Anda di halaman 1dari 12

Judul buku Pengarang

: Loves In Insadong : Indah Hanaco

Nama penerbit : Rumah Ide Halaman/Tebal: iv + 196 halaman, 13 x 19 cm

Indah Hanaco lahir di Pematangsiantar, 14 Oktober. Sejak kecil Indah sangat suka membaca. Sempat berkarier di sebuah bank terbesar di Medan, sebelum menikah dan memutuskan untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Saat ini, ia menetap di Puncak, Bogor, bersama keluarga tercinta. Kini, ia memilih pekerjaan yang sangat membahagiakan, menjadi seorang penulis. Selain bisa mengawasi dan mengurusi anak-anak, ia juga dapat tetap menghasilkan karya. Sampai saat ini, Indah sudah menulis beberapa novel dan buku nonfiksi. Beberapa novelnya yang sudah terbit adalah : Mendua, Black Angel, Jungkir Balik Dunia Mel, Loves in Insa-Dong, Cinta Tanpa Jeda, The Curse of Beauty, serta Love Letter.

Sinopsis: Cyril Amelee, seorang gadis berumur sembilan belas tahun yang tinggal di kota Medan, berambut panjang gelombang, dan poni yang menutupi keningnya yang lebar adalah remaja yang tidak bisa diam, selalu ceria, dan penuh spontanitas. Cyril memiliki seorang sahabat. Muti Merriandari, ialah sahabat Cyril yang berusia sebaya, dan dikenal sejak kecil. Rumah mereka berdekatan dan
1|Halaman

mereka berada di kelas yang sama sejak Sekolah Dasar hingga terpisah dengan jurusan yang berbeda di perguruan tinggi. Muti adalah seseorang yang sangat mengerti Cyril. Semua keluh kisah yang dirasakan, Cyril selalu bercerita kepada Muti, dan Muti pun selalu mendengarkannya, bahkan jika ada masalah, Muti memberi jalan keluarnya. Beberapa hari ini, Cyril merasa tidak tenang karena terganggu dengan seseorang yang semestinya tidak takuti. Cyril memiliki seorang pacar yang kuliah di perguruan tinggi yang sama, namanya adalah Vito. Vito adalah seorang cowok yang banyak disukai oleh wanita-wanita di kampus. Ia adalah anak dari seorang yang terpandang dan disegani di kotanya, ia pun berhasil mengambil hati papa dan mama Cyril. Vito bukan tipe cowok yang pencemburu, namun ia posesif, selalu menanyakan segala kegiatan yang Cyril lakukan. Hal itu yang membuat Cyril merasa tidak nyaman dan ingin memutuskan Vito. Beberapa hari, ia menghindar dari Vito. Telepon dan sms tidak ia respon. Karena beberapa hari ini Cyril tidak bertemu dengan Muti, maka ia belum menceritakan masalah itu kepada Muti. Namun, beberapa hari setelah itu, mereka pun bisa pulang dari kampus sama-sama, dan Cyril pun menceritakan semua yang ia rasakan pada saat itu. Muti pun memberi nasehat agar Cyril bertemu langsung dan membicarakan itu kepada Vito, lalu baru beri keputusan. Cara Cyril yang menghindar dari Vito dianggap Muti tidak menyelesaikan masalahnya. Setelah mendapat masukan dari Muti, Cyril pun mengikutinya. Keesokan harinya, Vito yang datang ke rumah Cyril dibolehkan masuk, dan Cyril pun mau menemuinya di teras. Cyril awalnya masih merasa malas menemui Vito, tapi demi masalahnya yang ingin cepat selesai ia pun menemui Vito. Pada saat mereka

