Anda di halaman 1dari 3

Saat aku masih SD dulu aku termasuk anak ceria apalagi saat disekolah, teman teman ku

juga banyak saat aku SD dulu mereka yang suka nemenin aku kemanapun ke kantin lah ke
toiletlah ya pokok nya kemana aja deh, tapi gak semua aku akrab engan teman sekelas ku
Cuma ada beberapa aja salah satunya Windu dialah teman karib ku sewaktu aku SD dulu.

Kami selalu bersama sama kemana aja, dia teman ku yang baik bukan hanya baik dia juga
anak yang pintar. Di kelas ku dia selalu medapat rangking dia memang anak yang cerdas dia
juga anak yang cantik lohh.. . Tapi dia anak yang sedikit cengeng karena dulu pernah
ngambek saat ada hal sepele yang dibuat oleh teman lelaki dikelas, contohnya seperti
temanku yang pernah liat atau nyontek tugas Windu, terus dia langsung ngambek dan
bilang “ntar aku aduin ke ayah aku lohh” eh temen lelaki dikelas kami malah bilang “yaudah
aduin kami gak takut”, sontak aku ingin tertawa melihat mereka cekcok seperti itu, tapi itu
gak cekcok yang begitu hebat loh itu Cuma cekcok kecil aja kok. Tapi nih ya aku punya
temen yang bandel banget, dia tuh suka banget ngelawan guru dan dia juga sering banget
kena hukum karena sering gak ngerjain tugas, aku aja sebagai temennya males liat orang
kayak dia yang bandelnya luar bisa dia juga sering banget jahilin anak perempuan di kelas.
Jadi anak perempuan dikelas aku tu pada banyak yang gak suka liat dia karena bandel dan
jahatnya.

Setelah kami tamat dari SD kami melanjut ke jenjang yang lebih tinggi, sudah pasti kami
berpisah namun ada sebagian yang masih satu sekolah seperti aku dan teman ku yang dulu
jsatu sekolah, tapi aku dan Windu berpisah namun tak mengapa demi melanjutkan sekolah
pasti nya harus rela berpisah demi mendapatkan yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Semasa aku SMP dulu aku punya beberapa temen yang akrab banget dengan aku, awalnya
gak saling kenal dan gak akrab banget setelah kenal tapi berhubung kami sekelas dan dia
duduk di belakang bangku ku lama kelamaan kami semakin akrab. Dia juga punya teman
yang akrab dengannya mereka sudah lama berteman sejak mereka kecil mereka sudah
berteman karena mereka satu kampung dan satu sekolah ketika SD. Dan semakin lama aku
kenal dengan mereka semakin akrab pula aku dengan kebiasaan dan sifatsifat mereka,
namun aku lebih akrab kepada Dede dialah temanku ketika SMP yang sangat cocok dengan
ku walau kami sebelumnya tak saling kenal. Nama Dede itu adalah nama panggilan
dirumahnya ketika dia masih kecil dulu dan kebetulan dia anak yang paling keci. Ketika kelas
VII kami tak begitu erat karena masih pada malu malu, tapi malu malu itu mulai hilang
berganti dengan sebuah canda dan tawa yang kami rasakan setiap harinya. Aku dan dia
bagaikan belangko yang susah terpisah, setiap kalinya jumpa pasti ada saja bhan bicaraan
yang kami bicarakan, sungguh itu sangat berkesan apalagi mengingat saat dia terjatuh dari
sepeda motornya ketika itu. Awalnya dia naik ke atas sepeda motornya tapi ketika dia
merasa sepeda motornya berat dan takbisa di topangnya dengan kakinya akhirnya dia
terjatuh dan sepeda motornya itu masih dalan keadaan hidup dantak sengaja dia menarik
gas sepeda motornya itu sementara dia sudah terjatuh ke tanah, seketika aku terkejut
melihat dia tapi aku juga lucu ketika melihat de?” tanyaku padanya, “aduh sakit..” katanya
“ayo..bangkit “ ujarku kepadanya untuk bangkit dan mendirikan sepeda motornya, namun
karena dia tak kuat untuk bangkit aku berusaha untuk membangkitkan nya, tapi aku pun tak
kuat untuk mendirikan sepeda motornya, untung saja ada penjual bakso di sekolah kami itu
yang membantu kami yang lagi kesulitan ini.

Dede itu anak suka banget ketawa, hampir tiap hari kalau jumpa dia pasti ketawa entah apa
yang lucu juga kadang aku gak tau, aku tewa juga bukan karena hal yang lucu melainkan
karena melihat dia tertawa makanya aku merasa lucu. Seiring berjalannya waktu kami naik
ke kelas VIII aku dan Dede tidak satu kelas lagi disitu aki mulai jarang bertemu, dan ketika
kami kelas VIII kami mempunyai adik kelas pastinya, saat masa pengenalan siswa baru aku
merupakan salah satu panitianya, aku mengajarkan beberapa hal kepada mereka mengenai
peraturan sekolah kami apa apa saja yang harus dipatuhi disekolah itu. Pada masa
pengenalan siswa baru aku menemukan adik kelas yang begitu tampan wajahnya
menurutku . Jujur aku menyukai adik itu, cukup mudah bagiku untuk meluluhkannya,
setelah kami entah bagaimana kami pun mulai dekat, wajar saja mungkin ini yang
dinamakan cinta monyet . Hahhaa.. aku merasa lucu kala mengingat tentang itu, cukup
lama kami berteman dekat karena adik itu baik dan respon kepada ku, kami juga nyambung
kalau komunikasi jadi wajar terjalin lama hubungan yang cinta monyet itu, semakin lama
kau mengenalnya semakin aku tergemas melihat tingkahnya aku sebagai kakak kelas nya
sering menasehatinya ketinya kalau dia agak sedikit menyimpang, tapi ada satuhal yang
menbuat hubungan ku menjadi tak seindah awaknya yaitu jarena teman karibku sendiri. Aku
mendengar dia menyukai si adik kelas yang kusukai ini, harusnya aku tak begitu perduli tapi
karena dia diam diam tak memberitahu ku soal perasaanya kepada adik itu aku pun merasa
di dari belakang olehnya, dan aku tau kabar ini dari si adik itu sendiri, mengapa Dede tak
bicara langsung kepadaku? Aku pun menjadi semakin bingung, Akhirnya petemanan ini
sedikit berantakan hanya karena ketidakjujuran seorang teman bahkan sudah seperti
sahabat karib. Beberap bulan aku tidak bertegur sapa akrab seperti biasanya, si adik pun
melerai permasalahan itu “udah kak gak perlu diributin gak enak juga kalau berantem Cuma
gara gara hal sepela” kata si adik “iya ggp dek Cuma sepele kok, nanti juga balik lagi
situasinya” ku jawab, seperti itulah kira kira tanggapan kami soal masalah kecil itu.

Singkat cerita aku dan Dede mulai akrab kembali, tapi masih lumayan canggung untuk
seakrab yg dulu. Gak masalah semua pasti ada pelajarannya aku muali mengerti arti seuah
persahabatan dan pada akhirnya aku mengalah dan menciba memantaskan diri untuk
menjauhi si adik yang ku sukai ini, maksudku supaya tidak tebebani aku karena dia.
Mencoba melupakan seperti itulah kira kira, tapi lumayan sulit bagiku karena kami masih
satu sekolah. Di bangku kelas VIII yang ku duduki waktu itu ada seorang teman baru yang
pindah dan masuk di kelas kami. Nah, disini awal lagi cinta monyet kedua ku beraksi, singkat
cerita entah kenapa dia menyukaiku ku, sebut saja dia R. Padahal aku tak ada rasa sama
sekali kepadanya, tapi gak masalah suka itu boleh sama siapa aja, aku gak mau buat dia
semakin luluh hatinya kepadaku padahal aku tidak pernah perhatian kepadanya, jadi lebih
baik aku buat dia ilfil aja sama aku biar dia gak ambisius untuk dekatin aku. Dan cara ku
berhasil sih sedikit, tapi dia masih aja barusaha untuk dekatin aku meski cara dia gak pakai
cara langsung. Caranya nih dia suruh temennya untuk luluhin hati aku contohnya kayak dia
nyuruh temennya itu untuk beliin aku minuman padahal sih itu akal akalan dia aja biar bisa
deket sama aku, apalagi nih ya waktu aku ngantin bareng temen aku dia tu tiba tiba dateng
gak jelas cari muka, terus nawarin aku dan temenku aku sih mau mau aja ya apalagi kalau
dibyari hmm.. mau banget, tapi aku tau itu Cuma modus dia doang, nah biar misi dia
berhasil buat nawari aku jajan aku nyuruh temenku aja untuk ngeiyain apa katanya gak enak
juga kalau rezeki ditolak . Akhirnya yang makan jajan tu temen ku bukan aku aku sih Cuma
ngomporin temenku aja biar misi dia berhasil dan biar gak kasian liat dia ditolak terus sama
aku. Terus dia pernah ngotot banget untuk nyuruh aku buat terima dia sebagi pacar ku,
iyakali aku nerima dia sementara aku gak punya perasaan sama sekali ke dia, ya ku tetap gak
maulah, dengan segala cara dihalal kan nya supaya aku bisa suka sama dia, ya mana bisa
karena segala sesuatu yang dipaksa gak akan bagus hasilnya. Nah ni orang anak orang kaya
uang nya banyak makanya asal ngantin selalu dia yang bayar, pokonya yang punya temen
kayak gini puas banget deh, isi kantong gak pernah kosong, tapi kalau aku sih males ya Cuma
demi isi kantong. Dia juga pernah mau ngasih boneka tapi aku selalu menghindar aku gak
mau nerima barang barang yang di kasih olehnya takut nanti ketahuan sama ibu aku itu
barang dari mana itu salah satu alasan ku terus aku malu sama temen temen ku kalau
katahuan barang yang dikasih samaku itu barang dari cowok ih pasti aku diejek sama temen
temen aku. Dan akhirnya dia suka sama temenku Dede mungkin karena dia bosen sama aku
yang gak pernah ngerespon dia sedikit pun, tapi syukur deh aku gak dikejar kejar dia lagi
karena udah ada yang gantiin aku . Begitu pun Dede cukup respon dengan nya jadi aku
gak terlalu merasa bersalah hehe..

Aku orang nya gak mudah jatuh cinta tapi kenapa aku perna jatuh cinta sama adek kelas aku
sendiri ya? Aku juga heran, padahal gak ada yang istimewa dari dia orang nya biasa biasa ja
Cuma tampilan nya ajasih yang rapih menurutku hm.. gak taulah perasaan emang bisa
datang kapan aja dan sama siapa aja. Setelah aku naik kekelas tiga hubungan pertemanan
ku denag temanku semakin erat aku dan Dede sudah akrab seperti dulu. Lama kelamaan
kami semakin akrab hingga rasanya tak ingin berpisah. Sampai hampir dipenghujung masa
SMP aku mulai merasakan jatuh cinta kembali untuk kedua kalinya. Kali ini pada seseorang
ang telah kukenal lama namun persaan ini baru datang di penghujung cerita, entah apa dan
bagaimana perasaan ini mulai muncul aku pun tak tau, apa yang kurasan ini sungguh dilur
dugaan ku baru kali ini kurasakan begitu kah namanya jatuh cinta. Aku sungguh lemah
dalam kondisi ini banyak yang tak bisa ku kontrol. Sungguh ini kah yang dinamakan cinta? Ku
akui ini cinta pertamaku bukan main main inilah dia. Tak pernah kubayangkan aku bisa jatuh
cinta padanya, aku mersa aku gila. “Tuhan tolong lah aku apa rasa yang sedang ku rasakan
ini”, seraya ku meminta mengadu kepada tuhan tentang apa yang kurasakan. Sampai
sekarang aku tak dapat melupakannya, sudah hampir 3 tahun lamanya rasa ini masih
berbekas.Tapi aku harus merelakannya, karena aku tau ini tak bisa di paksakan, cukup la kali
ini saja yang cukup lama membekas. Yang lainnya jangan sampai membekas selama ini.

Anda mungkin juga menyukai