Anda di halaman 1dari 10

Tentang Hidup

Hai.... perkenalkan nama saya Suzanty Rahayu Dwi Cahyani, saya biasa di panggil
Susan. Saya anak kedua dari pasangan bapak Dedeng dan ibu Enur Nurjanah, saya memiliki
seorang kakak yang bernama Yani Lilis Istiqomah dan seorang adik yang bernama Salma
Ananda Juliyanti. Saya lahir ditasikmalaya pada tanggal 10 januari 2002. Umur saya sekarang
17 tahun, say bersekolah di SMAN 5 Tasikmalaya.

Menurut orang tua saya waktu umur satu bulan saya pernah mengalami penyakit
radang paru-paru, karena ketika saya sedang meminum ASI saya mengeluarkan muntah lalu
muntah tersebut terhirup oleh hidung saya, orang tua saya pun langsung membawa saya ke
dokter anak, setelah sampai di dokter anak, dokter pun langsung memeriksa saya, tetapi
dokter berkata saya harus segera di rujuk ke rumah sakit, jika tidak segera di bawa kerumah
sakit dan langsung di tindak kemungkinan besar nyawa saya tidak akan terselamatkan,
ketika itu juga orang tua saya langsung membawa ke rumah sakit. Sesampainya di rumah
sakit saya langsung di rawat selama beberapa 5 hari. Setelah 5 hari dirawat saya
diperbolehkan pulang tetapi harus tetap kontrol setiap bulan sekali selama kurang lebih 5
bulan berturut turut. Karena kesabaran orang tua saya, dan kehendak Allah akhirnya saya
dinyatakan sembuh oleh dokter dari penyakit radang paru-paru tersebut.

Beberapa tahun kemudian, Ketika kecil dulu hari-hari saya hanya dipenuhi dengan
tidur, ngaji, main, makan, dan mandi. Waktu kecil saya sering bermain sepeda
bersamateman-teman sekampung sambil mengelilingi kampung. Kala itu hujan turun sangat
deras, ketika itu pula saya bermain hujan-hujanan bersama teman-teman lain sambil teriak-
teriak yang membuat orang lain keluar dari rumahnya masing-masing. Ketika sedang asik
bermain tiba-tiba ibu saya datang menghampiri dengan raut muka yang penuh amarah dan
menyuruhku pulang kerumah.

Waktu kecil dulu saya juga sangat nakal dan bersikap seperti anak laki laki. Hal yang
paling saya ingat sampai sekarang adalah saya pernah menaiki pohon jambu air lalu
mengambil batangnya yang kecil untuk dijadikan rokok lalu membakar ujung batang
tersebut layaknya seperti orang dewasa yang sedang merokok. Ketika sedang diatas pohon
tiba tiba orang pemilik pohon tersebut datang sambil memarahi dan ditangannya
memegang sapu lidi, saat pemilik pohon itu datang saya dan teman-teman langsung lari
kesana kemari karena takut di marahi dan dilaporkan kepada orang tua saya.

Pada tahun 2007, saya mulai masuk sekolah di taman kanak-kanak atau biasa
disebut TK. Waktu pertama kali masuk sekolah, saya tidak memiliki banyak temansaya
hanya berteman dengan beberapa orang, tetapi salah seorang teman saya selalu mengajak
saya untuk bergabung dengan teman-teman lain supaya saya memiliki banyak teman.
Sampai suatu hari ketika saya pergi sekolah tiba-tiba ada orang yang memanggil sambil
melambaikan tangannya “hai.... susan” ucapanya, saya jawab “hai”dalam hati saya bicara
“siapa dia kok dia tau nama saya padahal saya belum kenal dia”. Lalu dia mengajak saya
bermain ayunan, saya pun menerima ajakannya dan bermain dengan teman teman yang
lain. Ketika itu saya berkenalan dengan dia sambil berbicara “nama kamu siapa?” tanya
saya. “nama saya Nilam” jawab dia, “kamu tau nama saya dari siapa?” jawab blik saya, lalu
dia pun menjawab “saya tahu dari Siska” “oh iya....salam kenal yaa” ucap saya.

Setelah perkenalan itu saya jadi temenan sama dia dan sering bermain ke rumahnya
ketika pulang sekolah dan bermain sampai sore, sampai orang tua saya nyusul kerumah dia.
Tapi persahaabat kami tidak lama karena kami harus berpisah untuk melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi. Tetapi persahabatan kami tidak begitu lama, karena kami harus
berpisah dan berbeda sekolah dengan dia. Persahabatan kami pun berakhir ketika kami
perpisahan TK.

