Anda di halaman 1dari 3

Judul : PERGI

Penulis : Tere Liye


Penerbit: Republika
Jumlah Halaman : 459
Berat Buku: 450 gr
Dimensi (L x P): 13 x 20 mm

Buku ini ber-genre action,dan menurut saya seru sekali! Mulai halaman pertama disuguhkan
dengan berbagai aksi, kisah yang tak terduga. Ibarat lagi ikutan lomba lari, rasanya ingin cepat
sampai finish, saking serunya genkss.

Karakter-karakter di buku pergi, beberapa masih sama seperti di novel pulang, yaitu Bujang,
Salonga, si kembar Kiko dan Yuki, serta White, Master Dragon. Tentu saja banyak karakter baru
bermunculant, menambah semarak fiksi ini. Setting ceritanya di Mexico, Indonesia, Singapura,
Jepang (kota Tokyo), Rusia (kota Moscow), Spanyol (kota Madrid), Makau, Hong Kong. Buku
pergi terdiri dari 31 bab + epilog, yang benar-benar bikin greget!

Berawal dari tokoh Bujang yang ternyata memiliki nama asli Agam menjadi penerus Tauke
Besar. Ia menjadi Tauke Besar semenjak Tauke Besar sebelumnya telah wafat. Bersama orang-
orang kepercayaanya ia melanjutkan visi keluarga Tong. Masih tergolong muda untuk menjadi
seorang tauke. Banyak halangan dan rintangan yang harus ia hadapi. Sebuah kebohongan baru
terkuak mengenai alat teknologi yang yang telah dibiayai oleh keluarga tong. Masalah menjadi
semakin rumit, karena berhadapan dengan Master Dragon, kepala dari keluarga Shadow
Economi.

Sepanjang ia mengurus permasalahan dengan Master Dragon ia dikejutkan oleh seorang pemuda
yang usianya tidak terpaut jauh dengannya. Masih belum diketahui dengan siapa ia bekerja, atau
mungkin saja Ia bekerja untuk dirinya sendiri. Mengejutkan sekali bahwa pemuda tersebut tahu
nama asli Tauke Besar, yakni Agam. Dapat dipastikan tidak banyak yang tahu nama asli Tauke
Besar, ia kerab disapa dengan panggilan Bujang atau bahakan ia juga memeperkenalkan diri
sebagai Si Babi Hutan. Pemuda tersebut juga menyebut Bujang dengan Hermanito yang artinya “
my little brother” ,

apa maksud dia dengan menyebut Bujang sebagai adiknya?


Siapakah pemuda tersebut?
Dari mana ia berasal?
Pertanyaan besar yang harus Bujang bongkar.

Pertarungan sengit antara Bujang atau Tauke Besar dengan pemuda tersebut tak terelakkan,
dengan perjanjian tanpa membawa senjata atau tangan kosong . Meski dengan tehnik gerak cepat
hingga seolah menghilang yang telah diajarkan oleh Guru Bushi, pemuda tersebut seolah dapat
melihat keberadaan Bujang. Pertarungan berakhir tanpa menghasilkan apapun. Prototype yang
telah dicuri tak berhasil direbut kembali. Datangnya agen Secret Sevice Amerika Serikat dengan
rompi peluru serta perwira polisi dengan belasan anak buahnya menghentikan pertarungan dan
membubarkan petarungnya.
Banyak kemungkinan yang terjadi dengan Samad, Bapak dari Bujang. Bisa jadi ia telah menikah
dengan gadis lain sebelum ia menikah dengan Midah (mamak Bujang). Permasalahan ini
semakin rumit, terlebih Bujang tidak tahu harus kepada siapa ia akan bertanya tentang kehidupan
bapaknya. Yang ia tahu, kehidupan bapaknya amatlah rumit. Lebih banyak luka di hati bapaknya
dibanding di tubuhnya, juga mamaknya, Midah, lebih banyak tangis di hati ketimbang di
matanya. Langkah pertama Bujang menuju Tuanku Imam guna menanyakan kebenaran siapa
pemuda yang digambarkan seolah mirip dengan zorro tersebut.

Hambatan sebelum menuju kediaman Tuanku Imam muncul, yakni kabar yang disampaikan oleh
Togar (kepala tukang pukul di keluarga Tong). Kabar buruk, bahwa ada mata-mata dari Master
Dragon di dalam keluarga Tong, yakni Chen. Berawal petunjuk dari Tuanku Imam yang
memberikan alamat rumah yang pernah menjadi tempat tinggal Samad bapaknya, Bujang
berangkat.

Perjalanan yang amat panjang telah dilalui oleh Bujang hingga akhirnya ia dapat mengerti makna
Pergi yang sesungguhnya. Tak disangka Bujang memutuskan untuk melepas tahtanya sebagai
Tauke Besar. Bujang menyerahkan kepada Basyir yang telah membantu menyelamatkan markas
besar.

Lalu kemanakah Bujang akan melangkah Pergi?

“sebuah kisah tentang menemukan tujuan, kemana hendak pergi, melalui kenangan demi
kenangan masa lalu, pertarungan hidup dan mati, untuk memutuskan ke mana langkah kaki akan
dibawa Pergi.

Banyak pengetahuan baru yang dapat diambil. Dengan bahasa yang sangat mudah dipahami oleh
orang awam maka pesan yang terkandung juga tersampaikan dengan baik. Penggunaan beberapa
bahasa asing (yang disertai terjemahan pastinya) menambah kosakata para pembaca. Jika di
novel Pulang alur ceritanya maju mundur, kini di novel Pergi menggunakan alur maju, sehingga
pembaca bisa mengetahui kelanjutan ceritanya secara langsung.

Selamat membaca!!

Kalimat Nasihat yang Diambil dari Novel "Pergi"

1. Mamak dulu memang diam-diam mengajariku ilmu agama, aku bisa membaca kitab suci,
bahkan tulisan Arab gundul. Aku bisa shalat, aku hafal sedikit banyak nasihat agama, dan
sebagainya, tapi setelah berpuluh tahun hidup di keluarga Tong, situasinya tidak mudah. Aku
dibesarkan di keluarga penguasa shadow economy. Aku bisa menjaga perutku dari alkohol,babi,
dan semua makanan haram lainnya. (Halaman 82-83).

2. Apakah memang langit ada batasnya? Ternyata tidak juga. Karena segala sesuatu pasti akan
ada akhirnya. Apakah aku benar-benar bahagia dengan pilihan hidupku? Apakah aku benar-
benar bangga dengan seluruh yang pernah aku lakukan? Akan berakhir di halte mana perjalanan
hidupku? (Halaman 388)
3. "Jangan pernah berputus harapan. Kamu akan selalu menemukan harapan baru. Jalan baru
yang lebih baik. Saat itu tiba, kamu akan tahu harus pergi ke mana.” (Halaman 389)

Anda mungkin juga menyukai