Martini menurut saja apa yang dikatakan ibunya. Setelah menikmati segelas teh hangat, ia
mengangkat kaki dan tiduran di atas amben. Namun tetap saja ia tidak dapat memejamkan
matanya. Pikirannya tetap melayang memikirkan suaminya; di mana dia, apakah dia merantau
ke Jakarta untuk turut mencari nafkah di perantauan, di mana letak rumah barunya, atau
apakah Mas Koko malah meninggalkan dirinya dan menikah dengan wanita lain? Ah tidak
mungkin, pikirnya kembali berusaha untuk tetap Huznuzon (berprasangka baik). Ia mencoba
bangkit lalu menemui ibunya yang sedang memasak di dapur.
Maaf Mbok, di mana Mas Koko, Tini sudah kangen dan ingin berbicara dengannya,
ujar Martini membuka kembali percakapan.
Ibu Martini tampak kembali berpikir sejenak, lalu berdiri dan mengambil segelas air putih
dingin dari kendi.
Minumlah air putih ini agar kamu lebih tenang, Tini, nanti si Mbok ceritakan di mana
suamimu berada, kalau kamu memang sudah tidak sabar.
1. Pendeskripsian watak Martini seorang yang patuh dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. dialog antartokoh
B. penjelasan langsung
C. pikiran-pikiran tokoh
D. gambaran fisik tokoh
E. tanggapan tokoh lain
2. Nilai moral pada sikap Marni yang tergambar dalam cuplikan cerpen tersebut adalah ...
A. merasa sakit hati karena suaminya tidak mempedulikannya
B. tidak peduli terhadap keluarganya karena memikirkan suami
C. yang selalu mengatur kehidupan rumah tangga dan suaminya
D. bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga dan anaknya
E. tidak mau berprasangka jelek terhadap suaminya dan sabar
3. Amanat yang terkandung dalam kutipan tersebut adalah ...
A. Seorang istri hendaklah kuat menghadapi berbagai perilaku suaminya selama masih
menjadi istrinya.
B. Jika si suami menyakiti istrinya, si istri haruslah menerima karena sudah
kodratnya.sebagai seorang istri
C. Seorang istri tidak boleh berprasangka buruk kepada suami sebelum diketahui
kebenarannya.
D. Sebelum seorang istri menyalahkan suami, hendaklah si istri mengintrospeksi diri atasperilakunya.
E. Tidak boleh mengadukan permasalah rumah tangga kepada orang lain karena itu aka
membukakan aib.
Bacalah kutipan cerita berikut!
Dia mengenakan kalung emas yang bertaksir dua puluh gram. (2) Aku yang gelisah melihat kalung emas itu, sedang dia tenang-tenang
saja. (3) Dia buka sedikit kerah bajunya karena terik matahari itu sehingga kalung emas itu tampak jelas lekat pada kulit
dadanya yang putih. (4) Dia seolah tampak ingin menyombongkan perhiasan itu, memamerkan miliknya kepada orang lain. (5) Pada
saat seperti itulah datang dua orang lelaki dari dalam gang dan langsung menodongkan pisau. (6) Kalung itu nampak olehku putus dan
menimbulkan bekas merah pada wanita muda itu. (7) Kedua laki-laki itu dengan cepat menghilang masuk ke dalam gang melarikan
perhiasan wanita muda itu. (8) Aku lihat wanita muda itu tenang-tenang saja. (9) Tampaknya aku lebih gelisah dibandingkan dengan
dia. (10) "Jangan Bung pikirkan kejadian itu, itu kalung imitasi! (11) Dengan uang lima ratus atau seribu rupiah, aku sudah bisa
memilikinya lagi. (12) Banyak dijual kalung imitasi seperti itu." (13) Dia tersenyum padaku. (Perbuatan Sadis, Hamsah Rangkuti)
4. Watak tokoh "wanita" yang suka pamer pada kutipan cerpen tersebut pada kalimat nomor ....
A. (3), (4), dan (8)
B. (3), (4), dan (11)
C. (3), (8), dan (9)
D. (3), (8), dan (10)
E. (3), (10), dan (12)
5.
Ibunda guru, Ibunda mesti tahu bahwa anak-anak kuli ini kelakuannya seperti setan. Sama sekali tidak
bisa disuruh diam, terutama Borek, kalau tak ada guru ulahnya ibarat pasien rumah sakit jiwa yang buas.
Aku sudah tak tahan, Ibunda, aku menuntut pemungutan suara yang demokratis untuk memilih ketua kelas
baru. Aku juga tak sanggup mempertanggungjawabkan ke-pemimpinanku di Padang Masyar nanti, anakanak kumal ini yang tidak bisa diatur ini hanya akan memberatkan hisabku!
Kucai tampak sangat emosional. Tangannya menunjuk-nunjuk ke atas dan napasnya tersengal-sengal
setelah menghamburkan unek-unek yang mungkin telah dipendamnya bertahun-tahun. Ia menatap Bu Mus
dengan mata merah, tapi pandangannya ke arah gambar R.H. Rhoma Irama Hujan Duit.
11. Konflik dalam kutipan tersebut adalah
A.
B.
C.
D.
Rasa sedih Kucai terhadap anak-anak nakal yang tidak bisa diatur oleh ketua kelas.
Perasaan marah Kucai mepada Bu Mus yang telah memilihnya sebagai ketua kelas.
Perasaan jengkel Kucai sebagai ketua kelas.
Ketakutan Kucai akan tuntutan pertanggungjawaban di Padang Masyar.
Kunci jawaban
1.
2.
3.
B
E
C
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan tersebut adalah orang pertama pelaku utama. Coba anda
jelaskan......(lengkapi dengan pembuktian)
Latar yang tergambar pada kutipan cerpen di atas adalah.....(lengkapi dengan pembuktian)
Buatlah cerpen pengalaman sendiri dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu....(minimal 4 kalimat)
Buatlah cerpen pengalaman sendiri dengan menggunakan penggambaran karakter tokoh melalui pengungkapan jalan pikiran
tokoh...(minimal 4 kalimat)
KUNCI JAWABAN
1. Pendeskripsian tokoh martni seorang yang patuh digambarkan melalui teknik analitik yaitu karakter tokoh
diceritakan langsung oleh pengarang.
Pembuktiannya Martini menurut saja apa yang dikatakan ibunya
2. Nilai moral pada cerpen tersebut adalah seseorang yang selalu berprasangka baik terhadap suaminya dan sabar.
Pembuktian Ah tidak mungkin, pikirnya kembali berusaha untuk tetap Huznuzon (berprasangka baik).
Amanat yang terkandung dalam kutipan cerpen diatas adalah Seorang istri tidak boleh berprasangka buruk kepada
suami sebelum diketahui kebenarannya.
Pembuktian : Pikirannya tetap melayang memikirkan suaminya; di mana dia, apakah dia merantau ke Jakarta untuk turut
mencari nafkah di perantauan, di mana letak rumah barunya, atau apakah Mas Koko malah meninggalkan dirinya dan
menikah dengan wanita lain? Ah tidak mungkin, pikirnya kembali berusaha untuk tetap Huznuzon (berprasangka baik).
4. (3) Dia buka sedikit kerah bajunya karena terik matahari itu sehingga kalung emas itu tampak jelas lekat pada kulit dadanya
yang putih.
5. Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan karena penulis masuk kedalam cerita tetapi tidak menjadi tokoh utama.
Pembuktiannya : Dia mengenakan kalung emas yang bertaksir dua puluh gram. (2) Aku yang gelisah melihat kalung emas
itu, sedang dia tenang-tenang saja. (3) Dia buka sedikit kerah bajunya karena terik matahari itu sehingga kalung emas itu
tampak jelas lekat pada kulit dadanya yang putih. (4) Dia seolah tampak ingin menyombongkan perhiasan itu, memamerkan
miliknya kepada orang lain.
3.
6. Menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu karena penulis menceritakan semua kejadian dengan
sejelas-jelasnya baik dari suasananya, latarnya, sifatnya.
Pembuktian : Nyonya Suryo tersenyum. Tiba-tiba dia ingat peristiwa di mana sifat-sifat Bawuk yang pemurah dan perasa
menonjol jauh lebih nyata dari kakak-kakaknya.