Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN MELATI

MELALUI STEK BATANG

Oleh

Nama : Bima Sakti Afrizal

Kelas : VIII-i

Absen : 07

Mata Pelajaran : IPS

Pelaksanaan : 09 November 2021

Guru Pembimbing : Pak Sugeng

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMP NEGERI 1 TAMAN

Jl. Satria No. 1 Ketegan – Taman Sidoarjo 61257 Telp : [031]7881538

Email : smpn1tmn@yahoo.com, Web : http://smpn1taman-sidoarjo.sch.id


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dan laporan
tentang Budidaya Tanaman Kelor Melalui Metode Stek Batang ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai tentang Budidaya Tanaman Kelor Melalui Metode Stek
Batang. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
akan ada masa depan yang sempurna tanpa saran yang membangun untuk mempondasi
masalah tersebut.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………...………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………...………………………..………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5
C. Tujuan………………………………………………………………………………....6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemilihan Media Tanam…………………………………......………………….…….7


B. Pemilihan Bahan Tanaman………………………………………....………….……....8
C. Langkah-Langkah Penanaman……………………………............…………………...9
D. Langkah-Langkah Perawatan…………………………………….…………...……...10
E. Hasil Percobaan dan Pengamatan………………………………………...………..…11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...14
B. Saran………………………………………………………………………………….14

LAMPIRAN………………………………………………………………………………....15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap daerah mempunyai tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di


daerahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan masyarakat harus bekerja
sama untuk pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan daerah. Dalam pengembangan
ekonomi suatu daerah, pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota telah membuat
perubahan fungsi lahan yang semula berfungsi sebagai media untuk bercocok tanam dalam
pertanian berubah menjadi multifungsi pemanfaatan. Berubahnya pemanfaatan lahan tersebut
disebut juga alih fungsi lahan. Dalam menjalankan pembangunan kota seperti industri harus
di dukung ketersediaan lahan. Belakang ini semakin luasnya lahan pertanian produktif yang
telah berubah menjadi tempat bangunan bangunan fisik, atau sarana prasarana seperti
infrastruktur. Hal ini memberikan gambaran kesejahteraan masyarakat dari segi ekonomi.
Banyak lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi bangunan-bangunan fisik seperti jalan,
hotel, pabrik dan lain-lain.

Selain itu peningkatan jumlah penduduk yang terjadi juga mengakibatkan banyak
lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi pemukiman, baik itu yang dikembangkan oleh
investor maupun perumahan sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah daerah dan
masyarakat harus bekerja sama untuk onomi dalam Dalam pengembangan ekonomi suatu
daerah, pertumbuhan penduduk dan pembangunan kota telah membuat perubahan fungsi
lahan yang semula berfungsi sebagai media untuk bercocok tanam dalam pertanian berubah
menjadi multifungsi pemanfaatan. Berubahnya lahan tersebut disebut juga Dalam
menjalankan pembangunan kota seperti industri harus di dukung Belakang ini semakin
luasnya lahan pertanian produktif yang telah berubah menjadi tempat bangunan - sarana
prasarana seperti infrastruktur. Hal ini memberikan gambaran kesejahteraan masyarakat dari
segi ekonomi. Banyak lahan-lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi bangunan fisik
seperti jalan, lain. Selain itu atan jumlah penduduk yang terjadi juga mengakibatkan banyak
lahan pertanian yang berubah fungsi menjadi pemukiman, baik itu yang dikembangkan estor
maupun perumahan sendiri. Akibatnya banyak lahan pertanian yang beralih fungsi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian senantiasa terjadi
dalam pemenuhan aktivitas sosial ekonomi yang menyertai pertumbuhan penduduk kota
Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia melonjak cukup signifikan. Peningkatan
jumlah penduduk tentunya juga diikuti dengan peningkatan pembangunan pemukiman
perumahan. Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut konversi lahan didefinisikan sebagai
perubahan sebagian atau seluruh fungsi lahan dari fungsi yang direncanakan menjadi fungsi
lain yang membawa dampak negatif bagi lingkungan Pertambahan dan pertumbuhan
penduduk akan berdampak pada upaya pemenuhan kebutuhannya, kebutuhan tersebut antara
lain kebutuhan perumahan dan tempat kegiatan ekonomi seperti pabrik, pertokoan, pasar dan
lain-lain. Sebagai akibatnya terjadi persaingan yang ketat dalam pemanfaatan lahan yang
berakibat pada meningkatnya nilai lahan (landrent) maka penggunaan lahan untuk pertanian
akan selalu dikalahkan dengan cara menggeser lahan pertanian ke non pertanian seperti
industri dan perumahan (Nasoetion dan Winoto, 1996).

