Anda di halaman 1dari 26

Inilah AKU

Namaku Muhammad Fauzi,aku biasa dipanggil Fauzi. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara.
Aku mempunyai dua kakak, pertama ka Ardi dan yang kedua ka Umy. Aku lahir di Desa Mantangai,
Kabupaten Kapuas pada tanggal 18 Mei 2003. Umurku sekarang 17 tahun,aku tinggal bersama
kedua orang tuaku.Kedua kakak ku sudah menikah dan hidup sendiri.Ka Ardi adalah seorang guru di
salah satu Sekolah Dasar di kota Sampit. Dan kak Umy baru lulusan dari universitas di kota Palangka
Raya. Ibuku adalah seorang guru SMP dikota dan ayahku adalah seorang wiraswasta. Kesendirian
yang membuatku merasa kesepian di rumah,mungkin karena dirumah Cuma kami bertiga.Untuk
menghilangkan rasa bosan aku biasanya pergi jalan-jalan keliling kota kadang sendiri dan kadang
juga Bersama teman.Setiap seminggu sekali,saya juga pergi ke tempat nenek bersama Ibuku untuk
menghilangkan rasa kesepian dirumah.
Saya juga sering menikmati suasana malam diberanda rumah menghadap halaman. Di
halaman ada bunga dan lampu yang terlihat sangat indah. Pemandangan itu yang membuat saya
merasa tenang. Udara malam terasa dingin, saya meminum teh yang saya buat sendiri lalu
melemaskan otot diatas kursi untuk menyandarkan punggung dan setengah rebahan.Saya sering
berdiam diri berjam-jam menatap halaman dan sering memikirkan apa yang ada dibenak saya untuk
hidup bahagia bersama keluarga. Sudah dipastikan semua orang ingin bahagia termasuk aku, juga
kamu. Namun tidak ada satu pun orang yang bisa memastikan ia akan baik-baik saja selamanya.
Seperti daun di ranting pohon.Sehijau apapun pada akhirnya akan mengering dan menguning lalu
jatuh dan rapuh atau mungkin jauh sebelum daun itu kering angin lalu telah membawanya menjauh
dari ranting. Sama seperti kebahagiaan terkadang saat semua yang kita rasanya menyenangkan.
Saat semua yang kita pikir akan baik-baik saja.bisa membuat kita kecewa. Sejenak aku mengingat
masa kecilku yang berbeda dengan sekarang. Sewaktu kecil aku ingin menjadi artis,menjadi pemain
film,sinetron. Lebih besar dari itu aku ingin menjadi penyanyi, hampir setiap hari aku melatih diri
menyanyi. Tanpa pernah menyadari suaraku yang ternyata jauh dari cukup,teramat cempreng untuk
menjadi seorang penyanyi. Namun,tidak ada masalah waktu itu aku masih kecil. Dan semua anak
kecil bebas menentukan menjadi apa saja yang dia inginkan.Bahkan ketika aku pernah
menginginkan menjadi superhero seperti ultraman atau menjadi pendekar Jaka Tingkir. Tidak ada
satu orang pun yang akan melarangku. Itulah enaknya menjadi anak kecil bebas menentukan
dengan cara apa kita ingin bahagia.
Sepanjang perjalanan hidup dengan segala hal yang pernah gagal,aku menyadari banyak hal.
Kita lahir dan tumbuh dengan impian kita. Meski pada akhirnya tidak bisa semuanya menjadi nyata.
Semakin usia bertambah,semakin banyak impian dan semakin banyak tujuan hidup yang harus
dihadapi. Aku mulai lagi memupuk impian baru,mulai lagi merakit cita-cita baru. Meski tidak tertutup
kemungkinan terluka dan kecewa.TIBA-TIBA !!! aku sadar dari khayalan ku karena mendengar ada
suara yang memanggil namaku.
“ Fauzi.” Perempuan lima puluh tahunan datang menghampiriku. Aku bangkit dari kursi dan mengatur
posisi duduk ku.
“ iya mah,ada apa ?” jawabku lembut
Perempuan itu duduk disebelah ku dan terdiam lalu menatap aku. Aku sangat bingung kenapa ibuku
memanggil ku.
“ kamu kenapa nak ?” tanya ibuku
Lalu aku menatap ibuku,dan pelan-pelan aku peluk ibuku yang semakin menua.
“ tidak ada apa-apa bu “ jawabku
“ sebentar lagi kamu akan lulus SMA dan akan melanjutkan kuliah diluar kota, sekarang tinggal ibu
dan ayah mu yang ada dirumah” ucap ibuku
Aku terdiam sejenak,aku tidak dapat menemukan kata-kata yang pas.Tidak ada kalimat yang mampu
aku ucapkan pada ibuku. Hanya pelukan dingin. Tidak ada yang lebih sakit bagiku selain meihat
betapa sedih ibuku merasa kesepian.
“ yaudah,kamu makan ya. Udah ibu siapin di meja makan. Ibu masuk dulu mau tidur “ ucap ibuku
dengan nada yang lemah.
“ iya mah “ jawabku dengan lembut.
Ibuku pun masuk ke rumah dengan wajah yang sedih. Lalu aku mengingat masa lalu bersama
keluarga ku yang sangat bahagia sebelum kedua kakak ku meninggalkan rumah ini. Mungkin ini tidak
penting bagi orang lain. Tetapi,tidak semua kenangan harus di lenyapkan.

“ Keluarga adalah salah satu hal terpenting yang kita miliki, yang tak akan
pernah berubah dan selalu ada ketika dibutuhkan.”
Awal Sekolah Dasar

Aku mengingat masa kecilku bersama sepupu ku,dimana kami Selalu bersama ketika masih
kecil. Dia adalah Aisyah. Aisyah adalah sepupuku yang paling dekat. Umur kami tidak jauh berbeda,
Cuma beda 6 bulan. Dari kecil dia tinggal di rumah nenek kami. Kedua orang tuanya tidak
mempunyai rumah sendiri,jadi mereka tinggal bersama nenek di rumahnya. Keseharian kami waktu
kecil ya..sering bermain bersama,karena dia perempuan jadi aku juga sering ikut dia bermain masak-
masakan. Gak papa lah dari pada gak ada kerjaan.
“ kamu mau ?” tanya Aisyah sembari mengulurkan es ditangannya.
Meski tidak begitu suka,aku tak pernah menolak apa pun yang diberikan Aisyah. Bagiku menolak
sama saja mengecewakan. Karena dalam setiap pemberian sekecil apapun itu,selalu ada harapan
yang dititipkan.
“ buatku semuanya yah” kataku sambil ketawa
“ enak aja,beli dong “ ucapnya dengan nada sedikit marah
“ hehe..bercanda, makasih ya “ jawab ku
“ Main apa lagi kita ?”
“ terserah kamu aku ngikut aja “
“ kita main masak-masak aja yuk “ ucapnya dengan nada sedikit tersenyum
“ yaudah terserah “ kataku yang sebenarnya gak terlalu suka.
“ aku jadi penjual dan kamu pembelinya yah “
“ iya “ jawabku dengan sabar.
Itulah ketika aku bermain bersama Aisyah,wajarlah kita kan berbeda jenis kelamin.
Aku mulai masuk Sekolah Dasar pada tahun 2009. Awalnya aku ingin masuk Sekolah Dasar yang
aku mau dikota ku,tetapi ibuku melarang.
“ Fauzi “ ibuku memanggilku yang sedang asik menonton televisi.
“ iya mah “ jawabku
“ kamu sekolah di SD Negeri 2 ya,dekat rumah nenek “ ucap ibuku
“ yah,aku gak mau mah “ jawabku dengan sedikit malas,karena kurang setuju dengan kehendak
orang tua.
“ nenek kamu yang mau,biar kamu satu sekolah sama Aisyah “ kata ibuku
“ yaudah deh iya iya “ jawabku yang hanya bisa pasrah dengan kemauan orang tua,karena
bagaimana pun pilihan orang tua selalu yang terbaik.
Hingga akhirnya aku dan Aisyah bersekolah di SD Negeri 2 Selat Tengah yang terletak di jalan
teratai. Sekolah kami sangat dekat sama rumah nenek. Setiap pagi aku selalu diantar oleh ayahku ke
sekolah. Sebelum ke sekolah aku diantar ke tempat nenek untuk menjemput Aisyah. Sebelum
berangkat sekolah,kebetulan ini hari pertama aku masuk Sekolah Dasar. Aku bersiap-siap untuk
memasukkan buku ke dalam tas.
“ Nak,ayo sarapan dulu “ ucap ibuku yang berteriak dari dapur.
“ iya mah,sedikit lagi “ ucapku
Sebelum berangkat aku selalu sarapan pagi agar tidak kelaparan ketika di sekolah. Ibuku selalu
menyiapkan makanan setiap pagi diatas meja makan dan tidak lupa selalu ada susu diatas meja.
“ diminum dulu susunya,sudah ibu siapkan diatas meja “ ucap ibuku dengan lembut.
“ iya mah” ucapku sambil berjalan menuju meja makan.
Di meja makan sudah ada nasi goreng kesukaan ku dengan telur mata sapi. Lalu ayah pun datang
dan duduk dikursi sembari mengambil piring. lalu ibu datang dengan membawa ikan goreng yang
baru saja dimasak.
“ nih,ikan gorengnya.ayo dimakan “ kata ibuku sambil menaruh ikan diatas meja.
“ makan zi,nanti kamu telat “ ucap ayah ku sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.
“ iya yah “ kata ku
Aku pun sarapan bersama kedua orang tua ku sebelum berangkat ke sekolah. Sedangkan ka Umy
sudah pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Ka Umy emang tidak terbiasa untuk sarapan pagi.
Setelah selesai sarapan aku langsung mengambil tas sekolah ku dan ayahku sudah menunggu di
depan rumah dengan sepedanya. Sebelum berangkat aku selalu pamitan dengan ibuku.
“ mah,aku pergi sekolah dulu ya “ ucapku sambil mencium kedua tangan ibuku.
“ hati-hati nak,belajar dengan benar dan jangan nakal ya nak “ nasehat ibuku sebelum aku berangkat
ke sekolah.
Aku pun berangkat ke sekolah dengan ayah menggunakan sepeda.karena saat itu kami belum punya
motor. Walaupun menggunakan sepeda aku tetap senang dan sangat bahagia karena punya orang
tua yang sangat perhatian dengan ku. Setelah sampai di rumah nenek aku pun pamitan dengan ayah
ku.
“ belajar yang benar dan jangan nakal.” Ucap ayahku
“ iya yah pasti.” Kata ku dengan penuh semangat
“ ayah pergi dulu ya “
“ iya yah hati-hati “ kata ku dengan lembut.
Kemudian aku dan Aisyah berangkat bersama ke sekolah dengan berjalan kaki. Sampai disekolah
aku dan Aisyah satu kelas dan kami berdua duduk satu meja. Wali kelas kami saat itu bernama Ibu
Buder. Ibu Buder adalah guru yang sangat asik,lucu,dan ramah kepada muridnya.
“ Selamat pagi anak anak,selamat datang di SD Negeri 2 ya..” ucap ibu Buder dengan gembira.
“ selamat pagi bu guru “ ucap seluruh siswa dikelas
“ apa kabar kalian semua ?” tanya ibu Buder
“ baik bu guru “ kata yang diucapkan seluruh siswa dikelas.
Lalu ibu Buder mengabsen siswa yang ada dikelas. Satu persatu nama diucapkan,hingga nama ku
pun dipanggil. Dan aku tidak mendengar kalau nama ku disebut oleh ibu Buder. Hingga Aisyah
menegurku. Dan aku pun menegok.
“ ada apa ?” tanya ku dengan kebingungan
“ nama kamu dipanggil ibu,kamu melamun terus sih “ ucap Aisyah dengan sedikit menaikkan
suaranya.
“ hadir bu “ kata ku dengan sedikit gelagapan.
“ melamun ya “ dengan sedikit tertawa
“ maaf bu “ kata ku dengan sedikit malu
Hingga semua murid yang ada dikelas tertawa dengan sikap ku. Aku malu sekali kala itu dan rasanya
mau pulang kerumah dan menonton TV kesukaan ku. Walaupun begitu aku termasuk murid yang
cukup pintar dikelas. Apalagi soal hitung hitungan yang tidak semua murid suka sama pelajaran
matematika.
“ Ayo anak-anak ada yang bisa mengerjakan soal di papan tulis akan pulang lebih dulu “ ucap Bu
Buder dengan nada yang membuat murid menjadi fokus kepada Bu Buder.
Semua murid sibuk mencari jawabannya agar bisa pulang lebih dulu. Yang sebenarnya semua murid
pasti akan pulang. Dan AKHIRNYA !!
“ Saya bu “ ucapku dengan pasti
“ silahkan maju kedepan nak “
Aku pun maju kedepan dengan rasa percaya diri
“ bagus sekali,jawabannya benar nak “ ucap Bu Buder dengan senyuman
“ makasih bu “ jawab ku dengan senang
“ silahkan ambil tas dan pulang “
Aku pun segera mengambil tas di kursi dan pamitan kepada Bu Buder dan pulang lebih awal dari
murid yang lain dikelas. Dikelas ku ada murid yang kembar bernama Erwan dan Edwin. Mereka
sengat mirip mulai dari muka, badan bahkan dari caranya bicara.
Aku tersadar dari khayalan ku karena ada yang memanggil namaku untuk kedua kalinya.
“ iya ?” jawabku
Ternyata ayahku sudah ada didepan pintu dan menatap ku
“ kenapa yah ?” tanya ku
“ sudah larut malam ayo masuk dan segera makan “ ucap ayah lalu masuk kerumah.
Aku pun masuk ke dalam rumah dan menuju dapur untuk makan. Kedua orang tua ku sudah masuk
kamar. Rumah sepi sekali bagaikan kuburan. Aku segera menghabiskan makanan ku lalu pergi ke
tempat tidur dan duduk di kursi belajarku. Aku kembali membayangkan saat aku menjadi juara kelas
di sekolah ku. Saat itu kami semua akan menghadapi ulangan kenaikan kelas. Karena masih kecil
saya tidak pernah belajar ketika mau ulangan. Aku rasa bukan aku saja tetapi murid yang lain
juga,ya..karena masa kecil hanya untuk bermain dan bersenang-senang. Tidak lama tibalah saatnya
ulangan. kami menghadapi ulangan dengan sungguh-sungguh.
“ jangan ada yang menyontek ya anak anak “ kata Bu Buder
“ iya bu guru “ jawab semua murid
Satu minggu berlalu,akhirnya saatnya pengumuman untuk kenaikan kelas. Dan alhamdulillah
aku mendapatkan peringkat IV di kelas. Aku senang sekali kala itu,karena wajar ya mendapatkan
juara dikelas itu tidak mudah. Ketika selesai pembagian raport aku langsung dijemput oleh ayah ku di
sekolah untuk pulang ke rumah. Sesampai dirumah aku langsung memanggil ibuku.
“ mah…mah..mah “ ucapku sambil berteriak
“ iya nak ada apa “ jawab ibuku dengan tenang.
“ Alhamdulillah aku dapat peringkat IV dikelas” ucapku dengan bahagia
“ Allamdulillah nak “ kata ibuku sambil terharu
Dan saat itu aku langsung memeluk ibuku dengan erat.
Lalu aku tersadar dari lamunan ku dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Dan
aku berfikir akan ada saatnya kita harus merenungkan apa yang pernah terjadi. Hal indah apapun
kesalahan yang pernah diperbuat. Semua yang pernah terjadi memang akan menjadi pengalaman
yang sangat berarti. Dan merenung adalah cara yang baik untuk memperbaiki diri. Agar apa yang
pernah menjadi kesalahan tidak berulang dengan hal yang sama. Tidak menjadi luka yang sama.
Setiap pengalaman dan luka yang pernah terasa,memang lebih dalam membekasnya. Entah
mengapa? Lebih mudah mengingat luka dibandingkan bahagia.
