Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengakuan dan Tanggung Jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa

Pelaksanaan demokrasi Pancasila diarahkan melalui keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam penolakan terhadap atheisme atau anti agama dalam hidup
bernegara. Penyelenggaraan hidup bernegara didasarkan kepada sikap dan budi pekerti manusia
yang luhur dengan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi beragama.

Penerapan demokrasi yang dijiwai tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa akan
melahirkan sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan
keadilan. Dalam pengambilan keputusan bagi kepentingan umum akan memperhatikan hal-hal
yang bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan dilandasi
hati nurani yang luhur.

2. Menjunjung Tinggi Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan yang adil dan beradab bersumber dari ajaran Tuhan Yang Maha Esa. Manusia
sesuai kodratnya bersikap dan berbuat sesuai dengan potensi budi nuraninya yang menyadari
adanya nilai dan norma serta kesusilaan dan keadilan. Seluruh warga negara Indonesia memiliki
kedudukan yang sama terhadap undang-undang negara, mempunyai hak dan kewajiban yang
sama, dijamin hak dan kebebasannya dalam berhubungan dengan masyarakat, negara dan
beribadah kepada Tuhan. Tiap-tiap warga Negara juga memiliki kemerdekaan mengemukakan
pendapat dan hidup layak sesuai dengan pokok yang dimilikinya.
Kerakyatan dalam demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa manusia sebagai insan beragama
memiliki kesadaran akan berlakunya norma keagamaan serta keadilan. Kerakyatan yang
berlandaskan kemanusiaan yang adil dan beradab menghendaki terciptanya norma keadilan serta
budi luhur dalam hidup bernegara.

Budaya demokrasi yang dijiwai nilai kemanusiaan yang adil dan beradab akan melahirkan sikap
serta perilaku. Sikap dan perilaku itu antara lain tidak memaksakan kehendak dan pendapatnya
kepada orang lain, tidak bersikap semena-mena kepada orang lain serta menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan keputusan.

c. Menjamin dan Menciptakan Persatuan serta Kesatuan Bangsa

Persatuan Indonesia merupakan bentuk paham kebangsaan Indonesia yang dijiwai Ketuhanan
Yang Maha Esa dan kemanusiaan yang adil dan beradab. Paham kebangsaan Indonesia
mengatasi berbagai paham golongan, etnis, dan asal keturunan.

Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang menduduki wilayah tumpah darah Indonesia,
dengan memiliki cita-cita yang sama untuk mewujudkan kemerdekaan, dan tercapainya tujuan
Nasional. Demokrasi Pancasila yang berdasarkan persatuan Indonesia menghendaki persatuan
dan kesatuan seluruh bangsa serta tumpah darah Indonesia, dan identitas sebagai bangsa yang
berdaulat, baik ke dalam maupun ke luar (dalam berhubungan dengan bangsa-bangsa di dunia).

Budaya demokrasi yang dijiwai nilai persatuan Indonesia akan menumbuhkan sikap dan
perilaku. Sifat dan perilaku itu antara lain mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan dalam pengambilan dan pelaksanaan keputusan. Dengan
demikian, tercapainya suatu keputusan ditujukan bagi kepentingan persatuan dan kesatuan
bangsa.

d. Mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung arti keadilan berlaku bagi seluruh
masyarakat di berbagai bidang baik hukum, politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan
keamanan maupun agama. Adanya usaha untuk mencapai kepentingan individu dan umum,
kehidupan jasmani dan rohani secara seimbang menunjukkan bahwa keadilan sosial harus
memenuhi keseimbangan hal-hal yang bersifat material dan spiritual.

Demokrasi Pancasila yang dihubungkan dengan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, meliputi:

1) Keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga.


2) Kesamaan hak pribadi dalam keluarga.
3) Pengakuan hak organisasi politik, ekonomi, dan sosial.
4) Pengakuan hak memajukan kebudayaan, ekonomi, dan pembangunan.
5) Prinsip yang menolak paham etatisme (negara mematikan potensi unit ekonomi di luar sektor
negara), monopoli (penjual tunggal), monopsony (pembeli tunggal), dan free fight liberalism
(persaingan bebas yang mengeksploitasi manusia atau bangsa lain).

Anda mungkin juga menyukai