Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN JAGUNG


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi

Guru Pengampu : Dra. Ambartatik Susilaningsih

Disusun oleh :
Keisha Nila Pastika / XII MIPA 5 / 12

SMA NEGERI 4 SEMARANG


Jl. Karang Rejo Raya No. 12A, Srondol Wetan, Kec. Banyumanik, Kota Semarang,
Jawa Tengah, 50263
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan beribu-ribu
nikmat dan rahmat serta ridho-Nya sehingga saya dapat menyusun Laporan Pengaruh
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung dengan
lancar.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Dra. Ambartatik
Susilaningsih pada mata pelajaran Biologi. Selain itu, bertujuan untuk menambah
wawasan serta menjadikan laporan ini sebagai bahan acuan dan pertimbangan para
pembaca sekalian dalam hal menentukan media tanam yang paling tepat untuk tanaman
jagung.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dra. Ambartatik Susilaningsih selaku
guru pengampu mata pelajaran Biologi yang telah memberikan tugas ini sehingga saya
dapat mengetahui wawasan yang lebih luas mengenai media apa saja yang bisa
digunakan untuk tanaman jagung.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan bahkan jauh dari
kata sempurna dalam menyusun laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 16 Juli 2021

Penyusun

Keisha Nila Pastika

ii
DAFTAR ISI

JUDUL…...…………………………..…………..……………..…………………………i
KATA PENGANTAR …………………………….....…………...…………….….……..ii
DAFTAR ISI ...……………………………………………………………..…………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN……………….………………………………………..………1
A. Latar Belakang ..……………….…………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah ………………….……………………………………..………..2
C. Tujuan Penelitian ………………….……..…………………………………………2
D. Manfaat Penelitian…………...……………………………………………………..3
BAB II LANDASAN TEORI ……...……………………………………………………..4
A. Pertumbuhan dan Perkembangan ………...……………………………...…..…...4
B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Berbiji ……..………………….5
C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan ………..8
D. Kerangka Teori ……...……………………………………………………..……..10
E. Keanekaragaman...……………...…………………………………….….………..11
F. Media Tanam...……………...…………………………………….………………12
G. Pemanfaatan...……………...……………………………….…………………….13
H. Hipotesis ...……………...………………………….………….…………………13
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………….…….14
A. Jadwal Peneltian……………………………………………………………….…14
B. Variabel dan Definisinya …………...…………………..………….……………14
C. Rancangan Penelitian ………………...……………...………………...…………15
D. Populasi dan Sampel ..……………………...……..……………………….……15
E. Alat dan Bahan....………………...……………………………………………….15
F. Cara Kerja ..…………….…………………………………………………………16
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ………………………….…17
A. Hasil Penelitian ……………………………………………………………………..
B. Pembahasan …………………………………………………………………………
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………..………
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..
LAMPIRAN …………………………………………………………………………….…