Pada internal sektor pertanian, usahatani sendiri belum mendukung ke arah


pelaksanaan pertanian berkelanjutan (Prabowo, 2010). Sempitnya rata-rata luas
lahanpertanian yang diusahakan petani yang diakibatkan sistem waris pecah-bagi membuat
kegiatan usaha tani semakin termarginalkan. Kecilnya lahan pertanian berakibat pada
kecilnya nilai produktifitas pertanian. Usaha pertanian kemudian dinilai tidak
menguntungkan dan berujung pada penjualan lahan pertanian untuk penggunaan lainnya (alih
fungsi lahan pertanian).

Konversi lahan pertanian terjadi disebabkan adanya persaingan dalam pemanfaatan


lahan antara sektor pertanian dan sektor non pertanian akibat adanya tiga fenomena ekonomi
dan sosial, yaitu keterbatasan sumberdaya alam, pertumbuhan penduduk, dan pertumbuhan
ekonomi. Luas lahan tidakakan pernah bertambah luas akan tetapi permintaan terhadap tanah
terus meningkat untuk sektor non pertanian.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diberikan pada laporan ini, diantaranya :

1. Bagaimana pemilihan media tanam untuk budidaya stek batang pada tanaman kelor?
2. Bagaimana pemilihan bahan tanaman untuk budidaya stek batang pada tanaman
kelor?
3. Bagaimana langkah-langkah cara penanaman dan perawatan tanaman kelor yang
sudah di stek batang?
4. Bagaimana hasil pengamatan budidaya stek batang pada tanaman kelor?
C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :

1. Dapat mengetahui media tanam yang cocok untuk budidaya stek batang pada tanaman
kelor.
2. Dapat mengetahui bahan tanam yang cocok untuk budidaya stek batang pada tanaman
kelor.
3. Dapat mengetahui langkah-langkah penanaman dan perawatan tanaman kelor yang
dibudidayakan melalui stek batang.
4. Dapat mengetahui hasil pengamatan budidaya stek batang pada tanaman kelor.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemilihan Media Tanam

Adapun untuk pemilihan media tanam untuk penanaman tanaman kelor melalui stek batang
dibutuhkan beberapa alat kerja seperti berikut ini :

1. Sekop

Sekop adalah salah satu alat bangunan atau yang bisa digunakan untuk kuli. Sekop
memiliki bentuk corong dengan pegangan, dalam hal ini berfungsi sebagai sarana atau alat
yang dugunakan untuk menmbagikan, mencampur, dan mengambil komposisi tanah, pupuk
kandang, dan sekam bakar.

2. Poly Bag

Polybag adalah plastik segi empat yang biasanya untuk menyemaikan tanaman atau
plastik berwarna hitam yang terdapat lubang-lubang di sisinya dan terdiri dari beberapa
ukuran sesuai dengan kebutuhan masing-masing petani atau orang yang akan
membudidayakan tanamannya. Lebih mudahnya digunakan sebagai tempat tanaman.

3. Cutter

Cutter adalah benda tajam yang digunakan untuk memotong atau merapikan sebuah
benda, memiliki fungsi yang sama dengan pisau hanya saja cutter terlihat lebih minimalis dan
aman digunakan. Dalam hal ini digunakan untuk memotong dan melancipkan ujung batang
kelor yang akan ditanam.
B. Pemilihan Bahan Tanam

Bahan stek batang diambil dari percabangan tanaman kelor yang berumur sekitar 15 tahun
Cabang yang lurus dan sehat berdiameter sekitar 3-5 cm diambil sepanjang 60 cm, kemudian dibawa
ke lokasi pembibitan. Pada lokasi pembibitan potongan stek batang tersebut dipotong menjadi dua
dengan panjang 30 cm. Potongan stek batang tersebut siap digunakan sebagai bahan percobaan.

Pembuatan media

1. Tanah

Media tanah yang digunakan berupa tanah sawah yang digali sedalam 20-25 cm (top soil).
Tanah dibersihkan kemudian dikering-anginkan selama 1-2 hari. Setelah dikering-anginkan, tanah
dapat dipakai dalam percobaan ini.

2. Serbuk gergaji

Bahan baku serbuk gergaji diperoleh dari limbah pemotongan kayu dengan berbagai jenis
kayu kemudian di kering-anginkan. Serbuk gergaji yang telah siap digunak kemudian dicampurkan
tanah dengan perbandingan 1:1

3. Cocopeat

Bahan baku cocopeatdiambil dari limbah pembuatan sapu dari serabut kelapa. Kemudian
direndam menggunakan air bersih selama 1 hari. Cocopeat dijemur selama 1-2 hari dan dicampurkan
tanah dengan perbandingan 1:1 (v/v), kemudian diaduk hingga tercampur rata.

4. Hancuran tongkol jagung

Media hancuran tongkol jagung dipersiapkan dengan cara bahan baku tongkol jagung yang
diperoleh dari limbah panenan jagung petani. Tongkol jagung kemudian dihancurkan hingga ukuran
potongan-potongan berkisar antara 0,5-2,0 cm dan dijemur selama 1-2 hari. Hancuran tongkol jagung
tersebut kemudian dicampurkan tanah dengan perbandingan 1:1

5. Seresah daun bambu

Media seresah daun bambu dipersiapkan dengan cara mengambil bahan seresah daun bambu
di perkebunan bambu berupa daun yang sudah hancur atau terpotong dengan ukuran 0,5-1,0 cm pada
lapisan terbawah dari tumpukan seresah daun bambu. Hancuran daun bambu dicampurkan tanah
dengan perbandingan 1:1, kemudian diaduk hingga tercampur merata.
6. Arang sekam

Arang sekam diperoleh dari nursery tanaman hias yang telah siap digunakan. Bahan tersebut
kemudian dicampur tanah dengan perbadingan 1:1, kemudian diaduk hingga tercampur merata.
Masing-masing dari keenam media pembibitan kemudian dimasukkan ke dalam polybag berukuran 25
x 30 cm sesuai dengan jumlah unit percobaan yang telah ditentukan. Polybag yang telah berisi
masing-masing jenis media diatur secara acak lengkap dan sudah siap ditanami stek batang kelor.

7. Pupuk Kandang

Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan


pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang
adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau. Zat hara yang dikandung
pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar
kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk
kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama pupuk
kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara
baik.
C. Langkah-Langkah Cara Penanaman dan Perawatan

Berikut ini langkah-langkah penanaman tanaman kelor yang distek batang :

1. Pilihlah cabang yang memiliki diameter minimal 1 cm.


2. Potong cabang tersebut memakai pisau yang tajam dengan arah serong (30 cm).
3. Biarkan potongan cabang ini diangin-anginkan supaya agak mengering.
4. Siapkan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang.
5. Masukkan media tanam yang sudah jadi ke dalam polybag atau pot (komposisi tanah,
pupuk kandang, dan sekam bakar = 3 : 2 : 1).
6. Tanamkan potongan cabang tadi dengan kedalaman 5-10 cm.
7. Pindahkan pot/polybag ke tempat terbuka yang terkena sinar matahari
8. Sirami tanaman secara berkala untuk menjaga kelembabannya (waktu budidaya
sekitar 3 – 4 minggu).
9. Jangan lupa untuk selalu mendokumentasikan setiap kegiatan.

Berikut ini langkah-langkah perawatan tanaman kelor yang distek batang :

Sesudah pindah tanam terik matahari yang cukup dibutuhkan untuk


perkembangannya. Penyiraman dikerjakan satu kali sehari karena kelor rentan terhadap
.genangan dan memerlukan tanah dengan drainase yang bagus. Selain itu, penggunaan stek
dalam cara menanam kelor dalam pot mempunyai akar serabut juga rentan terhadap hujan
dan angin. Pada umur 3-5 bulan sesudah tanam cabang tanaman kelor perlu dipangkas untuk
meningkatkan percabangan, meningkatkan hasil dan mempermudah pemanenan.
Pemangkasan dikerjakan pada tunas apikal (10 cm dari atas) saat tinggi pohon mencapai 0,6
– 1 m. Sesudah perkembangannya teratur, pemangkasan bisa dikerjakan 10 cm saat mencapai
panjang 20 cm. 

Hama yang biasa menyerang terutama saat memakai metode cara menanam kelor
dalam kaleng bekas/pot/ploybag ialah belalang, jangkrik, ulat dan rayap. Serangga dapat
dapat memicu kerusakan daun, tunas, bunga, tunas, buah atau biji serta gangguan peredaran
getah. Untuk menyembuhkan serangan belalang dan ulat dengan memotong kembali batang
pohon, tanpa meninggalkan bagian dimana daun tumbuh. Sedangkan serangan rayap dapat
diatasi memakai bahan organik seperti menebarkan pasta biji mimba ke tanah, memupuk abu
di dasar tanaman. Penyakit yang biasanya menyerang tanaman kelor yakni jamur
cercospora spp dan septoria lycopersici. Serangan jamur tersebut akan dapat memicu bintik-
bintik cokelat yang muncul dan menutupi permukaan daun sehingga daun akan menguning
serta mati. Untuk mengendalikan perkembangan jamur yang sering menyerang pada cara
menanam kelor dengan stek batang maka bisa menggunakan ekstrak biji mimba yang
dilakukan penyemprotan pada permukaan tanaman. Selain itu, gulma yang terdapat disekitar
tanaman juga wajib dimusnahkan supaya tidak menjadi sarang tumbuhnya jamur. Seperti
yang banyak diinformasikan bahwa bubuk daun kelor pun kerap disebut sebagai sumber
protein karena mengandung sembilan asam amino esensial.

Kelor mengandung asam klorogenik yang sudah dipercaya dapat membantu


mengendalikan kadar gula darah. Sehingga memungkinkan sel untuk mengambil atau
melepaskan glukosa sesuai keperluan. Selain asam klorogenik, senyawa isothiocyanate
dengan kandungan dalam daun kelor juga mampu memberikan perlindungan alami terhadap
diabetes. Daun kelor juga mempunyai efek positif pada kontrol glukosa darah dan kadar
insulin pada pasien dengan diabetes. Tanaman pohon kelor yang sudah tumbuh dengan baik
membutuhkan sedikit perawatan. Setelah penanaman, aplikasikan pupuk tanaman rumah
tangga umum dan siram tanaman dengan baik. Penting untuk menjaga tanah tetap lembap
tetapi tidak terlalu basah. Anda tidak boleh menenggelamkan atau membuat busuk benih atau
stek. Saat pohon matang, potong cabang yang lebih tua untuk mendorong pembuahan. Bunga
kelor pertama harus dihilangkan saat mekar untuk mendorong pembuahan di tahun-tahun
berikutnya. Karena kelor adalah pohon yang tumbuh cepat, pemangkasan tahunan menjadi
bentuk semak akan membantu menjaga pertumbuhannya tetap terkendali.
D. Hasil Pengamatan

Keterangan Waktu Gambar

Dilakukan proses
pemotongan atau stek
batang tanaman kelor 17 Oktober
dirumah secara individu 2021
(kelor 1 dan kelor 2)

Dilakukan proses
penanaman batang tanaman
kelor disekolah pada media 18 Oktober
tanam yang sudah disiapkan 2021
(batang yg sudah distek)
kelor 1 dan kelor 2

Dilakukan pengamatan
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
kelor yang sudah 1 minggu
(didokumentasikan) → 25 Oktober
minggu pertama = tumbuh 2021
satu cabang muda sekitar
2cm (kelor pertama), untuk
kelor kedua belum
mengalami pertumbuhan
Dilakukan pengamatan
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
kelor yang sudah 2 minggu
(didokumentasikan) → 01
minggu kedua = cabang November
muda yang tumbuh kemarin 2021
bertambah panjang sekitar
4cm (kelor pertama), untuk
kelor kedua belum
mengalami pertumbuhan
dan mati

Dilakukan pengamatan
terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
kelor yang sudah 3 minggu
(didokumentasikan) →
minggu ketiga = cabang
muda pada kelor pertama 08
tumbuh/menambah panjang November
2cm menjadi 7cm. Untuk 2021
kelor 2 saya telah mengganti
ke tanaman stek kelor baru
yang sudah saya siapkan
dirumah, yang waktu
penanaman steknya juga
sama seperti pelaksanaan di
sekolah. Untuk kelor kedua
sudah mengalami
pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih
pesat di banding kelor
pertama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Alih Fungsi Lahan akibat pertambahan penduduk memiliki banyak faktor pemicu dan
dampaknya. Faktor penyebab alih fungsi lahan akibat pertambahan penduduk umumnya
karena faktor urbanisasi, faktor pertumbuhan penduduk yang pesat, faktor kebutuhan sandang
dan papan manusia, faktor ekonomi, dan lain lain. Proyek Budidaya Tanaman Kelor melalui
Metode Stek Batang merupakan salah satu cara atau alternative untuk mengembalikan lahan
kebun atau untuk menghijaukan kembali lahan kebun sekolah yang kosong sehingga jika
sudah bertumbuh besar nanti hasil tanaman kelor nya bisa dijual belikan atau bisa digunakan
untuk bahan obat-obatan herbal. Untuk penanaman dan perawatan tanaman kelor melalui
metode stek batang juga memerlukan media dan bahan tanam yang cocok untuk mendukung
pertumbuhan tanaman kelor. Petumbuhan tanaman kelor juga terbilang cukup lama namun
pada hasil akhirnya, tanaman kelor tetap bisa tumbuh dengan subur.

B. Saran

Menurut saya, perlu dikembangkan terus tindakan atau proyek pembudidayaan


tanaman melalui metode stek, karena mengingat semakin sempitnya lahan yang digunakan
untuk ditanami tumbuhan akibat pertambahan penduduk. Generasi kita adalah generasi yang
tepat untuk selalu mencanangkan kegiatan penghijauan untuk meminimalisir terjadinya
kelangkaan tanaman/lahan dan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi/berbisnis dari hasil
tanaman tersebut dimasa pandemic covid-19 ini.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai