keturunan Sultan Alioedin dilakukan dengan maksud mencelakakan Sultan Ahmad dan atas
desakan Rotschild (pemilik Bank Of England, yang menagih pengembalian utang Kerajaan Inggris
selama perang Salib hingga Perancis dengan ancaman akan membuka aib Raja Inggris dan memaksa
menurunkan tahta seperti Rusia dan Prancis) memaksa Raja Inggris menggunakan pasukan AL-nya
untuk menjarah negeri2 jajahannya dan merampok Kerajaan Sunda Nusantara. Kekalahan tentara
laut Perancis dibawah komando Deandless oleh Baginda Sultan Ahmad diperingati dengan syukur.
Sultan Ahmad yang pernah bersekolah di Inggris mengundang sahabatnya Raffles untuk
merayakannya karena anggapan Inggris adalah musuh bebuyutan Perancis maka wajar kalo Inggris
akan senang kalo Kekaisaran Sunda Nusantara berhasil memukul Perancis dan menawan
panglimanya. Rafles mengajak Sultan Ahmad untuk berkeliling Nusantara dan terjadilah tragedi Laut
Banda, ketika Sultan Ahmad diajak turun ke pulau kosong ternyata diikat oleh Raffles ke pohon
Kelapadan dibiarkan sendiri dengan tujuan agar mati. Perampokan paska-tragedi Pulau Banda (1811)
saat Sultan Ahmad dibuang oleh Raffles di Pulau Banda, yg menjadi awal pemalsuan (fitnah) sejarah
selama +200 tahun, Ribuan ton emas dijarah sejak saat itu, yg digunakan untuk modernisasi England
& pembangunan persemakmuran negara jajahannya (Kanada, Australia, Singapura, Hongkong,
Afrika Selatan dst). Keluarga kerajaan-kerajaan di Nusantara dibantai dan dirampok. Arsip (bukti-
bukti) pemerintahan dimusnahkan dan diambil untuk dihilangkan. Sebagian besar arsip yang
menuliskan sejarah bumi dan pemerintahan masih disimpan di Mahkamah Internasional di Den Haag
dan Universitas Leiden, Amsterdam. Sejarah kenapa mahkamah internasional berada di belanda
karena sejarah aset dunia tersimpan disana beserta literatur pendukungnya. Raffles berhasil
membebaskan Deandless dan membuat perjanjian yang intinya mengembalikan status Deandless
sebagai panglima dengan syarat mengikuti seluruk skenario rekayasa dan membungkam siapa saja
yang mengetahui sejarah ini selanjutnya. Maka dimulailah kekejaman penjajahan Perancis yang
diwariskan dengan penjajahan Kerajaan Belanda sebagai kepenjangan Kerajaan Inggris dan bentukan
Iluminati (kelompok Rotschild pengikut persekutuan setan-manusia).
Mengalami kejatuhan bursa sahamnya, maka dunia mengalami kebangkrutan ekonomi tang
disebut "Melaneise". Dengan kejatuhan ini membawa dampak kemanusiaan yang sangat
memprihatinkan kala masyarakat dunia baru saja mengalami perang Dunia ke I. Pemerintah Amerika
Serikat meminta bantuan jaminan keuangan (koleteral) yang disambut bantuan dari Paku Buwono X
untuk pembentukan LBB (1934) sebelum PBB yg ditujukan membantu kebangkrutan ekonomi dunia
(malaneise) di Amerika Serikat. Oleh karenanya kala itu AS mengirimkan ribuan peti baja berisi
pecahan USD 100.000,- sebagai bukti hutangnya kepada Sultan PB X (Pemegang Amanah
Kekaisaran Sunda Nusantara). Kini lembaran tersebut tersebar di para pemegang amanah dan
diperebutkan oleh agen2 rahasia asing hingga pialang pasar modal George Soros (1987-89) agar bisa
mencairkannya. Jaminan tersebut digunakan untuk pembentokan LBB dan Bank Dunia. Tapi sayang
cerita ini sudah diselewengkan dari aslinya.
Dua jam sebelum membacakan teks proklamasi, Soekarno Sang Proklamator Kemerdekaan
Indonesia ini ternyata sedang dalam keadaan sakit. Beliau tertidur dengan kondisi suhu badan yang
agak tinggi setelah semalaman begadang menyusun naskah teks proklamasi dengan para sahabatnya.
dr. Soeharto yang memeriksanya mengatakan kalau beliau terkena serangan penyakit malaria
tertiana. Setelah diberi obat beliau tertidur selama satu jam. Dan setelah bangun Beliau dengan
semangatnya memproklamasikan Kemerdekaan RI.
Tidak banyak yang tahu kalau draft naskah asli dari teks proklamasi kemerdekaan Indonesia
yang ditulis oleh Soekarno dan didikte langsung oleh Bung Hatta ternyata baru dimiliki pemerintah
saat Presiden Soeharto menjabat. Sebelumnya draft naskah yang menjadi awal mula kemerdekaan
Indonesia ini disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Sang wartawan menemukan draft
proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 dini hari.
Setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari, akhirnya pada tahun 1992 naskah tersebut
diserahkan kepada Presiden Soeharto.
Tanggal 10 November dipilih sebagai Hari Pahlawan karena pada tanggal tersebut pada tahun
1945 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dan merupakan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah
Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap
kolonialisme. Seperti kata-kata terkenal dari tokoh proklamasi kita Soekarno, "Jas Merah", jangan
pernah melupakan sejarah. Kita hendaknya sebagai bangsa yang sudah merdeka jangan pernah
melupakan jasa-jasa pahlawan kita.
Pada tahun 80an dalam buku sejarah PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) terdapat
gambar orang ditandu dengan warna hitam putih, teman pasti sudah tahu bahwa orang yang ditandu
tersebut adalah Jenderal Sudirman, tapi tahukah teman siapa yang menandu sang pahlawan tersebut?
Tandu yang sangat bersejarah tersebut sekarang telah ditempatkan di Museum Satria Mandala. yang
terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Tapi bagaimana nasib Sang Pemanggul tandu
tersebut? Salah satu sosok dari pemanggul tandu tersebut adalah Djuwari, sosok bersejarah ini
memang sekarang terlupakan dan hidup dalam kemiskinan.
Djuwari berdomisili di Dusun Goliman Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri,
kaki Gunung Wilis. Kampungnya merupakan titik start rute gerilya Panglima Besar Sudirman
Kediri-Nganjuk sepanjang sekitar 35 km. Rute Gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman memang
sangat jauh dari keramaian kota. Titik start gerilya berada di kampung yang dikepung bukit-bukit
tinggi dan tebing andesit. Djuwari bercerita kebanggaannya saat memanggul Sang Jenderal, dia
mengatakan tugas tersebut merupakan pengabdian dan dilakukan dengan rasa ikhlas tanpa berharap
imbalan apapun. Perjalanan mengantar gerilya Jenderal Soedirman seingatnya dimulai pukul 8 pagi,
dengan dikawal banyak pria berseragam. Rute yang ditempuh teramat berat karena melewati medan
berbukit-bukit dan hutan yang amat lebat. Seringkali perjalanan berhenti untuk beristirahat sekaligus
memakan perbekalan yang dibawa.
Gatot Mangkoepradja (Pimpinan Bond Van Inheemsche Cikal Bakal Jong Java)
Gatot Mangkoepradja lahir pada tanggal 15 Desember 1898 di Kampung Citamiang, Desa
Panjunan Kabupaten Sumedang. Dia merupakan keturuan Menak Galuh (Ciamis) dan anak dari
seorang dokter yang cukup terkenal di Sumedang, dr. Saleh Mangkoepradja. Teman
anehtapinyata.net pada usia lima tahun, Gatot memasuki sekolah Frobel School Ny. Westenenk di
Sumedang. Tahun 1905 ia melanjutkan sekolahnya ke Europeesche Lagere School (ELS) di
Bandung. Ketika usianya mencapai tujuh tahun, ibunya meninggal dunia. Pada tahun 1912 Gatot
berhasil mendapatkan Klein Ambtenaren Examen dengan nilai tujuh. Ia melanjutkan ke STOVIA
(Sekolah Dokter) namun hanya bertahan tiga tahun. Gatot lantas memasuki Hogere Burger School
(HBS) yang lagi-lagi tidak dirampungkannya karena alasan yang tidak disebutkannya. Pada tahun
1922 ia bekerja di Jawatan Kereta Api dan berhenti tahun 1925 karena sesuatu hal. Setelah itu dia
tidak bekerja lagi dan menggantungkan kehidupannya dari penghasilan sawah, kebun, dan usaha taxi
warisan ayahnya.