Seperti berkebun yang pada hakikatnya adalah perihal menanam. Tidak hanya tentang
tumbuhan. Apa saja sesungguhnya bisa ditanam. Banyak sekali sesuatu yang bisa ditanam dalam
perjalanan hidup ini. Dan apa yang dituai tergantung dengan apa yang kamu tanam. Jika kamu
menanam biji padi maka akan tumbuh padi, juga bila kamu menanam bibit nangka akan tumbuh
pohon nangka. Namun berbeda jika menanam harapan,bisa jadi yang tumbuh adalah kebahagiaan
atau malah kesedihan. Sebab,harapan bukan bibit berbentuk pasti. Harapan yang ditanam akan
tumbuh tergantung bagaimana perawatannya.
Mata ku yang sedikit buram ketika ku rebahkan badanku ke Kasur. Aku melepaskan segala
pikiran yang tidak seperti biasanya. Aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja. Malam
semakin larut, gelap, dan Lelah. Udara membawa ku jauh ke alam mimpi.

“ Masa kecil,masa dimana hampir semua orang ingin kembali ke masa itu. Dimana dulu
kita tertawa, bercanda, bahkan menangis bersama dan semua itu sirna ditelan sang waktu “
Indahnya masa Sekolah Dasar

Selamat datang matahari pagi,biarlah hari ini menjadi ceria,seceria hati yang sedang ceria.
Tetes embun terakhir jatuh,kamilau asa di ufuk timur menjanjikan semula titik langkah perlahan
menjadikan bumi semaian harapan selamat pagi dan semoga hari ini menjadi hariku pagi yang cerah.
Pagi yang indah yaitu pagi dengan cahaya matahari cerah,dengan secangkir kopi di tangan. Musik
mengalun menggema kamarku. Menyeru dan mengusik pagiku,ku buka mataku dan berucap selamat
pagi. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar
mandi. Di kamar mandi aku mengusap muka ku dan tidak lupa untuk menggosok gigi. Ketika ku
keluar dari kamar mandi aku melihat motor kedua orang tuaku tidak ada digarasi,dan benar saja
mereka tidak ada dirumah.
“ mungkin mereka sedang ke pasar “ pikir ku sambil mengambil gelas
Lalu aku membuat kopi untuk diriku.setelah itu aku santai didepan rumah sambil meminum kopi yang
sudah aku buat sendiri. Aku melihat ada anak sekolah yang sedang berjalan membawa alat musik
Pianika ditangannya. Sambil menikmati pagi aku sembari mengingat keseruan ku saat mengikuti
Ekstrakurikuler di masa sekolah. Dimana aku sangat aktif dalam sosial. Kelas IV adalah kelas yang
cukup seru dimana pada kelas IV ini kami sudah mulai mengikuti Ekstakurikuler.
“ kalian mau ngambil Ekstakurikuler apa?” tanya Devin kepada semua temannya.
“ gak tau juga “ ucap Erwan dengan spontan
“ ikut semua aja “ kata Rifki dengan tertawa
“ iya kita ikut semua Eskul aja “ jawabku menambahkan
“ kita ambil Drumband aja gimana ?” tanya Devin
“ ya ayolah kalua begitu “ kata Edwin menyetujui pendapat Devin
“ sama Pramuka “ Jawab Baihaqi
“ oke, jadi kita ikut Eskul Drumband dan Pramuka ya “ ucap Rifki
“ iya “ jawab semuanya.
Dan akhirnya aku dan teman-teman ku ikut Ekstrakurikuler Drumband dan Pramuka.
Kebetulan kelas kami pagi ini sedang tidak ada pelajaran. Kelas bagaikan bagunan tua yang
tidak pernah diurus. Seluruh murid tidak karuan saat itu. Dan aku dengan temanku sedang ke kantin.
“ Dari mana kamu Ga?” tanya Devin kepada Erwan
“ habis dari toilet Vin,kenapa ?” Erwan kembali bertanya
“ Gak papa,kembaran kamu tuh nyariin kangen katanya” ucap Devin dengan sedikit tersenyum
“ kok jadi aku” jawab Edwin dengan suara agak meninggi
“ bercanda bercanda “
“ udah-udah lebih baik kita makan aja,laper nih “ ucap Baihaqi sambil megang perut
“ ayo kita makan “ jawabku dengan cepat
“ makan terus kamu Zi” kata Erwan sambil tertawa
“ perasaan baru satu kali aku makan “ jawabku kebingungan
“ matamu satu kali “ Edwin menjawab
“ kan aku dari tadi Cuma ngemil gak makan ?” tanya ku kepada mereka
“ emang apa bedanya ngemil sama makan,sama-sama dimakan juga” jawab Devin sambil menahan
tawa.
Semua tertawa mendengar perkataan Devin yang dianggap mereka benar. Kami pun bercanda
bersama sampai lupa waktu. Kebahagiaan akan selalu datang ditengah kebersamaan. Apa pun itu,
lakukanlah bersama-sama. Hidup ceria dan bahagia ketika senyum bersama.
Sekolah kami saat itu sangat identik dengan Eskul Drumband. Ekstrakurikuler Drumband
dilaksanakan setiap hari sabtu dan minggu sore. Kecuali ketika ada event,biasanya setiap sore hari
bahkan jam sekolah. Hingga sampai saatnya kami turun untuk pertama kalinya mengikuti Eskul
Drumband. Kami diarahkan oleh Pembina untuk penyampaian materi terlebih dahulu.
“ ayo semua yang baru bergabung baris disini “ kata Pembina dengan tegas
Kami semua pun berkumpul di tempat yang ditunjuk oleh ka Pembina.
“ selamat datang di Ekstrakurikuler Drumband “ ucap Ka Pembina kepada kami semua
“ sebelum kalian berlatih,silahkan kalian pikiran mau ala tapa yang kalian pakai,saya kasih waktu
untuk memikirkan” ucapnya lagi
Kami semua memikirkan ala tapa yang ingin dipakai agar cocok. Setelah itu kami semua dibubarkan
untuk diberi waktu memikirkan.
“ kalian pilih alat apa?” tanya Rifki kepada kami
“ aku mau pilih Bass Drum aja lah “ jawab Erwan
“ kalua aku dan Devin pilih Senar Drum. iya gak vin” ucap Edwin
“ iya,kalua kamu pilih apa Ki?” tanya Devin kepada Rifki
“ aku Marching Bell deh,kalau kamu Zi ?
“ pianica aja deh “ jawabku tenang
“ kok pianika sih “kata Rifki
“ kan masih baru,jadi nanti ganti alat lagi “
“ ohh,yaudah “ ucap Rifki
Hingga akhirnya kami semua mempunyai alat yang akan dipakai. Aku senang sekali bisa ikut
Ekstrakurikuler Drumband. Apalagi zaman SD yang biasanya Cuman tau bermain.
Latihan yang tiada henti kami lakukan agar bisa cepat bisa. Lagu pertama kali yang aku tau adalah
lagu yang berjudul Isen Mulang. Selain Drumband aku juga mengikuti Ekstrakurikuler Pramuka.
Mungkin aku tidak banyak memahami tentang pramuka. Yang aku tau pada saat itu Pramuka hanya
identic dengan Baris-Berbaris saja. Jadi pada saat itu sabtu sore kami kumpul disekolah disuruh oleh
“kakak Pembina membuat kelompok yang terdiri dari 10 orang. Pada saat itu kegiatan Pramukanya
sangat sederhana sekali. Kami disuruh berjalan keliling kota dan kemudian kembali lagi ke sekolah.
“ Apakah ada yang belum datang ?” Tanya Kak Pembina
“ Rifki belum datang Kak ” Jawab Erwan sambil melihat pintu gerbang sekolah
“ kita tunggu dulu ya “ ucap Kak Pembina
“ Iya kak “ jawab kami semua dengan tegas.
Kemudian tidak lama Rifki datang dengan sepedanya,tapi dia tidak memakai sepeda itu tapi
didorongnya. Kami semua bingung kenapa Ia tidak memakai sepedanya.
“ Maaf kak saya terlambat “ Ucap Rifki dengan ngosngosan karena kelelahan
“ kenapa sepeda kamu ? “ Tanya Erwan Kepadanya
“ Rantainya tadi putus,terpaksa deh aku dorong “ Jawabnya
“ oke nanti kami bantu “ kata Erwan Kepada Rifki
“ Udah-udah nanti kita pikirkan lagi,sekarang kita lanjut ya” ucap Kak Pembina
“ iya Kak “ Jawab kami semua.