2|Halaman

bertemu, Vito menanyakan kabar kepada Cyril, namun Cyril tidak menjawab pertanyaanya. Cyril langsung berbicara kepada Vito, bahwa mereka sudah putus. Vito pun kaget dan mengira itu hanya bercanda, namun Cyril mempertegas ucapannya lagi. Vito bertanya kepada Cyril mengapa mereka bisa putus. Jika ada sesuatu yang ia lakukan salah, ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya itu. Cyril pun menjelaskan kepada Vito bahwa ia tidak merasa nyaman lagi dalam menjalani hubungan mereka, tidak seperti di awal mereka pacaran. Vito pun akhirnya menerima keputusan Cyril, dan ia pun keluar dari rumah Cyril. Setelah Vito pulang, Cyril pun merasa lega, akhirnya masalah yang ia rasakan pun telah selesai. Lalu ia masuk ke kamar dan berbaring di kasur sambil mendengarkan musik. Cyril pun memberitahu sahabatnya melalui sms. Tidak lama kemudian kakak Cyril, Naila masuk ke kamar Cyril dengan maksud ingin memberi kejutan dan menghibur Cyril yang barusan putus dari Vito. Kak Naila memberi tahu Cyril bahwa ia ingin mengajak Cyril untuk pergi Korea, papa dan mama Cyril pun sudah mengijinkan mereka. Kak Naila diajak pacarnya, Tom yang ingin mengadakan pameran lukisan bersama teman-temannya di KBRI Korea. Mendengar hal itu, Cyril pun senang dan tidak sabar untuk pergi Korea. Cyril adalah seseorang yang mengagumi segala hal yang berbau Korea. Cyril pun segera mempersiapkan segala keperluan untuk nanti dengan semangat, termasuk melihat kamus tipis berbahasa Korea yang ia telah beli. Keesokan harinya, Cyril mengajak Muti makan siang di temapat biasa mereka nongkrong setelah pulang dari kampus, pada saat itu juga Cyril memberi tahu kepada Muti bahwa ia akan pergi ke Korea bersama kakanya dan teman-

3|Halaman

teman kakaknya. Mendengar hal itu, Muti pun kaget dan merasa iri pada Cyril. Cyril pun mengajak sahabatnya itu untuk ikut ke Korea, namun Muti tidak bisa, karena bulan depan ia dan keluarga akan berlibur ke Bunaken. Cyril juga merasa iri pada Muti, ia juga ingin sekali berlibur ke Bubaken. Setelah itu, Cyril mengajak Muti ke toko buku untuk membeli buku tentang wisata di Korea. Setibanya di toko buku, Cyril pun segera menuju rak yang berisi buku-buku tentang obyek wisata Korea, dan setelah melihat-lihat ia pun mendapatkan buku yang ia inginkan. Tiba-tiba datang seorang remaja laki-laki berseragam SMP mencolek tangan Cyril dan bertanya apa benar bernama Cyril, lalu ia memberi bunga matahari yang ia pegang. Cyril pun kaget dan bertanya pada remaja itu, siapa yang memberi bunga matahari itu, anak laki-laki itu pun berbalik dan ingin menunjukkan orangnnya, namun orang itu telah pergi. Hal itu membuat Cyril penasaran. Bukan hanya itu, pria yang misterius itu juga mengirimkan Cyril puisipuisi romantis lewat email. Entah dari mana orang yang ia tak kenal mengetahui alamat emailnya. Tiap harinya orang misterius itu mengirimi puisi ke Cyril hampir belasan, bahkan puluhan puisi romantis. Hal tersebut semakin membuat Cyril penasaran, siapa orang itu sebenarnya. Semenjak Cyril mendapat penggemar rahasia, ia tidak memikirkan Vito lagi. Cyril menghitung-hitung dalam hati, tak sabar menunggu rencana ke Korea terwujud, dan kira-kira dua minggu lagi. Paspor yang ia cari pun sudah ketemu, tinggal merapikan pakaan yang akan ia bawa. Pada saat itu, Korea musim salju. Cyril pun membayangkan rencana yang akan dia lakukan ketika di Korea. Sambil merapikan kamar, ia mendengar suara dari laptop yang sudah terhubung dengan

4|Halaman

internet, dan ternyata penggemar rahasia itu mengirimi Cyril sebuah puisi lagi. Cyril pun membacanya berulang-ulang. Akhirnya ia membalas email penggemar rahasianya itu, tapi tidak tidak langsung dibalas kembali oleh penggemar rahasianya. Tiba-tiba terdengar suara deruman mobil dari arah halaman, ternyata itu mama Cyril. Cyril pun langsung menghampiri mama di garasi, dan mama pun kaget. Cyril membantu bawaan mama yang dikeluarkan dari mobil, mama Cyril memiliki Butik. Setelah masuk ke rumah, Cyril menanyakan mama sudah makan belum, dan mama menjawab sudah. Tapi Cyril merasa lapar, dan menawarkan mie instan dengan kornet pada mama, mama pun mau. Cyril segera mencari bahan-bahan yang akan dipakai dan memasaknya, sementara itu mama masuk ke kamar untuk mandi. Setelah selesai mandi, mama pun langsung menuju ke dapur sambil mencium aroma masakan yang dinilai enak. Mama pun memuji masakan Cyril yang memang enak rasanya. Setelah selesai makan, mama bertanya kepada Cyril, apakah ia sudah mempersiapkan pakaian yang akan ia bawa, dan Cyril menjawab belum. Mama pun menasehatinya agar segera membereskan pakaian yang akan dibawa, karena jika tidak nanti akan ada yang tertinggal. Mama memberi Cyril koper yang besar, dan memberi tahu Cyril barang-barang yang harus ia bawa, seperti baju hangat, syal, dan sebagainya. Sembari memasukkan pakaiannya, Cyril mendengar suara langkah kaki sesorang yang membuka pagar, dan ternyata itu kak Naila yang baru saja pulang membantu pacarnya mengurus berbagai hal untuk pameran nanti. Kak Naila memberi tahu Cyril kalau ia tadi melihat Vito dengan pacar barunya, itu menjadi gurauan untuk Cyril. Namun

