Anda di halaman 1dari 19

Sejarah Indonesia Yang Jarang Diketahui Orang

1. Bantuan Sultan Allioedin (Banten)

kepada pemerintah Amerika diawal berdirinya (4 Juli 1776) memberikan pinjaman


keuangan/koleteral (ribuan ton emas) dan adalah Raja pertama yg memberi pengakuan kepada
George Washington (presiden pertama AS), serta membuatkan gedung pemerintahan White House
yg serupa dibangun di Kebon Raja Bogor (Istana Bogor). Peristiwa ini menyulut tragedi Banda, atas
perintah George IV (pengganti Raja George III yg guncang jiwanya atas kemerdekaan AS) maka
melalui Stanford Raffles -sahabat sekolah Sultan Ahmad di Inggris- menjalankan misi rahasia-nya
membebaskan Deandless (datang ke Sunda Nusantara a/n Perancis- Napoleon Bonaparte krn saat itu
Kerajaan Belanda belum berdiri dan masih menjadi jajahan Perancis disebut Republik Batav, setelah
Perancis kalah maka konspirator mengangkat keluarga De'Orange sbg bangsawan Belanda, sepupu
keluarga Buckingham). Mundurnya Inggris bukan lantaran menangnya tentara Amerika tetapi karena
desakan Sultan Allioudin kepada administratur benua Amerika yaitu Kerajaan Inggris dalam upaya
Sultan ingin menggembalikan pemerintahan Bangsa Malay-Indian (nama sebenarnya Bangsa Indian
kala itu belum diketahui).

2. Aksi balas dendam Inggris kepada

keturunan Sultan Alioedin dilakukan dengan maksud mencelakakan Sultan Ahmad dan atas
desakan Rotschild (pemilik Bank Of England, yang menagih pengembalian utang Kerajaan Inggris
selama perang Salib hingga Perancis dengan ancaman akan membuka aib Raja Inggris dan memaksa
menurunkan tahta seperti Rusia dan Prancis) memaksa Raja Inggris menggunakan pasukan AL-nya
untuk menjarah negeri2 jajahannya dan merampok Kerajaan Sunda Nusantara. Kekalahan tentara
laut Perancis dibawah komando Deandless oleh Baginda Sultan Ahmad diperingati dengan syukur.
Sultan Ahmad yang pernah bersekolah di Inggris mengundang sahabatnya Raffles untuk
merayakannya karena anggapan Inggris adalah musuh bebuyutan Perancis maka wajar kalo Inggris
akan senang kalo Kekaisaran Sunda Nusantara berhasil memukul Perancis dan menawan
panglimanya. Rafles mengajak Sultan Ahmad untuk berkeliling Nusantara dan terjadilah tragedi Laut
Banda, ketika Sultan Ahmad diajak turun ke pulau kosong ternyata diikat oleh Raffles ke pohon
Kelapadan dibiarkan sendiri dengan tujuan agar mati. Perampokan paska-tragedi Pulau Banda (1811)
saat Sultan Ahmad dibuang oleh Raffles di Pulau Banda, yg menjadi awal pemalsuan (fitnah) sejarah
selama +200 tahun, Ribuan ton emas dijarah sejak saat itu, yg digunakan untuk modernisasi England
& pembangunan persemakmuran negara jajahannya (Kanada, Australia, Singapura, Hongkong,
Afrika Selatan dst). Keluarga kerajaan-kerajaan di Nusantara dibantai dan dirampok. Arsip (bukti-
bukti) pemerintahan dimusnahkan dan diambil untuk dihilangkan. Sebagian besar arsip yang
menuliskan sejarah bumi dan pemerintahan masih disimpan di Mahkamah Internasional di Den Haag
dan Universitas Leiden, Amsterdam. Sejarah kenapa mahkamah internasional berada di belanda
karena sejarah aset dunia tersimpan disana beserta literatur pendukungnya. Raffles berhasil
membebaskan Deandless dan membuat perjanjian yang intinya mengembalikan status Deandless
sebagai panglima dengan syarat mengikuti seluruk skenario rekayasa dan membungkam siapa saja
yang mengetahui sejarah ini selanjutnya. Maka dimulailah kekejaman penjajahan Perancis yang
diwariskan dengan penjajahan Kerajaan Belanda sebagai kepenjangan Kerajaan Inggris dan bentukan
Iluminati (kelompok Rotschild pengikut persekutuan setan-manusia).

3. Hilangnya kepempinan nasional Sunda

Nusantara, menyebabkan kerajaan-kerajaan Nusantara kehilangan pengetahuan siapa musuh


mereka. Para Raja yang soleh kembali diperdaya oleh Belanda dengan menyimpan harta emas
mereka di Bank Zurigch, Jerman dimana harta Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan, Banten,
Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwut,Ternate, dLL,) dalam nilai ratusan trilyun Dollar
Amerika (dalam bentuk emas, logam mulia, berlian, dsb) di simpan di Bank Zuchrigh, Jerman yg
dikarenakan kekalahan Jerman pada PD I (1911-1914) maka harta tsb diambil paksa pemenang
Pihak Sekutu (selama perang dimodali Yahudi dengan dalang kelompok Iluminati), inilah penyebab
kenapa Jerman benci Yahudi), dibaliknama kepada Belanda. Keterlibatan Vatikan sebagai wali
Jerman (pemeluk Katholik) dalam penyimpanan dan pengarsipan dimulai diperiode ini. Namun
keteika Belanda kembali terjajah oleh Jerman di Perang Dunia ke II maka tercerai berai aset tersebut
digunakan NAZI untuk biaya perang mereka. Kekalahan Jerman di perang dunia ke II menyebabkan
aset tersebut dibagi oleh Sekutu (dalam hal ini Amerika, Inggris, Prancis, Rusia, Belanda).

4. Saat dunia khususnya Amerika Serikat

Mengalami kejatuhan bursa sahamnya, maka dunia mengalami kebangkrutan ekonomi tang
disebut "Melaneise". Dengan kejatuhan ini membawa dampak kemanusiaan yang sangat
memprihatinkan kala masyarakat dunia baru saja mengalami perang Dunia ke I. Pemerintah Amerika
Serikat meminta bantuan jaminan keuangan (koleteral) yang disambut bantuan dari Paku Buwono X
untuk pembentukan LBB (1934) sebelum PBB yg ditujukan membantu kebangkrutan ekonomi dunia
(malaneise) di Amerika Serikat. Oleh karenanya kala itu AS mengirimkan ribuan peti baja berisi
pecahan USD 100.000,- sebagai bukti hutangnya kepada Sultan PB X (Pemegang Amanah
Kekaisaran Sunda Nusantara). Kini lembaran tersebut tersebar di para pemegang amanah dan
diperebutkan oleh agen2 rahasia asing hingga pialang pasar modal George Soros (1987-89) agar bisa
mencairkannya. Jaminan tersebut digunakan untuk pembentokan LBB dan Bank Dunia. Tapi sayang
cerita ini sudah diselewengkan dari aslinya.

5. Atas amanah dari para Sultan/Raja

(konfederasi) dibawah Kekaisaran Sunda Nusantara yang mendukung pemerintah Republik