Akhirnya kami pun melanjutkan kegiatan kami. Sembari mengelilingi kota kami selalu menyanyikan
lagu-lagu pramuka yang biasa didengar yaitu “ Disini Senang Disana Senang “. Mungkin sepenggal
lirik lagu itu awal saya mengenal lagu pramuka. Kami berjalan setiap langkah melihat kiri kanan yang
sangat ramai sekali. Angin sore menghembus dengan kencang membuat kami merasa sejuk
walaupun matahari masih terlihat.
“ enak nih,kalau setiap hari “ Ucap salah satu siswa
“ Anginnya membuat diriku terbuai “ jawab aku dengan sedikit ketawa.
“ sadar Zi sadar “ Jawab Devin sambil menepuk pundak ku
“ sudah sadar kali “ kata ku
Kami terus melangkah kemana arah kaki ini mengarah. Pada akhirnya kami sampai di gerbang
sekolah. Lalu kami langsung istirahat dengan melamaskan otot kaki.
“ Capek juga jalan kaki “ Ucap Erwan sambil memegang kakinya
“ Namanya juga jalan kaki.” Jawab Devin dengan tersenyum
“ Kalau gak capek lebih baik gak ikut “ Tambah Edwin lagi sambil ketawa
Kami semua tertawa dengan apa yang dikatakan Edwin,keseruan yang tiada habisnya kami lalui
dengan semangat. Hingga waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB yang artinya kegiatan kami selesai.
Kami membantu Rifki untuk mendorong Sepedanya yang putus Rantai. Walaupun capek,kami tetap
teman yang setia disaat ada yang memerlukan bantuan. Ketika dipertengahan jalan Kak Pembina
datang dengan motornya lalu berkata
“ Sini biar Kakak bantu “ Ucap Kak Pembina
Sontak kami semua melihat ke arah Pembina,lalu Kak Pembina berkata lagi
“ Kamu naik motor saya sambil memgang sepeda,jadi gak perlu dorong lagi “
“ iya benar juga tuh kata kakak “ Jawab Edwin
Akhirnya Rifki pun mengikuti apa yang disuruh Kak Pembina. Lalu ia menaiki motor dan memegang
sepeda yang rusak tadi.
“ Kalian semua pulang,jangan ada yang keluyuran “ Ucapnya
“ siap kak “ jawab kami semua.
Kebersamaan yang tidak mungkin aku lupakan begitu saja ketika aku kecil. Hari telah berganti,bulan
dan tahun juga ikut ambil bagian. Dan sekarang semua itu hanyalah kenangan yang tidak akan aku
lupakan.
“ kring…kring…kring “ suara Telepon berbunyi
Aku terkejut dan tetsadar dari bayangan masa kecilku,lalu kulihat Handphone ku berbunyi. Lalu ku
ambil dan kuangkat.
“ Hello,dengan siapa? “ Kata ku bingung karena nomornya tidak ku simpan
“ Assalamualaikum..” ucapnya dengan santai
“ Walaikumsalam “ Jawabku
Aku sangat mengenali suara itu. Benar itu suara Kak Ardi. Makin lama kami makin sulit untuk
bertemu. Kadang Cuma lewat telepon.
“ Apa kabar dik ?” Tanya Kak Ardi
“ Alhamdulillah baik kak,kalau kaka apa kabar ?” Aku bertanya balik
“ Alhamdulillah baik,kabar nenek gimana? Sehat ? “ tanya nya lagi
“ Baik juga kak “ kata ku singkat.
“ syukurlah “
“ Ada apa kak nelpon pagi-pagi gini ?” Tanya ku dengan cepat
“ Gak papa,Cuma nanya kabar aja “ Jawabnya
SEKETIKA HENING !!
“ Ayah sama ibu ada dirumah ?” tanya nya lagi
“ Gak ada kak,ayah sama ibu lagi ke pasar “ Jawabku
“ ohh,gimana sekolah kamu “
“ Alhamdulillah lancar kak,Cuma lagi banyak tugas aja dari sekolah “ ucap ku
“Alhamdulillah,mau kuliah dimana dik ?” Pertanyaan yang selalu muncul dari mulut keluarga ku.
“ Maunya sih di Universitas Gajah Mada kak “ jawabku dengan rasa percaya diri,karena tidak ada
salahnya kita bermimpi setinggi-tingginya.
“ Belajar yang benar agar bisa diterima di kampus yang kamu mau “ Ucap Kak Ardi untuk memberi
semangat.
“ iya kak,siap “ kata ku.
Aku sering curhat ke Kak Ardi soal Universitas. Biar bagaimana pun dia adalah Kakak tertua.
Jadi,aku harus tahu bagaimana pendapat Kakak ku tentang Jurusan yang aku ambil nanti.
“ yaudah nanti saja Kakak telpon lagi ya “ Ucap kakak ku
“ Iya kak “ kata ku
“ Sudah dulu ya,Assalamualaikum”
“ Waalaikumsalam “
Aku pun menaroh Handphone ku kembali diatas meja. Dan menatap halaman rumah ku,tidak lama
kemudian kedua orang tua ku datang.
“ Assalamualaikum “
“ Waalaikumsalam “ Jawab ku dengan lembut
“ Lagi ngapain nak ? “ Tanya Ibuku
“ Tadi Kak Ardi nelpon mah “
“ ngapain Kak Ardi nelpon,ada perlu sama Ibu ?” Tanya ibuku lagi
“ iya,katanya nanti di telpon lagi “ jawabku
“ Oh yaudah, ibu kedapur dulu ya “ Ucap Ibuku sembari membawa sayuran.
Lalu aku bangkit menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah itu aku membantu ibuku didapur.
Aku membantu orang tua ku untuk beres-beres di dapur
“ Gimana sekolah kamu ? “ Tiba-tiba ibuku bertanya
“ ehh…baik kok mah “ Jawabku karena sedikit kaget ketika ditanya.
“ Nilai kamu ? “ Tanya ibuku lagi
Aku terdiam sejenak…
“ Ya gitulah “ Jawab ku dengan sedikit ragu
Kebetulan akhir-akhir ini aku merasa kalau nilai ku mulai menurun. Ibuku seolah merasa kalau nilai
ku mulai menurun. Seperti masa lalu ku ketika aku mendapatkan nilai yang sangat buruk.
Sebenarnya diriku tidak pernah peduli pada masa lalu ku yang menyedihkan. Terkadang masa lalu
hanyalah hal yang akan membuat ketidaknyamanan. Biarlah semua yang pernah aku jalani dahulu
tetap menjadi hal yang berlalu. Sebenarnya mengingat masa lalu yang menyedihkan itu sangat
menjengkelkan,tetapi perlu juga kita ingat sebagai pelajaran di masa depan. Aku mengingat dulu saat
aku sekolah aku pernah mendapatkan nilai yang sangat menyakitkan.
Waktu itu ketika kelas V Sekolah Dasar,dimana aku saat itu sangat pemalas. Terutama di mata
pelajaran Matematika. Sebentar lagi sekolah akan mengadakan Ulangan kenaikan kelas. Dimana
diriku saat itu sangat memandang remeh semua pelajaran.
“ Zi,belajar sebentar lagi ulangan “ Ucap ibuku
“ Iya mah,sudah “ Jawabku. Yang sebenarnya aku tidak belajar sama sekali.
Lalu aku langsung pergi bermain diluar,tanpa izin sama orang tua aku. Saat itu yang ada dipikiran
hanya bermain. Karena bermain lebih menyenangkan dibanding belajar.
“ Main apa kita hari ini “ Ucap Raihan. Dia adalah temanku ketika bermain.
“ gimana kalau main petak umpet “ Jawab Rahul
“ iya,pasti seru tuh “ tambah ku.
Akhirnya kami bermain petak umpet sampai lupa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Akhirnya
Rahul dipanggil ibunya untuk pulang karena sudah mau malam. Akhirnya kami semua pulang
kerumah masing-masing.Sampai rumah aku dimarahi oleh ibuku karena pulang kerumah hampir
malam,dan keluar rumah tanpa Izin.