Setelah Tamat TK, di tahun 2008 saya memasuki sekolah dasar yaitu SDN karikil 01
yang jaraknya agak jauh dari rumah. pertama masuk SD saya bertemu teman baru yang
sangat banyak tetapi aku masih belum terlalu akrab. Namun waktu terus berlalu akhirnya
saya akrab dengan teman-teman SD saya. Waktu itu guru yang pertama masuk bernama Bu
Titin, beliau menceritakan tentang sekolah dan peraturan sekolah yang harus di ta’ati oleh
semua siswa. Di SD saya sangat menyukai pelajaran IPA. Karena pelajaran IPA banyak
menerangkan tentang manusia, hewan, tumbuhan, dan alam lainnya. Di pelajaran IPA aku
semakin akrab dengan teman- teman yang lain karena sering kerja kelompok. Meski saya
suka pelajaran IPA bukan berarti saya membenci bidang pelajaran yang lain.

Waktu di kelas 4 SD, saya mengikuti ekstrakulikuler tari dan alat musik tradisional
yang dilatih oleh seorang guru dari luar sekolah yang bernama bapak Momor, latihannya
dilakukan seminggu sekali yang bertepatan pada hari rabu. Selama latihan saya selalu
disuruh membawa selendang untuk perlengkapan tari. Selama latihan berlangsung saya
sering meminta bantuan kepada teman-teman atau pelatih tari ketika ada gerakan yang
kurang saya kuasai agar saya bisa menguasai gerakan tersebut. Minggu demi minggu latihan
terus dilakukan oleh saya dan teman-teman, samapai akhirnya ada seleksi tari untuk acara
perpisan kelas 6 SD. Saya pun mengikuti seleksi tersebut dan terpilih sebagai salah satu
penari untuk acara perpisahan itu.

Ketika duduk di kelas 5, wali kelas kami bernama pak Ceceng. yaa pak Ceceng beliau
adalah guru sangat baik,dan selalu menasehati saya dan teman-teman lainnya untuk terus
berbuat baik tehadap sesama. Beliau selalu menyebut nama saya dengan sebutan “incu
keyep” yang artinya “cucu kepiting”. Awalnya saya tidak mengerti kenapa beliau memanggil
saya dengan sebutan itu. Karena saya penasaran saya menanyakan kepada beliau

“pak, kenapa bapak manggil saya dengan sebutan incu keyep?” ucap saya

Beliau pun menjawab “karena nenek kamu bernama Yuyu, yang kalau di bahasa jawa Yuyu
itu artinya kepiting, jadi bapak sebut kamu incu keyep” (sambil nepuk bahu)
“ohh gitu ya pak, terus bapak tau dimana kalau nenek saya itu bernama Yuyu” ucap saya

“yaaa tau lah, kan nenek kamu itu seumuran dengan bapak jadi bapak tau siapa nenek kamu
apalagi wajah kamu mirip dengan dia” jawab beliau

“ohh gitu ya pak ceritanya” jawab saya

Beberpa bulan setelah percakapan itu, guru sekaligus wali kelas saya pun pindah
ngajar,saya dan teman-teman merasa kehilangan beliau. Akhirnya saya dan teman-teman
pergi kerumah beliau untuk mengucapkan selamat tinggal, dan mengucapkan terima kasih
karena beliau telah mendidik saya dan teman-teman dengan baik.

Waktu terus berlalu, akhirnya saya naik ke kelas 6 SD. Meskipun baru memasuki ke
kelas 6 saya mulai bersungguh-sungguh dalam belajar, karena di kelas 6 tersebut mulai
banyak ujian-ujian sekolah yang harus saya hadapi. Ketika itu pun saya mengurangi jadwal
bermain saya dan lebih memperbanyak waktu untuk belajar, dan sering sharing dengan
teman-teman lain di salah satu rumah. Sampai waktu ujian semakin dekat, sekolah
mengadakan istigosah dan do’a bersama untuk meminta maaf kepada orang tua, guru dan
orang-orang yang ada disekitar kita supaya ujian yang akan saya hadapi berjalan dengan
lancar dan digampangkan dalam segala hal.