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkecambahan adalah proses awal berkembangnya biji menjadi suatu tumbuhan
yang baru. Dimana, biji bisa berkecambah beberapa hari setelah fertilisasi yang berawal
dari berpisahnya biji terhadap tumbuhan induknya karena memiliki struktur yang kering
dengan kadar air sedikit dan akan mulai tumbuh ketika menyerap air dari lingkungan baik
tanah maupun udara.
Amen (1963) menjelaskan bahwa perkecambahan merupakan munculnya suatu
pertumubuhan aktif yang berakibat pada pecahnya kulit biji sehingga muncul semai
tanaman baru.
Bagod Sudjadi (2006) menjelaskan bahwa perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dari embrio serta komponen biji yang mempunyai kemampuan tumbuh
dengan normal dan menjadi tumbuhan baru.
Adapun tujuan dari perkecambahan yaitu untuk mencegah timbulnya patogen serta
mencegah terjadinya dormansi benih supaya berhenti tumbuh, sehingga memperoleh
hasil perkecambahan seperti toge dan lain sebagainya.
Dalam perkecambahan biji selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Arti dari pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya tinggi, volume dan massa tubuh
pada makhluk hidup yang bersifat kuantitatif atau dapat diukur serta dihitung dengan
angka. Sedangkan perkembangan adalah suatu proses menuju kedewasaan dengan adanya
perubahan pikiran, emosi serta kecakapan yang bersifat kualitatif atau tidak dapat diukur
serta dihitung dengan angka.
Pada pertumbuhan dan perkembangan, biji akan selalu berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dibedakan menjadi 2, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan,
meliputi faktor intrasel yaitu gen, dan faktor intersel yaitu hormon. Faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan,meliputi nutrisi, suhu, cahaya, kadar
air, udara, kelembapan/pH dan media tanam tumbuhan.
Media tanam adalah komponen utama yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
tanaman. Penggunaan media tanam yang tepat akan menentukan pertumbuhan bibit,
disebabkan karena setiap media tanam mengandung unsur dan struktur yang berbeda-
beda. Fungsi dari media tanam sendiri adalah tempat tumbuh dan berkembangnya akar,
sebagai penopang tanaman dan bonggol agar tumbuh secara baik dan penyedia unsur hara
bagi tanaman.
1
Untuk menghasilkan tanaman jagung yang baik, maka diperlukan bahan media
tanam yang mendukung dengan memenuhi syarat antara lain :
1. Mampu mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhan.
2. Mempunyai drainase dan aerasi yang baik.
3. Dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar tanaman.
Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi 2, yaitu
bahan organik dan anorganik. Bahan organik adalah media tanam yang umumnya berasal
dari komponen organisme hidup seperti daun, batang, bunga atau buah. Sedangkan bahan
anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses
pelapukan batuan induk di dalam bumi atau juga bisa berasal dari bahan sintetis maupun
kimia yang dibuat di pabrik. Contoh media tanam seperti kapas, pasir, tanah dan lain
sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka saya bermaksud membahas lebih lanjut
dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman Jagung”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut.
1. Bagaimana pertumbuhan tanaman jagung dengan menggunakan media tanam
kapas ?
2. Bagaimana pertumbuhan tanaman jagung dengan menggunakan media tanam
pasir ?
3. Bagaimana pertumbuhan tanaman jagung dengan menggunakan media tanam
tanah liat ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penelitian sebagai
berikut.
1. Mengetahui hasil  penelitian pertumbuhan tanaman jagung dengan menggunakan
media tanam kapas.
2. Mengetahui hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung dengan menggunakan
media tanam pasir.
3. Memaparkan hasil penelitian pertumbuhan tanaman jagung dengan menggunakan
media tanam tanah liat.

2
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi bagi orang yang kurang bahkan belum mengetahui
pengaruh media tanam bagi tumbuhan jagung.
2. Sebagai sumber informasi dalam pengembangan teknologi pertanian.
3. Sebagai sumber informasi kepada pembaca dan petani mengenai cirri-ciri media
tanam yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung.

       

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan bisa diartikan sebagai suatu proses bertambahnya tinggi, volume
dan massa tubuh pada makhluk hidup yang dapat diukur serta dihitung dengan angka
(kuantitatif).
Menurut Marlow, pertumbuhan adalah suatu ukuran peningkatan ukuran tubuh
yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter untuk tinggi badan dan klilogram atau
gram untuk berat badan. Pertumbuhan ini dihasilkan oleh adanya pembelahan sel dan
sintesis protein dan setiap anak mempunyai potensi gen yang berbeda untuk tumbuh.
Menurut Whale dan Wong, pertumbuhan adalah suatu peningkatan jumlah dan
ukuran yang berhubungan dengan perubahan pada kuantitas jumlah sekaligus ukuran sel
tubuh karena adanya peningkatan ukuran serta berat seluruh bagian tubuh.
Pada umumnya, pertumbuhan bersifat irreversible, yang berarti tidak dapat
terulang. Ciri pertumbuhan pada makhluk hidup seperti bertambahnya tinggi dan besar
manusia, hewan dan tumbuhan hari demi hari.
Perkembangan pada makhluk hidup bisa diartikan sebagai suatu proses menuju
kedewasaan dengan adanya perubahan pikiran, emosi serta kecakapan yang tidak dapat
diukur serta dihitung dengan angka (kualitatif).
Menurut Dr. Siti Aminah Soepalarto, perkembangan adalah suatu proses yang
berlangsung sejak lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah
lakunya pada usia dini, anak-anak dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut
dengan kematangan sepanjang hidup.
Menurut Akhmad Sudrajat, perkembangan adalah perubahan yang sistematis,
progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayat
termasuk dengan perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya.
Biasanya, perkembangan bersifat reversible, yang berarti dapat terulang. Ciri
perkembangan pada manusia seperti perkembangan irri reproduksi yang disertai
dengan perubahan organ kelamin. Perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara
umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya irri- irri lama dan timbulnya irri-ciri
baru sebagai tanda kematangan suatu organ tubuh tertentu. 