5|Halaman

Cyril hanya diam dan tidak menghiraukan ejekan kakaknya. Cyril pun masuk ke kamar untuk tidur, karena sudah larut malam. Mama mengantar Cyril dan kak Naila ke Jakarta. Dua hari sebelum berangkat ke Korea mereka menginap di rumah tante Lidya, sepupu papa. di Jakarta mama mengajak mereka untuk berbelanja. Pesawat mereka berangkat tengah malam, mama melepaskan mereka dengan mata berkaca-kaca. Pelayanan di pesawat sangat memuaskan. Perjalanan ke Korea

membutuhkan waktu tujuh jam, itu membuat mereka terlelap dengan nyaman. Cyril tidur sangat nyenyak dan baru terbangun ketika tiba di Korea. Tiba di Korea, hamparan salju di mana-mana. Suasana di dalam bandara tidak sedingin udara di luar. Fasilitas di bandara sangat lengkap, mulai dari restoran, spa hingga lapangan golf tersedia di sana. Dengan antusias, Tom dan tiga orang temannya sibuk untuk berfoto-foto dalam bandara, dan hal tersebut membuat risih Cyril yang termasuk dalam rombongan itu. Setelah urusan imigrasi selesai, mereka berenam menuju tempat penginapan. Tom membawa tiga orang temannya, Alfa, Henry, dan Ernest. Mereka adalah pelukis hebat, kecuali Henry yang fasih berbahasa Korea, ia yang akan mengurus keperluan mereka selama di Korea. di Korea mereka di pandu dengan seorang yang bernama Devan. Walaupun baru bertemu, namun mereka akrab. Devan sengaja memilih hotel yang strategis dengan berbagai macam kegiatan. Di sini, mereka dapat belajar membuat kimchi. Devan suah mengatur agar para cowok segera berurusan dengan orang dari kedutaan, tidak lama setelah mereka sampai di hotel. Hanya kak Naila dan Cyril yang berada di hotel, Devan juga setia menunggui mereka. Mereka berdua

6|Halaman

diajak berkeliling Korea. Ketiganya berkeliling menikmati kawasan yang berada di daerah bernama Gwanghwamun. Kerena tujuannya ingin berbelanja, Devan membawa mereka ke Insadong, tepatnya di Samziegil Market. Kompleks perbelanjaan ini membuat kak Naila kalap untuk berbelanja. Aneka souvenir di sana memang memikat, namun Cyril tidak berminat untuk membeli. Ia hanya sibuk untuk menghangatkan diri. Keberadaan Devan, sangat membantu terutama dalam hal tawar-menawar. Ketika jam makan siang, Devan membawa mereka ke sebuah restoran halal dan ramai. Setelah selesai makan siang, mereka masih lanjut berbelanja. Tiba-tiba Cyril berbalik dan perhatiannya teralihkan, ketika melihat seorang pria yang berjalan ke arahnya. Tapi ketika pria itu akan melewatinya, sekelompok wisatawan dari arah belakangnya tiba-tiba muncul. Tanpa sengaja mendorog pria itu kearah Cyril, dan punggung tangan mereka bersentuhan. Sore itu ditutup dengan mengunjungi istana Deoksugung. Naila sangat bersemangat dengan ajakan Devan, sementara itu Cyril tidak bergairah sejak tadi. Selesai itu, mereka di antar kembali ke hotel. Cyril langsung merebahkan diri ke kasur ketika sampai di kamar. Entah kenapa Cyril terus mengingat kejadian sore itu. Hari-hari berikutnya, mereka melanjutkan untuk bereliling Korea. Setelah beberapa hari di Korea, mereka pun kahirnya akan pulang ke Indonesia. Cyril pulang ke Indonesia dengan bibir yang pecah-pecah karena tidak memakai pelembab bibir. Ketika mengantre sebelum masuk ke pesawat, Cyril melihat pria yang ia temui waktu itu di Insadong. Pada saat itu Cyril menyuruh kak Naila melihat pria itu untuk memastikan penglihatannya. dan ternyata benar,

7|Halaman

itu pria yang ia lihat di Insadong, ternyata mereka satu pesawat, dan duduknya tidak jauh dari tempat duduk Cyril. Pulang ke Medan, rutinitas sudah menanti. Muti dan mama langsung menodong oleh-oleh dan cerita selama di Korea. Namun, pada saat itu Cyril merasa sangat capek dan ingin beristirahat, sehingga ia meminta sahabatnya untuk datang lagi ke rumahnya besok. Lalu, Cyril masuk ke dalam kamar untuk istirahat, namun pandangannya terpananh pada netbook miliknya yang lama tidak ia buka. Setelah mengecek inbox e-mail, ternyata ada 1000 email yang memenuhi inbox nya. Cyril memeriksa semua e-mail yang masuk, termasuk 9 e-mail dari penggemar rahasianya. Kali ini, penggemar rahasianya memberi tahu bahwa namanya adalah Petra. Keesokan harinya, tiba-tiba Petra datang ke rumah Cyril dengan membawa sekeranjang manggis. Manggis adalah buah kesukaan Cyril. Ia bingung dari mana Petra tahu kalau manggis adalah buah kesukaanya. Belum sempat menjawab pertanyaan Cyril, tiba-tiba sahabatnya, Muti juga datang ke rumah Cyril. Di teras itu juga Cyril memperkenalkan Petra. Tak lama kemudian, Petra pulang dan meninggalkan ruma Cyril. Lalu Cyril mengajak Muti ke kamarnya untuk mengambil oleh-oleh. Walaupun tidak sempat berbelanja banyak seperti kak Naila, Cyril tidak lupa untuk membelikan oleh-oleh untuk Muti. Oleholeh sudah diberikan, namun Cyril belum menceritakan pengalamannya di Korea. itu membuat Muti penasaran. Ketika malam tiba, Cyril dan Muti ke meja makan untuk makan malam. Bi Sri, pembantu di rumah Cyril sudah menyiapkan beberapa makanan. Cyril pun mengajak adiknya Ben untuk makan bersama, namun Ben sudah makan

8|Halaman

sebelumnya. Tiba-tiba ada yang berkata annyeong haseyo dari pintu masuk. Ternyata, pria yang ia temui di Korea bersama kak Naila datang. Pria itu bernama Park Dong Joon. Ia dan kak Naila langsung bergabug dengan Cyril dan Muti yang sedang makan. Cyril pun kaget dan tampak grogi. Kak Naila memperkenalkan Dong Joon pada Muti, dan Dong Joon mengangguk sopan. Muti meminta Cyril bercerita, namun Cyril ingin menceritakkannya nanti. Tiba-tiba mama dan papa yang jarang pulang bersamaan datang, ketika rumah yang cukup ramai dengan orang. Dong Joon pun menyapa kedua orang tua Cyril. Sepertinya kedua orang tua Cyril dapat menerima keberadaan Dong Joon pada saat itu. Cyril pun mengajak Muti untuk ke kamar untuk bercerita. Cyril bingung karena hari ini didatangi oleh orang yang membuat ia penasaran, yaitu Petra dan Park Dong Joon. Sebelum pulang, Dong Joon bertanya kepada Cyril malam minggu nanti ada acara atau tidak, ia ingin mengajak Cyril ke hotel untuk menonton Korean Night. Biasanya banyak petunjukkan budaya Korea dan makanan khas Korea. Cyril pun menerima ajakan Dong Joon. Dong Joon juga mengajak papa mama Cyril, Ben, kak Naila, Muti dan Petra. Kak Naila mengajak Tom juga. Acaranya dimulai jam lima sore, dan Petra datang ke rumah Cyril jam empat sore, tidak lama kemudian Muti juga datang. Mama dan papa tidak bisa berangkat bersama mereka, karena ada urusan. Mereka pergi dengan dua mobil. Sesampainya di hotel, ternyata sudah banyak orang memenuhi tempat itu. Dong Joon langsung menarik tangan Cyril ke tempat makanan. Cyril merasa tidak enak pada Petra, namun kelihatannya Muti dan Petra asik berbincang bersama. Sembari mencicipi berbagai macam makanan Korea, mama dan papa pun datang dan