Sampai waktu ujian tiba, saya merasa deg-degan dan gugup karena ini adalah ujian
yang pertama saya alami, tetapi guru selalu menasehati supaya ketika ujian tetap bersikap
tenang, dan di isi dengan baik dan jujur. Setelah ujian itu, saya bingung memikirkan untuk
melanjutkan sekolah karena orang tua saya menyuruh saya untuk masuk ke pesantren,
tetapi saya menolak permintaan itu karena saya tidak mau masuk pesantren. Karena saya
menolak permintaan itu Bapak saya berbicara

“kalau kamu enggak mau masuk ke pesantren kamu harus masuk ke MTS yang dekat dari
rumah, gak boleh masuk ke SMP lain” ucap beliau

Saya memikirkan ucapan itu dan hati saya berkata “yaudah lah daripada saya harus masuk
pesantren lebih baik saya masuk MTS itu aja”. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk
masuk ke MTS Asy-Syuhada dan bilang kepada orang tua saya

“ mah, pak saya mau sekolah ke Mts Asy-Syuhada”. Akhirnya orang tua pun menerima
keputusan saya itu.

Setelah saya memutuskan untuk sekolah di sekolah tersebut, saya pun datang ke
Mts dan mendaftarkan diri sebagai calon peserta didik baru. Setelah itu, saya menunggu
hasil keputusan dari pihak sekolah, sambil terus mencari informasi tentang sekolah yang
saya daftari tersebut. sampai akhirnya saya diterima di sekolah tersebut. dan mendapat
surat untuk masuk pada hari dan tanggal yang sudah ditentukan dalam surat itu.
Ketika pertama masuk ke Mts Asy-Syuhada, saya berangkat sambil berjalan kaki
karena jaraknya tidak jauh dari rumah. Saya berangkat kesekolah bersama teman yang satu
SD dengan saya, sesampainya di sekolah baru saya melihat banyak teman-teman baru dan
disambut baik oleh kakak kelas yang akan menemani saya selama melaksanakan MOS (masa
orientasi siswa). Ketika hari pertama MOS saya hanya berkenalan dengan panitia-panitia
saja, dan mereka memberikan persyaratan untuk dibawa pada hari kedua MOS. Setelah itu
saya pulang lagi kerumah dan mempersiapak persyaratan untuk hari esok.

Hari kedua pun tiba saya berangkat sambil membawa persyaratan lengkap yang
telah diberikan hari sebelumnya. Sesampainya di sekolah, saya bergabung dengan teman-
teman baru dari berbagai SD, karena pada hari kemarin saya belum sempat berkenalan
dengan mereka. Setelah berkenalan panitia pun masuk dengan menggunakan identitas yang
melingkar di leher mereka. Mereka pun membuka acara dan menyebutkan rangkaian acara
apa saja yang akan dilewati hari ini. Setelah itu, saya mengikuti acara tersebut. bahkan
ketika saya mendengarkan panitia yang membawakan acara di depan tiba-tiba da seorang
lelaki yang menggoda saya. Saya pun berkata pada dia

“itu tangan bisa diam gak sih” ucap saya sambil muka marah

“tangan saya gak bisa diam, karena saya masih hidup” jawab dia

Dalam hati saya berkata (itu orang rese banget sih, di suruh diam malah ngeyel bikin orang
risih aja)

“saya juga masih hidup tapi saya bisa diam, gak kaya kamu tangannya gak bisa diam” ucap
saya

Dia pun terus melakukan hal yang sama kepada saya, sampai akhirnya saya membiarkan dia
dengan semua tinggkah, saya pun berpikir “kalau saya terus meladeni dia, dia gak akan diam
lebih baik saya biarin dia” ucap saya. Setelah saya membiarkan dia akhirnya dia diam
dengan sendirinya. Karena saya tau sikap dia saya selalu berdo’a agar tidak satu kelas
dengan dia. Setelah MOS hari kedua selesai panitia mengumumkan bahwa besok mulai
belajar dan masuk ke kelas masing-masing.