Satu hari sebelum ulangan dimulai aku juga belum belajar. Aku merasa pasti bisa menjawab
pertanyaan dengan mudah.
“ belajar sana,besok ulangan “ Kata Ka Umy
“ iya ini lagi belajar “ jawab ku dengan sedikit marah
“ mah…ni Uzi gak mau belajar “ Ucapnya lagi sembil sedikit teriak
“ ayo belajar besok ulangan “ tambah ibuku lagi.
“ Iya mah “
Saat itu aku sangat kesel sama Kak Umy karena sudah bilang yang tidak-tidak. Tapi ya sebenarnya
iya haha…..
“ Kak lagi belajar ya? “ Tanya ku kepada Kak Umy
“ iya,kenapa emangnya “ Jawabnya
“ Belajar ko sambil megang Handphone “ Ucapku lagi
“ Bilangin Mamah ya…” Tambah ku dengan sedikit mengancam.
“Kakak lagi belajarnya lewat Handphone,makanya megang HP “ kata kaka ku
“ ohh ya sudah “ Jawabku pasrah karena gak bisa ngadu ke ibuku.
Akhirnya waktu menunjukkan pukul 9 malam
“ Udah tidur,besok pagi lagi disambung sebelum ulangan dimulai “ Kata ibuku kepada aku dan
kakakku.
“ iya mah “ Jawabku dengan cepat
“ bentar dulu,sedikit lagi “ Ucap kakak ku
“ iya tapi jangan sampai tengah malam ya,ayo Uzi tidur udah tengah malam “
“ iya mah “ Jawab kakak ku
Akhirnya aku pergi ke kamar lebih dulu untuk tidur malam.
Keesokan harinya,hari dimana ulangan dimulai. Aku bergegas untuk pergi sekolah dan gak
sabar untuk mengerjakan soal ulangan. Sebelum pergi aku sarapan pagi dulu yang sudah disiapkan
ibuku. Selesai makan aku langsung pamit kepada kedua orang tua ku.
“ Mah…pah….. aku pergi dulu yah “ Ucap ku sebelum berangkat
“ Iya hati-hati,jangan lupa berdoa ya nak “ Jawab ibuku sambil berdiri dari tempat makan.
“ Iya mah “ Ucapku sembari mencium kedua tangan orang tua ku.
“ aku pergi dulu,Assalamualaikum “ tambah ku lagi.
“ Waalaikumsalam “ Jawab kedua orang tua ku
Sampai disekolah sebelum ulangan dimulai,kami semua didalam kelas sudah duduk bersiap
menunggu guru datang.Akhirnya aku menyelesaikan tugas untuk mengerjakan semua soal ulangan
selama satu Minggu,Tinggal menunggu hasil nilai. Waktu yang ditunggu pun tiba. Dimana pembagian
raport untuk kenaikan kelas.
“ lama banget ya bagi raport “ keluh Erwan
“ emang begitukan setiap bagi raport selalu lama “ Jawabku dengan santai
“ lebih baik kita main Sepak bola aja dulu “ Ucap devin
“ Ayok “ lanjut Baihaqi
“ Kita lawan Kelas sebelah “ Ucap Edwin
Kebiasaan kami juga kalau lagi jam kosong selalu bermain sepak bola dihalaman bersama kelas
sebelah. Kadang juga taruhan dengan kelas sebelah.
“ ayok aku ajak ya “ Jawab Devin
Devin dan Edwin berjalan menuju kelas sebelah.
“ main bola yuk “ Ucap Devin
“ ayok “ Jawab seorang murid dikelas sebelah.
“ Berapa orang “ tambahnya lagi
“ 5 Orang “ Jawab Devin.
Kami pun bermain sepak bola sambil menunggu hasil yang akan dibagikan oleh wali kelas. Tidak
lama kemudian wali kelas kami datang dengan membawa raport. Dan kami bergegas masuk ke
kelas.
“ Selamat Pagi “ Ucap pak Jul
“ Pagi pak “ Jawab kami semua
“ kita hari ini akan melihat hasil kalian belajar kalian di semester 2 ini “
“Bapak akan ucapkan nama siswa yang mendapatkan peringkat 1 sampai 10 “ lanjutnya lagi
“ iya pak “ Jawab kami
Keadaan menjadi tegang karena menunggu hasil terutaman siswa yang sering mendapatkan
peringkat. Bapak menyebut satu per satu nama siswa,tetapi nama ku tidak disebut. Aku agak kecewa
karena tidak mendpatkan 10 besar. Nama ku dipanggil oleh wali kelas untuk maju ke depan.
“ Muhammad Fauzi,maju kedepan “ Panggil Pak Jul
Akhinya aku maju kedepan dan duduk dikursi didepan meja guru.
“ ya pak,ada apa “ Kataku gugup.
“ Nilai kamu kok turun sekali ya “ Ucap Wali kelas ku
Aku terdiam dan sedikit kecewa dengan hasil yang ku dapatkan.
“ Gak tau pak “ Jawab ku dengan gagap
“ Nilai Matematika kamu diraport tidak tuntas “ sambung Pak Jul
Aku sedikit KAGET dengan apa yang diucapkan Pak Jul.
“iya pak maaf,saya akan perbaiki “ Jawabku dengan sedikit malu
“ ya tidak papa,nilai kamu Cuma di Matematika aja yang gak tuntas “ Ucap Pak Jul
Dari situ aku merasa kalau belajar itu sangat penting. Aku menyesal sudah mengikuti apa kata orang
tua aku. Mengingat masa itu aku merasa orang paling bodoh didunia. Yang terpenting diriku sekarang
tidak akan mengulangi kesalahan kala itu. TIBA-TIBA!!
“ mbrukk…mbruk” terdengar suara mangkok terjatuh
Ternyata ibuku tidak sengaja menjatuhkan mangkok itu. Aku langsung sadar dan segera membantu
membereskan mangkok yang terjatuh tadi.
“ sini mah,aku aja yang beresin “ Ucapku sembari mengambil mangkok yang terjatuh
“aduhh….mamah gak sengaja “
“ Udah gak papa mah “ Jawab ku
“ Lain kali hati-hati “ Sambung ayah ku
Setelah membereskan semuanya,aku kembali ke kamar untuk membaca buku. Ya karena gak ada
teman ngobrol dirumah. Sejenak aku membuka lemari yang ada dikamar ku. Di lemari itu sangat
banyak sekali barang-barang waktu aku sekolah. Yang membuatku terkagum aku melihat sebuah
benda yang membuatku tersenyum. Kuambil Buku gambar yang ada dilemari tersebut,lalu aku
membukanya. Lukisan yang membuatku teringat akan masa sekolah ku yang indah.
“ wah….buku gambar ku,ini kan buku gambar yang waktu dulu untuk latihan mewarnai.” Ucapku
dengan senang.
Dan akhirnya aku teringat waktu aku terpilih mewakili sekolah ku untuk mengikuti lomba mewarnai.
Saat itu,ketika ada pelajaran Seni Budaya.kami dikelas disuruh untuk menggambar dan mewarnai.
Saat itu aku sedang menggambar pemandangan gunung. Kesukaan ku menggambar emang dari
dulu. Banyak teman-teman ku yang meminta bantuan untuk digambarkan.
“ Zi,minta tolong dong gambarkan pohon “ Ucap Teman ku sambil tertawa
“ Dimana? “ Tanya ku
“ Disini dekat gunung “ Ucapnya lagi
“ oke “
Lalu mereka yang lain juga minta di gambarkan kepada ku. Keesokan harinya aku dipangil oleh
Kepala Sekolah disuruh untuk ke kantor kepala sekolah. Dan akhirnya aku pergi ke kantor kepala
sekolah. Sampai dikantor kepala sekolah
“ Permisi pak “ Ucapku dengan sambil mengetok pintu.
“ Masuk “ Ucap suara dari dalam
Aku pun masuk dan menemui kepala sekolah sedang duduk
“ Apakah bapak memanggil saya ? “ Tanya ku kepada Kepala Sekolah
“ iya,silahkan duduk dulu “ Jawabnya
Aku duduk dikursi yang sudah disediakan.