4
B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Berbiji
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji diawali dengan pertemuan
antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, menjadi biji, berkecambah, tumbuh
menjadi tanaman kecil yang sempurna, dan berlanjut tumbuh dan berkembang menjadi
tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan berbunga dan berbuah.

1. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses awal berkembangnya biji menjadi suatu
tumbuhan yang baru. Dimana, biji bisa berkecambah beberapa hari setelah
fertilisasi yang berawal dari berpisahnya biji terhadap tumbuhan induknya karena
memiliki struktur yang kering dengan kadar air sedikit dan akan mulai tumbuh
ketika menyerap air dari lingkungan baik tanah maupun udara.
Adapun proses perkecambahan biji sebagai berikut : Air masuk
 mengaktifkan giberelin  memicu produksi amilase  amilase memecah pati
menjadi gula  gula sebagai bahan pertumbuhan embrio. Proses tersebut
membutuhkan struktur biji antara tumbuhan monokotil dan dikotil sehingga
menghasilkan struktur kecambah yang berbeda. Pada tumbuhan monokotil,
struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun
pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer,
hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. 
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan menjadi dua,
antara lain :
a. Perkecambahan epigeal, adalah perkecambahan dimana kotiledon biji
terangkat dari tanah ketika biji berkecambah. Terangkatnya kotiledon
ini karena di masa awal pertumbuhan embrio bagian hipokotil tumbuh
lebih panjang daripada epikotil. Contohnya seperti biji kacang merah,
kacang hijau dan kacang kapri.
b. Perkecambahan hipogeal, adalah perkecambahan dimana kotiledon biji
tidak terangkat ketika berkecambah. Tidak terangkatnya kotiledon ini
karena pada masa awal pertumbuhan embrio bagian epikotil tumbuh
lebih panjang daripada hipokotil. Contohnya seperti biji padi, jagung
dan rumput-rumputan lain.

5
2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah proses dimana ujung batang dan ujung akar
akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristem. Jaringan
meristem sendiri yakni jaringan yang selnya mampu membelah diri dengan cara
mitosis secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel
tubuh pada tumbuhan. Pada jaringan meristem terbagi menjadi tiga kategori,
jaringan meristem apikal (Terletak pada ujung akar dan batang yang berfungsi
untuk penunjang guna menambah pertumbuhan tanaman agar meninggi), jaringan
meristem lateral (Terletak pada kambium pembuluh dan kambium gabus (felogen)
yang berfungsi untuk memperbesar diameter batang dan akar tanaman) dan
jaringan meristem interkalar (Terletak pada pangkal ruas batang yang berfungsi
untuk menopang pertambahan tinggi tanaman seiring petumbuhannya yang
bertambah cepat di 2 ujung apikal).
Setelah melalui proses perkecambahan, tumbuhan mengalami proses lebih
lanjut dengan terbentuknya 3 sistem jaringan primer yaitu akar, batang, dan daun.
Tiga sistem jaringan primer yang terbentuk sebagai berikut.
a. Protoderm, adalah lapisan terluar yang akan membentuk jaringan
epidermis
b. Meristem dasar, adalah lapisan yang akan berkembang menjadi jaringan
dasar untuk mengisi lapisan korteks pada akar di antara style dan
epidermis.
c. Prokambium, adalah lapisan dalam yang akan berkembang menjadi
silinder pusat yaitu xilem dan floem.

3. Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang disebabkan adanya
aktivitas jaringan meristem sekunder yang ada pada tumbuhan. Sesudah meristem
primer membentuk jaringan permanen, lalu meristem sekunder mengalami
pertumbuhan sekunder yang terletak antara xylem dan floem.
Terjadinya pertumbuhan sekunder diawali dengan terbentuknya jaringan
meristem yang sudah sempurna lalu jaringan tersebut mengalami pertumbuhan.
Pertumbuhan ini hanya terjadi pada dikotil dengan terbentuknya kambium dari
kolenkim atau parenkim. Diawal perkembangan sebuah kabium, hanya ada
jaringan ikat pembuluh atau vasis, yang disebut juga sebagai kambium
intravaskuler dan kambium vaskuler.

6
Kambium intervaskuler adalah jenis kambium yang terdapat di antara 2 berkas
pengangkutan/ di luar berkas pengangkutan.
Adapun fungsinya untuk membentuk jari-jari empulur. Sedangkan kambium
vaskuler adalah jenis kambium yang ada di dalam berkas pengangkutan .
Kambium vasikuler ini bilamana selnya kearah dalam membentuk xilem dan ke
arah luar membentuk floem, sedangkan ke samping membentuk jaringan
meristematis yang berfungsi memperluas kambium. Xilem dan floem yang
terbentuk dari sel kambium dinamakan xilem sekunder dan floem sekunder
dengan pertumbuhannya di batang, sehingga menyebabkan batang akan tumbuh
lebih besar dan juga membentuk suatu lingkaran besar karena disebabkan oleh
musim kemarau juga hujan.

4. Pertumbuhan Terminal
Pertumbuhan terminal adalah daerah pada ujung akar dan batang tumbuhan
berbiji yang sedang aktif tumbuh. Terdapat tiga daerah pertumbuhan dan
perkembangan, antara lain :
a. Daerah Pembelahan, adalah daerah paling ujung tempat terjadinya
pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Pada daerah
pembelahan, sel memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding tipis,
dan aktif membelah diri. Daerah pembelahan ini disebut juga sebagai
daerah meristematik.
b. Daerah Pemanjangan, adalah hasil pembelahan sel-sel meristem yang
hasilnya akan bertambah besar ukurannya sehingga membentuk daerah
pemanjangan. Sel pada daerah ini lebih besar dibandingkan dengan sel
pada daerah meristem.
c. Daerah Diferensiasi, adalah daerah yang terletak di belakang daerah
pemanjangan. Sel-sel di daerah ini telah mengalami diferensiasi.
Artinya selnya telah berubah bentuk sesuai fungsinya. Sebagian sel
mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, empulur, xilem dan
floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi jaringan
parenkim (jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan
sklerenkim. Dengan terjadinya diferensiasi sel maka terbentuklah
berbagai jaringan tumbuhan.

7
C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan secara
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor ini
memiliki peran masing-masing dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Adapun penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut sebagai berikut :
1. Faktor internal
a. Gen, adalah substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke
generasi selanjutnya dengan mempengaruhi ciri dan sifat makhluk
hidup. Dimana, pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna
bunga dan rasa buah. Gen juga menentukan kemampuan metabolisme
serta tumbuh kembang sehingga cepat dan sesuai dengan periodenya.
Meskipun faktor dari gen sangat penting, namun di samping itu ada
faktor lingkungan yang ikut berpengaruh. Misalnya pada tanaman yang
memiliki sifat unggul, hanya dapat tumbuh dengan cepat, berbuah lebat,
dan rasanya manis di lahan yang subur dan kondisinya sesuai. Bila
ditanam di lahan tandus dan kondisinya tidak sesuai, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ini tidak akan optimal.
b. Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai
fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormone
memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam
tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada tanaman ada beragam jenisnya.
 Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan,
pembelahan, dan diferensiasi sel.
 Giberlin, berperan untuk pembentukan biji serta perkembangan
dan perkecambahan embrio.
 Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
 Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis,
seperti merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
 Asam absisat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya
daun.
 Kaolin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
 Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila
mengalami kerusakan jaringan.

8
2. Faktor eksternal
a. Nutrisi, adalah bahan baku dan sumber energi dalam proses
metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan
nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat
hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat
diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
b. Cahaya Matahari, adalah factor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan serta perkembangan makhluk hidup. Tanaman sangat
membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan
cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena
cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.
c. Air dan Kelembaban, adalah faktor penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat
diserap oleh tanaman guna mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat
mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga
penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
d. Suhu, adalah pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Contohnya pada padi yang ditanam pada awal musim kemarau
dimana suhu rata-rata tinggi akan lebih cepat dipanen daripada padi
yang ditanam pada musim penghujan dimana suhu rata-rata lebih
rendah. Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan
dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan
pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
e. Tanah, adalah faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang
dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan
kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor
lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat
keasaman atau pH.

9
D. Kerangka Teori
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan sumber karbohidrat selain gandum
dan padi. Selain itu, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung seperti tepung jagung atau
maizena (dari bulir), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Jagung adalah tanaman semusim (annual) yang satu siklus hidupnya diselesaikan
dalam 80-150 hari. Paruh pertama pada siklus yaitu tahap pertumbuhan vegetatif dan
paruh kedua yaitu tahap pertumbuhan generatif. Umumnya, tanaman jagung
berketinggian antara 1m sampai 3m, bahkan ada pula yang mencapai 6 m. Tinggi
tanaman bisa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Sebagian besar jagung tidak memiliki kemampuan menghasilkan anakan seperti
padi, namun ada beberapa varietas yang memilikinya. Bunga betina jagung berupa
"tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut sendiri
sebenarnya adalah tangkai putik. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat
mencapai kedalaman 8m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2m.
Tanaman jagung yang sudah cukup dewasa, akan muncul akar adventif dari buku
batang bagian bawah guna membantu menyangga tegaknya tanaman agar mudah terlihat.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset
dengan batang beruas-ruas. Ruas tersebut terbungkus pelepah daun yang muncul dari
buku. Batang jagung tergolong cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna dengan bentuk yang memanjang. Antara pelepah dan
helai daun terdapat ligula. Ligula adalah mahkota bunga yang menyerupai rambut pada
floret bunga matahari atau sejenisnya. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun yang
permukaannya licin dan berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter yang.
dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon
tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman.
Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada
jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae. Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman berupa karangan bunga. Sedangkan bunga betina tersusun dalam tongkol yang
tumbuh di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Namun
beberapa varietas dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif. Bunga jantan
jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya.

10
Kandungan gizi pada jagung yakni berupa kalori, air, protein, karbohidrat, gula,
serat, lemak, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, sodium, seng, vitamin A,
vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin
B5, vitamin B6, vitamin B9 dan vitamin B 12. Jagung dapat di klasifikasikan sebagai
berikut :
 Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
 Divisio : Spermatophita (tumbuhan berbiji)
 Sub diviso : Angiospermae (biji tertutup)
 Classis : Monocotyledone (keping satu)
 Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
 Familia : Graminaceal
 Genus : Zea
 Species : Zea Mays L

E. Keanekaragaman
Jagung dikelompokkan berdasarkan tipe bulir. Bagian kiri atas adalah jagung gigi
kuda, kiri latar depan adalah podcorn dan sisanya adalah jagung tipe mutiara. Jagung
dibedakan menjadi enam kelompok kultivar, berdasarkan karakteristik endosperma yang
membentuk bulirnya :
1. Indentata  (Dent,”gigi-kuda”)
2. Indurata (Flint,”mutiara”)
3. Saccharata (Sweet,”manis”)
4. Everta (Popcorn,”berondong”)
5. Amylacea (Flour corn,”tepung”)
6. Glutinusa ( Sticky corn,”ketan”)
7. Tunicata (Podcorn)
         Berdasarkan kultivarnya, jagung dibedakan menjadi empat tipe :
1. Galur murni, hasil seleksi terbaik dari galur-galur terpilih.
2. Komposit, dibuat dari campuran beberapa populasijagung unggul yang diseleksi
untuk keseragaman dan sifat-sifat unggul.
3. Sintetik, dibuat dari gabungan galur jagung yang memiliki keunggulan.
4. Hibrida, keturunan langsung dari persilangan guna menghasilkan efek heterosis.
        Warna bulir jagung ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya
(aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah darah, ungu, hingga ungu kehitaman.
Satu tongkol jagung dapat memiliki bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda,
karena setiap bulir terbentuk dari penyerbukan oleh serbuk sari yang berbeda-beda pula.

11
F. Media Tanam
Media tanam atau disebut juga dengan media tumbuh bagi tanaman umumnya
berupa tanah. Puluhan bahan berbeda digunakan dalam berbagai kombinasi untuk
membuat media tumbuh. Media tanam umumnya memiliki berbagai nutrisi, mineral,
air, vitamin, serta kandungan lain yang dibutuhkan tanaman, sehingga akar berperan
penting dalam menyerap kandungan hara agar media tanam bisa lebih optimal. Berikut
beberapa jenis media tanam yang bisa digunakan untuk tumbuhan jagung :
1. Media Tanam Kapas
Kapas memiliki struktur yang lembut, dan juga memiliki daya serap air yang
rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga kelembabannya, dan
juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.
2. Media Tanam Pasir
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi
tanah. Pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk
penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek batang
tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit
tanaman yang sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu,
keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat
meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Karena pasir memiliki
pori-pori besar, maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses
penguapan. Kohesi dan konsistensi pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis
oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan
dan pemupukan yang lebih intensif. Penggunaan pasir sebagai media tanam sering
dikombinasikan dengan campuran bahan anorganik lain, seperti kerikil, batu-
batuan, atau bahan organik yang disesuaikan dengan jenis tanaman.
3. Media Tanam Tanah Liat
Tanah liat adalah jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket.
Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki pori-pori berukuran kecil ( pori-pori
halus berisi air kapiler/udara) lebih banyak daripada pori-pori berukuran besar
(pori-pori kasar berisi udara/air) sehingga memiliki kemampuan mengikat air yang
cukup kuat. Pada dasarnya, tanah liat bersifat miskin unsur hara sehingga perlu
dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan
tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus
sangat cocok dijadikan sebagai media penyemaian, cangkok, dan bonsai.

12
G. Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, jagung juga bisa dijadikan
sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi
polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahan di
Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing
computer yang siap dipasarkan.

H. Hipotesis
Rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah jenis media tanam sangat
berpengaruh terhadap kecepatan perkecambahan biji jagung. Hipotesis ini disebut  juga
hipotesis alternatif, hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh veriabel bebas terhadap
variable terikat.

13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Waktu :
N
NAMA KEGIATAN HARI / TANGGAL
O
1 Mempersiapkan alat dan bahan Sabtu, 31 Juli 2021
2 Melaksanakan penelitian Senin, 2 Agustus 2021
3 Menyusun laporan Kamis, 12 Agustus 2021

Tempat : Rumah penulis ( Jalan Selaras F-17 Graha Estetika )

B. Variabel dan Definisinya


Variabel adalah faktor yang berpengaruh dan memiliki nilai (ukuran tertentu) serta
dapat berubah atau diubah. Oleh karena itu, variabel sering disebut faktor ubah atau
faktor penentu. Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada 3 macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada
bersamaan dengan variabel lain, maka akan berubah keragamannya. 
 Media Tanam Kapas
 Media Tanam Pasir
 Media Tanam Tanah Liat
2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah suatu variabel yang dikendalikan/dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen tidak dapat dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. 
 Jenis biji jagung
 Air
 Tempat untuk media tanam (gelas plastik)
 Waktu penelitian
3. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah suatu variabel yang dapat berubah karena pengaruh dari
variabel bebas. Faktor yang di amati pada penelitian ini adalah kecepatan tumbuh
perkecambahan biji jagung.

14
Pada penelitian kali ini tidak hanya variabel yang ditentukan, namun operasional
variabel juga. Operasional ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana variabel tersebut
diukur atau dibedakan. Ada 2 macam operasional variable yang akan dijelaskan, yakni :
1. Operasional variabel bebas
Media tanam perkecambahan dibedakan dengan cara melihat struktur/tingkat
resapan air tiap tempat.
2. Operasional variabel terikat/respon
Kecepatan perkecambahan diukur dengan melihat tinggi kecambah tersebut dalam
per hari.

C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menggambarkan bagaimana hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, rancangannya adalah sebagai
berikut :
 Gelas 1    : 5 biji jagung dengan media tanam kapas
 Gelas 2    : 5 biji jagung dengan media tanam pasir
 Gelas 3    : 5 biji jagung dengan media tanam tanah liat

D. Populasi dan Sampel


Populasi adalah seluruh kelompok objek atau subjek penelitian, di mana
kesimpulan akan digeneralisasikan. Dalam penelitian ini, populasi adalah semua jenis biji
jagung. Sedangkan sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Pada
penelitian ini, jenis biji yang dipakai adalah biji jagung. Jadi, jumlah sampel penelitian
adalah 3 x 5 biji.

E. Alat dan Bahan


1. Alat
 3 buah gelas plastik
 Alat tulis
 Penggaris
2. Bahan
 15 biji jagung
 Kapas
 Pasir
 Tanah liat
 Air

15
F. Cara Kerja
Berikut adalah prosedur penelitian pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman jagung tanaman jagung :
1. Rendam biji jagung dengan air selama lebih kurang 24 jam.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Masukkan kapas ke gelas plastik 1, pasir ke gelas plastik 2, dan tanah liat ke
gelas plastik 3, dengan volume kurang lebih ¼ bagian.
4. Siram menggunakan air ke dalam tiga gelas pada setiap media tanam dengan
volume yang sama setiap hari.
5. Tanam 5 biji jagung ke setiap gelas plastik yang berisi kapas, pasir, dan tanah liat.
6. Amati perkecambahan biji dengan interval sehari sekali.
7. Catat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
8. Berikan kesimpulan.

16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
JENIS RATA
N BIJI TINGGI PERTUMBUHAN HARI KE -
MEDIA RATA
O KE -
TANAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0
1 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
0 0 0 0 0 0 0 0
2 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
0 0 1,2 4,5 7 16 29 33 9,07
3 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm cm
1 Kapas 0 0 0 0 0 3 10 11
4 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
2,4 cm
0 0 0 0 0 0 0 0
5 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
Rata 0 0 0,24 0,9 1,4 3,8 7,8 8,8 2,29
0 cm 0 cm
rata cm cm cm cm cm cm cm cm cm
0 3 9,5 16 18 21,5 29 31
1 cm
2 cm
cm
6 cm
cm cm cm cm cm cm
12,5
0 0 0 0 0 0 0 0
2 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
0 0 0 0 0 0 0 0
3 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
2 Pasir 0 0 0 0 0 0 0 0
4 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
0 1,5 2,5 10 20 22 26 35 36,5 16,05
5 cm cm cm
7 cm
cm cm cm cm cm cm cm
Rata 0 0,7 1,1 2,6 3,9 7,2 8 9,5 12,8 13,5 5,93
rata cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
0 0 0 0 0 0 0 0
1 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
0 0,3 0,5 0,8 1 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 0,91
2 cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
0 0 0 0 0 0 0 0
3 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
Tanah
3 0 0 0 0 0 0 0 0
Liat 4 0 cm 0 cm 0 cm
cm cm cm cm cm cm cm cm
0 0 0 0 0 0 0 0
5 cm
0 cm
cm
0 cm
cm cm cm cm cm cm
0 cm
Rata 0 0,06 0,1 0,16 0,2 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,18
rata cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
17
B. Pembahasan
Setiap media tanam pasti memiliki daya intermolekul yang berbeda-beda. Apabila
molekulnya rapat, maka air akan sulit diresap oleh biji. Sedangkan, apabila molekulnya
renggang maka air akan mudah diserap oleh biji. Jadi daya intermolekul berbanding
terbalik dengan kecepatan air.
Selanjutnya, setiap media tanam memiliki tekstur berbeda-beda. Jika bertekstur 
pasir maka media tersebut mudah untuk diolah, media jenis ini biasanya memiliki aerasi
dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan komulatif yang relatif kecil
yang menyebabkan kemampuan menyimpan air sangat rendah dan lebih cepat kering.
Sehingga kecambah biji akan sulit tumbuh karena kekurangan air.
         Tidak hanya tekstur daya intermelekul yang dapat mempengaruhi perkecambahan,
tetapi juga kandungan unsur yang ada dalam media tanam tersebut. Kandungan unsur itu
ada yang dapat mempercepat pertumbuhan dan juga memperhambat pertumbuhan. Tapi
kebanyakan unsur-unsurnya dapat membantu biji dalam perkecambahan.
Dari hasil pengamatan diatas, ternyata perkecambahan biji jagung lebih cepat di
media tanam pasir, alasannya karena pasir mempunyai rongga udara dan daya serap air
yang baik, sehingga perkecambahan biji jagung mengalami pertumbuhan yang cepat.
18
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan biji jagung.
Mulai dari daya intermolekul, tekstur media tanam dan lain sebagainya. Apabila media
tanam memiliki daya intermolekul yang kecil, maka kecepatan perkecambahan juga akan
lambat karena biji sulit menyerap air. Sedangkan apabila daya intermolekul besar maka
sebaliknya. Jika menggunakan media tanam tanah liat, biji akan tumbuh relatif lamban,
karena tanah liat memiliki sifat miskin unsur hara. Jika menggunakan media tanam pasir,
akar tanaman akan mudah mendapat ruang gerak dan mudah menembus pori-pori karena
pasir mempunyai rongga udara dan daya serap air yang baik, sehingga perkecambahan
biji jagung mengalami pertumbuhan yang cepat dibanding media tanah liat. Dilihat dari
tekstur, apabila media tanam memiliki tekstur berserat atau berpori tidak terlalu rapat
seperti media kapas, maka akar tidak akan sulit menembus atau mudah mendapat ruang
gerak.

B. Saran
Pembaca disarankan untuk melanjutkan penelitian ini sebagai perbandingan dengan
penelitian yang lain, karena dalam setiap penelitian akan menghasilkan hasil yang
berbeda-beda. Pada hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan penanaman biji jagung.
19
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.edubio.info/2018/07/proses-perkecambahan-dan-tipe.html
 https://quora.co.id/perkecambahan/
 https://karyatulisku.com/perkembangan-peserta-didik/
 http://dilihatya.com/2401/pengertian-perkembangan-menurut-para-ahli
 https://www.gurupendidikan.co.id/pertumbuhan-primer-dan-sekunder/
 http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70502/Faktor-faktor-Yang-
Mempengaruhi-Pertumbuhan-Dan-Perkembangan-Tanaman/
 https://www.kondiskorabat.com/tanaman-pangan-terpenting-selain-padi-dan-
gandum-adalah/
20
LAMPIRAN

Menyiapkan Alat dan Bahan ( Sabtu, 31 Juli 2021 )

Hari Ke - 1 ( Senin, 2 Agustus 2021 )

Hari Ke - 2 (
Selasa, 3 Agustus 2021 )

21
Hari Ke - 3 ( Rabu, 4 Agustus 2021 )

Hari Ke - 4 ( Kamis, 5 Agustus 2021 )

Hari Ke - 5 ( Jumat, 6 Agustus 2021 )

Hari Ke - 6 ( Sabtu, 7 Agustus 2021 )


Hari Ke - 7 ( Minggu, 8 Agustus 2021 )

Hari Ke - 8 ( Senin, 9 Agustus 2021 )

Hari Ke - 9 ( Selasa, 10 Agustus 2021 )

Hari Ke - 10 ( Rabu, 11 Agustus 2021 )

Anda mungkin juga menyukai