Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PAI

“Strategi Dakwah dan Perkembangan Islam di Indonesia”


Kelompok 6 :
1. Ammar Bielbark K. (01/XII MIPA3)
2. Ditha Sari P. N. (05/XII MIPA3)
3. Esti Suryaningtyas (07/XII MIPA3)
4. Julio Atmaja P. (13/XII MIPA3)
5. Pramudyawati Elinda A. (21/XII MIPA3)

Nilai – Nilai Keteladanan Tokoh dalam Sejarah Perkembangan Islam

1. Keteladanan Wali Songo

Walisongo dan para wali lainnya, telah berjuang dengan sungguh-sungguh untuk menarik
minat masyarakat non Muslim untuk memeluk Islam. Dengan bijaksana mereka
memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dan mengajak mereka memeluk Islam.
Dalam menyebarkan Islam mereka betul-betul mengajak masyarakat untuk melaksanakan
syari’at yang berpegang teguh pada sumber utama, yakni Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Dalam penyebaran islam, Wali Songo banyak menggunakan media budaya (kultur) yang
menampilkan bentuk kebudayaan tertentu yang mengandung makna nasihat atau toleransi
keagamaan. Dengan metode ini mereka menghendaki agar adat istiadat dan kepercayaan lama
sedikit demi sedikit dapat terkikis dan diisi dengan adat istiadat baru yang bernafaskan Islam.

Masih kaitanya dengan kehidupan beragama, usaha para wali itu antara lain mendirikan
mesjid-mesjid, seperti mesjid Demak dan Mesjid Kudus. Dalam bidang pendidikan mereka
mendirikan madrasah-madrasah dan mendirikan Pesantren-pesantren selain itu dibentuk pula
perkumpulan-perkumpulan tarekat. Para wali membuat Syi’ar-syia’ar secara kreatif, dengan jalan
mengadakan peringatan hari-hari besar Islam berupa parayaan dan upacara seperti Sekaten untuk
Maulid Nabi Muhammad SAW.

2. Keteladanan Para Ulama


a) KH Wahid Hasyim
Sejak usia 5 tahun sudah belajar membaca Al-Qur’an pada ayahnya dan
menggemari buku-buku kesusastraan arab, khususnya buku Asy-Syu’ara
(kumpulan penyair dengan syair-syairannya). Selanjutnya melanjutkan
pendidikannya di Pondok Pesantren Siwalah Panji (tempat ayahnya dulu berguru)
lalu berpindah ke Pesantren LiboyonKediri dan kemudian meniti karir sebagai
guru di pesantren ayahnya.
Semasa hidupnya ia senang menulis, tulisannya tersebar dalam bentuk
pidato-pidato resmi, dan ceramah keagamaan. Pada tahun 1952
memprakasai berdirinya Liga Muslimin Indonesia, suatu Badan federasi yang
anggotanya terdiri atas wakil-wakil NU, PSII, dan lainnya.

b) Syamsuddin Sumatrani
Dari cara berfikir Syamsuddin Sumatrani, dapat ditarik kesimpulan bahwa
beliau merupakan sosok ulama yang mengutamakan keuletan berfikir sehingga
melahirkan berbagai karya dalam bidang agama Islam, terutama dalam
pendalaman Aqidah Islam.

Keteladanan yang dapat kita ambil :


- Sebagai generasi muda harus senantiasa mempertebal keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Karena hal itu adalah modal yang paling utama yang harus
dimiliki.
- Tuntutan perkembangan zaman mengharuskan generasi muda untuk memperdalam
penguasaan ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya, sehingga dapat
memberikan manfaat bagi diri sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya.
- Untuk mendapatkan kemuliaan di hari esok, maka generasi muda harus bersedia
berjuang dalm rangka meninggikan agama Allah, sesuai bidang yang ditekuninya.
- Mengembangkan jalinan silaturahmi dengan cara-cara yang bijaksana sehingga akan
melahirkan ukhuwah islamiyah.
- Diperlukan keahlian untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan dengan
menggunakan cara-cara yang cerdas dan simpatik, sehingga mudah diterima orang
lain yang menjadi sasaran dakwah.
- Dalam setiap situasi dan kondisi senantiasa menunjukkan kepribadian yang luhur
serta menghindarkan diri dari sifat-sifat yang kurang terpuji.

Anda mungkin juga menyukai