Keesokan harinya saya masuk ke kelas yang telah ditentukan, lebih tepatnya saya
duduk di kelas 7a. Tiba tiba orang yang tidak saya suka itu satu kelas dengan saya, dalam
hati saya berkata “kenapa harus sekelas sama dia sih, dia kan sangat menyebalkan dan
susah diatur lagi.” Yaa mau tidak mau saya harus menerima dia dan menerima bahwa harus
satu kelas dengan dia, “mudah-mudahan lama kelamaan dia bisa merubah sikapnya menjadi
lebih baik dan ridak membuat orang lain marah” ucap saya. Setelah itu saya memilih bangku
depan untuk saya saya duduki, karena kalau di depan saya lebih fokus memperhatikan guru
yang akan menerangkan.
Waktu terus berlalu, saya pun mulai terbiasa dengan sikap dia yang sangat
menyebalkan, dan saya sudah mengenal banyak orang termasuk guru, tetangga kelas, dan
kakak kelas yang lainnya. waktu itu kelas saya di wali kelasi ole guru yang bernama Widia
Tresna Dewi. Beliau sangat baik baik dan dekat sekali dengan murid-muridnya.

Singkat cerita. Di akhir semester dua ada penialain akhir semester (UAS) saya pun
mengikuti UAS tersebut dengan semangat dan penuh persiapan, karena target saya, saya
ingin mendapat nilai yang memuaskan dan rangking yang bagus. Sampai akhirnya ketika di
bagi rapot saya naik ke kelas 8 dan mendapat rangking ke 2, rangking itu sangat memuaskan
bagi saya karena hasil belajar selama ini tidak sia-sia.

Setela duduk di kelas 7, saya pun naik ke kelas 8. Dikelas 8 teman-temannya beda
lagi, karena setiap naik kelas Selalu di ganti kelas dan teman-temannya tidak sama sepeti
kelas sebelumnya, karena ada yang masih satu kelas ada juga yang pindah ke kelas lain.

Dikleas 8 saya mulai nakal dan sering bolos pelajaran. Kejadian yang sangat saya
ingat ketika kelas 8 adalah saya pernah melakukan bolos dengan semua teman-teman satu
kelas. Waktu itu setelah istirahat ada pelajaran penjaskes, setelah pelajaran penjaskes kelar
kami di suruh guru untuk ganti baju karena setelahnya ada pelajaran lain yaitu pelajaran
bahasa indonesia. kami pun menggati baju, tetapi kami menggati bajunya malah keluar
sekolah yang jaraknya agak jauh dari sekolah. Di perjalan menuju ganti baju saya dan
teman-teman melihat sebuah phon belimbing yang sangat lebat, kami pun memetik buah
belimbing tersebut. setelah itu saya dan teman-teman pergi kerumah teman saya yang
bernama Siti Patonah. Sesampainya di rumah dia kami pun mengganti baju menjadi baju
putih abu. Setelah ganti baju kami pun merasa kelelahan karena perjalan yang lumayan jauh
dan habis metik belimbing tadi, kami pun mempunyai ide untuk membuat petis
belimbing,tanpa berpikir panjang saya dan teman-temanlangsung membuat bumbu petis itu
dan menyantapnya bersama-sama. Ketika sedang asik menyantap dan bercerita, tiba-tiba
ada teman laki-laki bernama Azis yang nyusul ke tempat kami sambil berkata

“Heyyy.... tas kalian dibawa ke ruang kepela sekolah” ucap Azis

Kami pun menjawab dengan serentak “ahh kamu bohong”

“mana mungkin kepala sekolah membawa tas kami, dia kan gatau kalau kami bolos” ucap
Siti Patonah

“benar... lihat aja ke kelas tas kalian gak ada semua” ucap Azis

“terus kepala sekolah tahu darimana kalau kita bolos?” ucap Siti Patonah

“dia tau dari bu Enok (guru bahasa indonesia), karena bu Enok melaporkan kepada kepala
sekolah bahwa kalian sedang bolos” jawab Azis
Karena mendengar pernyataan itu, kami pun langsung balik lagi ke sekolah tanpa
memikirkan petis itu dan membiarkannya berantakan di rumah teman saya. Setelah sampai
disekolah kami semua tidak mau masuk duluan karena takut dimarahi oleh guru. Kami
semua malah saling tunjuk untuk masuk duluan. Akhirnya saya memberanikan diri untuk
masuk duluan dan lansung masuk ke kelas untuk mengecek tas kami, dan benar apa yang
dikatakan Azis bahwa tas kita semua sudah tidak ada dikelas. Setelah itu tas kami ditahan
selama 3 hari.

