Kumpulan cerpen karya Trino Sumardjo ini ada sembilan buah cerpen. Semuanya
memiliki sudut pandang orang ketiga serba tahu (omniscient). Ejaan karyanya ini juga
menggunakan ejaan lama dan meggunakan bahasa yang indah. Cerita di dalam cerpennya
hampir berhubungan dengan masa perang baik pra maupun pasca.
DAUN KERING
Cerpen ini mengisahkan seorang yang berada di wilayah yang suram. Wilayah itu
merupakan wilayah penyesatan, pelalaian dan penguburan, namanya adalah Bawah Sadar dan
jalannya bernama Bawah Alam. Orang itu mendengar nama-nama tersebut dari dua orang
yang bercakap-cakap mengenai wilayah itu.
Wilayah itu dulunya makmur, namun wilayah itu tandus karena penduduknya tak
berdaya. Penduduk tersebut kehabisan tenaga oleh pergulatan berebut kekuasaan. Mereka
semua dibutakan oleh keserakahan sehingga negaranya kering tandus. Tetapi, ada juga yang
berjiwa besar tetapi tidak dihiraukan malahan disingkirkan oleh orang-orang yang serakah
itu.
Seorang yang berada di wilayah itu tadi dengan tubuh yang lemas menuju ke batu
karang. Ia menemukan banyak sekali mayat-mayat yang hangus. Mayat-mayat itu adalah
kaum pejuang muda. Jasa mereka hanya ditandai dengan tugu-tugu peringatan. Sungguh
ironi, ditambah lagi yang tinggal di wilayah itu adalah kurcaci yang cerewet, licik dan
memiliki tabiat yang jahat. Kurcaci itu suka memakan habis semua yang tumbuh di wilayah
itu.
Setelah dari batu karang orang itu ditinggal oleh dua orang yang bercakap-cakap
yang ternyata adalah kawanya sendiri. Tak sampai disitu, ia kini diserang oleh kurcaci jahat
itu dan dunia semakin gelap dan dingin baginya.
Tapi tidak, ternyata dia bangun. Ternyata itu adalah kayalan di saat ada hujan dan
angin ribut disekitar rumahnya.
Novel yang satu ini termasuk karya fiksi yang populer di Malaysia. Novel ini berkisah
seputar lika-liku kehidupan cinta seorang wanita bernama Emelda. Ia menikah dengan
seorang pria bernama Aril Fatah. Pernikahan ini tidak didasarkan cinta melainkan sebuah
keterpaksaan. Emelda terpaksa mengakui anak kembar kakaknya bernama Emira. Emira ini
dihamili oleh Aril Fatah. Hanya saja ia kemudian meninggalkan Emira menanggung malu
sendiri. Atas kejadian tersebut, Emira terguncang jiwanya, sakit dan sekarat. Atas paksaan
beberapa orang, akhirnya Emelda memustuskan untuk mananggung malu Emira dengan
mengakui anak kembar kakaknya sebagai anaknya. Kedua anak kembar tersebut bernama
Atiea dan Dania. 8 Tahun sesudahnya, Aril Fatah kembali dan berpikir bahwa Emelda lah
perempuan yang ia tiduri bertahun-tahun silam. Ia kemudian memaksa Emelda untuk
menikah.
Emelda jelas menolak sebab selain tak cinta, ia juga bukan wanita yang melahirkan Atiea dan
Dania, anak Aril Fatah. Namun Emelda juga tidak sanggup menyampaikan pada Aril Fatah,
sebab ia telah berjanji pada mendiang Emira untuk menjaga rahasia tersebut. Kehabisan akal
memaksa Emelda, akhirnya Aril Fatah mendekati orang tua Emelda. Merasa sepaham dengan
Aril, orangtua Emelda pun menasehati agar ia menikah saja. Pada akhirnya, Emelda bersedia
menikah dengan Aril Fatah. Namun, apa yang ia jaga akhirnya harus terkuak juga. Aril Fatah
akhirnya mengetahu kebenaran bahwa Emelda bukanlah wanita yang ia tiduri dahulu. Aril
murka
dan
menuduh
EMelda
memiliki
tujuan
memperdayanya.
Setelah mengetahui rahasia tersebut, perlakuan Aril Fahmi pada Emelda pun berubah menjadi
kasar. Bukan lagi perangai dua orang suami dan isteri yang saling mencintai. Karena tertekan
dengan sikap Aril Fatah, Emelda pun memutuskan untuk kembali ke keluarganya. Setibanya
di rumah, ia mendapati teman lamanya bernama Nazri. Nazri mengira Emelda adalah Emira,
sebab wajah mereka memang sama. Namun akhirnya Nazri mengerti bahwa Emira,
perempuan yang ia cintai telah lama meninggal. Selama berada di rumah orangtuanya,
Emelda kembali akrab dengan pria bernama Maliki. Hal ini membuat Aril Fatah kesal,
sepertinya ia cemburu. Tetapi rasa marahnya menghalangi ia untuk menjemput Emelda.
Waktu berlalu dan muncullah Zalida, kekasih lama Aril Fatah. Ia mendekati Aril, hal tersebut
membuat Emelda diam-diam meradang. Konflik cinta berliku-liku ini benar-benar menguras
emosi pembaca. Meski dua orang ini saling mencintai, tapi lipatan takdir tidak
mempertemukan mereka berdua di garis yang sama. Pada akhirnya Aril Fatah meminta
Emelda kembali, namun wanita itu menolak. Ia tak lagi sanggup. Ia beranggapan apa yang
selama ini Aril Fatah lakukan padanya sangat menyakitkan. Ia memilih untuk hidup masingmasing.
Novel ini cukup mendapatkan tempat di Malaysia. Meski di Indonesia ia kurang dikenal.
Semoga sinopsis novel Kasih Antara Kita ini mampu memperkaya pengetahuan Anda
mengenai kisah-kisah populer di Negeri Jiran, Malaysia.
Dokter Sukartono dengan seorang perempuan berparas ayu, pintar, serta lincah.
Perempuan itu bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter
Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini. Demikian pula sebaliknya, Tini
juga tidak mencintai Dokter Sukartono.
Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono
menikahi Sumartini karena kecantian, kecerdasan, serta mendampinginya
sebagai seorang dokter adalah Sumartini. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter
Sukartono karena hendak melupakan masa silamnya. Menurutnya dengan
menikahi seorang dokter, maka besar kemungkinan bagi dirinya untuk
melupakan masa lalunya yang kelam. Jadi, keduanya tidak saling mencintai.
Karena keduanya tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur. Mereka tidak
saling berbicara dan saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak
pernah dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masingmasing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya keluarga
mereka tampak hambar dan tidak harmonis. Mereka sering salah paham dan
suka bertengakar.
Ketidakharmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena Dokter Sukartono
sangat mencintai dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia
bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada pasien yang membutuhkannya,
dia dengan sigap berusaha membantunya. Akibatnya, dia melupakan kehidupan
rumah tangganya sendiri. Dai sering meninggalkannya istrinya sendirian
dirumah. Ida betul-betul tidak mempunyai waktu lagi bagi istrinya, Tini.
Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong
kapan pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia juga ridak meminta
bayaran kepada pasien yang tak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagi
dokter yang sangat dermawan.
Kesibukan Dokter Sukartono yang tak kenal waktu tersebut semakin memicu
percekcokan dalam rumah tangga. Menurut Suamrtini, Dokter Sukartono sangat
egois. Sumartini merasa telah disepelekan dan merasa bosan karena selalu
ditinggalkan suaminya yang selalu sibuk menolong pasien-pasiennya. Dia
merasa dirinya telah dilupakan dan merasa bahwa derajatnya sebagai seorang
perempuan telah diinjak-injak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak
mampu memenuhi hak sebagai seorang istri. Karena suaminya tidak mampu
memenuhi hak tersebut, maka Sumartini sering bertengkat. Hampir setiap hari
mereka bertengkat. Masing-masing tidak mau mengalah dan merasa paling
benar.
Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari seorang wanita yang
mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono
datang kehotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang ke hotel
tersebut. Setibanya dihotel, dia merasa terkejut sebab pasien yang
memanggilnya adalah Yah atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak
kecil. Sewaktu masih bersekolah di Sekolah Rakyat, Yah adalah teman
sekelasnya.
Pada saat itu Yah sudah menjadi janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak
tahan hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dia
terjun kedunia nista dan menjadi wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diamdiam sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter