Walisongo dan para wali lainnya, telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menarik
minat masyarakat non Muslim untuk memeluk Islam. Dengan bijaksana mereka
memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dan mengajak mereka memeluk Islam.
Dalam menyebarkan Islam mereka betul-betul mengajak masyarakat untuk melaksanakan
syari’at yang berpegang teguh pada sumber utama, yakni Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
Dalam penyebaran islam, Wali Songo banyak menggunakan media budaya (kultur) yang
menampilkan bentuk kebudayaan tertentu yang mengandung makna nasihat atau toleransi
keagamaan. Dengan metode ini mereka menghendaki agar adat istiadat dan kepercayaan lama
sedikit demi sedikit dapat terkikis dan diisi dengan adat istiadat baru yang bernafaskan Islam.
Masih kaitanya dengan kehidupan beragama, usaha para wali itu antara lain mendirikan
mesjid-mesjid, seperti mesjid Demak dan Mesjid Kudus. Dalam bidang pendidikan mereka
mendirikan madrasah-madrasah dan mendirikan Pesantren-pesantren selain itu dibentuk pula
perkumpulan-perkumpulan tarekat. Para wali membuat Syi’ar-syia’ar secara kreatif, dengan jalan
mengadakan peringatan hari-hari besar Islam berupa parayaan dan upacara seperti Sekaten untuk
Maulid Nabi Muhammad SAW.
b) Syamsuddin Sumatrani
Dari cara berfikir Syamsuddin Sumatrani, dapat ditarik kesimpulan bahwa
beliau merupakan sosok ulama yang mengutamakan keuletan berfikir sehingga
melahirkan berbagai karya dalam bidang agama Islam, terutama dalam
pendalaman Aqidah Islam.