Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Adab

Adab adalah tata cara sopan santun atau kesopanan. Karena itu sebagai pelajar
yang baik, kalian harus selalu berkata dan bertingkah laku yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
Adab dalam istilah islam adalah akhlak, yang bearti budi pekerti, perangai,
tingkah laku, atau tabiat. Jadi, akhlak adalah suatu hal yang menjelaskan arti baik
dan buruk, meneangkan apa yang seharusnya dilakuan oleh seorang manusia
terhadap tuhannya, terhadap sesamanya, dan terhadap mahluk lainnya.
Dengan demikian, manusia dituntut untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang
baik. Dan bila hal ini dilakukan seorang pelajar, maka pelajar tersebut tergolong
sebagai orang yang beradab atau berahklak.

Pengertian Tetangga
Tetangga adalah orang yan rumahnya berdekatan dengan rumah kita. Jadi, semua
orang yang rumahnya berdekatan dan bersebelahan dengan rumah kita itu adalah
tetangga, baik mereka yang beragama islam maupun mereka yang beragama
lainnya. Sebagai tetangga kita harus saling menghargai, menghormati, tolong-
menolong, baik tetangga itu kaya maupun tetangga itu orang miskin. Rasulullah
saw bersabda sebagai berikut:

َ ‫آلخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َج‬


ُ‫اره‬ ِ ْ‫َم ْن َكانَ يُؤْ ِم ُن بِاهللِ َو ْاليَ ْو ِم ا‬
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormatilah tetangga.” (H.R. Muslim)

Sikap terhadap Tetangga


Cara bertetangga
Tetangga yang baik adalah tetangga yang saling menghormati, menghargai, dan
tolong-menolong dalam segala keadaan. Kita harus mengerti tetangga kita. Dalam
bertetangga tidak diperkenankan melakukan perbuatan yang mengganggu
tetangga, seperti:
a. Memfitnah tetangga
b. Merusak taman yang ada di sekitar rumah tetangga
c. Membunyikaaan music dengan sangat keras
d. Mengganggu putera-putri atau binatang peliharaannya
e. Mengganggu rumah tangganya
f. Mempersulit tetangga yang membutuhkan kita
g. Membiarkan tetangga yang kesusahan

Tolong menolong dalam bertetangga


Manusia adalah mahluk social yang harus bergaul dengan manusia lainnya dan
tidak bias menyendiri, tetapi harus berhubungan dan berinteraksi dengan
sesamanya.
Dalam bertetangga kita pasti akan saling membutuhkan satu sama lain. Tetangga
yang kaya membutuhkan tetangga yang miskin untuk membantu menyelesaikan
pekerjaannya. Dan tetangga yang miskin membutuhkan orang kaya untuk bekerja
dan mencukupi kebutuhan hidupnya. Karena itu, kita hendaknya jangan
memandang remeh tetangga yang miskin, sebab kita membutuhkan mereka dan
mereka pun membutuhkan kita. Allah swt berfirman sebagai berikut:
…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-

menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Q.S. Al-Maidah: 2)

Sopan santun dalam bertetangga


Tetangga adalah orang yang sangat dekat dengan kita. Bila kita tertimpa musibah
atau mengadakan hajatan, tetangga yang lebih dahulu membantu kita, setelah itu
saudara-saudara kita dan handai taulan yang jauh dengan kita.
Dalam bertetangga kita harus menciptakan situasi yang bersahabat, baik di rumah,
di jalan, dan di tempat-tempat umum lainnya. Karena itu, kita harus memiliki
sopan santun dalam bertetangga. Di antara sopan santun dalam bertetangga itu
adalah sebagai berikut:
1 Harus hormat menghormati dengan tetangga, seperti menyapa ketika berjumpa
di jalan, atau mengucapkan salam ketika bertemu.
2 Bila kita berbahagia, undanglah tetangga kita untuk berbagi kebahagiaan itu.
Dan ila tetangga kita mendapat kebahagiaan, kita ucapkan selamat kepada
mereka.
3 Hendaklah kita sopan dalam berkata dan berbuat.
4 Bantulah tetangga kita yang kekurangan dan kesusahan.
5 Bersikap dan berbuat adillah dengan tetangga, serta tepatilah janji. Jika kita
sering mengingkari janji tentu hubungan dengan tetangga tidak akan baik.
Ingat janji itu adalah utang.
6 Bila kita memiliki makanan, maka berbagilah dengan tetangga kita. Dalam
sebuah hadits disebutkan dari Abu Dzar ia berkata:

‫ط َب ْختُ ِقد ًْرا أ َ ْن أ ُ ْك ِث َر َم َرقَتَ َها َفإِنه َها‬


َ ‫سله َم ِإذَا‬َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ‫صلهى ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫سو ُل ه‬
َ ‫َّللا‬ َ ‫أ َ ْو‬
ُ ‫صا ِني َر‬
‫ان‬ َ ‫س ُع ِل ْل ِج‬
ِ ‫ير‬ َ ‫أ َ ْو‬
"Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wasallam memberiku wasiat agar apabila aku masak untuk
memperbanyak kuahnya, sebab hal itu dapat memperlapang tetangga (untuk ikut merasakan)."
(AHMAD - 20417)

Menganalisis kisah sahabat Umar Bin Khattab r.a


Sebelum masuk Islam Umar bin Khattab R.A pernah ingin membunuh Nabi
Muhammad SAW. Dia sangat ditakuti oleh kaum Muslimin pada saat itu. Namun
ketika pintu hidayah masuk kedalam hatinya. Maka keadaan Islam semakin kuat.
Dan penyebaran Islampun dapat dilakukan dengan terang-terangan.
Berikut kisah Karomah Umar bin Khattab R.A, semoga kisah ini akan
memberikan Inspirasi untuk menambah keimanan kita Kepada Allah SWT.
Kisah Pertama
Sariyah bin Zanin Al-Khulaji mengisahkan bahwa ketika Umar bin Khattab R.A
menjadi Amirul Mukminin, ia pernah mengutus pasukan islam dibawah
kepemimpinannya. Pasuikan itu ditugaskan ke Nawahunda untuk menghadapi
pasukan Persia.
Jumlah pasukan Persia jauh lebih besar sehingga hampir saja pasukan muslimin
terkalahkan. Pada saat itu Umar bin Khattab R.A sedang berkhutbah di Masjid
Nabi di Madinah. Ditengah khutbahnya beliau berteriak dengan lantang diatas
mimbar “Hai Pasukan Muslimin, Naiklah keatas gunung”
Seruan itu diperdengarkan oleh Allah kepada pasukan Islam yang sedang
bertempur menghadapi musuh. Mendengar seruan itu, maka pasukan muslimin
segera naik keatas gunung seraya berkata “ Itu tadi suara Amirul Mukminin, Umar
bin Khattab” Akhirnya, kaum muslimin pun dapat bertahan dan mendapatkan
kemenangan”
Kisah Ke-2
Imam Haramain meriwayatkan bahwa pernah terjadi masa Umar bin Khattab R.A
Gempa bumi. Umar bin Khattab R.A bertakbir dan bertahmid sedangkan bumi
masih saja bergetar. Setelah umar bertakbir dan bertahmid umar segera
memukulkan cemetinya ketanah sambil berkata “ Hai bumi tenanglah kamu Atas
Izin Allah”
Seketika itu, bumi pun berhenti bergetar dan kembali tenang
Kisah Ke-3
Diriwayatkan bahwa ketika Pasukan Islam yang dibawah kepemimpinan Amar
bin Ash berhasil menaklukkan Negeri Mesir. Mereka mendapatkan sungai Nil
telah kering. Rakyat Mesir memberitahukan bahwa Sungai Nil itu dapat berjalan
setelah melemparkan seorang putri sebagai tumbal bagi dewa, seperti yang biasa
mereka lakukan setiap musim kering.
Kemudian Amar bin Ash melaporkan kejadian tersebut kepada Khalifah Umar bin
Khattab R.A dan meminta pendapatnya. Lalu Umar menulis surat kepada Amr
bin Ash yang isinya memerintahkan Amar untuk melemparkan surat khusus umar
untuk sungai Nil.
Ketika Amar membuka surta tersebut didalamya hanya tertuli
“Dari Umar bin Khattab kepada Sungai Nil Mesir. Amma ba’du.
Jika kamu mengalir dengan kehendakmu, Janganlah kamu mengalir. Namun, jika
Kamu mengalir dengan Kehendak Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa,
Kami Memohon kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk
mengalirkanmu ! “
Amar Lalu melempakan surat tersebut kedalam sungat Nil sesuai perintah
Khalifah Umar bin Khattab R.A. Atas Izin Allah SWT, maka disaat malam hari
tiba, Sungai Nil tersebut kembali mengalirkan air sehingga memberikan sumber
hidup bagi seluruh penduduk Mesir, yang hampir saja mereka tinggalkan untuk
mengungsi ketempat yang lain.
Kisah Ke-4
Diriwayatkan dari Imam Fakhrur Razi bahwa pernah seorang utusan Kaisar