Setelah kejadian itu saya gak berani-berani lagi mencoba bolos di waktu pelajaran
berlangsung. Karena dengan bolos dapat mengakibatkan sikap dan pelajaran menjadi
terganggu dan membuat rangking saya menjadi turun, yang awalnya rangking ke 2 setelah
bolos iti saya menjadi rangking ke 4.

Waktu terus berjalan, tak terasa saya sudah menaiki kelas 9, dimana ketika kelas 9
saya mulai belajar bersungguh-sungguh kembali, dan mempersiapkan diri untuk
mempersiapkan ujian sekolah yang kan saya lewati. Yaaa meskipun saya masih sedikit nakal
tapi saya tetap berusaha untuk menjadi yang lebih baik. Sampai akhirnya ketika waktu
mendekati ujian guru pun mengajak kami untuk istigosah dan do’a bersama dan meminta
semua murid kelas 9 untuk hadir pada hari dan tanggal yang telah ditentukan. Kami pun
menyetujui ajakan itu, dan datang pada hari yang telah ditentukan. Tetapi salah satu teman
saya tidak datang, akhirnya istigosahnya pun dibatalkan karena tidak memenuhi keinginan
guru yang harus hadir semua. Sampai-sampai guru pun marah pada semua siswa karena
tidak jadi istigosah tadi, sambil berkata

“tuh orang butuh do’a gak sih, disuruh datang pada hari ini malah gak datang” ucapa dia
denan raut muka marah. Kami pun diam dan tidak bisa menjawab apa-apa, sampai dia
bertanya

“siapa yang dekat rumahnya dengan dia?”

“saya pak” jawab seorang siswa, sambil mengangkat tangan

“kamu tau gak kabar dia gimana? Apakah sering melihat dia?” tanya guru kembali

“enggak pak, saya jarang lihat diat, kemarin saya melihat dia dijalan dengan keadaan bauk-
baik saja” jawab seorang siswa

“ohh iya, kalau kamu bertemu dia lagi tolong sampaikan bahwa sya menanyakan dia, dan
suruh dia datang besok” ucap guru itu

“iya pak, insya Allah akan saya sampaikan” ucap seorang siswa
Setelah percakapan itu, saya dan teman-teman kembali ke kelas. Singat cerita,
akhirnya waktu ujian tiba, saya pun mengikuti ujian dengan benar dan sungguh, karena saya
ingin masuk melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Setelai semua ujian selesai, saya
terus memikirkan untuk melanjutkan sekolah. Karena saya mempunyai dua keinginan yaitu,
saya ingin masuk pesantren dan saya ingin masuk ke SMA. Saya terus memikirkan hal itu
sampai-sampai ketika ada yang beberapa orang yang bertanya kepada saya

“neng, mau dilanjut sekolah kemana?” hampir semua pertanyaan sama

“saya masih masih bingung” jawab saya, dan saya selalu menjawab kata itu.

Karena banyak yang nanya akhirnya saya memutuskan untuk sekolah di SMAN 5
Tasikmalaya. Saya pun mengikuti pendaftran yang online yang telah di buka oleh pihak
sekolah. Ketka mendaftar saya sempat merasa pesimis, karena saya membandingkan nilai
hasil UN saya dengan tahun yang sebelumnya, hasil yang saya peroleh jauh dari nilai
mereka. Tetapi saya terus bordo’a dan berharap supaya saya bisa diterima di SMAN 5
Tasikmalaya tersebut. sampai akhirnya ketika hari pengumunan diterima/enggaknya tiba,
saya langsung membuka situs web yang telah disediakan. Tetapi web tersebut tidak kebuka,
mungkin karena banyak orang yan ingin membuka web tersebut. sampai akhirnya saya
memutuskan untuk melihat langsung kesekolah supaya bisa langsung dilihat oleh mata
kepala saya. Sesudah sampai di sekolah, saya langsung menanyakan ke salah satu panitia
pendaftaran tersebut

“ibu, maaf saya mau bertanya kalau hasil ppdb disini lihat nya disebelah mana?” tanya saya

“ohh disana neng di papan informasi yang sudah disediakan” jawab seorang guru

“Oh iya, makasih bu” ucap saya

“iya sama-sama”

Setelah menanakan hal itu, saya langsung bergegas ke tempat yang telah ditunjuki
tadi. Disana banyak orang ang ingin melihat hasilnya, saya pun haus antri beberpa saat
sambil menuggu giliran. Setelah agak kosong saya langsung melihat hasil, saya lihat-lihat ke
urutan bawah, tetapi nama saya tidsk tertulis disitu. Dalam hati saya berkata “apa mungkun
saya tidak diterima disekolah ini”. Sampai akhirnya saya melihat kembali dari atas sampai
saya menemukan nama saya yang ada di urutan ke 19. Ketika itu juga saya langsung
mengucap syukur karena saya diterima di SMA yang saya inginkan.

Stelah saya tahu bahwa saya diterima, keesokan harinya saya melakukan daftar
ulang bersama ibu saya, karena saya meminta dia untuk mengantar saya karena saya takut
ketika daftar ulang ada pembayaran atau apa pun itu. Tapi ketika daftar ulang saya tidak
mengeluarkan uang sepeserpun karena daftar ulangnya gratis
Setelah daftar ulang saya diberi tahu bahwa untuk datang pada hari sabtu. Sayapun
pada hari sabtu tersebut bersama Manda. Yaa Manda dia adalah orang ang pertama saya
kenal ketika SMA. Sebelumnya saya tidak mengenal dia tapi salah seorang teman MTS saya
memperkenalkan saya dengan dia, karena dia tahu bahwa saya dan dia bersekolah di SMAN
5 Tasikmalaya. Lanjut kecerita, sesampainya di sekolah, saya langsung berkempul ke
lapangan yang ada disekolah itu. Setelah berkempul panitia MPLS pun menyuruh kami
untuk melihat papan mading, karena disana terdapat pembagian gugus. Saya pun langsung
melihat ke arah yang dtunjukan. Saya melihat nama saya berada di gugus 3, saya pun
lansung berkumpul teman-teman baru dimana mereka juga sama mendapat gugus 3.
Setelah berkumpulkul dilapangan akhirnya saya disuruh panitia untuk memasuki kelas yang
ada dilantai tiga. Pada saat MPLS ada beberapa guru yang masuk dan berkenalan dengan
kami lalu beliau mengajak saya dan teman-teman untuk mengelilingi semua kelas dan
ruangan yang ada di sekolah tersebut. MPLS pun dilaksanakan selam 3 hari berturut-turut.
Pada hari ketiga MPLS saya diberitahu oleh Manda bahwa saya mendapat kelas 10 mipa 4,
yang kebetulan satu kelas dengan dia.

Setelah tahu bahwa saya mendapat kelas 10 mipa 4, pada hari senin nya saya
langsung disuruh untuk masuk ke kelas masing-masing. Karena saya datang terlalu siang,
saya mendapat teman sebangku dengan laki-laki. Saya pun mencoba menerimanya dan
beradaptasi dengan teman kelas baru. tetapi ssetelah saya mencoba beradaptasi dengan dia
saya tetap merasa tidak nyaman dengan dia, sampai akhirnya saya melapor ke guru BK

“bu, saya gak nyaman sebangku dengan Adit” curahan hati saya

Lalu beliau menjawab “terus kamu mau sebangku sama siapa? Dikelas kamu kan jumlahnya
udah pas”

“sendiri jua gak apa apa bu” jawab saya

“baiklah kalau mau sendiri nanti ibu kasih kamu kursi dan memberitahu teman-teman yang
lain supaya bergantian untuk menemani kamu”

“iya bu, maksih bu”

Tidak lama dari itu akhirnya guru BK pun memberi saya bangku dan kursinya yang
diantar oleh pegawai yang suka bersih-bersih di sekolah. Setelah itu saya menjalani hari-hari
seperti biasa, mereka bergantian duduk sebangku dengan saya. Sampai suatu hari ada
teman saya yang bernama Medina, dia meminta izin kepada saya untuk sebangku dengan
saya. Saya pun mengizinkan dia karena saya selalu menerima siapapun yang datang ke
bangku saya. Setelah saya sebangku dengan medina, saya bertanya kepada dia

“kenapa kamu mau sebangku dengan saya” tanya saya

“enggak tau, karena dengan teman bangku saya yang sebelumnya, saya kurang merasa
nyaman dan dia kurang berinteraksi dengan saya” jawab dia
“ohh gitu yaa” ucap saya

“kalau begitu boleh gak saya satu bangku dengan kamu?” tanya dia

“yaa boleh lah, lagi pula saya kan sendiri jadi saya boleh menerima siapa pun yang ingin
sebangku dengan saya” jawab saya