Indonesia dalam mengantar ke gerbang pintu kemerdekaan (belum kemerdekaan yang dimaksud
pemulihan Kekaisaran Sunda Nusantara) maka Ir. Soekarno (Presiden RI) diberitahu mengenai aset2
bangsanya yang saat ini dipergunakan oleh bangsa lain dan digelapkan. Atas hal tersebut maka Ir.
Soekarno mengirim surat rahasia ke PBB (kepanjangan LBB bentukan Sultan paku Buwono X
(Ketua Umum) PBB) dan gugatan kepada Sekutu untuk mengembalikan pinjaman mereka dalam
rangka pembangunan kembali bangsa Sunda Nusantara. Ingat uang kita sebelum Rupiah
menggunakan nama SEN (SN=Sunda Nusantara). Labrakan Ir. Soekarno keberbagai ketidakadilan
dan implrealis dunia karena "Indonesia" adalah "SUPER POWER" sesungguhnya dan pemegang
amanah dunia...(kelak menjadi pemerintahan Imam Mahdi dalam bahasa lokal Ratu Adil), hingga
Soekarno ingin membuat PBB tandingan dengan sumber dana dari aset Nusantara. Hal ini disambut
oleh Kennedy yg berharap mendapat dukungan Ir. Soekarno bagi perlawanan menghambat
komunisme. Tahap awal pengembalian aset dilakukan th 1963 ditandatanganinya Green Hilton
Agreement yaitu pengembalian 57.147 ton emas kepada rakyat Republik Indonesia (pemilik sah)
melalui pemerintahan administrasi Republik Indonesia dibawah amanah Kekaisaran Sunda
Nusantara (Emporium Of Zhunda Nuswantara) disaksikan Sri Paus, sebagai wakil umat Kristiani
dunia yang juga mengetahui sejarah aset dunia. Sayangnya rencana ini tidak berjalan baik dengan
keterlibatan iluminati/freemason (kaki tangan setan berwujud manusia) maka pembunuhan Kennedy
(1964) dan gerakan penggulingan Soekarno terjadi tahun 1965. Kekayaan aset Nusantara masih
banyak tersimpan di pusat-pusat iluminati dunia dan 93 account di bank-bank utama didunia (ciri
negaranya berbendera merah dan putih menandakan sumber asetnya). Kini dunia dikuasia oleh
iluminati yang menggunakan modal aset bangsa Sunda Nusantara untuk kepentingan mengeruk
kekayaan. Tujuannya adalah membentuk Tuhan baru yaitu penguasa kekayaan yang dapat membeli
apapun didunia (termasuk keimanan manusia). Tujuan akhir mereka adalah menyerahkan jiwa
manusia sebagai budak setan, karena manusia banyak yang gila harta, khufur, syirik dan musyrik
didunia. Apakah setan menyukai Yahudi, iluminati dan freemason, jawabannya TIDAK karena setan
hanya ingin memuaskan janjinya kepada Allah SWT untuk memperdaya manusia hingga Kiamat.
Setan dan iluminati menggunakan UANG untuk membuat surga dan neraka dunia, dan penghakiman
manusia bahwa Tuhan tidak perlu ikut campur dalam urusan kenikmatan dunia......naudzubillah min
dzalik. Iluminati menguasai komunikasi/ media masa untuk mengontrol mind set dan meligitimasi
sesuai kepentingan mereka. Oleh karenannya 90% Bangsa "Indonesia" tidak percaya akan cerita
sejarah kebesaran bangsanya karena distorsi informasi ini dan sebagian tidak mau tahu lebih
mengejar materi.
Sejarah perjuangan pahlawan Indonesia akan Hari kemerdekaan
Republik Indonesia

1 Soekarno Dalam Kondisi Sakit Saat Memproklamasikan Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Dua jam sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno Sang Proklamator Kemerdekaan
Indonesia ini ternyata sedang dalam keadaan sakit. Beliau tertidur dengan kondisi suhu badan yang
agak tinggi setelah semalaman begadang menyusun naskah teks proklamasi dengan para sahabatnya.
dr. Soeharto yang memeriksanya mengatakan kalau beliau terkena serangan penyakit malaria
tertiana. Setelah diberi obat beliau tertidur selama satu jam. Dan setelah bangun Beliau dengan
semangatnya memproklamasikan Kemerdekaan RI.

2 Draft Naskah Asli Teks Proklamasi Kemerdekaan RI Ditemukan Di Tempat Sampah

Tidak banyak yang tahu kalau draft naskah asli dari teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
yang ditulis oleh Soekarno dan didikte langsung oleh Bung Hatta ternyata baru dimiliki pemerintah
saat Presiden Soeharto menjabat. Sebelumnya draft naskah yang menjadi awal mula kemerdekaan
Indonesia ini disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Sang wartawan menemukan draft
proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari.
Setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, akhirnya pada tahun 1992 naskah tersebut
diserahkan kepada Presiden Soeharto.

3 Revolusi Kemerdekaan Indonesia Difilmkan Hollywood


Pada perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno berpidato dengan judul
Tahun Vivere Perilocoso atau Tahun yang Penuh Bahaya. Pada saat itu Indonesia sedang bermasalah
dengan Malaysia, perekonomian sedang tidak stabil karena blokade barat. Dalam pidatonya
Soekarno juga menjelaskan bahwa pada saat tersebut Indonesia sedang dikepung kekuatan
neoimperalisme. Oleh karenanya Sang Presiden memperingatkan bahwa tahun-tahun itu adalah
tahun-tahun vivere pericoloso.
Dan ternyata keadaan Indonesia pada saat itu dijadikan judul sebuah film, yaitu The Year of
Living Dangerously. Film tersebut menceritakan tentang kisah seorang wartawan Australia yang
sedang bertugas di Indonesia pada tahun 1960an. Film tersebut dibintangi oleh Mel Gibson dan
memenangkan piala Oscar dengan kategori film asing.
4 Bendera Merah Putih Saat 17 Agustus 1945 Berasal Dari Seprai Dan Kain Tukang Soto.
Pada sekarang ini Bendera Pusaka Sang Merah Putih terbuat dari kain yang sangat bagus, tapi
hal tersebut sangat jauh berbeda dengan Bendera Pusaka yang dikibarkan pertama kali saat
proklamasi 17 Agustu 1945. Warna putih Bendera Pusaka tersebut didapat dari kain sprei tidur
Soekarno dan warna merahnya didapat dari kain tukang soto.
5 Negatif Film Dokumentasi Proklamasi Kemerdekaan RI Disembunyikan Di Bawah Pohon.
Berkat kecerdikan Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, kita sampai
saat ini dapat menikmati detik-detik bersejarah bagi bangsa Indonesia tersebut. Frans Mendoer yang
diketahui mendokumentasikan proklamasi kemerdekaan Indonesia didatangi oleh tentara Jepang,
mereka ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut. Tetapi sang
fotografer berbohong dan mengatakan dia sudah tidak punya karena telah diserahkan kepada Barisan
Pelopor (gerakan perjuangan pada jaman tersebut). Mendengar jawaban tersebut pasukan Jepang
marah dan bergegas pergi. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman
Kantor harian Asia Raja.
Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Indonesia Yang Terlupakan

Tanggal 10 November dipilih sebagai Hari Pahlawan karena pada tanggal tersebut pada tahun
1945 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan merupakan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah
Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap
kolonialisme. Seperti kata-kata terkenal dari tokoh proklamasi kita Soekarno, "Jas Merah", jangan
pernah melupakan sejarah. Kita hendaknya sebagai bangsa yang sudah merdeka jangan pernah
melupakan jasa-jasa pahlawan kita.

Djuwari (Sang Pemikul Tandu Jenderal Sudirman)

Pada tahun 80an dalam buku sejarah PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) terdapat
gambar orang ditandu dengan warna hitam putih, teman pasti sudah tahu bahwa orang yang ditandu
tersebut adalah Jenderal Sudirman, tapi tahukah teman siapa yang menandu sang pahlawan tersebut?
Tandu yang sangat bersejarah tersebut sekarang telah ditempatkan di Museum Satria Mandala. yang
terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Tapi bagaimana nasib Sang Pemanggul tandu
tersebut? Salah satu sosok dari pemanggul tandu tersebut adalah Djuwari, sosok bersejarah ini
memang sekarang terlupakan dan hidup dalam kemiskinan.
Djuwari berdomisili di Dusun Goliman Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri,
kaki Gunung Wilis. Kampungnya merupakan titik start rute gerilya Panglima Besar Sudirman
Kediri-Nganjuk sepanjang sekitar 35 km. Rute Gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman memang
sangat jauh dari keramaian kota. Titik start gerilya berada di kampung yang dikepung bukit-bukit
tinggi dan tebing andesit. Djuwari bercerita kebanggaannya saat memanggul Sang Jenderal, dia
mengatakan tugas tersebut merupakan pengabdian dan dilakukan dengan rasa ikhlas tanpa berharap
imbalan apapun. Perjalanan mengantar gerilya Jenderal Soedirman seingatnya dimulai pukul 8 pagi,
dengan dikawal banyak pria berseragam. Rute yang ditempuh teramat berat karena melewati medan
berbukit-bukit dan hutan yang amat lebat. Seringkali perjalanan berhenti untuk beristirahat sekaligus
memakan perbekalan yang dibawa.

Teman anehtapinyata.net sepanjang hidupnya menjadi eks pemanggul tandu Jenderal


Soedirman, beberapa kali keluarga Djuwari sempat didatangi cucu Sang Jenderal Besar tersebut,
pernah diberi uang juga. setelah itu belum ada yang datang membantu. Pemerintahan yang cukup
baik kepadanya adalah pada zaman Soeharto, sesekali dia mendapat bantuan beras.

Gatot Mangkoepradja (Pimpinan Bond Van Inheemsche Cikal Bakal Jong Java)
Gatot Mangkoepradja lahir pada tanggal 15 Desember 1898 di Kampung Citamiang, Desa
Panjunan Kabupaten Sumedang. Dia merupakan keturuan Menak Galuh (Ciamis) dan anak dari
seorang dokter yang cukup terkenal di Sumedang, dr. Saleh Mangkoepradja. Teman
anehtapinyata.net pada usia lima tahun, Gatot memasuki sekolah Frobel School Ny. Westenenk di
Sumedang. Tahun 1905 ia melanjutkan sekolahnya ke Europeesche Lagere School (ELS) di
Bandung. Ketika usianya mencapai tujuh tahun, ibunya meninggal dunia. Pada tahun 1912 Gatot
berhasil mendapatkan Klein Ambtenaren Examen dengan nilai tujuh. Ia melanjutkan ke STOVIA
(Sekolah Dokter) namun hanya bertahan tiga tahun. Gatot lantas memasuki Hogere Burger School
(HBS) yang lagi-lagi tidak dirampungkannya karena alasan yang tidak disebutkannya. Pada tahun
1922 ia bekerja di Jawatan Kereta Api dan berhenti tahun 1925 karena sesuatu hal. Setelah itu dia
tidak bekerja lagi dan menggantungkan kehidupannya dari penghasilan sawah, kebun, dan usaha taxi
warisan ayahnya.

Teman anehtapinyata.net Gatot Mangkoepradja mulai mengenal dunia politik sejak mengenyam
pendidikan di STOVIA. Dia ikut bergabung dalam pembentukan Paguyuban Pasundan bersama D.K.
Ardiwinata, E. Poerawinata, Djoendjoenan Setiakoesoemah, dll.. Pada tahun 1918 Gatot sudah
dipercaya menjadi salah satu pimpinan Bond van Inheemsche Studeerenden di Bandung. Organisasi
inilah yang kemudian berkembang menjadi Jong Java, salah satu organisasi pemuda Indonesia yang
turut membantu pergerakan perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.

Elias Daniel Mogot (Pejuang Belia Indonesia)


Teman anehtapinyata.net yang berdomisili di seputara Jakarta pasti pernah mendengar atau
melewati Jalan Daan Mogot? Jalan Daan Mogot Jakarta Barat adalah jalan panjang yang
menhubungkan antara Provinsi DKI Jakarta dengan Tangerang, Banten. Jalan ini memiliki sejarah
yang unik dan berbau perjuangan kemerdekaan.

Nama tersebut sebenarnya diambil dari nama seorang pahlawan yang masih sangat muda. Elias
Daniel Mogot, atau dikenal sebagai Daan Mogot, pemuda “kawanua” Manado ini masih mempunyai
hubungan saudara dengan Irjen Gordon Mogot atau Kolonel Alex Kawilarang (Mantan Panglima
Kodam Siliwangi). Saat umurnya 17 tahun dia sudah memiliki peranan yang sangat penting dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Daan Mogot sudah mulai
bergabung dalam dunia ketentaraan diusianya 14 tahun, masih sangat muda bagi seorang pejuang.
Kemudian dia masuk organisasi PETA (Pembela Tanah Air) tentara binaan saat penjajahan Jepang.
Teman anehtapinyata.net sebeneranya dia tidak memenuhi syarat untuk masuk organisasi tersebut,
hal ini disebabkan karena usianya belum 18 tahun, akan tetapi karena tubuhnya besar dan sifat
kedewasaannya, pihak Jepang percaya jika umurnya telah 18 tahun sehingga dia akhirnya
diterima. Daan Mogot pernah ikut terlibat perang di Bali, dia juga pernah dipercayakan sebagai
instruktur PETA wilayah Bali dan Jakarta.
Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang pun keok dari Sekutu. Dua hari kemudian Indonesia
diproklamasikan kemerdekaannya, 17 Agustus 1945. Tahun 1945 atau hanya dalam waktu dua tahun
saja, pangkat Daan Mogot sudah Mayor dan ditunjuk sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) Jakarta. Dalam usia belia itu ia kemudian juga mendapatkan kepercayaan menjadi Direktur
akademi militer awal-awal di Indonesia yang berkedudukan di Tangerang, Akademi Militer
Tangerang (MAT) namanya. Ide pendirian MAT memang salah satunya datang dari Daan Mogot.
Gagasan tersebut diterima oleh pimpinan besar militer pusat Indonesia. Kemudian diangkatlah Daan
Mogot menjadi Direktur MAT pertama pada tanggal 18 November 1945. Sayangnya jabatannya itu
adalah jabatannya yang tertinggi sekaligus terakhir dalam kisah karir militer anak muda belia
tersebut. Pada tanggal 25 Januari 1946, ia dinyatakan gugur dalam pertempuran sengit di Hutan
Lengkong Tangerang, Banten.

HOS Tjokroaminoto (Guru Pelopor Pergerakan Kemerdekaan Indonesia)

Teman anehtapinyata.net Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Tegalsari, Ponorogo,


Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1882. Beliau lebih dikenal dengan nama
HOS Cokroaminotodan merupakan seorang pemimpin salah satu organisasi besar di Indonesia pada
saat itu, yaitu Sarekat Islam (SI). HOS Tjokroaminoto adalah salah satu pelopor pergerakan di
indonesia dan sebagai guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia, seperti Semaoen, Alimin,
Muso, Soekarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka pernah berguru padanya Beliau banyak
mencetuskan ideologi tentang bangsa Indonesia. Salah satu ajarannya yang cukup terkenal adalah
Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Triloginya tersebut
menggambarkan tiga kemampuan yang diperlukan bangsa Indonesia dalam perjuangannya
menghadapi penajajah untuk merebut kemerdekaan. Dari semua muridnya, Soekarnolah yang
menjadi kesayangannya. Maka tak hayal Soekarno pun dinikahkan dengan anaknya yakni Siti Oetari,
yang merupakan istri pertama Soekarno. Pesannya kepada Para murid-muridnya ialah "Jika kalian
ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator". Pada
tanggal 17 Desember 1934
HOS Tjokroaminoto sangat menentang penjajahan Belanda, maka tak hayal setelah meninggal
pada tanggal 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun, banyak pergerakan yang dilakukan oleh murid-
muridnya, yakni kaum sosialis/komunis yang dianut oleh Semaoen, Muso, Alimin, Soekarno yang
nasionalis, dan Kartosuwiryo yang islam merangkap sebagai sekretaris pribadi. Namun, ketiga
muridnya itu saling berselisih menurut paham masing-masing. Pengaruh kekuatan politik pada saat
itu memungkinkan para pemimpin yang sekawanan itu saling berhadap-hadapan hingga terjadi
Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan Partai komunis Indonesia karena memproklamasikan
"Republik Soviet Indonesia" yang dipimpin Muso dan dengan terpaksa presiden Soekarno
mengirimkan pasukan elite TNI yakni Divisi Siliwangi yang mengakibatkan "abang" sapaan
akrab Soekarno kepada Muso pemimpin Partai komunis pada saat itu tertembak mati 31 Oktober,
dan dilanjutkan pemberontakan oleh Negara Islam Indonesia(NII) yang dipimpin oleh Kartosuwiryo
dan akhirnya hukuman mati yang dijatuhkan oleh Soekarno kepada kawannya Kartosuwiryo pada 12
September 1962.

Anwar (Komandan Kompi 3 Sumatera Bagian Selatan)

Teman anehtapinyata.net nama pahlawan ini mencuat seiring meme di dunia maya dengan
fotonya yang sedang mengemis. Dia adalah Anwar seorang mantan Komandan Kompi 3 Sumatera
Selatan berpangkat letnan satu. Dalam perjuangannya dia fasih berbicara dalam empat bahasa, yaitu
Inggris, Jepang, Belanda dan tentu saja bahasa Indonesia. Akan tetapi, kerasnya hidup menyeret
Anwar, ke lumbung kemiskinan. Sang letnan tiarap pada kehidupan dan akhirnya menggantungkan
hidupnya dari mengemis. Dia terlahir dari keluarga petani di Keranji. Masa mudanya dihabiskan di
pinggiran Kota Padang itu. Anwar merupakan lulusan Sekolah Sembilan tahun 1930. Lepas Sekolah
Rakyat, Anwar mulai bekerja serabutan. Akhirnya dia diterima sebagai kelasi kapal. Tahun 1932
sampai 1939 Anwar berlayar. Dalam kurun waktu itu tak sedikit keragaman budaya yang telah
dilihatnya, dari Asia sampai Australia. Saat melihat bangsanya sedang terjajah, naluri kebangsaan
memanggil jiwanya untuk ikut berjuang merebut kemerdekaan. Melintasi medan, bergerilya,
menunggu saat yang tepat menyerang tentara Belanda sudah menjadi kesahariannya pada saat muda.
Ditembak, keluar masuk penjara pun tak luput dari komandan kompi ini. Yang tersisa dari
perjuangannya tersebut hanyalah bekas tembakan pada kakinya yang akhirnya membuat jalannya
pincang. Setelah Indonesia berhasil merdeka, perjuangan Anwar seolah lenyap terlupakan, tak ada
penghargaan atau pun tanda jasa dari pemerintah. Sempat terjerumus ke dunia hitam, tapi akhirnya
Anwar tobat dan memilih jalan sebagai pengemis untuk menyambung hidupnya sampai akhir
hayatnya.

Supriyadi (Pimpinan PETA Yang Misterius)

Teman anehtapinyata.net Supriyadi merupakan sosok yang cukup misterius, dia adalah
pahlawan nasional Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA)
terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai menteri
keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, namun tidak pernah muncul untuk menempati
jabatan tersebut. Pada waktu itu, Supriyadi memimpin sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang
beranggotakan orang orang Indonesia. Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara Jepang
terhadap tentara PETA dan rakyat Indonesia, Supriyadi pun memberontak bersama sejumlah
rekannya sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya tidak sukses. Pasukan
pimpinan Supriyadi PETA dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yang disebut Heiho.
Diberitakan bahwa Supriyadi meninggal, tetapi mayatnya tidak pernah ditemukan. Hal tersebutlah
yang membuat sosok pahlawan ini penuh misteri ditambah dengan beberapa orang yang mengaku
sebagai pahlawan tersebut. Yang paling kontroversial adalah pengakuan dari pria sepuh berumur 88
tahun yang bernama Andaryoko Wisnu Prabu, dia mengaku sebagai Supriyadi. Kendatipuun secara
perawakan dan sejumlah saksi membenarkan hal tersebut, namun pengakuannya tersebut belum
dapat dibuktikan secara benar.
Tan Malaka (Sosok Misterius Dengan Kisah Petualangan Di Berbagai Negara)

Teman anehtapinyata.net Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 2


Juni 1897. Beliau adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia, filsuf aliran kiri, pemimpin Partai
Komunis Indonesia, pendiri Partai Murba, dan Pahlawan Nasional Indonesia yang mungkin namanya
agak terlupakan Sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim ini memiliki kisah petualangan dari satu
negara ke negara lain. Pada masa penjajahan Belanda, sosok Tan Malaka merupakan orang yang
paling dicari. Bahkan pada masa revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari oleh para
pejuang pada saat itu (termasuk oleh Bung Karno). Karena gerakannya selalu melakukan
penyamaran seperti mata-mata membuatnya menjadi sosok yang sangat misterius dan tidak ada yang
tahu pasti seperti apa Tan Malaka. Salah satu tokoh aliran kiri ini pun menghilang selamanya saat
pergolakan revolusi pada tahun 1949. Konon, Tan Malaka dibunuh pada tanggal 21 Februari 1949
atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di daerah Kediri, Jawa Timur.
Hingga kini makamnya tidak pernah bisa ditemukan.

Kasman Singodimedjo (Tokoh Hukum Dan Ketatanegaraan Indonesia Pasca Kemerdekaan)

Teman anehtapinyata.net tidak banyak yang mengetahui sosok Kasman Singodimedjo. Bahkan


dalam buku sejarah pun tidak pernah ada disebutkan namanya. Padahal beliau merupakan salah satu
tokoh besar pergerakan nasional Indonesia dari kalangan Nasionalis Islam. Kasman Singodimedjo
merupakan tokoh besar yang mewarnai hukum dan ketatanegaraan Indonesia, sosok Kasman
bukanlah jenis tokoh yang berpolitik untuk mencapai tujuan dan kepentingan pribadi, apalagi
sekadar untuk memperkaya diri. Beliau selalu tampil sebagai perintis di saat-saat kritis.
Pascakemerdekaan, jabatan yang pernah diemban Kasman antara lain Ketua Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP), Jaksa Agung, Kepala Urusan Kehakiman dan Mahkamah Tinggi
Kementerian Pertahanan, Kepala Kehakiman dan Pengadilan Militer Kementerian Pertahanan dan
terakhir Menteri Muda Kehakiman dalam Kabinet Amir Sjarifuddin II. Kasman Singodimejo yang
lebih dikenal dengan nama Mr. Kasman, beliau sangat menentang dalam penggunaan istilah
demokrasi dan mengajak masyarakat untuk lebih menggunakan istilah musyawarah.
10 Fakta Menjelang dan saat Proklamasi 17 Agustus 1945 yang jarang
diketahui orang

1. Soekarno Sedang Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan.

   Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sebelum pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung
Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala
malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya
menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges”, keluh Bung
Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri
chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung
Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul
10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah
Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-
patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah
Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang.
Tapi sebuah revolusi telah dimulai.

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana.


  Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps
musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu
secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara.
Bahkan konon katanya, katrol tiang bendera dibuat dari gelas bekas sahur Moh. Hatta. Tetapi itulah,
kenyataan yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!

3. Bendera dari Seprai.

Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah
bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain
tukang soto!

4. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah.


Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan
didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah!
   Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah
menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945
dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.
Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah
menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

5. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan di Bawah Pohon Berkat kebohongan.

   Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita
hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting
tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada
mereka.
   Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan
perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah
pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.
Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai
sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang? 

6. Proklamator sebenarnya bukan hanya Soekarno-Hatta.


   Pada saat penyusunan naskah Proklamasi yang hadir di tempat itu dan ikut rapat tentu bukanlah
Soekarno dan Hatta saja melainkan ada sahabat-sahabat mereka seperti Achmad Soebardjo, Sajuti
Melik dan Soekarni. Namun usul Bung Hatta supaya semua yang hadir di rapat tersebut
menandatangi teks proklamasi tersebut ditolak oleh Soekarni, salah satu pemuda yang hadir pada
penyusunan naskah. Oleh karenanya, Bung Hatta menggerutu, “Huh, diberi kesempatan membuat
sejarah tidak mau.”

7. Ada dua jenis naskah proklamasi yaitu naskah proklamasi klad (ditulis tangan) dan naskah
proklamasi otentik (diketik Sayuti Melik).
Ketika diketik, beberapa kata yang mengalami perubahan setelah diketik adalah sebagai berikut:
Kata “Proklamasi” diubah menjadi “P R O K L A M A S I”,
Kata “Hal2″ diubah menjadi “Hal-hal”,
Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”,
Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05″ diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05″,
Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi
Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
8. Tentu saja saat itu, Soekarno sebagai orator ulung tidak langsung membacakan naskah
proklamasi, namun berpidato terlebih dahulu.

Berikut adalah pidato selengkapnya:

Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang
paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan
selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang
jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti.
Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya,
kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke
tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya
sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia.
Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu
untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan Proklamasi kami :
PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN
DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.

Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-
lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita
ini!
9. 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat, dan merupakan hari ke-8 Ramadhan pada tahun
tersebut.

10. Dokumentasi Proklamasi

  Dokumentasi saat hari kemerdekaan di dokumentasikan oleh Mendoer bersaudara. Kakak beradik
tersebut merupakan seorang fotografer. Alexius Imprung Mendur yang menjabat sebagai kepala
bagian fotografi di kantor berita Jepang Domei, sedangkan Frans Sumarto Mendoer adalah
fotografernya.

Anda mungkin juga menyukai