Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yuliana Didik Tri .

N Kelas : XD No : 34

MENGAGUMI TANPA HARUS MEMILIKI


Kriik, . .kriik, . .kriik, . .suara jangkrik terus berbunyi memecah heningnya malam. Bintang bertaburan di langit menghias gelapnya malam. Nyanyian jangkrik menghibur Ian yang sedang termenung. Ia teringat kejadian siang tadi saat dia melihat Gisel menangis. Ia merasa tidak tega melihatnya menangis. Wajar saja jika Ian merasa tidak tega, karena Ian menyukai Gisel sudah sangat lama. Ian terbayang saat dirinya memegang tangan gisel untuk menenangkan gisel yang sedang menangis karena sakit hati kepada pacarnya yang telah meninggalkan Gisel demi perempuan lain, sudahlah Sel, tak usah kau tangisi terus laki-laki itu, . .percuma saja. Laki-laki tidak hanya dia saja di dunia ini, masih banyak laki-laki yang lebih baik dari dia. kata Ian kepada Gisel sambil memegang tangannya. iya terima kasih Ian, . .memang benar perkataanmu, percuma saja aku menangis untuk dia, sedangkan dia tak pernah mengerti perasaanku. Toh masih banyak laki-laki yang lebih baik dari dia, .! jawab Gisel. Ian sebenarnya sudah mempunyai pacar, namanya Maya. Maya merupakan masa lalu Ian saat di SMP. Beberapa bulan kemarin Maya meminta balikan sama Ian. Saat itu Ian bingung harus menjawab apa. Sebenarnya Ian masih merasa bersalah kepada Maya karena dulu Ian lah yang memutuskan Maya. Ian berharap jika menerima Maya kembali ia dapat menebus rasa bersalahnya. Akhirnya Ian menerima Maya kembali.

*************** Hari masih subuh, udara masih dingin dan matahari masih malu untuk keluar dari peraduannya. Pagi itu Ian bangun untuk melaksanakan sholat subuh di masjid. Seusai sholat subuh Ian melakukan jogging bersama teman-temannya mengelilingi desa-desa. Hal itu biasa ia lakukan setiap liburan.

teett, . .tet, . .teett, . .tet Hp Ian berbunyi tanda ada pesan masuk. Ian membuka pesan itu. Ternyata pesan itu dari Gisel, dalam pesan ia berkata, Ian hari ini kamu ada acara apa tidak, . .? kata Gisel. tidak, memang kenapa Sel, . .? jawab Ian. aku ingin ke toko buku untuk mencari beberapa buku. Apa kamu mau menemaniku, . .? tanya Gisel insya Allah bisa, memang mau berangkat jam berapa Sel, . .? tanya Ian. bagaiman kalau jam 09.00 pagi, . .? apa kamu bisa Ian, . .? tanya Gisel. okeh aku bisa, . .kamu aku jemput jam 08.45 ya,. .? tanya Ian. yups, .! aku tunggu ya, . . balas Gisel. Ian merasa senang dengan ajakan Gisel, bagaimana tidak kalau seseorang yang kita suka mengajak kita jalan. Sudah pasti sangat senang. Waktu sudah menunjukan pukul 07.30, Ian pun bergegas untuk mandi. Ia tidak mau membuat Gisel menunggu terlalu lama. Pukul 08.00 dia berangkat dari rumah dan sampai di sampai di rumah Gisel pukul 08.30, lebih awal dari waktu yang di janjikan. Itu karena saking tidak sabarnya Ian ingin bertemu dengan Gisel. Sebenarnya Ian pergi dengan Gisel tanpa sepengetahuan Maya. Ia sengaja tidak memberitahu Maya, karena Ian tidak ingin Maya marah kepadanya. Ian dan Gisel pun berangkat ke toko buku, sesaampainya disana Ian menemani Gisel memilih-milih buku. Gisel ingin mencari novel terbaru dan buku sejarah yang akan ia gunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Gisel memang suka membaca, tak heran jika di rumah Gisel terdapat banyak koleksi buku-buku. Membaca sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil. Sepulang dari toko buku, mereka berdua tidak langsung pulang ke rumah. Mereka mampir dulu ke tempat-tempat yang menarik untuk mereka kunjungi. Hari sudah menunjukan pukul 14.00, mereka berdua pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Gisel, Ian berpamitan untuk langsung pulang ke rumahnya. Gisel pun berterima kasih kepada Ian karena sudah mau menemaninya memilihmilih buku. ************** Tidak seperti biasanya, hari ini Ian kesiangan. Dia bangun pukul 06.30. Ian segera bergegas mandi agar ia tidak terlambat datang ke sekolah. Sesampainya

di sekolah, ia nyaris saja terlambat, karena 1 menit lagi gerbang akan di tutup. Untung saja keadaan jalan saat itu tidak macet. teeeetttttt, . .teeeetttttt, . . bel masuk pun berbunyi. Jam pelajaran pertama hari itu matematika, guru menanyakan pekerjaan rumah yang ia tugaskan kepada muridnya. Saat itu juga Ian langsung teringat kalau dia belum mengerjakan, karena semalam ia tidak belajar. sial, aku lupa belum ngerjain, aku kira tidak ada PR. Kata Ian di benaknya. Ian mengira kalau besok tidak ada ulangan atau PR tanpa melihat dulu catatan di bukunya. Ya itulah sifat buruk Ian. Ia tidak akan belajar kecuali jika ada ulangan atau PR. Karena Ian tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang di tugaskan gurunya, Ian pun di hukum untuk membersihkan kelasnya tanpa ada sedikit sampah yang tersisa. Hukuman itu harus ia laksanakan setelah pulang sekolah. teett, . .teeettt, . .teeeetttt, . . bel tanda pulang sekolah berbunyi. Ian pun melaksanakan hukumannya. Tak di sengaja Maya melihat Ian. Ia pun membantu Ian membersihkan kelas. Ian aku bantu ya, . .? tanya maya menawarkan bantuan kepada Ian. tidak usah lah May, . .ini kan hukumanku, . . jawab Ian. gak papa kok aku ikhlas bantu kamu, . . kata Maya. tapi May, . .nanti kamu kecapean, . .? jawab Ian. aku gak bakal kecapean kok, . .tenang aja, . .? jawab Maya. ya udah kalau itu mau kamu May, . . kata Ian. iya, . . jawab Maya. tapi May, . .apa aku boleh tanya sesuatu sama kamu, . .? tanya Ian. tanya apa Ian, . .? tanya Maya. kenapa sii kamu ingin balikan sama aku, bukannya di luar sana masih banyak laki-laki yang lebih dari aku, . .? tanya Ian. iya memang benar kata-katamu, tapi aku cuma ingin kamu, aku masih sayang sama kamu. Makanya aku ingin balikan sama kamu. jawab Maya. Karena semua perhatian-perhatian yang maya berikan serta rasa sayang Maya kepada Ian, telah membuat Ian tersadar. Ian tidak mungkin mendustai Maya untuk memiliki Gisel. Sejak saat itu Ian sadar bahwa mengagumi seseorang tidak harus memilikinya. Sekian.

Anda mungkin juga menyukai