“ Kamu yang kemaren ikut Menggambar kan ?” Tanya nya
“ Iya Pak “ Kataku
“ Kamu ikut lomba menggambar ya mewakili sekolah di tingkat Provinsi “ Ucap nya lagi
“ Lomba menggambar pak ?” Tanya ku
“ Iya,gimana ?”
“ iya pak saya bersedia “ Jawab ku dengan senang.
Setelah aku dipilih,aku terus latihan saat jam sekolah. Aku latihan di kantor kepala sekolah dan dilatih
oleh Pak Kusman. Pak Kusman adalah guru BK sekolah ku. Beliau yang mengajarkan ku.
“ Ni lukisan bapak,coba kamu ikutin “ Ucap Pak Kusman
Sejenak aku melihat lukisan yang indah itu. Tiba-tiba timbul pertanyaan di benak ku. Bagaimana bisa
aku melukis sebagus ini.
“ wah,bagus banget pak “ Jawabku
“ bisa kamu ikutin “
“ Saya coba dulu pak “ Jawab saya
Butuh waktu berhari-hari untuk melukisnya. Emang sulit banget lukisan yang akan aku gambar. Tapi
aku tidak akan menyerah,aku terus mencoba dan mencoba. Hingga hari yang ditungu-tunggu pun
tiba. Kepala Sekolah ku menjemput aku waktu itu.
“ Ayo masuk “ Kata kepala sekolah
Aku pun masuk mobil dan duduk di kursi tengah. Dan selanjutnya menjemput Pak Kusman.
Beberapa menit kemudian…..
“ Lama sekali ya “ Kata Bapak dengan kesel
“tunggu aja pak “ Kata ku dengan tenang
Setelah menunggu beberapa menit,akhirnya pak Kusman pun datang menghampiri
“ Maaf nunggu lama pak “ Kata pak Kusman
“ kita langsung meluncur aja ya “ Ucap Kepala sekolah
Sekitar 3 Jam perjalanan,akhirnya kami sampai juga di lokasi perlomban. Disitu terdapat peserta se
Provinsi sebagai memperingati hari pangan sedunia. Sampai dilokasi ternyata perlombaan sudah
dimulai. Aku langsung mengambil posisi untuk segera menggambar.
“ Ayo Semuanya semangat “ Kata pemandu acara
“ Lakukanlah yang terbaik “ ucapnya lagi.
Sekitar satu jam berlalu……
“ Waktu Kalian tinggal 30 Menit lagi “
Aku bergegas untuk menyelesaikan gambaran ku,dan aku selesai dengan waktu yang tepat. Setelah
menyelesaikan,aku langsung keluar dan melihat pemandangan sekitar yang dipenuhi bunga yang
sangat indah. Pengalaman yang tidak akan aku lupakan. Biarlah semua larut dalam pikiran
ku,seakan aku pengen lagi ke masa itu. Semua yang dimulai selalu menentukan akhirnya. Memang
sudah menjadi takdirnya begitu. Air yang mulai turun dari gunung,berakhir di laut lalu memeulai lagi
menguap menjadi awan. Bibit yang tumbuh menjadi pohon,suatu saat entah dalam waktu lama atau
pun dekat akan kembali menjadi tanah. Begitulah tuhaan menciptakan. Tapi berbeda dengan masa
lalu. Masa lalu hanyalah masa lalu yang tidak akan pernah aku ulangi lagi. Walaupun,ingin rasanya
mengulang seperti dulu lagi.
Kini aku hanya bisa menikmati masa ku yang sekarang,masa dimana kita harus fokus kapada
masa depan. Masa dimana hanya keheningan yang temukan setiap hari. Masa dimana aku rindu
ketemu kalian semua yang ada di masa laluku.

“Teman,aku akan mengingatmu,aku akan membawa semua kenangan kita dimana pun aku
berpijak. Aku bahagia karena kalian,perjalanan ku berwarna karena kalian.
Teman,tetap rasakan pegangan erat yang pernah kalian berikan kepadakku,begitu pun
sebaliknya.
Teman,terima kasih banyak untuk semuanya. Aku bahagia memiliki kalian.”
Kelas Olahraga

Menurut ku sekolah tidak hanya sebagai tempat menuntut ilmu,tapi juga sebagai tempat
bercanda,bermain,dan menghabiskan waktu dengan sahabat-sahabat ku. Sekarang bertemu mereka
aja sangat sulit. Semuanya seperti ditelan bumi,menghilang begitu saja. Ingin rasanya bertemu
mereka lagi. Kebetulan hari ini kami mau kumpul dengan teman SMP ku. Akhirnya bisa bertemu
mereka juga. Kami berkumpul disebuah cafe yang ada dikota. Aku pergi sama teman SMP ku juga.
“ Fauzi “ seseorang memanggil ku.
Aku langsung keluar rumah,dan….
“ Eh Adit,sebentar Dit “ Kataku sambil membuka pagar rumah ku.
“ iya “ Jawab Adit.
Aku pun segera siap-siap acara reuni. Sebelum pergi aku pamitan dulu sama orang tua ku.
“ Mah aku pegri dulu ya “ Ucap ku sambil berjalan keluar rumah
“ hati-hati “ Jawab ibuku
Kami pun pergi ke acara reuni tersebut. Sebelum itu kami jalan-jalan dlu sebentar,karena kan pasti
akan nunggu lama juga disana nanti.
“ kita jalan-jalan dulu yuk Zi “ Ucap Adit sambil mengendarai motor.
“ kemana ? “ Tanya ku
“ keliling aja,nanti lama juga nunggu mereka dicafe “ Kata Adit
“ iya sih bener juga,terserah aja “ Jawabku
Jalan-jalan di sore hari memang enak ya,apalagi bersama sahabat SMP ku. Dijalan kami bertemu
Basri. Basri juga sahabat ku waktu SMP,kami bersahabat sampai sekarang tapi jarang ketemu juga.
“ oy “ Kata Basri ketika bertemu dijalan
“ eh Basri “ Ucap Adit
“ kemana aja lu “ Kata ku dengan suara keras
“ disini aja gue, kenapa ? “ Tanya Basri
“ lama benget gak ketemu “ Ucap ku
“ sibuk dia zi “ Sambung Adit
“ sibuk apaan “ Kata ku sambil ketawa
“ nanti aja ku ceritakan lah “ Jawab Basri.
“ Kalian kemana ?” Tanya nya
“ Jalan-jalan aja” Jawab Adit
“ Kenapa,mau ikut ? “ Tanya ku
“ Langsung ke Café aja yuk,bensin gue mau abis “ Ucapnya lagi
Akhirnya kami pun langsung pergi ke Cafe. Di cafe harus menunggu lama,karena yang lain
datangnya lama banget.
“tuh kan lama banget,mending jalan-jalan aja dulu “ Ucap Adit dengan sedikit kesel
“ sabar kali,bantar lagi datang “ Jawab Basri sambil menenangkan Adit
Satu persatu dari mereka pun datang. Walaupun tidak semua yang datang,Cuma setengah dari kelas
aja yang datang.
“ kalian ini sombong sekali “ Ucap Heki sambil tersenyum
“ iya sombong banget “ tambah Dewi
“ baru ketemu udah dibilang sombong “ Jawab Basri
“ hehe…. Maaf “ Ucap Dewi dengan tertawa
“ udah pesen makanan kah kalian ? “ Tanya Heki
“ Belum “ Kata ku sambil main Handphone
“ katanya Dewi mau nikah,kapan nih gak sabar gue “ Tanya Adit
“ sabar aja nanti ada kok infonya “ Jawab Dewi santai
Kebersamaan saat itu sangat menyenangkan. Semuanya seakan kembali diwaktu SMP. Dimana
kelas kami dijuluki sebagai kelas paling nakal saat itu. Yang kerjaan nya Cuma pengen olahraga aja.
Membayangkan kala itu sangat mengingatkan ku ketika kami semua dihukum oleh guru karena bolos
satu kelas.
Saat itu waktu jam Matematika. Kami diajarkan oleh Bu Rondang. Bu Rondang adalah guru
yang paling dibenci oleh semua murid di sekolah. Karena sikapnya yang nyebelin yang membuat
siswa seakan benci sekali sama Bu Rondang.
“ Bu Rondang belum datang kan ?” Tanya Halim
“ belum “ Jawab Dewi
“ Main bola aja yuk “ Kata Supian sambil keluar kelas
“ hayuk “ Jawab Fikri
“ Gass kan “ Tambah Halim
Mereka pun bermain bola siang-siang saat matahari lagi terik. Itulah kebiasaan kelas kami agar guru
gak betah dikelas karena bau keringat dari bermain bola.
Tidak lama……
“ tit…tit…” suara kelakson motor terdengar yang tandanya itu pasti Bu Rondang
kami semua bubar dan menuju toilet belakang. Dan lebih parahnya lagi yang ke toilet belakang
semua murid yang ada dikelas. Bu Rondang pun berjalan menuju kelas kami. Beliau melihat kelas
kosong,dan langsung mencari kami. Sepertinya Bu Rondang menegetahui persembunyian kami dan
tidak lama.
“ Keluar Kalian,dasar anak bodoh “ Ucap Bu Rondang
Begitulah sikap Bu Rondang. Guru yang suka sekali bilang Bodoh ke muridnya. Akhinya Bu Rondang
menemukan kami semua dan dia membawa kami ke halaman sekolah.
“ Sini Kalian “ Ucap Bu Rondang yang tidak bisa lagi mengontrol kemarahannya
“ Ayo sini “ Tambahnya
Kami pun mengituti sampai halaman sekolah.
“ Kenapa kalian kabur dari ibu “ Tanya Bu Rondang sambil marah
Tidak ada satu pun yang berani menjawab pertanyaan ibu
“ dasar bodoh kalian semua,gak ada otak “ Tambah Bu Rondang sambil nunjuk kami semua
“ Berdiri kalian semua tidak ada yang berani duduk “
Lalu Bu Rondang berjalan ke Ruang Guru
“ Kalian pang bersembunyi “ Ucap Dewi
“ kalian ikut juga,coba aja gak ikut. Gak seperti ini tau “ Jawab Supian yang mulai meninggikan suara
“ maka panas banget lagi “ Lanjut Via
“ yam au gimana lagi “ Jawab Heki
Bu Rondang kembali ke halaman dan beliau membawa gunting ditangannya. Ini merupakan tanda
bahaya bagi kaum lelaki.
“ Yang laki-lakinya maju kedepan “ Ucap Bu Rondang
“ Kenapa Bu ? “ Tanya Halim
“ jangan banyak tanya “ Balas ibu
Kami pun maju ke depan. Dan gak salah lagi ternyata Bu Rondang Merazia rambut kami semua.
“ Rambut kalian Panjang sekali “ Ucap Bu Rondang sambil memegang rambut Supian
“ jangan banyak bu “ mohon Supian
“ jangan banyak bicara kamu “ Balas beliau
“ Kalian ini paket komplit, kelas paling nakal di sekolah ini. Pintar juga gak,semua nya bodoh sekali.”
Sambung Bu Rondang sambil memotong Rambut Supian.
“ Emang Gak tau diri, gak waras semua dikelas “
Bu Rondang sangat marah dan kami disuruh berdiri sampai pelajaran Ibu habis.
“ nasib aja lagi “ Ucap Asep
Semua ketawa mendengar perkataan Asep yang bilang tepat di depan Bu Rondang.
Begini lah kalau masuk kelas yang nakal. Sering dihukum sama Guru. Tapi itu lah pengalaman yang
tidak pernah aku lupakan seumur hidupku yang sangat menyenangkan. Itu lah yang dinamakan
kekompakkan dimana ketika satu bolos bolos semua. Semua kenangan itu seolah tidak lepas dari
pikiran ku.
“ Eh Zi “ Ucap Dewi sambil menepuk pundak ku
AKU PUN TERKEJUT….
“ iya kenapa “ Jawabku singkat
“ kok melamun sih,mikirin apa ? “Sambung Dewi
“ Eh gak papa ko “ Jawab ku polos.
Pertemuan yang sangat berkesan,walaupun gak semua yang datang saat itu. Pertemuan yang
sangat singkat,namun bisa mengingatkan ku pada semuanya.
“ kalian langsung pulang ? “ Tanya Heki sambil memasang helm
“ iya “ Jawab Adit santai
“ Oke, sampai ketemu lagi ya..” Lanjut Dewi
“ sampai jumpa “ Ucap ku sambil melambaikan tangan
Akhirnya kami semua pun berpisah. Semuanya pulang sendiri-sendiri. Aku pulang bareng Adit
lagi,karena kan dia udah jemput aku.
“ Kapan-kapan lagi kita ya “ Ucap Adit sambil mengendarai motor
“ iya dit “ Jawab ku singkat sambil mengingat betapa serunya waktu kami masih bersama saat itu.
Kami pun sampai depan rumah ku,dan Adit langsung pamit karena udah malam.
“ aku langsung Zi “ Ucapnya sambil memalingkan motor
“ Iya Dit,makasih ya “ Jawabku sambil membuka pagar rumah
“ sama-sama,,dahh…”
“ Dah…”
Sampai dirumah aku langsung merebahkan badan ku di tempat tidur. Sambil mengingat pertemuan
kami. Lalu aku melihat ada sebuah map yang terselip di meja belajar ku.
“ Itu map apa ya ? “ Tanya ku pada diri sendiri
Lalu aku mengambil dan membuka map itu. Ternyata isinya piagam waktu aku sekolah. Dan aku
menemukan piagam dimana aku dulu pernah ikut Olimpiade Matematika. Waktu itu aku kelas 11
SMP. Saat itu aku mendapatkan panggilan untuk ke ruang Guru. Kulihat ruang guru sedikit sepi.
Kulihat dua orang datang. Aku mengenali mereka. Mereka adalah Iki dan Aya. Mereka siswa terpintar
disekolah ku saat itu. Bu Neti dan Bu Fila selaku guru matematika akhirnya datang dengan
membawa buku ditangan mereka. “ maaf ibu sedikit telat karena ada rapat dadakan dengan kepala
sekolah “ jelas Bu Neti.
“ tidak apa-apa pak “ serempak semuanya
Bu Fila tersenyum senang melihat kami semangat. Bu Fila mempersilahkan Bu Neti untuk memulai
tujuan dari pertemuan mereka siang ini.
“ ibu ingin menyampaikan bahwa kalian bertiga akan mengikuti seleksi Olimpiade untuk mewakili
sekolah “ Ucap Bu Neti sambil tersenyum
“ alas an ibu memilih kalian bertiga adalah karena kami percaya bahwa kalian mampu mengikuti
seleksi ini “ lanjut Bu Neti.
Bu Fila betepuk tangan beberapa kali “ kalian bertiga siap mewakili sekolah ? “ Tanya Bu Fila
“ Siap Bu !! “ Serempak aku,Iki,dan Aya yakin.
“ mulai besok kalian bertiga akan menjalani pembinaan secara intensif yang telah kami sediakan “
Ucap Bu Fila.
Persiapan untuk olimpiade sudah dimulai dari seminggu lalu. Selama seminggu aku, Iki,dan Aya
telah belajar bersama.
“ Uzi…,” Panggil Aya
“ Hm? “
“ Zi,kira-kira kapan selesainya ya. Capek aku “ Tanya Aya sambil menundukan kepala
“ Nggak tau juga Ya “ Jawab ku seadanya
Aku menatap kembali lembar soal latihan yang tengah dikerjakan. Aku belum bisa menyelesaikan
soal terakhir yang menurut ku sangat susah.
“ Kenapa Zi ? “ Tanya Iki
“ susah ya soalnya ? “ sambung Aya
Iki mengintip soal yang sedang ku kerjakan. Aya pun ikut melihat soal yang aku kerjakan.”Itu kyaknya
kamu harus tau sudutnya berapa,baru hitung luasnya…” Ucap Aya
“ kamu bisa ? “ Tanya ku dan langsung menatap Aya.
Aya menggelengkan kepala. “ Nggak bisa “
“ Terus ? “
“ Aku ngerang aja “ Jawab Aya sambil tertawa
“ Kerjain tuh soal kamu,selesai juga belum “ suruh Iki
“ Iya iya…” Jawab Aya kesel.
Hari yang di nanti akhirnya tiba. Olimpiade tingkat SMP akan segera berlangsung. Olimpiade
diikuti oleh 30 peserta SMP di kota ku. Aku,Iki,dan Aya duduk di bangku yang terlah disediakan. Soal
pun sudah ada dihadapan ku. Aku langsung fokus memahami soal demi soal,tangan ku tak berhenti
mencoret kertas kosong yang digunakan untuk menghitung. Napas ku berderu cepat,keringat terus
menetes meskipun ruangan ini dipenuhi pendingin udara. Itulah kejadian yang tidak ku lupakan
dimana pertama kali mengikuti olimpiade disekolah ku. Ya walaupun gak menang,gak papa lah yang
penting aku punya pengalaman yang sangat berkesan.
Tak sadar ternyata waktu menunjukkan pukul 9 malam. Kembali aku duduk di beranda rumah
menikmati malam yang indah dengan seorang diri. Sambil memakan singkong rebus yang sudah
disediakan. Suasana malam kala itu sangat tenang. Namun,ada suara hati yang tidak pernah
berhenti bicara. Tidak pernah berhenti mengira-ngira. Tidak henti merapalkan harapan dan doa.
Kelak,aku bisa bersama sahabatku. Tidak semua maksud dan tujuan baik kita bisa dipahami
dan diterima orang lain. Bahkan oleh sahabat kita sendiri. Sebab,mereka juga punya pandangan dan
prinsip hidup. Yang mungkin kita juga tidak tahu dan tidak bisa memahami. Meski kita sahabat,
bukan berarti kita harus terlibat semua sisi hidup sahabat kita. Ada bagian-bagian yang memang
harus kita hormati. Perkara apa yang dia pilih dan jalani mingsalnya. Terkadang apa yang diberikan
sahabat bisa melebihi apa yang diberikan pasangan.

“Masa lalu adalah definisi kita. Kita mungkin berusaha,dengan alasan yang baik,untuk
menghindarinya,atau untuk melarikan diri dari apa yang buruk di dalamnya. Tetapi kita akan
menhindarinya hanya dengan menambah sesuatu yang lebih baik padanya.”
-Wendell Berry
Perpisahan

Mentari pagi telah bersinar dengan terangnya. Hujan tadi malam membuat pagi begitu segar.
Cuaca hari ini sangatlah cerah. Terlihat awan putih yang menggantung indah di atas langit. Burung-
burung pun tak ketinggalan meramaikan pagi yang cerah ini. Aku bangun dan membuka jendela
kamarku. Aku menghirup udara kemudian ku hembuskan secara perlahan.
“ segar sekali… “ Ucapku sambil tersenyum
Minggu pagi yang sangat indah. Aku merapikan kamarku yang sangat berantakan. Lalu aku melihat
jam telah menunjukkan pukul 9.00. tak lama kemudian Handphone ku berdering.
“ kring…kring…”
Ku lihat ternyata yang menelpon ku adalah Miftah. Dia adalah sahabat lama ku. Dan aku mengangkat
telepon ku
“ Hello Zi..,” Ucap Miftah mengawali
“ Ada apa Mif ? “ Tanya ku
“ Gak papa Zi,aku mau ngasih tau aja nanti siang jangan lupa ke rumah “ sambung Miftah
“ Hah ? kerumah kamu, Ngapain? “ Tanya ku yang sangat kebingungan
“ Kita kumpul aja,aku udah ajak Basri dan yang lainnya juga “
“ Tumben Mif “ Balasku dengan sedikit bercanda
“ Iya, soalnya aku mau pergi keluar kota Zi. “ Ucap Miftah dengan tenang
“ Hah…,pergi kemana Mif ? mau pindah ? “ Tanyaku dengan serius
“ Iya, aku mau melanjutkan kuliah ku disana “ lanjutnya
“ Yah,,pisah deh “ Balas ku dengan sedih
“ Jangan lupa ya….,jam 1 siang “ Sambungnya
“ ohh…, Yaudah “ Jawab ku
Lalu dia menutup telepon ku….
“ Yah Miftah mau pergi deh “ Ucapku merasa kehilangan
Akan kah ini pertemuan terakhir ku dengan sahabat ku itu. Sesungguhnya berpisah itu tidak
sepenuhnya berpisah, hanya jarak yang memisahkan. Perpisahan bukan berarti kalian tidak akan
berjumpa kembali, perpisahan hanyalah nasehat supaya kalian tetap akrab ketika bertemu kembali.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Aku bergegas bersiap-siap untuk pergi ke tempat Miftah.
Aku berangkat sendiri menggunakan motor. Aku pergi lebih ada dari jam yang sudah ditentukan.
“ kemana nak ? “ Tanya ibu ku tiba-tiba
“ Mau ke tempat Miftah mah,mau kumpul-kumpul “ Jawab ku seadanya
“ yaudah hati-hati nak “
“ Iya mah,aku pergi dulu ya….,”
Akhirnya aku sampai ditempat Miftah. Orang ditempat Miftah sangat ramai.
“ Masuk Zi “ Ucap Miftah dari dalam rumah
“ Iya Mif “ Jawab ku
Lalu Miftah menghampiri ku……
“ yang lain mana ? “ Tanya ku
“ tunggu bentar lagi “ Balas nya
15 menit berlalu….,akhirnya mereka pun datang
“ Lama kah sudah menunggu ? “ Tanya Basri
“ Banget “ Jawab ku datar
“ hehe…..maaf lah “ sambung Adit
“ Ayo masuk,jangan diluar “ Ajak Miftah. Kami semua pun masuk ke dalam dan menuju kamar Miftah.
“ Kalian mau makan apa ? “ Tanya Miftah sambil berjalan keluar kamar
“ terserah aja Mif “ Balas Basri
Miftah pun keluar kamar untuk mengambil makanan.
“ Miftah pergi kemana ? “ Tanya Adit penasaran
“ Iya aku juga penasaran “ Sambung ku
“ Tanya aja nanti sama orangnya “ Balas Basri
Miftah kembali dengan membawa makanan untuk dimakan.
“ Nih,makanannya Cuma ada itu “ Ucapnya
“ Santai aja kali “ Balas Adit
“ kam mau pergi kemana Mif ? “ Tanya Basri penasaran
“ OH….,aku mau pergi ke kampung halaman ku di Jawa “ Balasnya
“ jauh ya….,” sambung ku
“ berarti ini terakhir kali kita bertemu dong “ Ucap Basri dengan nada rendah
“ nanti kan bisaa…” Balas Miftah dengan senyuman.
“Udah nikmatin aja masa terakhir kita kumpul,jangan sedih” ucap Adit
“ iya bener tuh “
Kami pun menikmati walaupun untuk yang terakhir kali. Kami bercanda,tertawa bersama,selfi
bersama dan masih banyak lagi. Hingga jam menunjukkan 16.30.
“ Woy udah jam set 5 tuh. Pulang yuk “ Ajak Adit
“ terserah “ Balas Basri
“ berangkatnya besok Mif ? “ Tanya ku
“ Iya besok aku berangkat “
Sedih menyelimuti kami semua. Kami berpelukan bersama untuk terakhir kalinya.Kehilangan bukan
berarti kita harus bersedih terus-menerus. Kita harus menciptakan kenangan yang paling indah
sebelum kita semua harus berpisah.
Berbagai kenangan telah ku lewati bersama teman dan sahabatku. Aku merasa beruntung
bisa mengenal seorang sahabat yang begitu sulit bagiku untuk mengucapkan selamat tinggal.
Lanjutkan perjuangan & raihlah mimpi mu teman yang selama ini selalu kamu seritakan padaku.
Semoga sukses untuk perjalanan mu selanjutnya. Kamu akan selalu menjadi bagian dari kami. Kamu
adalah kritikus terbaikku, teman yang jujur, dan bisa diandalkan.
It is weird to think that we are used to meeting but not to parting while we know that both come
from one same pakage of life. Though miles may lie between us, but we are never far apart, for
friendship doesn’t count miles, it’s measured by the heart.

“Jangan merasa kecewa dengan ucapan selamat tinggal. Sebuah perpisahan itu penting
sebelum kamu bertemu lagi. Dan sebuah pertemuan adalah hal yang pasti kalau kalian
memang berteman.”
-Richard Bach

Anda mungkin juga menyukai