Anda di halaman 1dari 2

BALASAN UNTUK KEBAIKAN YANG TULUS

Pada zaman dahulu, di sebuah rumah yang kecil di desa hiduplah seorang nenek dan
cucu perempuannya. Mereka berdua adalah keluarga yang miskin namun tetap baik.
Cucunya tersebut adalah anak yang rajin bekerja dan selalu mematuhi perkataan sang
nenek.
Suatu malam menjelang tahun baru, nenek berpesan kepada untuk menjaga api di
tungku agar tetap menyala sepanjang tahun baru. Setelah itu, nenek pergi tidur lebih
dahulu. Menjelang tengah malam, cucunya yang terbaring iadekat tungku perapian
terbangun. Ia mendapati api tungku telah padam. Ia menjadi gugup, lalu segera pergi ke
gudang untuk mengambil kayu bakar.
Namun ternyata di gudang sudah tidak ada kayu bakar lagi. Saat itu adalah musim
dingin. Diluar suhu udara sangat dingin. Karena persediaan kayu bakar habis, terpaksa ia
harus mencari kayu bakar dan ranting yang sudah karing.
Ia menyusuri sungai di dekat rumahnya untuk mengumpulkan kayu bakar. Setelah
terkumpul banyak, ia kini kebingungan dimana mencari api. Tidak ada rumah penduduk
disekitar rumahnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menyusurisungai tersebut,mungkin
ada yang mau memberinya sedikit api.
Beberapa saat setelah ia berjalan sedemikian jauh, akhirnya dia melihat suatu titik api
didekat jembatan yang menghubungkan rumahnya dengan desa penduduk. Dangan penuh
harapan dia langsung meneruskan langkahnya menuju titik api tersebut. Dia sedang
melihat kurang lebihnya delapan orang tua yang sedang mengelilingi api unggun. Dia
pun memberanikan diri untuk menyapa mereka.
“selamat malam!” sapa sang cucu
“selamat malam!” balas meraka
“maaf, bolehkah saya meminta api untuk menyalakan kayu di tungku perappian
rumah kami?”
“boleh saja. Silahkan ambil sebanyak yang kau perlukan.”
“terima kasih sekali !”
“tapi, sebenarnya kami juga ingin minta tolong.”
“apa yang bisa saya bantu?katakan saja”
“ehm.., sebenarnya salah seorang teman kami baru saja meninggal. Malam-malam
begini kami kesulitan untuk menguburnya. Maukah anda membawanya pulang? Besok
pagi kami akan mengambilnya lembali.”
“Oh.., saya turut berduka cita…,”
Kata sang cucu dengan sedih. Karena merasa sudah dibantu mendapatkan api, ia pun
menyanggupi permintaan mereka. Sesampai dirumah, ia segara menuju gudang dan
meletakkan bungkusan tubuh orang yang meninggal itu digudang.
Agar tidak ketahuan neneknya, ia meletakkan tumpukan jerami diatasnnya.
Kemudian ia segera ke tungku perapian dan menyalakan apinya kembali.
Keesokan harinya adalah tahun baru. Sang cucu dan neneknya menyiapkan masakan
tahun baru. Mereka memasak berbagai masakan lezat untuk menyambut tahun baru.
Ketika kayu di perapian mulai habis, sang nenek segera pergi ke gudang hendak
mengambil keyu bakar. Saat ia hendak mengambil kayu bakar dan sedikit jerami untuk
menambah besar api di tungku, ia melihat tumpukan jerami yang aneh.
Ternyata didalam tumpukan jerami tersebut tersimpan banyak sekali kepingan emas.
Nenek sangat terkejut dan bercampur senang. Ia lalu memanggil cucunya untuk
menanyakan hal tersebut.
Sang cucu pun menceritakan kejadian malam tahun baru saat dia bertemu dengan
delapan orang tua tersebut. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, namun
meraka tetap bersyukur atas rezeki yang mereka dapatkan. Ini adalah berkah dari
ketulusan hati sang cucu yang sudah mau membantu orang lain yang sedang kesulitan.

Anda mungkin juga menyukai