Romawi datang untuk menemui Khalifah Umar bin Khattab R.A. Utusan itu
membayangkan pasti Umar bin Khattab R.A adalah tinggal di Istana megah yang
dijaga ketat oleh para pengawal yang gagah perkasa. Karena beliau adalah
pemimpin yang ditakuti oleh para musuhnya.
Ketika sanga Utusan tiba di Madinah, ia bertanya-tanya dimanakah Istana tempat
tinggal Umar ??
Namun setiap Orang yang ditemuinya menjawab bahwa Umar tidak tinggal
didalam istana. Tetapi tinggal disebuah rumah yang terbuat dari bahan bangunan
yang sederhana. Ini membuat utusan menjadi tambah bingung ?? Mana mungkin
Pemimpin yang paling ditakuti oleh Musuh-musuhnya tinggal dirumah yang
sederhana. Apalagi wilayah kekuasaanya pun sangat luas.
Utusan itu menuju padang pasir karena masyarakat memberitahukan bahwa Umar
biasa berada disana. Sesampai disana, ia mendapati Umar bin Khattab sedang
tertidur pulas diatas padang pasir tanpa dikawal oleh seorang pun.
Utusan tersebut sangat heran melihat keadaan tersebut, ia sangat takjub melihat
keadaan Umar. Seorang pemimpin yang begitu ditakuti namun tampak begitu
sederhana.
Namun melihat tidak ada seorang pun yang menjaganya, hatinya bergerak untuk
membunuh Umar dengan pedangnya sendiri. Dan berfikir dia akan mendapatkan
penghargaan besar dari Kaisar Romawi.
Ketika hendak membunuhnya, tiba-tiba muncul dua ekor singa besar datang
menuju kearahnya. Kontan saja ia pun lari terbirit-terbirit dan membuang
pedangnya.
Umar pun terbangun karena mendengar suara utusan tersebut, dan beliau
mendapati utusan tersebut dalam keadaan ketakutan yang sangat. Umar pun
menanyakan apa yang terjadi. Utusan tersebut menceritakan semua kejadian yang
ia alami. Dengan sebab itu sang utusan menyatakan diri untuk masuk Islam
dihadapan sang Umar.
Dalil kebenaran akan adanya qada dan qadar
Dalil akan qada dan qadar sudah ada sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Al-
Hadid : 22 yang artinya: “setiap bencana yang menimpa di bumi dan menimpa
dirimu sendiri, semuanya tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.”. Selain itu
tertulis pula dalam Q.S. Al-Furqan: 2 yang artinya “dan Dia menciptakan segala
sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya”. Juga dalam Q.S. An-Nisa ayat 79
yang artinya “Kebajikan apapun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan
apapun keburukan yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Ayat
tersebut menjelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini sudah
ditetapkan di Lauhul Mahfudz. Sudah menjadi ketetapan Allah atas apa yang
menimpa seseorang di dunia ini. Dan hal tersebut jangan dijadikan suatu alasan
untuk tidak berusaha, bekerja keras dan berdoa. Karena dalam Q.S. An-Nisa juga
dijelaskan apapun yang menimpa kita merupakan hasil dari usaha yang kita
lakukan.
Ciri-ciri orang yang beriman kepada qada dan qadar
Seorang muslim yang percaya akan adanya ketentuan Allah swt
pastinya memiliki tingkat ketaatan yang tinggi. Karena ketentuan Allah swt
menyangkut hidup di dunia dan di akherat. Adapun ciri-ciri orang yang beriman
kepada qada dan qadarnya Allah swt adalah :
1. Mentaati perintah Allah swt dan menjauhi serta meninggalkan segala
larangan Allah swt
2. Berusaha dan bekerja secara maksimal
3. Tawakkal kepada Allah swt secara menyeluruh dan berdoa
4. Mengisi kehidupan di dunia dengan hal-hal positif untuk mencapai
kebahagiaan hidup di akherat
5. memperhatikan dan merenungkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt
6. bersabar dalam menghadapi cobaan

Anda mungkin juga menyukai