangkaraya. kegiatan pocil
adalah salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup ku. dan aku juga mengikuti
pramuka, sejak saat itu aku sangat suka ikut kegiatan pramuka. saat itu kak Ismail. pembina
pramuka disekolahku memanggil ku,

“wah ada apa ini tiba-tiba dipanggil” ucap ku dalam hati.

9
aku langsung menghampiri ka ismail , ternyata aku di tanya apakah aku mau mengikuti
perkemahan. aku merasa kaget dan sangat gembira ini akan menjadi pengalaman pertamaku
ikut berkemah. akan tetapi kak ismail memberiku sebuah syarat, jika ingin mengikuti
perkemahan aku harus menghafal Dasa Darma. untung saja aku sudah sedikit hafal sehingga
dengan segera aku menghafal dan mengingatnya kembali. setelah hafal aku langsung
menghampiri kak ismail.

“Kak saya sudah menghafal Dasa Darma”, ucap ku waktu itu.

kemudian aku disuruh kak ismail mengucapkannya. Allhamdulillah aku mengucapkannya


dengan lancar dan hafal, sehingga diperbolehkan ikut berkemah. Aku segera pulang,
mempersiapkan segala hal untuk keperluan berkemah.

Tibalah saatnya kemah Jambore. para peserta sudah mulai banyak berdatangan. kami satu
regu mendirikan tenda dibantu oleh pak beri. kebetulan beliau rumahnya disekitar bumi
perkemahan. Kegiatan demi kegiatan kami lalui, kebetulan ada lomba dan aku disuruh ikut
lomba pionering. Alhamdulillah ketika diakhir pengumuman aku mendapatkan juara dua,
betapa bahagianya hatiku saat itu,

Saat pelaksanaan kemah orang tua ku mengunjungi ku dan membawakan makanan


kesukaan ku. ketika malam hari pertama aku dan teman-teman tidak bisa tidur. selain
mendengar suara dekuran teman yang paling keras, suara binatang, dan kemerlaonya bintang,
aku tak mampu melewatinya begitu saja. Aku menikmati indahnya bintang-bintang yang
berjajar rapi.

Ketika sedang enaknya melamun tiba-tiba ada bayangan aneh di belakang tenda. Kebetulan
waktu itu aku duduk pinggir tenda, jadi tambah merasa takut.

“Apa mungkin itu tadi hantu ya??” ucap ku dalam keadaan ketakutan.

malam semakin sunyi pikiranku semakin tidak karuan untung segera ada guruku yang datang.
ditemanilah kami hingga pagi.

10
Berkemah pertama kali sama sekali tidak bikin kapok, justru tambah enak sekali dan
inginku mengikuti perkemahan lagi dan bisa menjelajah, bernyanyi bersama teman. banyak
sekali kenangan indah beraama teman-teman saat dikemah dan aku juga mendapatkan banyak
pelajaran. Kemah pun sudah berakhir dan saatnya pulang kerumah.

Libur akhir tahun pelajaran telah tiba, kali ini sangat menyenangkan karena libur sekolah
bersamaan dengan libur Hari Raya Idul Fitri. Ayah juga memperoleh cuti hari raya, sehingga
kami dapat menghabiskan waktu bersama-sama lebih lama dari pada libur tahun-tahun
sebelumnya.

Kami berencana untuk pergi ke rumah nenek di yogyakarta tepatnya di tirtomoyo. Ayah
telah memesan tiket pesawat dua minggu sebelum hari raya, seminggu sebelum kami berakat
mama pun menyiapkan banyak buah tangan untuk nenek, seperti emping pedas kesukaan
nenek. aku, adek, dan kaka. menyiapkan pakaian yang akan kami bawa selama dirumah
nenek. tidak lupa kami menyiapkan hadiah untuk nenek.

Saat tiba di bandara Syamsudinoor Banjarmasin, aku sudah tidak sabar ingin bertemu
nenek. setibanya di bandara Yogyakarta International Airport, paman sudah menyambut kami
berasama sepupu ku yang bernama qila. Senang sekali melihat paman dan qila tersenyum
bahagia menyambut kami. setelah itu kami langsung menuju kerumah nenek menggunakan
mobil yang sudah disediakan paman.

Sesampainya di rumah, nenek menyambut kami dengan senang. aku pun langsung berlari
memeluk nenek. Nenek telah memasak banyak makanan kesukaan kami untuk berbuka
puasa. Tante juga menyambut kami. senang sekali bertemu sepupu-sepupuku yang lain, tuti
dan sasa.

Selama puasa kami bersama-sama pergi teraweh ke mushola, mushola yang ada diteman
nenek ini luamayan jauh untuk sampai ke mushola kami harus jalan terus keatas seperti
mendaki.
dan pada malam sebelum hari raya, kami membuat lontong dan ketupat bersama-sama.
Nenek memasak opor ayam kampung dan ayah dan mama menggiling daging sapi untuk
dibuat sambal goreng.

11
Hari raya telah tiba, pada pukul 06.00 kami bersama-sama pergi ke mesjid untuk
melaksanakan sholat ied. aku duduk diantara nenek dan mama, Setelah sholat ied, kami pergi
kemakam kakek dan berisalaturahmi ke rumah-rumah tetangga. aku mendapatkan banyak thr
dari nenek, paman, ayah, mama, dan tetangga.

Selama di rumah nenek, kami jarang pergi keluar rumah. karna kampung nenek sangat jauh
dari kota sehingga kami memutuskan sehabis hari raya baru melanjutkan berlibur ke kota. Di
rumah nenek, kami sering diajak ke pertenakan kecil disana ada sapi, kambing, dan ayam.
setiap hari kami memberi makan hewan-hewan itu dan sering juga membantu nenek memetik
cengkeh.

Keseokan harinya kami bertujuan ingin berlibur ke kota, tempat yang pertama kami
singgahi adalah Candi Prambanan, disitu aku melihat betapa indah peninggalan sejarah, candi
ini di bangun pada abad ke-9 Masehi pada masa kerajaan mataram atau medang. kami tidak
lupa ber-foto bersama-sama. setelah itu kami langsung pergi menuju pantai Parangteritis.

Saat sampai ke pantai ini aku sangat terkejut karna sangat berbeda sekali seperti yang ada
di kalimantan selatan. pantai nya sangat luas dan pasti nya sangat indah di sana aku banyak
menemukan turis asing, di Parangteritis menyediakan penyewaan ATV (All Terrain Vechile),
kereta kuda, dan kuda yang dapat di gunakan untuk menyusyuri pantai dari timur ke barat.
aku dan kaka ku menyewa ATV, tuti dan sasa menyewa kuda, sedangkan adek, dan qila hanya
bermain lari-larian di pantai di dampingi ayah, mama, dan nenek. di sana aku dan keluarga
tidak lupa membeli oleh-oleh berupa baju, makanan dan gelang.

Hari mulai petang, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, tujuan kami
selajutnya adalah kulineran, kami singgah di Kesuma Restaurant, saat itu aku bingung sekali
ingin makan apa karena menu nya sangat banyak, dan pada akhirnya aku memutuskan untuk
memesan Oseng Mercon, karna aku sangat menyukai pedas aku sampai nambah nasi dua
kali,karena rasanya sangat enak sekali. setelah kami selesai makan kami akhirnya pulang
kerumah kembali kerumah nenek. sesampainya di rumah nenek aku dan mama menyiapkan
baju karena besok kami kembali ke kapuas.

Tiba saat kami akan kembali ke kapuas, Nenek telah menyiapkan banyak oleh-oleh yang
akan kami bawa pulang, dari kerupuk kulit sapi, dedeng balado, sampai otak-otak bandeng

12
kesukaanku, Nenek, paman, qila, serta tuti dan sasa, mengantarkan kami ke bandara. Nenek
terlihat sangat sedih.

“yah cucu nenek pulang…nenek gak ada temannya lagi…rumah nenek jadi sepi deh…” ucap
nenek nada sedih.

“kami nanti kesini lagi kok nek, nenek jangan sedih ya” ucap ku sambil memeluk nenek.

Lalu kami berpamitan kepada nenek, saat itu aku nangis, karena aku tidak tega
meninggalkan nenek. kami sangat senang dengan liburan kali ini. Dan aku berharap, agar
liburan beriukutnya dapat bertemu nenek dan semua keluarga ku di yogya. saat sampai di
rumah aku di sambut dengan ado dan lala.

“akhirnya wawa pulang kami sangat merindukan mu wa…” ucap lala dan ado dengan muka
riang.

aku langsung memberikan oleh-oleh yang ku beli di pantai saat itu. mereka sangat
senang sekali dengan baju itu dan untung nya baju nya pas untuk mereka. ternyata selama
aku di yogya kemarin, ada teman baru yang baru pindah kesini namanya risky. saat itu aku
langsung berkenalan dengan nya. sore itu risky mengajak kami bermain petak umpet.

Permainan ini memang sangat menyenangkan dikala itu. satu orang menjadi penjaga,
menutup matanya atau menghadap ke tembok. Menunggu teman yang lain untuk
bersembunyi sambil berhitung mulai dari angka satu sampai dengan sepuluh. Setelah selesai
menghitung, baru si penjaga itu mencari kawanannya yang bersembunyi.

kami ber-empat bermain, aku menjadi penjaga nya, pada saat permainan berlangsung ado
yang gak bisa di temukan, entah di mana ado bersembunyi, yang pasti dia tidak bisa di
temukan.

“ ado kemana ya udah ke semua teman kok ga ketemu ya” ucap naswa sambil mengusap
keringat

“yaudah ayo kita bantuin wawa cari ado” ucap risky

13
Beberapa lama kemudian aku, lala dan rizky mencoba mengunjungi rumah ado. pas di depan
rumahnya kebetulan ibunya keluar.

“ibu ado ada di rumah gak? soalnya kami tadi kan main petak umpet ado nya gak ketemu-
ketemu bu.”

“ado baru saja pulang, tadi dia bilang ke ibu dia ngantuk, lalu langsung tidur” ucap ibu ado

Kami menceritakan semuanya semuanya pada ibunya dengan sedikit kesal, karena semua
teman saya ikut mencarinya juga, lalu ibunya tertawa pelan dan meminta maaf atas kelakuan
anaknya yang lucu.

Saat itu aku juga di daftar kan mama di Sanggar Tari Tingang Menteng Pahunjung
Tarung. yang terletak di Jalan Melati, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. saat itu aku belajar
berbagai macam tarian khas kalimantan tengah, pertama kali turun ke sanggar, aku merasa
sangat malu karena aku tidak mempunyai teman, aku di antar mama dan di temani nya hingga
selesai. saat itu aku masih kebingungan dengan langkah kaki dan gerak tangan. Namun aku
merasa senang dengan musik tarian tersbut sehingga aku menikmatinya dengan ceria dan
bersemangat.

“Gimana, ndut?” tanya mama

“Senang Ma, ternyata tidak sulit. Tapi masih harus latihan lagi.” jawab ku

“Bagusss…Sabtu depan kita latihan lagi ya nak.” kata mama.

Aku menggangguk dengan yakin. sudah sebulan aku beljar menari, badan ku sudah tidak
kaku lagi dan aku sudah hafal semua gerakan tarian hari itu ka erli menghampiri ku, ia
seorang pemilik sanggar tersebut.

“Dek, kamu minggu ini ikut tampil ya bersama teman-teman mu yang lain nya”

14
Aku merasa senang sekali karna akhirnya bisa tampil nari dan di tonton banyak orang,
saat itu kami yang kami tampilkan adalah tarian Mandau. tarian Mandau merupakan tarian
tradisional suku Dayak Kalimatan Tengah. properti yang kami pakai saat itu adalah sejata
mandau dan talawang, mandau bentuknya mirip seperti pedang atau parang. talawang adalah
temeng atau perisai Suku Dayak yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi.

Saat itu kami tampil di Stadion Panunjung Tarung. saat tampil aku tidak merasa gugup,
setelah selesai tampil ada banyak orang yang mendatangi kami dan meminta ber-foto
bersama. perasaan ku senang dan bahagia bisa dikenal banyak orang.

“kaya artis ya kita banyak yang ngajak foto hehe” ucap ku sambil tertawa riang.

Pagi pun tiba aku bergegas ke sekolah, saat itu aku melihat teman ku banyak yang bermain
slime, slime adalah mainan berlendir yang terbuat dari bahan baku lem dan campuran
activator kimia. tiba-tiba terintas di pikiran ku

“bagaimana kalo aku jualan slime seperirinya banyak yang akan membelinya”

Setelah pulang sekolah aku langsung menonton youtube. ingin mencari tahu, bagaimana
cara membuat slime, setelah aku menton aku mencatat apa saja bahan yang harus ku beli, aku
membeli bahan-bahan nya seperti, lem, sampo, dan baby oil. setelah sampai ke rumah aku
langsung membuat nya dan ku tambah kan sedikit pewarna makanan agar slime nya terlihat
cantik. setelah jadi aku meletakannya di cup kecil berukuran 50 ml. aku menjualnya seharga
dua ribu rupiah. saat itu aku dapat 20 cup.

Saat aku membawa kesekolah semua teman-teman membeli slime milik ku dan aku pun
merasa senang karna jualan ku laku keras, aku pulang membawa uang sebanyak empat puluh
ribu rupiah. ayah dan mama awal nya memarahi ku untuk berjualan slime, tetapi setelah aku
pulang dan melihat jualan ku habis mereka bangga dan mengatakan.

“Hebatt kamu nakk…”

Saat hari libur aku, lala, edo dan risky pergi ke mall karna kami ingin bermain wahana
yang ada di Happy Time. kami ke mall hanya berjalan saja karena memang dekat sekali

15
dengan gang kami, saat itu kami bermain banyak game, setelah bermain aku mengajak
mereka untuk berbelanja. waktu itu lala menantang kami untung membeli mie yang sangat
pedas namanya mie samyang, mie olahan negara korea. kami pun merasa tertantang akhirnya
kami membeli mie itu empat bungkus. setelah itu kami membayar dan langsung pulang
kerumah risky.

“kamu nantangin gini emang kamu bisa makan pedas ya la?.” tanya edo kepada la

“ya bisa lah, pokoknya nanti ga boleh ada yang minum ya sampai mie nya habis” jawab lala

Setelah kami sampai di rumah risky. kami memasak mie nya bergantian. setelah sudah masak
semua kami memakan nya.

“ini beneran gak boleh minum?” tanya naswa

“iya gak boleh, kalo ada yang minum berarti kalah” ucap lala

kami pun memakanya dengan memualai memakannya, saat makan itu aku terkejut karna
sangat pedas dari yang ku bayangkan, peraturan kami saat itu kalau yang kalah mendapatkan
hukuman berupa lompak katak mengelilingi rumah risky sebanyak 3 kali. saat itu risky
ternyata yang habis duluan setelah itu aku, baru setelah itu ado.

Ternyata lala yang tidak habis, muka kami semua sampai merah dan mata berair lala
sampai tidak bisa mengatakan apa apa lagi. lala menangis kepedasan lalu ia pingsan. aku,
edo, dan risky pun terkejut. awal nya kami kira lala bercanda pingsan tapi setelah kami lihat,
lala beneran pingsan edo segera pergi kerumah lala untuk mengabarkan ibunya, risky
menelpon ambulan tak lama kemudian datang ambulan dan ibunya lala. tanpa berkata apa-
apa, lala langsung di bawa pergi ke rumah sakit.

“kok bisa ya lala sampai pingsan seperti itu? ” ucap ku.

“padahal kan tadi lala yang nantangij kita buat beli mie pedas ini.” ucap edo.

16
“mungkin lala bisa makan pedas, tapi kali ini terlalu pedas untuk nya sehingga perutnya
terkejut” jawab risky.

Kami pun meminta ayah ku untuk mengantarkan kami kerumah sakit, karena kami sangat
khawatir dengan lala, setelah kami sampai di rumah sakit, ternyata lala belum sadar dari
pingsan.
lala masuk keruangan Unit Gawat Darurat (UGD). kami semakin takut apa yang di alami lala
kami berdoa semoga tidak terjadi apa-apa kepada lala.

“Nak…kalian tadi makan ya, kok lala sampai pingsan seperti ini” ucap ibu lala dengan
lembut dan penuh kebingungan.

“Saat kami di mall tadi, lala menantang kami bu, untuk memakan mie samyang, mie itu
sangat pedas sekali” ucap ado dengan muka ketakutan

“Oalahh… pantesan aja makan pedas, lala itu sebenarnya gak bisa makan pedas nak.”

Saat dokter keluar dari ruangan lala, dokter mengatakan terjadi iritasi pada saluran
pencernaaan lala. karena pengaruh dari mie tersebut sehingga lala merasakan sensasi panas
atau seperti di rongga mulut maupun saluran pencernaan termasuk kerongkongan dan
lambung. dari sini aku belajar bahwa mengonsumsi makanan pedas yang berlebihan sangat
tidak baik untuk kesehatan.

Tak terasa aku sudah menyelesaikan pernajalanan ku di sekolah dasar (sd) dan saat nya
memulai perjalanan baru di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). saat itu aku sangat
bingung ingin melanjutkan sekolah di mana.

“Windut sekolah di mana ya, masih bingung nih?!.” ucap ku dengan penuh ke bingungan

“Mendingan windut sekolah di SMPN 3 SELAT aja, dekat juga sari rumah jadi windut bisa
naik sepeda aja sekolahnya, gak di antar lagi.” ucap kaka ivan.

17
“Wahh berarti kalo windut sekolah di SMPN 3 SELAT, windut dapat sepeda baru ya?…
yaudah deh windut mau sekolah di situ aja” jawab ku dengan penuh riang karena memikirkan
sepeda baru.

Setelah itu aku. langsung di antar mama untuk mengambil folmulir pendaftaran agar bisa
masuk ke SMPN 3 SELAT KUALA KAPUAS. saat pertama kali aku datang kesekolah itu
aku langsung merasa jatuh cinta, karena semua yang ku lihat berwarna hijau, mata ku
menjadi segar.

Hari terus berjalan aku mendengearkan pengumuman di SMPN 3 SELAT KUALA


KAPUAS. setelah sekian lama menunggu akhirnya aku di terima di sekolah ini, aku merasa
sangat senang karena sebentar lagi bisa memakai segaram Putih Biru. setelah pulang dari
sekolah aku dan mama langsung ke pasar untuk mencarikan baju sekolah ku dan
perlengkapan sekolah.

Sore hari itu, ayah mengajak ku ke toko sepeda, aku membeli sepeda untuk bisa pergi ke
sekolah. saat itu revan ikut, setelah sampai di sana, revan merengek ingin di belikan sekuter
dan untung nya ayah mau membelikan nya jadi revan tidak merengek lagi.

“Untung ayah membawa uang lebihan dek, kalo engga ayah tinggal aja kamu disini haha…”
ucap ayah sambil bercanda.

Setelah itu kami pulang dengan hati senang aku memeluk ayah ku dan mengucap kan terima
kasih karena sudah membelikan sepeda untuk ku.

Keesokan hari nya adalah hari pertama ku sekolah menggunakan sepeda, aku sempat
merasa bingung karena pertama kali aku masuk SMP belum ada satu teman pun yang ku
kenal. Aku hanya duduk, diam dan noleh kanan kiri berharap ada teman lain yang mau
berkenalan dengan ku. Saat itu aku duduk di depan koprasi, dan ada satu teman dari sekolah
lain menghampiri ku, ia mengajak ku berkenalan, namanya Cika. Setelah berkenalan, ada
pengumuman

“ Bagi siswa-siswi kelas VII harap kumpul di ruang Aula.”

18
Sebelum kami ke ruang aula kami meletakan tas di ruang kelas sesuai informasi waktu
pendaftaran kemarin. Di ruang Aula ada beberapa pengumuman tentang jadwal MOS,
pembagian kelas, progam sekolah, ruangan sekolah, dan tata tertib sekolah. Setelah selesai
acara di ruang Aula, kami pun melakukan shalat dhuhur bersama teman-teman yang lainnya.
Setelah selesai shalat aku langsung pulang ke rumah.

Hari kedua masuk ke sekolah, aku dan teman teman mengikuti Masa Orientasi Siswa
(MOS), Kegitan tersebut berlangsung kurang lebih selama satu minggu lamanya. MOS
dilaksanakan sekitar pukul 08.00 WIB dan membawa barang sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh kakak-kakak OSIS. Nama barang bawaannya aneh dan terkadang sulit untuk
ditebak misalnya air mineral nama sendiri, nasi berisi, buah kuning manis monyet, nasi
bungkus, coklat cair dan masih banyak lagi. Kegiatan saat itu adalah baris-berbaris,
untungnya saat itu aku bisa dan masih hafal gerakan baris-berbaris karena aku ada
pengalaman ikut POCIL saat sd, jadinya aku tidak di hukum karena tidak ada salah sedikit
pun banyak teman ku yang di hukum di suruh hormat kepada bendera merah putih selama 10
menit bahkan saat itu banyak yang pingsan karena banyak yang tidak sarapan dirumah.

Setalah kegitan baris-berbaris kami di perintahkan oleh kakak-kakak OSIS untuk


meminta tanda tangan ke pada semua guru yang ada di sekolah saat itu di beri waktu selama
15 menit untuk mendapatkan tanda tangan guru-guru. Dan untungnya aku berhasil
mendapatkan tanda tangan semua guru.

Selama MOS semua siswa merasa kelelahan, karena kegiatan MOS di lakukan di
lapangan waktu pagi hari menjelang siang dan cuacanya lumayan panas. MOS berakhir pada
pukul 12.00 WIB. Sebelum pulang ke rumah, semua siswa kelas VII bersalaman kepada
semua kakak OSIS yang telah membina kami.

Hari terkahir MOS, merupakan kegitan yang aku tunggu-tunggu. Di hari terkhir adalah
kegitaan OUTBOND. Kami melewati kolam yang ada di depan sekolah menggunakan ban
jadi seperti ayunan dan jika tidak berhasil maka akan jatuh ke kolam tersebut. Banyak sekali
permaianan yang di adakan saat outbond. Saat itu aku tidak berhasil menaiki ban itu dan
akhirnya pun aku terjatuh ke kolam itu, kolam itu sangat dalam menurut ku sehingga aku
kesusahan untuk berenang ke tepi nya. Untunya pada saat itu ada kakak OSIS yang menolong

19
ku. Kak Zaky namanya. Ternyata di kolam itu aku terkena paku untungnya lukanya tidak
terlalu parah. Saat itu aku di obati ka zaky dan di bawakan nya segelas teh hangat.

“Kamu gak papa dek? Kalo kamu gak bisa melanjutkan outbond nya kaka antar pulang aja.”

“Gak kak…gak papa kok, lukanya juga kecil jadi gak sakit kok.”

Saat itu aku hanya menonton teman-teman ku saja padahal aku sangat ingin melakukan
outbond bersama teman-teman, Sebelum pulang kak zaky menghampiri ku. Ia menawarkan
untuk pulang bersamanya.
“Dek kamu kakak antar aja ya pulangnya?”

“Gak kak, gak usah repot-repot saya bisa pulang sendiri kok”

“Yaudah dek, hati-hati dijalan ya”

Aku pun langsung pulang. Sesampainya di rumah entah mengapa aku merasa aneh
dengan perasaan ku sendiri. Saat malam itu aku memikirkan ka zaky sehingga kesulitan
sekali untuk tidur, terlintas dibenak ku hanya ada ka zaky dengan senyum lebar.

“ndut…kamu kenapa kok ga tidur malah senyum-senyum sendiri” ucap mama saat membuka
kamar ku.

“hehe iya ma belum ngantuk, ini sebentar lagi tidur kok”

Saat itu aku sangat malu karena aku pasti sangat terlihat konyol, aku pun segera tidur. Saat
aku tidur aku memimpikan seorang ka zaky, aku bangun dengan sangat bahagia tetapi aku
merasa aneh dengan perasaan ku.

“Masa sih aku suka dengan ka zaky” ucap ku dalam hati

Pagi pun tiba hari MOS telah berakhir, setelah itu kami menjalankan kegiatan pembelajaran
seperti biasa. Ketika itu aku masuk di kelas VII-VII. Saat itu hanya perkenalan nama dan
saling bercerita pengalaman saat SD. Aku mendapatkan banyak teman baru dan untungnya

20
aku saat itu sekelas dengan cika, saat itu sekolah nya hanya sebentar saja karena belum
belajar seperti biasa.

Saat ibu guru keluar aku dan teman-teman ku di boleh kan untuk istirahat, aku dan cika
pergi ke kantin karena kebetulan kami belum sarapan jadi kami memutuskan untuk ke kantin
Mama Taher. Saat itu aku memesan 1 porsi mie kuah seharga 5.000 rupiah dan memesan teh
es seharaga 2.000 rupiah. Tak lama setelah kami makan ada ka zaky memesan mie juga.

“Eh kamu… ketemu lagi ini kita haha… jangan jangan kita jodoh ini haha.” Ucap ka zaky
dengan tertawa
“ eh iya, halo ka zaky hehe”

“kamu naswa kan? Mulai sekarang jangan panggil aku ka ya panggil saja zaky”

“oh oke, mulai sekarang aku manggil zaky saja”

“cie..cie…soswit banget deh kalian haha” ucap cika dengan penuh tertawa

“ih apaan sih, kan kami cuma temanan saja” ucap ku dengan penuh malu

Saat itu zaky mengajak ku ngobrol dan cika meninggalkan ku karena dia bosan
menderngarkan pembicaraan kami. Banyak hal yang zaky ceritakan tentang pengalaman ia
berada di sekolah ini dari hal yang lucu sampai hal yang menakutkan. Tak sadar sampai bel
pulang aku langsung pergi ke kelas karena sangat takut sekali kalau ada guru yang masuk
sedangakan aku tidak di kelas.

“Tadi ada guru yang masuk ga cik?”

“Ga ada kok, kamu kalo ngobrol sama orang ingat waktu dong nanti lain kali kalo ada guru
gimana?”

“hehe iya cik janji kok ga akan lalai lagi”

21
Saat pulang zaky menghampiri ku. Ia menayakan di mana rumah ku. Dan ternyata rumah
kami satu arah jadi kami pulang bersama. Keesokan harinya tiba-tiba ada zaky di depan
rumah ku ternyata ia ingin berangkat bersama ku. Waktu itu aku sangat malu sekali.

“ Hai naswa”

“Hah zaky!? ngapain kamu kesini?”

“berangkat bareng yuk hehe?”

Sesampai nya kami di sekolah zaky ternyata ingin mengantarkan ku sampai di depan kelas
ku, teman teman ku meneriaki ku

“cie ciee ada yang baru jadian nih!”

“siapa yang jadian orang cuma temanan aja kok!!”

Aku pun langsung masuk tanpa mengucapkan apa-apa kepada zaky. saat itu hari
pembelajaran sudah berjalan seperti biasa, hari demi hari aku di jemput dan pulang bersama
nya makin erat rasa ku kepada nya. Ya benar aku telah jatuh cinta kepadanya berbulan-bulan
sudah aku merasakan jatuh cinta kepada zaky. malam itu ia mengajak ku ke cafe. Setelah
sampai ke cafe ternyata ia menyatakan perasaannya kepada ku.

“Wa...sebenarnya selama ini aku...”

“kenapa ky?”

“Ting…tring…ting…tring…” suara telepon zaky berbunyi.

“Eh sebentar ya wa, mama ku nelpon”

Setelah mengangkat telpon dari mama nya zaky, ia langsung pergi meninggalkan ku tanpa
berkata apa-apa lagi. Saat itu aku bingung kenapa zaky meninggalkan ku, bahkan sampai
bicara satu kata pun tak sempat. Hamir 1 jam aku menunggu zaky tak kunjung balik juga

22
akhirnya aku memutuskan pulang dengan berjalan kaki, untungnya cafe yang kami singgahi
tidak terlalu jauh di dekat rumah ku. Tapi tetap saja aku kesal terhadap zaky.

“Ngajak jalan kok tiba-tiba di tinggalin!! Aneh banget dasar zaky aneh!!” ucap ku dengan
amarah.

Saat sampai di rumah aku pun masih kepikiran dan sangat penasaran apa yang sebenarnya
ingin zaky katakan pada ku. Aku pun menchat zaky menggunakan aplikasi Whatsapp. Lama
sudah ku tunggu tak ada satupun jawaban dari zaky. Malam itu aku tertidur dengan lelap,
tanpa disadari aku sampai bagun tidur masih memegang Handphone.
Pagi pun telah tiba, aku melihat Handphone lagi dan berharap ada balasan dari zaky.
Ternyata masih seperti kemarin, belum ada kabar apapun dari zaky. Aku pun langsung pergi
kesekolah, di jalan menuju kesekolah aku merasa kesepian karena biasanya zaky menjemput
ku setiap hari. Harapan terkahir ku aku masih bisa bertemunya di sekolah.

Sesampainya aku di sekolah aku langsung bergegas ke kelas zaky. Setelah sampai di sana
termyata zaky tidak ada di kelasnya. Aku pun bertanya kabar zaky kepada teman-temannya.

“Misi ka ada zaky turun gak?”

“Zaky nya gak ada dek, mungkin dia terlambat”

Setelah mendengar kabar itu aku langsung pergi kembali kekas ku. Setelah jam istirhat ada
teman sekelas zaky menghampiri ku ia memberikan ku sebuah surat.

“Wa ini ada surat untuk mu”

“Hah! Surat apa ini kak? Ini surat dari zaky ya?

Kakak itu pun langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan dari ku. Saat ku buka surat itu
ternyata surat itu dari zaky. Ia menuliskan perminta maafan karena ia saat itu meninggalkan
ku tanpa pamit. Dan ia menuliskan alasan kenapa saat malam itu ia langsung pergi
meninggalkan lu. Ia menuliskan saat malam itu mama nya kambuh dan muntah darah. Saat

23
itu ia panik tanpa memikir kan apa pun. Setelah zaky sampai di rumah, zaky sangat merasa
bersalah karena meninggalkan ku begitu saja.

Ia juga menuliskan sepertinya tidak bisa lagi bertemu dengan ku. Karena saat malam itu
juga mama nya meninggal. Dan di kuburkan di surabaya karena semua keluarga mama ada di
sana. Zaky juga mengatakan bahwa ia pindah sekolah di sana karena tidak ada siapa-siapa
lagi di Kapuas. Ia juga mengatakan apa yang sebenarnya yang ingin ia kata kan kepada ku. Ia
menatakan ia menyukai ku dan ingin menjadi kekasih ku tetapi sepertinya tidak bisa. Karena
kami sudah di pisahkan oleh jarak.

Saat membaca surat itu seketika air mata ku mengalir. Rasanya sangat sedih sekali karena
tidak bisa lagi bertemu dengannya. Padahal kami saling mencintai. Tetapi memang sudah
tidak bisa lagi kalau pun di paksakan pasti akan rumit jadinya. Sejak itu aku langsung
melupakan zaky karena kalau aku terus bersedih memikirkan nya. Sangat mengganggu ke
fokusan ku untuk belajar apa lagi aku baru saja memasuki SMP.

Tak terasa aku sudah naik ke bangku kelas VIII. Saat itu aku sudah tak memikirkan zaky
aku sudah bisa melupakannya. Hari-hari ku jalani aku tertarik untuk mengikuti kegitan
pramuka. Pramuka dilaksanakn setiap hari jum’at sore. Sore itu aku mengikuti pramuka dan
membentuk regu beranama Matahari. Saat itu kami di suruh membuat sebuah yel-yel dan
menampilkan di depan kaka-kakak DA (Dewan Ambalan).

“Kami lah regu…..


Matarhari….
Berwajah manis rajin kreatif…..
Penuh semangat dan baik hati…..
Lalalalalalala….
Matahari pasti bisa…..
Matahari pasti menang….
Yeyeyeyeyeye….”

Itu lah yel-yel yang kami buat saat itu, Nada yel-yel itu menggunakan lagu Di sini senang
di sana senang” setelah membuat yel-yel itu kami maju kedepan dan menyanyikan yel-yel

24
itu. Saat itu satu regu terdiri dari tujuh orang. Dan kebetulan aku yang menjadi ketua regu
matahari. Selama di pramuka aku mendapatkan teman lebih banyak lagi karena sebelum nya
aku hanya mengenal teman sekelas ku, sekarang aku sudah banyak mengenal dari kelas lain.

Saat pramuka banyak kegiatan yang kami lalui seperti di ajarakan kompas, peta, tali temali
dan masih banyak lagi. Saat pengukuhan kami melewati banyak pos-pos menjawab
pertanyaan dan harus bisa menebak jebakan yang ada di setiap pos. Dan pasti nya harus bisa
menggunakan kompas agar tidak tersesar saat melakukan penjelajahan. Saat itu kami
menjelajah di hutan yang menembus kekomplek jadi tidak semuanya melalui hutan.

Saat di hutan pos yang pertama kali temui adalah pos materi dasar kepramukaan saat itu
kami di tanya satu persatu untuk membacakan Dasa Darma Kepramukaan. Dan di tanya apa
saja dasar kepramukaan. Untunya saat itu kami lolos di post pertama. Kami melakutkan
perjalanan ke pos berikutmya pos dua, yaitu pos indra penciuman. Saat itu semua mata kami
ditutup dengan menggunakan kain hitam dan kami di tugaskan untuk mencium setelah itu
menyebutkan apa yang telah di berikan kakak dewan ambalan tersebut. Saat itu yang di
berikan kaka ambalan berupa jahe, kunyit, sereh, dan ketumbar. Saat itu aku salah menebak
satu rempah itu.

Setelah menyelesaikan tugas tersebut kami melanjutkan ke pos tiga adalah pos
penyelamantan. Saat itu kami di suruh membuat tandu menggunakan tali pramuka dan salah
satu teman kami di suruh menjadi korban kecelakaan sehingga tugas kami juga di suruh
mengobati dan memperban kaki yang menjadi koraban kecelakaan dan kakak penjaga pos
hanya memberikan waktu 10 menit saja. Untunya saat itu kami berhasil melakukan tugas
tersebut.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke pos empat, yaitu pos halang rintang. Di pos ini
kami di tugaskan merayap melalui rintangan yang di penuhi tali dan kami tidak boleh untuk
menyentuk tali tersebut. Sayang nya saat itu 2 teman ku menyentuh tali itu dan nilai kami pun
di kurang kan. Tapi tidak maslah kami tetap semangat untuk melajutkan ke pos berikut nya
adalah pos Peraturan Baris Berbaris (PBB). Saat itu kami menjelankan perinta untuk pbb.
Perintahnya seperti siap grak, berhitung mulai, hadap kanan, hadap kiri, hormat gra, lencang
kanan,lencang depan, balik kanan, dan jalan di tempat.

25
Kami melanjutkan perjananan ke pos lima di pos lima kami melaksanakan tugas untuk
menyusuri danau kecil, jika tidak bisa berenang di perintahkan untuk menggunakan ban
kecil, dan jika bisa berenang di perintah kan untuk berenang. Saat itu aku bisa berenang jadi
aku menyusuri danau dengan berenang.

Setelah selesai kami pun sampai di sekolah, ternyata pos lima itu pos yang terkahir. Kami
pun merasa samgat senang karena sudah berhasil melewati semua rintangan setelah itu kami
semua disuruh mandi dan istirahat. Saat istirahat aku memakan nasi goreng buatan mama.
Saat aku membuka bekal ku. Semua teman seregu ku mendekat kepada ku.

“Kalian bawa bekal apa? Kita makan bareng yuk!” ucap ku sambil membuka bekal

“Kami tidak membawa bekal wa, kami tidak sempat memasak tadi pagi” jawab mereka

“Ya ampun…. Yaudah deh ayo makan bekal ku sama-sama” ucap ku

Kami pun makan bersama dan syukurnya bekal yang di buatkan mama ku tadi cukup
banyak sehingga cukup untuk kami makan. Setelah selesai makan kami di perintahkan untuk
kumpul dilapangan. Acara selanjutnya adalah pengumuman regu terbaik. Regu yang
mendapatkan nilai terbanyak maka akan jadi pemenangnya. Kami sangat gugup sekali saat
mendengarkan siapa yang akan jadi pemenangnya. Dan ternyata regu kami lah yang terbaik,
aku dan teman-teman ku langsung berpelukan. Kami sangat tidak menyangka kami akan
pulang membawa sebuah piala.

Aku segera pulang kerumah dengan wajah yang sangat gembira, selama di perjalanana aku
mengayuh sepeda dengan riang gembira.

“Assalamu’alaikum!” salamku dengan riang lalu memasukan sepatuku ke dalam rak sepatu.

“Ma…mama dimana?”

Karena tidak ada sahutan dari dalam,


“Mama dimana sih?” teriak ku sekai lagi dengan nada naik.

26
Kaki jenjang ku mengantarkan ke depan pintu kamar mama. Tanganku terulur mengetuk
pintu dengan tidak sabar, alih-alih mendapat sahutan, aku justru mendengar suara orang yang
sedang menangis yang berasal dari dalam. Dengan perasaan khawatir, aku segera masuk dan
mendapati mama sedang bersender di kasur dengan air mata yang mengalir lewat pipnya.
Mama menyeka air mata dan tersenyum manis saat menyadari gadis nya telah pulang.

“Udah pulang, Ndut?” tanya mama dengan suara serak


Aku menatap mama dengan tatapan sedih, bukannya menjawab aku malah balik bertanya,
“Mama kenapa? Kok nangis?” tanyaku, mataku menyiratkan kekhawatiran yang sangat
mendalam.

Mama terkekeh pelan, sengaja menutupi luka untuk terlihat tegar dihadapan ku.
“Mama gak papa kok sayang…sekarang, kamu ganti baju ya habis itu makan. Mama sudah
biatin sup kesukaan kamu” pinta mama dengan lembut. Saat itu suara mama terdengar
menegangkan.

Aku mengangguk dan berlalu menuju kekamar. Setelah ganti baju, aku segara berjalan
menuju meja makan dan langsung disambut aroma sup buatan mama. Aku pun dengan girang
menuju meja makan. Di meja makan sudah ada kakak, dan mama. Ayah entah kemana.
Memang sudah menjadi hal biasa jika ayah tidak ada dirumah . Belakangan ini ayah jarang
sekali pulang. Alasannya, sibuk dengan urusan kantor.

Terdengar suara deru mesin mobil yang masuk ke dalam garasi. Aku sudah tidak asing lagi
dengan suara mesin mobil itu. Ayah masuk ke dalam rumah tanpa salam. Tubuhnya tegap
masih terbalut setelan kerja. Ayah sangat beda saat hari itu ia berlalu menuju kamar seperti
tidak tertarik untuk bergabung makan malam beraama keluarga kecilnya.

“Mas, makan dulu sini” teriak mama dari meja makan.

Teriakan dari istrinya mau tak mau ayah berbalik arah menuju meja makan. Ayah datang
demgan wajah di tekuk dan pakaian yang sangat berantakan . Baju kerjanya yang kusut, jas
yang dilipat sembarangan dan saat itu bertengger manis di bahu kirinya., dasi yang diikat
asal-asalan serta rambut yang tak tertata rapi.

27
Belum sempat ayah duduk, kakak berkata dengan nada sinis.
“Ngapain ayah pulang?Belum puas nyakitin mama?”

“Diam ya kamu!” bentak ayah disusul dengan gebrakan meja. Aku sangat terkejut apa yang
sebenarnya terjadi. “Berarti mama menangis tadi gara-gara ayah dong berarti?” Ucap ku
dalam hati. Aku langsung menghentikan makan malamku dan menunduk ketakutan.

“Sudah mas!, ganti bajumu dulu , “ pinta mama sembari menarik tangan ayah ke arah kamar,
berusaha memecah ketegangan di antara mereka.

Kakak dan aku kembali melanjutkan sesi makan malam yang sempat tertunda. Terdengar
suara keributan di dalam kamar mama dan ayah. Aku dan kakak bergegas menuju ke kamar
mama dan ayah. Mama menangis sejadi-jadinya.

“Ini apa mas? Ini apa?” Mama menunjukkan sesuatu kepada ayah yang tidak di ketahui anak-
anaknya.

“Mama benar-benar gak nyangka mas berbuat seperti itu” ucap mama dengan nada parau.

“Suka-suka saya! Toh itu juga hanya teman saya, kamu tidak boleh melarang!.” Telunjuk
papa di arahkan ke depan muka mama dengan wajah geram.

Kakak yang melihat kejadian itu mengepalkan tangan di samping celananya.

“Ingat anak-anak mas, ucap mama dengan nada serak. Nadanya menyiratkan kesediahan
yang amat mendalam.

“kenapa mas jadi seperti ini semenjak sekertaris jalang itu muncul di kehidupan kita? Mama
sengaja menekankan kata-kata jalang di kalimatnya

Plak.

Satu tamparan keras mendarat di pipi mama yang berlinang air mata. Aku dan kaka berlari
menghampiri mama.

28
“Mamaa!!” teriak kami seraya berhambur mendekap tubub mama.

“Ingat ya ma! Jangan panggil siska dengan sebutan itu lagi, atau….” Ayah menggantungkan
kalimatnya dan berdecak sembari mengacak-acak rambutnya.

Siska adalah sekertaris Ayah.

Kakak melepaskan dekapananya dengan mama. Lalu berjalan mendekati ayah.


“Atau apa yah? Atau apa hah?” tanya kakak tanpa rasa takut sedikitpun dan di sertai nada
tajam. Sepertinya saat itu kakak sudah sangat muak dengan perlakuan ayah terhadap mama.
Ayah menatap kakak tak kalah tajam di sertai kemarahan yang tercetak jelas di wajahnya.
“Kamu diam ya! Kamu tidak usah tahu urusan orang tua! Dan jangan ikut campur urusan
ayah”

Kakak tertawa sinis “Tapi ayah sudah menampar mama saya, jadi itu sudah mutlak urusan
saya!” ucap kakak dengan seringaian.

Ayah mengepalkan tangannya, “sudah jadi anak pembangkang ya kamu sekarang? Berani
kamu sama ayah?” tanya ayah dengan nada tajam.

“Ayah? Anda bukan ayah saya lagi semenjak anda memilih tidur dengan perempuan lain!”
Teriak kakak tanpa memperdulikan tatapan mematikan dari sang ayah.

“Lancang ya kamu! Tau apa kamu tentang hal itu? Oh…sekarang sudah berani sama ayah?
iya?” bentak ayah. Tangan ayah sudah mengambil ancang-acang untuk menampar pipi kakak.

“Tampar saja yah!Tampar!” teriak kakak sambil menunjukkan pipinya.

Plak.

Tamparan itu mendarat bebas di sudut bibir kakak. Aku tertunduk lemas dan semakin
mengeratkan dekapanku dengan mama. Mama terus menangis dan sesekali terisak. Aku pun
menangis seraya mengelus-ngelus pundak mama, berharap mama bisa sedikit lebih tenang
dengan perlakuan itu.

29
“Lihat? Pria macam apa anda? Membuat calon penghuni surga menangis! Teriak kaka di
depan muka ayah.

“Ohh iyaa, anda kan pria yang gelap mata dan lebih cocok dengan si jalang daripada bidadari
seperti mama”. Teriak kaka di depan muka ayah.

Plak.

Tangan kekar milik ayah mendarat bebas di pipi kakak sekali lagi namun tamparan itu lebih
keras dari sebelumnya.

“Cukupp!!” Teriak mama dengan sekuat tenaga. Ayah berkacang pinggang lalu mengambil
tasnya dan melenggang pergi begitu saja.

Mama bangkit, berjalan mendekati kakak lalu mendekapnya dengan penuh kasih sayang.
“Gakboleh begitu sayang, bagaimanapun dia, dia adalah ayah kamu,” ucap mama dengan
nada sangat pelan sembari mengelus-ngelus kepala kakak.

Kakak langsung balik mendekap mama dengan sangat erat. “sini sayang” pinta mama
kepada ku yang sedang tertunduk supaya masuk kedalam pelukanya. Kami berpelukan dalam
diam, hanyut akan pikiran kami masing-masing. Dan hanyut dalam tangisan yang sangat pilu.

Ingin sekali rasanya aku bertanaya kepada mama dan kakak ada apa ini sebenarnya. Ingin
rasanya aku bertanya siapa sekertaris jalang itu. Tapi tidak bisa, lidahku seperti kelu untuk
menanyakan hal itu.

Aku mencubit kedua pipiku dengan sangat keras, berharap ini hanyalah sebuah mimpi,
berharap ini adalah ilusiku saja, berharap ini tidak nyata. Tapi ternyata aku harus menerima
kenyataan bahwa ini bukanlah mimpi ataupun ilusi.

Aku duduk di sofa, dan berusaha mencerna apa saja yang barusan terjadi. Kakiku sangat
lemas saat itu, punggungku bergetar hebat, kurasa aku terlalu syok kali ini. Sehingga aku

30
tidak dapat mencerna apa yang barusan terjadi. Aku pikir lebih baik untuk istirahat dulu saat
itu. Setelah pikiranku jernih aku akan menanyakan semuanya kepada kak ivan.

Keesokan harinya aku duduk di kursi kayu yang berada di dalam kamar. Aku menatap
kosong ke depan. Jiwaku memang disini, tapi pikiranku melayang entah kemana. Dadaku
semakin sesak mengingat kejadian semalam.

Tamparan itu, bentakan itu, kemarahan itu, tangisan itu, seperti terus memutar di kepalaku,
bagaikan cambuk yang terus mencambuku setiap saat tanpa ampun. Bahkan aku dapat
mengingat semuanya dengan jelas. Semua seperti sudah tersimpan di sel otakku yang paling
jauh dan terdalam membuatku sulit untuk melupakannya. Aku menarik nafas dalam-dalam,
berusaha menghilangkan sesak yang sedari tadi menggangguku.

Kurasakan seseorang menepuk pundakku lalu duduk disampingku. “apakah kamu baik-
baik saja, dek?” teapat saat itu , kurasakan setetes air mata mulai jatuh melewati pipiku.
“kakak disini, jangan nangis ya” bisik ka ivan tepat di telingaku lalu menghapus sisa air
mataku dengan lembut.

Perlakuan itu justru membuatku semakin menangis dan mulai terisak, aku susah payah
menelan ludah berusaha membasahi kerongkonganku yang kering. Rasanya, aku ingin
melontarkan semua pertanyaan yang ada di dalam otakku saat itu, tapi tidak bisa. “tolong
beritaku aku” justu kata kata itu yang keluar dari mulutku. Terkdang apa yang kita lontarkan
demgan apa yang kita pikirkan berbanding terbalik.

Kak ivan mentapku dnegan tatapan teduhnya


“tidak sekarang dek”

Aku menatapnya dengan tatapan memohon.


“plissssssss” Aku berusaha menggoyang-goyangkan tangannya sekuat tenaga , namun tidak
berhasil karena tenagaku sudah habis terkuras lewat air mata.

Sekali lagi, kak Ivan menghela nafas panjang. “oke baiklah” ucapan sembari memegang
kedua pundakku.

31
“Kamu tahu kenapa ayah jarang pulang belakangan ini?” aku menggeleng lemah sebagai
jawaban.

Kak Ivan susah payah menelan ludahnya.


“Itu karena ayah selama ini nginep di rumah sekertarisnya dek. Dan mereka….” Kak Ivan
memejamkan matanya, aku menatapnya dengan tatapan meminta penjelasan.

“Mereka..,mereka khilaf dek. Ayah selingkuh sama wanita itu. Mama tahu dari temannya
yang kebetulan kerja sekantor sama ayah. Teman mama bilang Ayah sering mesra-mesraan di
kantor. Jelas kak Ivan lalu mengacak rambutnya frustasi.
Kakk!

Dadaku seperti di hujani batu kerikil. Air mataku lolos untuk kesekian kalinya, membuat
mataku berubah kemerahan. Punggungku bergetar hebat, aku menutupi mataku dengan kedua
tanganku. Aku membuka mataku perlahan dan langsung bertemu dengan mata hazel Kak
Ivan, aku menatapnya dengan tatapan terluka. “Kakak berbohong kepada saya” ucapku
dengan nada getar.

“Itu bohong, kan kak? KATAKAN PADAKU KALAU SEMUA ITU BOHONG!!!” ucapku
setengah berteriak dan kembali terisak.

Kak Ivan langsung membawaku ke dalam pelukannya, ia menenggelamkan kepalanya di


pundakku lalu mengelus-ngelus punggungku tanpa menjawab pertanyaanku tadi. Aku masih
terus menangis di dalam pelukannya, berusaha menikmati kehangatan yang Kak Ivan berikan
lewat pelukannya. Aku menghirup aroma tubuhnya yang dari dulu selalu membuat ku sedikit
lebih tenang. Setidaknya, dengan perlakuan kecilnya ini, bisa sedikit mengurangi rasa
sakitku.

Setelah sekian lama kami berpelukan, kak ivan melepaskan pelukannya. Kulihat bajunya
sedikit basah karena air mataku. Tapi sepertinya, ia tidak terlalu memasalahkan hal itu. Kak
Ivan menatapku dalam-dalam.

“Kakak tidak berbohong dek, itu benar. Kaka tau kamu balal terpukul, karena kakak juga
merasakan apa yang kamu rasain sekarang. Tapi, ini kenyataan yang harus kamu terima dek.

32
Kakak harap kamu bisa lebih dewasa menikapi hal ini,” ucap kak ivan dengan nada pelan
namun masih bisa ku dengar dengan jelas.

Kak Ivan menepuk pundakku lalu hendak pergi meninggalkanku. Dengan cepat, aku
langsung menahan tangan kekarnya itu. “mereka bercerai?” tanyaku dengan nada lirih. Kak
Ivan tersenyum tipis lalu pergi tanpa membalas pertanyaanku. Aku menatap punggungnya
yang sudah menghilang di balik pintu.

Aku mulai menarik rambutkuf dengan kasar. Aku tidak tau lagi bagaimana penampilanku
saat ini. Yang jelas, penampilanku saat ini sangatlah kacau. Aku keluar kamar karena aku
ingin melihat kondisi mama sekarang. Sungguh, aku sangat egois tidak memikirkan nasib
mama yang pasti jauh lebih terpukul daripada aku. Bodohnya aku yajg hanya memikirkan
perasaanku sendiri. Seharusnya aku menguatkan mama bukannya menangis bombai di kamar.
Aku merasa seperti orang bodoh saat itu.

Aku mengedarkan pandanganky ke seisi rumah, sepertinta aku tidak melihat tanda-tanda
keberadaan Mama dan Kak Ivan di sini.

“Kemana perginya mereka? Batinku bertanya.

Aku menelusuri setiap ruangan mencari-cari keberadaan Mama dan Kakak, tapi hasilnya
nihil. Aku tetap tidak menemukan mama ataupuj Kak Ivan.

“Atau mungkin mereka pergi?tapi pergi kemana?”

“Di saat suasana genting seperti ini, mereka masih saja bisa pergi, dan tidak mengajakku
pula”. Keluhku dalam hati.

Aku membanting bokongku ke arah dofa hitam. Saat aku ingin mengambil remote tv,
pansanganku langsung tertuju pada secarik kertas berwarna putih yang berada tepat di
samping remote tv. Aku membuka kertas itu, dan aku langsung di kejutkan dengan tulisan
yang terpampang jelas disana.

“S-U-R-A-T-P-E-R-C-E-R-A-I-A-N”

33
Dan di bawahnya terdapat nama Ayah dan Mama. Nafasku langsung tercekat. Sedetik
kemudian, pandanganku mengabur, air bening itu langsung berjatuhan membasahi kedua
pipiku. Aku menatap kertas putih itu lalu merobeknya dengan perasaan berkecambuk. Aku
menginjak-nginjak kertas yang sudah tidak berbentuk itu lalu berlari masuk ke dalam kamar.

Aku menghempaskan badanku ke kasur. Dengan posisi miring ke kanan aku memeluk
guling kesayanganku dnegan sangat erat. Bulir-bulir air mata masih terus berjatuhan tanpa
henti. Aku mulai terduduk dan menatap bingkai yang berada tepat di samping kasurku. Aku
mengambil bingkai yang di dalamnya terdapat foto keluarga yang terdiri dari Aku, Mama,
Ayah, Adek,, dan Ka Ivan. Foto itu di ambil saat aku berumur 10 tahun.
kebetulan sudah 2 bulan belakangan ini adek ku revan di titipkan di tempat nenek yamg ada
di kota palangkaraya.

Aku mengelus-ngelus bingkai itu lalu memeluknya dengan sangat erat.

“Aku sangat rindu menjadi anak kecil” gumamku.

Satu menit kemudian, aku membanting bingkai itu dengan sangat keras lalu mengambil
foto itu dan merobeknya tepat di wajah Ayah. Aku terduduk lemas sembari memeluk lututku,
aku semakin terisak melihat robekan foto ayah yang berada di tanganku.

Di dalam foto itu terdapatpria yang dulu sangat kubanggakan, pria yang dulu sangat
kucinyai, pria yang dulu menjadi panutanku, pria yang dulu mengajarkanku banyak hal, pria
yang dulu setia menemaniku tidur, pria yang dulu sering menyebutku dengan sebutan “gadis
kecil”, pria yang dulu selalu menciumku setiap bangun tidur.

Aku menatap robekan foto itu lekat-lekat

“kenapa Ayah jadi begini?”

“kenapa Ayah ngelakuin hal itu?”

“Kemana Ayah yang dulu?”

34
“Kemana Ayah yang selalu nasehatin windut?”

“Kemana Ayah yang selalu jadi panutan Windut?”

“Apa Windut sudah gak pantes dapetin kasih sayang seorang Ayah lagi?”

Kalian bisa bayangkan rasanya panah yang masih mendidih lalu di tancapkan tepat di
uluh hati? Kalian tahu rasanya? Sakit. Dan itu yang aku rasakan saat itu. Aku semakin terisak
karena merasa seperti orang gila saat itu. Bagaimana tidak? Aku beru saja berbicara pada foto
yang jelas-jelas adalah benda mati.
Mungkin kalian pikir aku berlebihan, bukan? Kalian berbicara seperti itu karena kalian
tidak pernah merasakannya. Karena kalian tidak akan pernah mengerti perasaanku.
Bagaimana jadinya kalau keluarga yang selama ini kau sayangi harus hancur karena salah
satu dari mereka ada yang berkhianat. Dan lebih menyakitkan lagi, orang yang berkhianat itu
adalah orang yang sangat kau sayangi. Bisakah kalian membayangkan bagaimana rasanya
menjadi diriku?

Dari dulu aku memang lebih dekat dnegan Ayah di bandingkan Mama. Jadi, jangan heran
kenapa aku sangat terpukul saat ayah melakukan hal itu. Saat itu aku sudah merasa sangat
frustasi. Aku mengambil sebuah potongan kaca dan menyayatnya ke tanganku. Dengan air
mata yang samgat deras mengalir.

Ketukan pintu dan teriakan Kak Ivan terdengar dengan sangat jelas, tapi aku tak
memperdulikan hal itu. Ternyata Kak Ivan mendobrak pintu kamar ku.

BRAKK!

“WINDUT!!!” teriak kaka saat melihat aku menyayat tanganku dengan sebilah kaca.

Dengan cepat Kak Ivan mengambil pecahan kaca itu lalu membuangnya ke tempat
sampah. Segera kakak membawaku kedalam pelukannya. Aku bergeming, tapi tetap
menangis. Kakak semakin mengeratkan pelukannya, dan mencoba membuat hatiku sedikit
lebih baik.

35
Aku melepas pelukannya. Aku menunduk, menyembunyikan mataku yang sembab karena
menangis. Aku mehela napas panjang. “ Kenapa kaka tidak memberi tahuku?” ucapku
dengan mata sendu.

“Kamu lupa? Tadi siang sudah kaka kasih tahu semuanya kan?” Ucap kaka dengan bohong.

“Bohong! Nggak semua…Kakak nggak ngasih tau aku soal Mama dan Ayah ber..cerai”
ucapku dengan nada bergetar.

“Kamu masih terlalu kecil untuk masalah ini, dek” ucap kaka sembari mengelus-elus
kepalaku.

“Aku bulan anak kecik lagi! Aku juga berhak tau, aku juga anaknya kakkk” Teriak ku.
Pandangan kaka tertuju pada tanganku yang ku sembunyikan dibalik punggung. Kakak
meraih tangan yang saat itu dipenuhi luka sayatan yang cukup panjang. Kakak bangkit lalu
mengambil kotak P3K yang berada di sudut kamarku. Kakak mulai mengobati lukaku dengan
berhati-hari, sesekali aku meringis kesakitan.

“Selesai”ucap kaka setelah memplester lukaku dengan handsaplas. Mungkin besok lukanya
sudah mengering.

Aku mengangguk lesu lalu beranjak dan menaiki kasurku. Aku menarik selimut sampai
atas dadaku laku berbik membelakangi kakak.

“Dek?” panggil kakak.

“Ya?” Jawabku.

“Kamu jangan kayak gini lagi ya” Ucap kakak

“Kakak gak ngasih tahu kamu karena, kakak gak mau lihat kamu sedih terus. Kakak kangen
Windut yang cerewet dan gak sedih terus kayak gini. Kakak gak bakal bisa tenang kalo kamu

36
kayak gini. Kakak sedih kalo kamu kaya gini, kaka ngerti perasaan kamu, tapi tolong, jangan
lukain diri kamu sendiri.” Ucap kaka.

Aku berbalik lalu mengubha posisi tidurku menjadi posisi duduk.


“Maafin windut, Kak. Windut jadi buat kakak serih. Tapi windut janji gaakan lukai diir
windut lagi.”

Kakak tersenyum puas lalu mengarahkan kelingkingnya ke arahku. “Janji?”

Aku menautkan kelingking kakak dengan kelingkingku. “Janji!” ucapku sembari tersenyum
lebar.

Pagi telah tiba Mama mengahampiriku dan memperingahkan ku untuk ke meja makan.

“Mama sudah dengar semua cerita dari Kak Ivan tentang Windut. Maafkan mama ya ndut
akhir-akhir ini mama sangat jarang sekali menghampiri windut.” Ucap Mama

“Mama mengumpulkan kalian di sini karena ada yang ingin mama sampaikan kepada kalian.
Kan kalian sudah tau Mama dan Ayah sedang menjalankan proses perceraian dan sebentar
lagi kita tidak akan seatap lagi. Mama akan tinggal bersama nenek kalian yang ada di kota
ini.”

“Hah maksudnya Kami ikut Ayah, Kakak gak sudi jika harus tinggal bersama nya ?” ucap
kakak dengan nada sedikit tinggi.

“Gak windut gak mau tinggal sama Ayah.” Ucap ku dengan nada tegas.

“Ya Mama sebenarnya juga gak mau pisah dari anak-anak mama, tapi mau bagaimana lagi
mama hanyalah seorang penjual kue nak, hidup kalian tidak akan terjamin kalo bersama
mama, Mama harap kalian bisa mengerti dan menerima keadaan kita sekarang. Jika kalian
ingin bertemu mama datang saja kerumah nenek putri, Mama akan tinggal di sana bersama
dengan revan. kalian juga boleh sesekali menginap di sana.” Ucap mama dengan tetesan air
mata dengan nada lembut.

37
Aku dan Kakak terpaksa menerima keadaan. Dan jika di tanya bagaimana perasaan ku
saat itu sudah pasti hatiku hancur sekali. Aku menjadi anak Broken Home. Ini akan menjadi
sesuatu hal yang akan terus membekas dalam hidupku. Bahkan aku sampai trauma dengan
kejadian ini. Sangat susah sekali menerima perceraian kedua orang tua ku. Diri ku masih
terpuruk meratapi nasib menjadi anak broken home, yang sejujurnya tidak pernah ku
bayangkan sama sekali. Aku selalu berdoa dalam sujud ku.

Ya Tuhan apakah keluarga ku masih punya harapan untuk bersatu kembali? Jika memang
masih, aku mohon tolong persatukanlah kembali ayah dan mama ku agar kami bisa seperti
dulu lagi, menjadi sebuah keluarga yang utuh & bahagia. Rasanya Aku tidak sanggup jika
harus terus menyaksikan kehancuran keluarga ku. Aku benar-benar tidak sanggup. Tolong
kasihanilah Aku Tuhan, kasihanilah keluarganya ku. Aku mohon kabulkan doa ku.”

sebuah doa yang selalu ku panjatkan kepada sang pencipta. Aku masih memiliki harapan
besar untuk keutuhan keluargaku. Aku sangat ingin agar Ibu dan Ayahnya bisa rujuk kembali.
Aku merindukan suasana rumah yang hangat, lengkap dan penuh canda tawa.

Berbulan-bulan setelah perceraian Mama dan Ayah aku mulai bisa menerima keadaan, dan
mulai mau mengobrol dengan Ayah karena mau bagaimanapun dia tetap ayahku. Tetapi
berbeda dengan Kak Ivan, Kakak sangat belum menerima keadaan untuk harus tinggal
bersama Ayah. Ia terlihat sangat membenci ayah saat itu. Aku dan kaka setiap minggu
berkunjung kerumah nenek untuk melepas rindu dengan Mama.

Semenjak kejadian itu aku mencoba untuk setiap hari mempunyai kesibukan agar aku tak
berlarit dalam kesedihan banyak sekali kegiatan di sekolah yang aku ikuti. Bahkan bisa di
katakan aku sangat jarang sekali ada di rumah mungkin hanya ada pada sore hingga malam
saja aku berada dirumah.

Hari itu aku terpilih untuk mewakilkan sekolah menjadi salah satu anggota LKBB. Saat
itu di adakan perlombaan yang bertema LKBB PRAPANJUNG SAKA, perlombaan itu di
adakan di Lapangan Tembak Parikesit Kodim 1011/KLK. Setiap hai kami latihan untuk
mempersiapkan apa saja yang harus kami siapkan. Seperti kekompakan dalam gerakan, yel-
yel, variasi l, variasi ll, kami latihan tak kunjung lelah pada jam istirahat dan saat pulang

38
sekolah. Setiap hari kami lalui dengan penuh kesenangan hal yang paling ku ingat saat itu
kami di suruh membawa satu terlur bebek, dan satu susu kental manis yang kemasan sachet.

Setelah kami membawa itu kami disuruh pelatih untuk meminumnya mentah-mentahan
dalam satu tegukan saja.. Rasanya sangat tidak enak sekali berbau amis dan sangat membuat
mual sehingga saat itu di ajurkan agar menutup hidup ketika meminumnya. Saat itu teman ku
yang bernama ola muntah karena tidak tahan dengan keamisan telur tersebut. Dan masih
banyak lagi hal yang kami lalui bersama dari mulai makan satu roti kecil harus di bagi
bersama-sama makan dengan hitungan waktu saja, kemungkinan sekitar 1 menit semuanya
harus habis.

Setelah tiba saat perlombaan kami sedikit malu karena melihat sekolah tampil dengan
menggunakan baju yang sudah di desain sebagus mungkin dengan banyak aksesoris sehingga
terlihat mewah. Sedangkan baju yang kami pakai untuk tampil hanyalah seragam sekolah
kami dengan menggunakan rompi asal sekolah dan menakai peci, aksesoris kami lumayan
lucu karena menggunakan Bunga palsu dan bunga itu adalah bulu merak. Kami meletakannya
di atas peci yang kami gunakan.

Saat tampil alhamdulilah tanpa ada kesalahan sedikit pun kami semua perfact. Kami
menunggu pengumuman sangat lama karena memang banyak sekali yang tampil dari tinggal
SMP-SMA. Sekitar jam 4 sore baru di beritahukan siapa saja yang memenangkan
perolombaan itu. Kami sangat terkejut ternyata kami mendapatkan juara 1 umum dan juara
harapan 1. Kami semua langsung berteriak sambil meloncat-loncat karena perjuangan kami
akhirnya terbayarkan. Kami pun segara mengambil foto bersama dengan membawa dua piala,
satu pialanya berbentuk tank dan satu berbentuk patung tni.

Waktu berlalu dengan sangat cepat dan aku pun sebentar lagi akan lulus dari SMP. Dan
sudah mulai berhenti mengikuti kegiatan apapun karena sudah saatnya harus fokus karena
ingin ujian agar bisa mendapat nilai yang baik sehingga di permidah untuk memasuki SMA
nanti. Itu pikiran ku saat itu. Kami pun sekelas sudah memikirkan untuk menjahit batik
kelulusan untuk acara perpisahan sekolah.

39
Tapi pada Bulan Maret 2020 semuanya terpaksa dibatalkan karena pada bulan itu dunia
gempar dengan virus yang bernama Covid-19, perintah memutuskan semua kegiatan harus
dilaksanakan dari rumah untuk memutuskan penyebaran penyakit.

Oleh karena itu sekolahku mengikuti keputusan pemerintah tersebut. Saat di sekolah kami
di perintahkan untuk libur selama 2 minggu. Saat itu aku merasa senang dan sangat
bergembira sekolah akan libur karena sewaktu sekolah jarang sekali libur. Karena waktu itu
aku tidak mengetahui adanya covid-19 aku masih santai saja menikmati liburan.

Setelah sampai di rumah ayah ku ketika aku hendak bermain ke rumah teman ku ayah ku
memarahiku bahkan aku pun di larang untuk pergi ke rumah mama. Aku sangat marah
kepada Ayah karena tidak boleh aku keluar kemana pun rasanya seperti di penjara.

“Jangan kemana-mana kamu ndut…di rumah aja, gak usah ke rumah teman, ke rumah
Mama”

“Kenapa yah? Kok gak boleh kemana-mana, aku kangen sama Mama, aku ingin bertemu
demgan Mama!”
“Tidak boleh kemana-mana pokoknya, kalau Windut ingin tahu apa yang terjadi di dunia ini
seharusnya Windut sering-sering menonton berita di televisi.”

“Emangnya dunia lagi kenapa yah?” ucap ku saambik mengambil remote tv.

“Pasien positif 117 Orang, Jokowi meminta kepala Daerah tentukan statusnya.” Suara Dari
Televisi, aku mencoba menyimak apa yang dimaksud Ayah tadi.

“Wabah covid 19 ini adalah virus yang mematik bahkan virus ini bisa membuat nyawa ada
hilang. Virus ini gampang sekali tersebar, jadi mulai sekarang pastikan badan ada terjaga oleh
keberaihan dan jangan keluar rumah, patuhi 5 M, memakai masker, mencuci tangan, menjaga
jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas.” Suara Dari Televisi.

Saat mendengarkan televisi aku baru tahu apa sebenarnya yang terjadi pada dunia. Aku
menghubungi mamaku menggunakan telpon.

40
“Assalamualaikum Maa…” salam ku melalui telpon.

“Waalaikumsalam Ndut…kamu gimana Ndut sehat kan?”

“Alhamdulillah sehat ma, mama sehat juga kan?”

“Iya Ndut mama sehat, kamu jangan kerumah nenek dulu ya Ndut”

“Iya ma, untuk sementara ini kita mengobrol di telpon saja ma, padahal aku dan kak ivan
sangat merindukan mama dan adek.” Ucap ku nada sedih.

“Sabar ya Ndut nanti kita ketemu kalau covid sudah hilang” ucap mama.

Tak terasa sudah berbulan-bulan rasanya di penjara di rumah hingga pada saat itu sudah
waktunya untuk mengambil Ijazah SMP. Hari pertamaku keluar rasanya sungguh jauh
berbeda semua orang di jalan menggunakan masker dan jalanan sangat sepi tidak seperti
biasanya. Setelah sampai di sekolah.aku sangat sennag karena masih bisa berkumpul bersama
teman-temanku meskipun hanya sebentar saja.
“Aku kangen banget sama kalian” ucap ku

“Iya sumpah ya aku bosan banget di rumah gak seru banget” ucap cika

“Iya gara-gara covid ini kita gak jadi perpisahan dan piknik padahal itu hal yang sangat ku
nantikan” ucap ku.

“Di mohon jangan ada siswa yang bergelombol! setiap orang minimal jarak 2 meter!” Ucap
guruku menggunakan Microphone sekolah.

Setelah selesai mengambil Ijazah saat itu aku langsung bergegas pulang. Sampai di rumah
aku di perintahkan ayah ku untuk segera mandi. Ayah menanyakanku perihal kelanjutan
sekolahku. Ia menyarankan ku untuk melanjutkan sekolah di SMAN 2 KUALA KAPUAS.
Sekolah itu sangat dekat dengan rumah ku jadi aku memutuskan untuk mendaftar di sekolah
itu.

41
Saat mendaftar sekolah pun menggunakan link yang di berikan oleh pihak sekolah sampai
masa pengenalan sekolahnya pun melalui Daring. menggunakan aplikasi Zoom. Suasana
sekolah menjadi sangat berbeda. Karena pemebelajarannya melalui Daring. saat kelas X, aku
ternayta masuk di kelas X MIPA 2. Ada sesekali kami di perintahkan untuk turun ke sekolah
untuk membersihkan ruang kelas dan wali kelas meperkenalkan diri.

Saat kelas X MIPA 2, wali kelas ku bernama Ibu Yusmilum, beliau adalah guru PPKN.
Beliau orangnya sangat baik dan juga sangat asik untuk di ajak ngobrol. Saat itu aku sangat
berharap agar Covid-19 ini cepat berakhir. Karena aku sudah tak tahan lagi kalau harus
menjalankan sekolah Online. Aku juga ingin berteman berkenalan dengan teman-teman
baruku tetapi ternyata sampai aku naik ke kelas XI Covid masih terus berkeliaran.

Saat itu aku mencoba mendaftarkan diri menjadi anggota osis dan syukurnya di terima
tetapi sayang sekali saat itu covid 19 terus berkeliran jadi jarang ada kegitan yang aktif.
Seperti di lapangan. Jadi kami seperti tidak terlalu di perlukan pada saat itu. Kami banyak
kegiatan melalui zoom. Seperti bersosilisai dengan sekolah lainnya.

Saat keas XI ternyata keas di ajak dan pada saat itu aku ternyata masuk di kelas XI MIPA
3. Pada saat kelas XI MIPA 3, wali kelas ku bernama Ibu Etty Supriati, beliau juga orangnya
sangat baik kepada kami dan saat turun sekolah beliau selalu memberi kami sebuah permen,
beliau selalu terlihat seperti orang bahagia karena beliau selalu tersenyum. Beliau
mengajarkan Mapel PPKN.

Bulan Februari tepatnya pada tanggal 4 ada kejadian mengejutkan di hidupku. Malam itu
hujan sangat deras dan perasaan ku sangat khawatir dengan Ayah karena saat itu ayah tak ada
di rumah. Di iringi suara petir yang sangat besar membuatku semakin ketakutan. Aku
semakin khawatir dengan ayah dan aku memutuskan untuk menelponnya.

“Halo Yahh? Ayah dimana?” Ucap ku.

“Halo Ndut, Ayah lagi di rumah teman Ayah kebetulan ini lagi hujan jadi Ayah belum bisa
pulang” Jawab Ayah.

42
“Oh iya yah..syukur deh kalo ayah aman, gak usah di paksakan pulang ya yah kalo hujannya
gak berhenti, karena sangat bahaya ya” ucap ku dengan rasa khawatir.

“Iya Ndut, kamu tidur duluan aja ya.. gak usah tunggu ayah, ayah baik-baik kok disini”

Setelah mendengar hal itu aku merasa tenang dan tak khawatir lagi dengan ayah. Tapi
saat hujan semakin deras aku malah menjadi khawatir lahi dengan ayah, susah sekali rasanya
untuk tertidur saat itu aku masuk ke kamar kakak dan berharap aku bisa tertidur tanpa ada
rasa khawatir. Tetapi setelah aku di kamar kakak aku malas semakin memabayangkan hal-hal
yang aneh seperti Ayah kecelakaan, Ayah terjatuh, Ayah tergelingsir. Pikiran aneh itu seperti
menghantui malam ku. Ku pakasakan mataku tertutup sambil memeluk guling dengan erat.

Tok..tok…tok. suara ketukan pintu tepat pukul 02.00 WIB.

Saat itu aku tebangun dan berharap itu adalah Ayah, tetapi saat itu aku merasa takut untuk
membuka pintu itu sendirian, aku membangunkan kakak agar ia menemaniku membuka
pintu.
Setelah kami membuka pintu ternyata yang datang bukan Ayah. Tetapi yang datang saat itu
adalah 2 orang laki-laki menggunakan jaket kulit berwarna hitam, warna kulitnya gelap, dan
badannya satu kekar dan satunya kurus. Mereka datang menggunakan motor milik Ayah. Saat
itu perasan ku antara takut dan bingung apa yang sebenarnya terjadi.

“Misi dek ini rumah nya Pak Adi kan?” ucap orang itu

“Iya pak, ada apa ya subuh-subuh kemari, dan kemana Ayah saya? Ucap kakak dengan tegas.
“Kami berdua ini teman ayah mu dek… tadi ayah mu terjatuh kebelakang saat duduk di
kurusi tidak tahu apa sebabnya ia terjatuh di rumah saja, kemudian langsung berdarah kepala
Pak Adi. saya dan teman saya langsung membawakan Pak Adi ke rumah sakit ini sekarang
saya ingin mengantarkan adek ke rumah sakit untuk melihat kondisi bapak” ucap orang yang
berbadan kekar.

Saat itu karena motor yang di bawa orang itu hanya 1 saja terpaksa kakak dan kedua
orang itu tadi berbonceng tiga. Dan aku terpaksa tinggal di rumah sendiri karena motornya
sudah tak muat lagi. Saat itu aku masih tak menyangka ku cubit pipi ku dan aku berharap ini

43
hanyalah sebuah mimpi, saat ku cubit pipiku aku merasakan sakit yang tandanya ini bukanlah
mimipi.

Aku merasa sangat panik dna khawatir aku langsung menghubungi mama dan semua
kekuarga ayah untuk memberi tahu keadaan Ayah. Semua keluarga ayah yang ku hubungi
merasa kaget dan terkejut mereka mengatakan pada ku besok ada segera ke kapuas untuk
menemui ayah. Begitupun kepada mama ku ia mengatakan sehabis shalat subuh mama akan
ke rumahku.

Terakhir aku melihat Ayah ia masih sehat tanpa ada sakit sedikit pun, dan terakhir aku
mendengar suaranya juga baik-baik saja tanpa ada tandanya. Tetapi pikiran ku pada malam
itu memang sudah berfirasat bahwa ayah akan mengalami hal buruk. Pada saat itu aku sangat
benci kepada pikiranku. Subuh itu aku hanya bisa menangis memikirkan keadaan ayah. Dan
aku berharap kepada sang pencipta agar ayah baik-baik saja.

Tak lama Mama dan Adek ku datang, mama langsung menanyakan apa yang
menyebabkan ayah menjadi seperti itu. Setelah ku sampaikan apa yang dikatakan oleh kedua
orang itu tadi. Adek ku manangis sejadi-jadinya.

“Aaaaaa….Ayahhh….Aku tidak pernah melihat ayah lagi, tapi kenapa saat aku ingin
menemuinya ayah malah mendapat kabar buruk seperti ini.” Ucap adik ku dengan nada serak
di iringi tangisan.

Pagi pun telah tiba Aku, Adek, dan Mama. pergi kerumah sakit untuk menjenguk ayah ku
setelah sampai di sana aku melihat kakak ku duduk sambil teridur lemas karena pasti kakak
ku samgat kelelahan karena ia yang mengurus ayah ku sejak subuh tadi.
Aku pun langsung menangis melihat keadaan ayah ku semua tubuhnya menggunakan
selang dan ayah ku tidak sadarkan diri. Saat itu aku membisik ke ayah ku.

“Ayahh ini Windut..Ayah pasti kuatt…” ucap ku dengan membisik sambil menangis.

Ternyata ayah meresponku matanya terpejam tetapi ia meneteskan air matanya satu
tetesan dan jari tangannya sedikit bergerak. Saat itu kakak mama dan adek pergi mencari
makan. Aku yang menjaga Ayah sementara, saat itu aku terkejut ketika menjaga ayah, ayah

44
muntah darah tetapi muntahnya itu sangat besar hinggu menjadi seperti air mancur. Dengan
rasa panik aku langsung berteriak memanggil dokter.

Setelah di tangani dan di bersihkan doket ia menyampaikan sesuatu kepadaku.

“Dek Bapak ini sepertinya akan kami pindahkan ke rumah sakit yang lebih bisa menangani
Ayah adek, jadi terserah saja ingin di pindahkan ke Banjarmasin atau ke Palangkaraya.”

“Tunggu kakak saya datang ya dok, saya tidak berani mengambil keputusan sendiri, mungkin
mereka akan sampai sebentar lagi” ucapku

“Dok? Ayah masih bisa sembuhkan?” ucapku dengan nada serak.

“Penyakit Bapak sudah sangat parah karena benturan di kepala bapak jadi menyebabkan
pembulu darah bapak pecah, jadi kemungkinan untuk sembuhnya juga sangat kecil, dan juga
kalau sembuh bapak tidak bisa normal seperti biasanya bapak akan menjadi struk.” Ucap
dokter

Mendengar yang disampai oleh doketer aku merasa semakin takut akan kehilangan ayah.
Setelah Mama, Kaka, dan Adek sampai aku langsung menyampaikan apa yamg dikatakan
dokter tadi. setelah itu mama menyarankan lebih baik di palangkaraya karena disana banyak
keluarga ayah. Setelah itu sekitar satu jam kami menunggu dan memastikan keadaan ayah
bisa untuk diberangkatkan ke palangkaraya. Semuanya telah siap, saat ayah di masukan ke
dalam mobil ambulan ayah mengeluarkan muntah yang sepertiku katakan tadi yaitu mundah
darah seperti air mancur. Dan ayah seolah-oleh mengamuk dan tidak ingin di berangkatkan ke
palangkaraya.

Setelah itu dokter menyarankan agar di bawa ke banjarmasin saja karena cukup dekat jadi
tak membuang-buang waktu. Setelah itu kami menunggu sekitar 2 jam untuk memastikan
ayah benar-benar bisa diberangkatkan ke banjarmasin. Dan akhirnya ayah tak muntah atau
pun mengamuk seperti sebelumnya. Yang ikut menemani ayah ku saat itu adalah kakak.
Sedangkan Aku, Mama, dan Adek akan menyusul sore nanti setelah menyiapkan baju-baju
yang akan dibawa kesana.

45
Sore itu selesai menyiapkan semua baju-baju yang akan kami bawa kami bergegas untuk
berangkat, saat aku sedang membuka pintu mobil, Handpohone ku bergetar. Ternyata kakak
ku menelepon ku.

“Dek…Ayah…” ucap kak Ivan dengan suara tegang

“Ayah kenapa kak?”

“Ayah sudah tidak ada dek”

Aku langsung melemparkan hp ku dan berteriak “Ayahhhhhhhhh” sambil menangis


sekencang-kencangannya. Saat itu semua warga yang ada dikomplekku datang menghampiri
ke rumah ku aku tak snagat tak menyangka bahwa ayah akan pergi secepat ini. Aku sangat
sedih saat itu aku tidak bisa berhenti menangis. Begitu pun dengan adikku kami berdua di
tenangkan oleh mama.

Aku menangis hingga pingsan setalah aku bangun dari keadaan pingsan dan keluar kamar
ternyata banyak sekali orang yang ada di rumah ini. Aku melihat belum ada keberadaan ayah
dan setelah ku tanya kepada Mama, ternyata ayah sedang dalam perjalanan menuju kekapuas.

Setelah Ayah sampai di kapuas aku melihat jenazah ayah di turunkan dan akupun
langsung menangis lagi, semakin tak menyaka aku bahwa ini adalah hal yang nyata dan
sekarang aku tidak bisa berbicara kepada ayah lagi. Saat itu seharusnya ayah dikebumikan
karena cuaca tidak memungkinkan dan sudah larut malam jadi kami memutuskan untuk
mengebumikan ayah besok saja.

Tak lama semua kelurga ayah yang dari kampung dan dari palangka datang. Mereka
semua sangat terkejut akan hal ini dan mereka tak menyangka. Sama seperti ku aku pun tak
menyangka hal ini akan terjadi secepat ini.

Pagi telah tiba ayah ku di mandikan dan di shalatkan setelah ini lanjut untuk
mengembumikan ayah. Ayah di kubur juga masih di kota Kapuas yang terletak di jalan ulis.
Pada saat penguburan itu entah mengapa aku di sana merasa tenang melihat ayah ku sudsh di

46
kuburkan. Entah mengapa pikiran ku saat itu ayah sedang melambaikan tangannya dengan
senyuman yang sangat lebar.

Waktu pun terus berjalan saat itu aku sudah bisa menerima kenyataan bahwa ayah sudah
tiada lagi. Mama, Kakak, Adek, dan Aku. Akhirnya bisa berkempul berasama lagi tetapi tetap
sedih karena tidak ada ayah lagi dan tidak bisa utuh seperti dulu lagi. Tetapi kami menyadari
bahwa setiap orang yang datang ke dunia pasti akan meninggalkan dunia. Dan itu berlaku
kepada semua makhluk hidup ciptaan Tuhan.

Tak terasa virus corona (Covid-19). Sudah mulai menghilang dan sekolah pun sudah di
perbolehkan lagi tetapi hanya di bolehkan menggunakan sesi saja saat itu sesinya di bagi
menjadi dua sesi dan aku mendapat sesi dua. Sesi itu di bagi dari setengahnya kelas. Jadi
setiap turun satu sesi hanya setengah kelas.

Aku saat itu merasa senang karena bisa berkumpul lagi bersama teman-teman. Dan mulai
mendapatkan banyak teman baru. Teman-teman di kelasku orangnya sangat asyik dan sering
sekali mereka bercanda di kelas itu aku merasa sangat terhibur. Karena mereka sering sekali
melakukan hal yang lucu sehingga membuatku tertawa tanpa henti.

Waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa aku sudah naik ke bangku kelas XII. Saat kelas
XII ini ternyata tidak ada pengacakan kelas lagi, jadi aku merasa senang karena tak terpisah
dari teman-teman ku yang baru ku kenal. Aku tetap di kelas XII MIPA 3. Kelas kami sangat
jauh dari gerbang masuk bisa dikatakan kelas ujung. Sekarang ini wai kelas kami bernama
Ibu Dewi Dianti beliau juga baik sama seperti wali kelasku sebelumnya. Beliau juga sangat
cantik dan orangnya sangat murah senyum. Beliau mengajarkan Mapel Bahasa Indonesia.

Saat kelas XII ini aku merasa sangat senang karena bisa dikatakan Covid-19 sudah
menhilang tetapi tetap saja kita harus menaati protokol kesehatan yang sudah dianjurkan. Aku
sangat senang sekali karena kami berkumpul penuh karena pada waktu kelas XI kemarin,
kami masih di batasi untuk turun semuanya dan turunnya pun menggunakan sesi. Saat kelas
11 kemarin aku juga sudahah melaksankan vaksin, aku melaksanakan vaksin dosis 1, dan
dosis 2, dan itu tandanya tubuhku sidah cukup aman akan virus corona.

47
Sekarang kami pun belajar dari pukul 06.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Dulu saat
pandemi masih sangat parah kami sekolah hanya jadi jam 07.00 WIB sampai jam 10.00 WIB
saja. Saat SMA ini aku memang tidak terlalu minat untuk mengikuti berbagai kegitan diluar
seperti mengikuti banyak eskul. Karena pada SMA ini aku menyadari bahwa aku sebentar
lagi akan melanjutkan kuliah jadi aku memerlukan nilai dalam pemebelajaran. Karena pada
saat SMP aku banyak sekali kegiatan diluar jadi untuk nilai ku pun kurang memuaskan.
Karena aku jarang masuk dan selalu mengikuti berbagai lomba.

Hari itu di sekolahku mengadakan lomba bubur asyura, aku pun mengajukan diri untuk
ikut menjadi anggota lomba. Aku dan teman-teman ku menyiapkan apa saja yang harus di
siapkan agar lomba yang kami ikuti lancar. Saat itu kami berbagi tugas ada yang membeli
bahan kepasar, ada yang membeli gas, membeli air galon, ada yang membuat sambal dan
masih banyak lagi yang kami siapkan

Saat perlombaan itu di mulai kami bersama-sama memasak dan menyiapkan semua
perlengkapan yang ingin kami sajian kepada guru. Saat itu sambal buataan kami di puji
banyak guru karena mengatakan sambalnya sangat enak. Saat itu ibu wali kelas kami Ibu
Dewi tidak bisa merasakan karena kebetulan beliau sedang berpuasa. Jadi kami memutuskan
untuk membungkuskan saja bubur asyura untuk beliau.

Saat itu kami belum mendapatkan penguman siapa yang menjadi juaranya karena saat itu
masih ada lagi lomba yang berlanjut yaitu lomba bazar dan balap karung, bakiak tak hanya
itu lomba kebersihan kelas juga ada pada saat itu. Aku mengikuti lomba bazar saat itu kami
memutuskan untuk berjualan sempol ayam dan es cincau. Dan alhamdulillah saat lomba
bersangsung sempol ayam dan es cincau kami ludes terjual saat itu aku merasa sangat senang
sekali.

Acara seanjutnya adalah lomba balap karung dan lomba bakiak saat itu aku tidak
mengikuti perlombaan itu jadi teman-teman ku yang lain yang menghikuti perlombaan itu
aku hanya menonton dan memberikan semangat kepada mereka. Setelah selesai perlombaan
itu esok harinya kami melanjutkan mendekor kelas. Banyak sekali yang kami buat dari mulai
membuat origami menjadi bentuk hewan, bunga, baju dan masih banyak lagi bentuk yang
lainnya. Kami juga membuat nama-nama kami menggunakan karton hitam saat itu sketsa
yang kami buat berbentuk awan.

48
Setelah selesai semua perombaan akhirnya hari dimana pengumuman perlombaan telah
tiba. Hari itu kami semua merasa gugup, dan kami semua berdoa bersama sama.
Pengumuman itu berlangsung setelah upacara senin berakhir. Alhamdulillah kami
mendapatkan Juara II lomba bubur asyura dan juara II balap karung. Kami sangat merasa
bahagia karena perjuangan kami bersama-sama tidak sia-sia. Meskipun kami hanya mendapat
juara II dan tidak mendaptkan juara yang lainnya kami tetap senang, karena mau
bagaimanapun semua itulah hasil yang kita dapatkan.

Mungkin baru sampai di sini saja yang bisa ku kisahkan karena sekarang aku masih belum
selesai sekolah Di SMAN 2 KUALA KAPUAS. Saat ini aku menjalankan hari-hari ku
seperti biasa dan saat ini aku hanya fokus kepada sekolah karena sebentar lagi harapanku, aku
bisa masuk kuliah kedokteran. Karena memang cita-citaku sejak kecil aku ingin menjadi
seorang doker. Dari lika luku kehidupanku ini aku belajar bahwa dunia ini tak berhenti
sampai disini kita terus maju dan bangkit untuk menghadapi kenyataan.

TAMAT

49

Anda mungkin juga menyukai