Teman anehtapinyata.net Gatot Mangkoepradja mulai mengenal dunia politik sejak mengenyam
pendidikan di STOVIA. Dia ikut bergabung dalam pembentukan Paguyuban Pasundan bersama D.K.
Ardiwinata, E. Poerawinata, Djoendjoenan Setiakoesoemah, dll.. Pada tahun 1918 Gatot sudah
dipercaya menjadi salah satu pimpinan Bond van Inheemsche Studeerenden di Bandung. Organisasi
inilah yang kemudian berkembang menjadi Jong Java, salah satu organisasi pemuda Indonesia yang
turut membantu pergerakan perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan.
Nama tersebut sebenarnya diambil dari nama seorang pahlawan yang masih sangat muda. Elias
Daniel Mogot, atau dikenal sebagai Daan Mogot, pemuda “kawanua” Manado ini masih mempunyai
hubungan saudara dengan Irjen Gordon Mogot atau Kolonel Alex Kawilarang (Mantan Panglima
Kodam Siliwangi). Saat umurnya 17 tahun dia sudah memiliki peranan yang sangat penting dalam
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1942 Daan Mogot sudah mulai
bergabung dalam dunia ketentaraan diusianya 14 tahun, masih sangat muda bagi seorang pejuang.
Kemudian dia masuk organisasi PETA (Pembela Tanah Air) tentara binaan saat penjajahan Jepang.
Teman anehtapinyata.net sebeneranya dia tidak memenuhi syarat untuk masuk organisasi tersebut,
hal ini disebabkan karena usianya belum 18 tahun, akan tetapi karena tubuhnya besar dan sifat
kedewasaannya, pihak Jepang percaya jika umurnya telah 18 tahun sehingga dia akhirnya
diterima. Daan Mogot pernah ikut terlibat perang di Bali, dia juga pernah dipercayakan sebagai
instruktur PETA wilayah Bali dan Jakarta.
Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang pun keok dari Sekutu. Dua hari kemudian Indonesia
diproklamasikan kemerdekaannya, 17 Agustus 1945. Tahun 1945 atau hanya dalam waktu dua tahun
saja, pangkat Daan Mogot sudah Mayor dan ditunjuk sebagai Komandan Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) Jakarta. Dalam usia belia itu ia kemudian juga mendapatkan kepercayaan menjadi Direktur
akademi militer awal-awal di Indonesia yang berkedudukan di Tangerang, Akademi Militer
Tangerang (MAT) namanya. Ide pendirian MAT memang salah satunya datang dari Daan Mogot.
Gagasan tersebut diterima oleh pimpinan besar militer pusat Indonesia. Kemudian diangkatlah Daan
Mogot menjadi Direktur MAT pertama pada tanggal 18 November 1945. Sayangnya jabatannya itu
adalah jabatannya yang tertinggi sekaligus terakhir dalam kisah karir militer anak muda belia
tersebut. Pada tanggal 25 Januari 1946, ia dinyatakan gugur dalam pertempuran sengit di Hutan
Lengkong Tangerang, Banten.
Teman anehtapinyata.net nama pahlawan ini mencuat seiring meme di dunia maya dengan
fotonya yang sedang mengemis. Dia adalah Anwar seorang mantan Komandan Kompi 3 Sumatera
Selatan berpangkat letnan satu. Dalam perjuangannya dia fasih berbicara dalam empat bahasa, yaitu
Inggris, Jepang, Belanda dan tentu saja bahasa Indonesia. Akan tetapi, kerasnya hidup menyeret
Anwar, ke lumbung kemiskinan. Sang letnan tiarap pada kehidupan dan akhirnya menggantungkan
hidupnya dari mengemis. Dia terlahir dari keluarga petani di Keranji. Masa mudanya dihabiskan di
pinggiran Kota Padang itu. Anwar merupakan lulusan Sekolah Sembilan tahun 1930. Lepas Sekolah
Rakyat, Anwar mulai bekerja serabutan. Akhirnya dia diterima sebagai kelasi kapal. Tahun 1932
sampai 1939 Anwar berlayar. Dalam kurun waktu itu tak sedikit keragaman budaya yang telah
dilihatnya, dari Asia sampai Australia. Saat melihat bangsanya sedang terjajah, naluri kebangsaan
memanggil jiwanya untuk ikut berjuang merebut kemerdekaan. Melintasi medan, bergerilya,
menunggu saat yang tepat menyerang tentara Belanda sudah menjadi kesahariannya pada saat muda.
Ditembak, keluar masuk penjara pun tak luput dari komandan kompi ini. Yang tersisa dari
perjuangannya tersebut hanyalah bekas tembakan pada kakinya yang akhirnya membuat jalannya
pincang. Setelah Indonesia berhasil merdeka, perjuangan Anwar seolah lenyap terlupakan, tak ada
penghargaan atau pun tanda jasa dari pemerintah. Sempat terjerumus ke dunia hitam, tapi akhirnya
Anwar tobat dan memilih jalan sebagai pengemis untuk menyambung hidupnya sampai akhir
hayatnya.
Teman anehtapinyata.net Supriyadi merupakan sosok yang cukup misterius, dia adalah
pahlawan nasional Indonesia, pemimpin pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA)
terhadap pasukan pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Ia ditunjuk sebagai menteri
keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, namun tidak pernah muncul untuk menempati
jabatan tersebut. Pada waktu itu, Supriyadi memimpin sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang
beranggotakan orang orang Indonesia. Karena kesewenangan dan diskriminasi tentara Jepang
terhadap tentara PETA dan rakyat Indonesia, Supriyadi pun memberontak bersama sejumlah
rekannya sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya tidak sukses. Pasukan
pimpinan Supriyadi PETA dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yang disebut Heiho.
Diberitakan bahwa Supriyadi meninggal, tetapi mayatnya tidak pernah ditemukan. Hal tersebutlah
yang membuat sosok pahlawan ini penuh misteri ditambah dengan beberapa orang yang mengaku
sebagai pahlawan tersebut. Yang paling kontroversial adalah pengakuan dari pria sepuh berumur 88
tahun yang bernama Andaryoko Wisnu Prabu, dia mengaku sebagai Supriyadi. Kendatipuun secara
perawakan dan sejumlah saksi membenarkan hal tersebut, namun pengakuannya tersebut belum
dapat dibuktikan secara benar.
Tan Malaka (Sosok Misterius Dengan Kisah Petualangan Di Berbagai Negara)
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sebelum pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung
Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala
malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya
menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. “Pating greges”, keluh Bung
Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri
chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung
Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul
10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah
Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-
patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah
Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang.
Tapi sebuah revolusi telah dimulai.
Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah
bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain
tukang soto!
Peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita
hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting
tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada
mereka.
Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan
perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah
pohon di halaman Kantor harian Asia Raja.
Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai
sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?
7. Ada dua jenis naskah proklamasi yaitu naskah proklamasi klad (ditulis tangan) dan naskah
proklamasi otentik (diketik Sayuti Melik).
Ketika diketik, beberapa kata yang mengalami perubahan setelah diketik adalah sebagai berikut:
Kata “Proklamasi” diubah menjadi “P R O K L A M A S I”,
Kata “Hal2″ diubah menjadi “Hal-hal”,
Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”,
Kata “Djakarta, 17 – 8 – ’05″ diubah menjadi “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05″,
Kata “Wakil2 bangsa Indonesia” diubah menjadi “Atas nama bangsa Indonesia”,
Pada naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani, sedangkan pada naskah Proklamasi
Otentik sudah ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta.
8. Tentu saja saat itu, Soekarno sebagai orator ulung tidak langsung membacakan naskah
proklamasi, namun berpidato terlebih dahulu.
Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang
paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan
selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang
jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti.
Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya,
kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke
tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya
sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia.
Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu
untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan Proklamasi kami :
PROKLAMASI
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN
DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.
Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-
lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita
ini!
9. 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat, dan merupakan hari ke-8 Ramadhan pada tahun
tersebut.
Dokumentasi saat hari kemerdekaan di dokumentasikan oleh Mendoer bersaudara. Kakak beradik
tersebut merupakan seorang fotografer. Alexius Imprung Mendur yang menjabat sebagai kepala
bagian fotografi di kantor berita Jepang Domei, sedangkan Frans Sumarto Mendoer adalah
fotografernya.