“oke deh, kalau begitu mulai hari ini saya sebangku dengan kamu yaa” ucap dia

“iya iya” jawab saya

Setelah itu saya pun sebangku dengan dia, kami berdua merasa nyaman dengan
bangku tersebut. waktu berlalu kami terus menjalani proses pembelajaran. Sampai suatu
ketika nenek saya sakit, beliau sudah tidak ingat. Kala itu terjadi pada pukul 2 malam saya
tebangun karena dirumah ada saudaranya ibu saya. Saya puun bertanya

“ada apa ini? Ko pada rame?” tanya saya

“ini nenek kamu sudah tidak ingat apa pun” jawab uwa saya

“ohh gitu yaa” jawab saya

“udah kamu tidur lagi, besok kan kamu harus sekolah kalau kami tidak tidur nanti kamu
ngantuk lagi di sekolah” ucap uwa saya

Saya pun nurut dengan apa yang diucapkan uwa saya. Saya langsung tidur kembali
sampai subuh tiba, saya bangun lagi karena saya harus memperssiapkan diri untuk pergi
sekolah. Setelah mandi, sarapan dan sebagainya saya langsung bergegas pergi kesekolah.
Ketika saya pamit mau berangkat sekolah tiba-tiba uwa saya bilang

“belajar yang tenang ya, jangan mikirin nenek kamu, nenek kamu akan baik saja-saja kan
ada uwa yang jaga. Nanti kalau ada apa-apa uwa akan ngabarin kamu”.

“iya wa” jawab saya

Saya pun langsung pergi ke sekolah. Sesamainya disekolah saya belajar seperti biasa,
tetapi hati saya begitu tenang karena saya terus kepikiran tentang nenek saya. Setelah
sekolah selesai saya langsung pulang kerumah, dijaln menuju pulang saya terus kepikiran
tentang nenek saya, sesampainya di rumah tiba-tiba udah ada banyak orang. Saya pun kaget
dong dan pikiran saya udah kesana kemari mikiri yang enggak-enggak. Ketika itu pun saya
melihat nenek saya berbaring lemas tidak bisa apa-apa. Ketika adzan maghrib tiba nenek
saya menghembuskan nafas terakhirnya. Saya pun merasa sedih dan merasa bahwa saya
belum bisa membahagiakan beliau. Tapi kalau saya terus berlarut larut dalam kesedihan,
saya gak mungkin bisa ceria. Akhirnya saya berusaha mengikhlaskan kepergian beliau untuk
selama-lamanya
Singakat cerita, saya memasuki kelas 11, dimana ketika kelas 11 saya memiliki dua
teman yang selalu bersama, mereka bernama Revi dan Medina. Ketika kelas 11 juga saya
menyukai seseoang, tetapi saya tidak berani bilang kesiapapun termasuk teman dekat
saya.Karena kalau saya saya bilang ke mereka pasti mereka akan menggoda saya dan
megejek saya dengan bercandaan mereka. Ketika kelas 11 adalah saat ternyaman di sekolah
karena saya sudah tahu sikap-sikap yang dimiliki oleh teman sekeklas saya. Dan saya mulai
mengetahui dunia luar yang penuh warna dan berbagai manis dan pahitnya kehidupan.

Kelas 11 telah usai, saya memasuki kelas 12, dimana kelas 12 adalah masa masa
terakhir saya duduk di bangku SMA. Kelas 12 ini saya merasa terbebani dan capek akan
tugas-tugas yang guru berikan. Tetapi saya tidak bisa menyerah begitu saja, saya harus
teteap berjuang demi masa depan yang lebih indah. Karena guru saya pernah bilang “kalau
kita mencari ilmu itu harus sabar” yaa kata-kata itu lah yang selalu saya ingat ketika saya
merasa lelah dan capek. Karena kalau semua dikerjakan dengan ikhlas cape pun tidak akan
terasa. Semoga di kelas 12 ini saya bisa menjalani apa yang seharusnya terjadi, dan bisa
menjalankan ujian-ujian sekolah yang akan dihadapai.

Harapan saya semoga saya bisa menjadi orang yang sukses, jujur, berpendidikan dan
bisa membahagiakan orang-orang yang ada disekitar saya, termasuk orang tua yang
telahmelahirkan dan membesarkan saya sampai sekarang.

Keterangan:

Orientasi

Pengenalan peristiwa

Menuju konflik

Puncak konflik

Penyelesaian

Koda

Anda mungkin juga menyukai