9|Halaman

bergabung dengan mereka. Malam cukup larut dan mereka pun pulang. Sesampainya di kamar, Cyril mendapat pesan singkat dari Petra yang menulis Selamat malam, Cyril. Semoga mimpi indah malam ini. Keesokannya, cuaca di Medan gerimis. Cyril bingung dengan apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Ia ingin bercerita pada Muti. Pada saat itu juga Dong Joon datang ke rumah. Cyril tetap ingin ke rumah Muti. Rumah Muti tidak begitu jauh, ia harus melewati gang-gang kecil untuk ke sana. Dengan cuaca yang gerimis, Cyril berlari ke rumah Muti. Setibanya di rumah Muti, ia melihat sebuah mobil SUV terparkir di depan rumahnya. Ternyata sahabatnya sedang PDKT dengan seorang pria, mereka seperti berpacaran. Setelah turun dari mobil, Cyril memanggil Muti. Muti pun berbalik, dan juga pria yang bersamanya. Ternyata pria itu dalah Petra. Cyril pun kaget dan pada saat itu juga gerimis semakin deras. Dong Joon juga datang dan membawa Cyril untuk pulang. Sesampainya di rumah, kak Naila menyambutnya dengan khawatir. Dong Joon meminta kak Naila untuk tidak banyak bertanya pada Cyril. Kak Naila segera mengganti baju Cyril yang basah dan merebahkan badan Cyril di ranjang, ia juga menyelimuti badan Cyril yang menggigil kedinginan. Keesokan paginya, Cyril terbangun dengan mata panda, karena baru tidur sebelum subuh dan terbangun jam setengah enam. Malamnya ia berpikir tentang hal yang ia lihat sore itu. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya sejak kecil berpacaran dengan orang yang menjadi penggemar rahasianya. Ketika mereka sarapan, mama menanyakan kapan Cyril akan berangkat ke Bukanen, namun Cyril menjawab tidak jadi karena alasan tugas kuliah, padahal bukan itu alasan

10 | H a l a m a n

yang sebenarnya. Cyril tidak berselera makan dan kembali ke kamar. Kak Naila menghampiri Cyril dan memberitahunya kalau tadi Muti datang ke rumah, namun kak Naila menyuruhnya pulang. Tak lama kemudian Dong Joon datang. Kak Naila mengajak Cyril untuk jalan-jalan. Namun, ketika masuk ke dalam mobil, ia ditinggal bersama Dong Joon, mereka pun berangkat. Sebelum ke rumah Cyril, Dong Joon sudah mempersiapkan berbagai macam makanan dalam mobilnya. Dong Joon akan membawa Cyril ke tempat sejauh-jauhnya. Selama perjalanan, Dong Joon tidak membahas tentang masalah Cyril dengan Muti. Mereka akhirnya sampai di danau Toba setelah menempuh empat jam perjalanan. Kepergian Cyril ke danau Toba memberi semangat baru untuknya. Keesokan harinya, ia berjanji untuk menemui Muti di mall. Sebenarnya Petra juga ingin bertemu tapi Cyril langsung menolak. Sore itu Cyril ditemani Dong Joon datang ke mall, namun Dong Joon memilih untuk berkeliling mall sampai urusan Cyril dn Muti selesai. Beberapa menit kemudian, Muti datang. Awalnya Muti ingin memeluk Cyril, namun Cyril menghindar. Muti pun meceritakan semuanya pada Cyril. Muti dan Petra sudah berpacaran dua minggu lalu, dan Muti juga berkata kalau Petra tidak benar-benar suka pada Cyril, karena ia hanya diperintah Vito, mantan pacar Cyril. Cyril pun tidak menyangka bahwa mantan pacarnya sejahat itu. Tak lama kemudian, Cyril melihat Vito berjalan di mall. Ia segera menghampiri dan memaki Vito. Pada saat itu Dong Joon datang dan mengajak Cyril untuk menjauh. Dong Joon menuju parkiran untuk keluar dari mall itu. Ia mengajak Cyril ke sebuah restoran taman dekat Brastagi yang tempatnya tinggi. di sana mereka dapat melihat keindahan lampu kota Medan. Dong Joon memesankan sup seafood untuk

11 | H a l a m a n

Cyril. di tempat itu Dong Joon mencoba menenangkan Cyril. Dong Joon juga mengatakan perasaan sebenarnya pada Cyril, bahwa ia sangat menyayangi Cyril. itu seperti perasaan Cyril pada Dong Joon.

Menurut saya, buku ini mudah untuk dimengerti ceritanya karena menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti, namun alur ceritanya yang mudah ditebak oleh pembaca, serta penulisan dalam novel ini masih ada yang salah, sehingga perlu diperbaiki. Buku ini baik dibaca untuk remaja yang menggemari Korea karena sedikit menceritakan tempat wisata, kebudayaan, hingga makanan khas Korea. Novel ini menambah jumlah buku fiksi yang bergenre Korea-an.

12 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai